Rabu, 25 Maret 2015

Parasitologi Balantidium Coli

MATA KULIAH  : Parasitologi
DOSEN             : Sulasmi SKM, M.Kes
 

“ Balantidium Coli ”


DISUSUN OLEH:
Kelompok 2 :
·       Andi Marlinda Gereng         po.71.4.221.13.2.005
·       Suci Syahrani                        po.71.4.221.13.2.046
·       Ahmad Nur Iman                  po.71.4.221.13.2.002
PRODI : D-IV
KEMENTRIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
2014


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.
     
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai “Balantidium Coli”. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang penulis harapkan. Untuk itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
     
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan. 



                                                                                    Makassar, 15 April 2014


                                                                                                Penyusun



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................................................................  ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................... 1
A.      Latar Belakang................................................................................................................................ 1
B.      Tujuan................................................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................................. 2
A.      Sejarah Balantidium Coli.................................................................................................... 2
B.      Penyebaran Balantidium Coli.......................................................................................... 3
C.      Taksonomi Balantidium Coli............................................................................................ 3
D.     Morfologi Balantidium Coli.............................................................................................. 3
E.       Habitat Balantidium Coli.................................................................................................... 4
F.       Siklus hidup Balantidium Coli......................................................................................... 4
G.     Penyebab penyakit Balantidium Coli.......................................................................... 5
H.     Pencegahan .............................................................................................................................. 6
BAB III PENUTUP............................................................................................................................................ 7
A.      Kesimpulan........................................................................................................................................ 7
B.      Saran...................................................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................................... 8


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Balantidiasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh Balantidium coli. Balantidium coli merupakan suatu protozoa yang masuk dalam filum Ciliophora, klas Kinetofragminophorea, ordo Trichostomatida, famili Balantidiae. Memiliki dua stadium yaitu trofozoit dan kista. Merupakan protozoa besar, habitatnya pada usus besar dan yang biasa menjadi hospes adalah babi dan manusia.
Balantidium coli merupakan satu-satunya Ciliata parasitize diketahui manusia. Ciliates mewakili filum protozoa yang ditandai, setidaknya satu tahap pengembangan, oleh organel ciliary sederhana atau senyawa pada permukaan membran mereka yang digunakan untuk bergerak. Ciliates memiliki 2 inti (satu macronucleus dan satu mikronukleus) dan berkembang biak dengan pembelahan biner melintang, konjugasi, autogamy, dan cytogamy.
Balantidium coli memiliki 2 vakuola kontraktil. Meskipun vakuola kontraktil yang umum untuk ciliates, mereka jarang terjadi di protozoa parasit, yang menunjukkan bahwa Balantidium coli memiliki kapasitas osmoregulatory unik.

B.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui sejarah Balantidium Coli
2.      Untuk mengetahui penyebaran Balantidium Coli
3.      Untuk mengetahui taksonomi Balantidium Coli
4.      Untuk mengetahui morfologi Balantidium Coli
5.      Untuk mengetahui habitat Balantidium Coli
6.      Untuk mengetahui siklus hidup Balantidium Coli
7.      Untuk mengetahui penyebab penyakit Balantidium Coli
8.      Untuk mengetahui pencegahan penyakit Balantidium Coli

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Sejarah

Pertama yang mempelajari Balantidiasis pada manusia dilakukan oleh
Cassagrandi dan Barnagallo pada 1896. Namun, percobaan ini tidak berhasil
menemukan pembuat infeksi dan tidak jelas apakah ia Balantidium coli atau bukan.
Yang pertama kasus dari Balantidiasis di Filipina, di mana ia adalah yang paling umum, dilaporkan pada 1904. Saat ini, Balantidium coli didistribusikan di seluruh dunia, namun kurang dari 1% dari populasi manusia yang terinfeksi. Babi adalah reservoir utama dari parasit, dan infeksi manusia lebih sering terjadi di daerah-daerah di mana babi banyak berinteraksi dengan manusia. Ini termasuk tempat-tempat seperti Filipina, sebagaimana disebutkan sebelumnya, tetapi juga termasuk negara-negara seperti Bolivia dan Papua Nugini. Tetapi babi tidak satu-satunya hewan dimana parasit ditemukan.
Jepang dalam sebuah kajian yang menganalisis fecal sampel di 56 spesies berhubung dgn Hewan mamalia, Balantidium coli ditemukan tidak hanya dalam semua Babi liar diuji (dengan boars liar dan babi yang dianggap spesies yang sama), itu juga ditemukan dalam lima jenis spesies non manusia: simpanse (Pan troglodytes), Hylobates lar, Squirrelmonkey (Saimiri sciurea), Kudus yakis (Comopithecus hamadryas), dan Jepang macaque (Macaca fuscata). Dalam studi lainnya Balantidium coli juga ditemukan di spesies dari pesanan Rodentia dan Carnivora.

B.     Penyebaran

Terdapat paling banyak di daerah yang beriklim panas. Pada manusia frekuensinya rendah, sekitar 0,77 % (Belding,1952), pada babi (63-91%) menurut Young, pada tahun 1950. Ada dua spesies yang berbeda, yaitu Balantidium coli, yang dapat ditularkan dari babi pada manusia dan Balantidium suiis yang tidak dapat ditularkan pada manusia. Sumber utama yaitu pada manusia yang menderita penyakit. Infeksi dapat timbul dan meningkat pada manusia yang sering berhubungan dengan babi seperti peternak babi, pekerja di rumah-rumah pemotongan hewan yang biasanya memotong hewan terutama babi memiliki sanitasi yang buruk, dan tempat-tempat yang padat seperti di penjara, rumah sakit jiwa, asrama ,dll.
Di Amerika Serikat, B. coli memiliki distribusi yang luas dengan perkiraan prevalensinya 1%. Di Papua Nugini infeksi meningkat 28% berdasarkan kultur yang dilakukan pada babi. Epidemi dapat timbul pada pasien  di RS Jiwa di Amerika Serikat. Balantidium coli juga telah dilaporkan banyak pada masyarakat yang memelihara babi.

C.    Taksonomi

·         Class                      : Ciliata
·         Ordo                      : Mastigophorasida
·         Family                   : Balantidiidae
·         Genus                    : Balantidium
·         Spesies                   : B. Coli
·         Kingdom                : Chromalveolata
·         Domain                  : Eukarya

D.    Morfologi

Tropozoit berbentuk lonjong, ukuran 60-70 x 40-50 µm. Tubuh tertutup silia pendek, kecuali di daerah mulut silia lebih panjang (adoral cilia). Bagian anterior terdapat cekungan dinamakan peristom dan terdapat mulut (sitostom), tidak memiliki usus namun dibagian posterior memiliki anus (cy;cytoyge). Terdapat 2 inti yang terdiri dari makronukleus (maN;berbentuk ginjal) dan mikronukleus (miN;berbentuk bintik kecil) yang terdapat pada cekungan makronukleus. Terdapat vakuole makanan (berisi sisa makanan ; bakteri, leukosit, erithrosit, dll) dan vakuole kontraktil (cv)
Kista berbentuk bulat, ukuran 50-60 µ, dinding dua lapis, sitoplasma bergranul, terdapat makro & mikronukleus serta sebuah badan refraktil. Tropozoit hidup dalam mukosa dan sub mukosa usus besar, terutama di daerah sekum bagian terminal daripada illeum. Bergerak ritmis dengan perantaraan cilia. Tropozoit tidak dapat lama hidup di luar badan, tetapi kista tetap hidup selama beberapa minggu. Kista yang dapat hidup di luar badan adalah bentuk infektif. Bila tertelan oleh hospes baru, maka dinding kista hancur dan trofozoit yang dilepaskan masuk dinding usus, dan memperbanyak diri.

E.     Habitat

Balantidium coli merupakan protozoa usus manusia yang terbesar dan satu-satunya golongan ciliata manusia yang patogen, menimbulkan balantidiasis atauciliate dysenteri. Penyakit zoonosis yang sumber utamanya adalah babi sebagai reservoir host, hidup di dalam usus besar manusia, babi dan kera. B.coli  dalam siklus hidupnya memiliki 2 stadium, yaitu stadium tropozoit dan kista. Lingkaran hidup B.coli dan E.histolitica sama, hanya saja bentuk kista dari B.coli tidak dapat membelah diri sebagaimana layaknya  E.histolitica.

F.     Siklus Hidup

Balantidium coli seperti yang terlihat di sebuah gunung basah dari contoh kotoran.Organisme yang dikelilingi oleh bulu mata.

Stadium kista dan tropozoit dapat berlangsung di dalam satu jenis hospes. Hospes alamiah adalah babi, dan manusia merupakan  hospes insidentil. Jika kista infektif tertelan di dalam usus besar akan berubah menjadi bentuk tropozoit. Di lumen usus atau dalam submukosa usus, tropozoit tumbuh dan memperbanyak diri (multiplikasi). Jika lingkungan usus kurang sesuai bagi tropozoit akan berubah menjadi kista.  
Stadium kista parasit yang bertanggung jawab dalam proses penularan balantidiasis.  Umumnya kista tertelan melalui kontaminasi pada makanan dan air.  Setelah tertelan, terjadi excystation pada usus halus, dan tropozoit berkoloni di usus besar Tropozoit dalam lumen usus besar binatang dan manusia, dimana memperbanyak diri dengan cara pembelahan binary fission.  Tropozoit menjadi kista infektif.  Beberapa tropozoit menginvasi ke dinding usus besar dan berkembang, beberapa kembali ke lumen dan memisahkan diri.  Kista matang keluar bersama tinja.\

G.    Penyebab Penyakit

Mukosa dan submukosa usus diinvasi dan dirusak oleh jasad yang memperbanyak diri. Invasi berhasil dengan bantuan fermen-fermen sitolitik dan penerobosan secara mekanik. Parasit memperbanyak diri dengan membentuk sarang dan abses kecil yang kemudian pecah menjadi ulkus yang lonjong dan tidak teratur dengan pinggiran merah yang menggaung. Dengan kelainan mulai dari hiperemi cataral yang sederhana sampai pada ulkus yang jelas. Masing-masing tukak mungkin terpisah dengan mukosa yang normal atau hiperemik di antaranya atau ulkus-ulkus itu menjadi satu dengan sinus-sinus yang saling berhubungan.
Pada semua kasus berakibat fatal terdapat ulkus multipel dan difus dan terdapat gangren. Sediaan histologik menunjukkan daerah-daerah hemoragik, infiltrasi sel bulat, abses, ulkus nekrotik, dan terdapat invasi parasit, reaksi utama ialah sel inti satu yang menyolok kecuali bila ada infeksi bakteri yang sekunder. Pada waktu eksaserbasi pada infeksi yang kronis terdapat ulkus-ulkus kecil dan tidak jelas. Mukosa mengalami peradangan merata dan mungkin terdapat daerah-daerah kecil yang diliputi suatu membran dan di bawahnya ada jaringan yang terkelupas. Pada infeksi sedang yang akut mungkin terdapat tinja yang encer sebanyak 6 - 15 x sehari dengan lendir, darah dan nanah. Pada keadaan kronis mungkin terdapat diare yang timbul-hilang diselingi oleh konstipasi, nyeri pada colon, anemi dan cachexia.

Banyak infeksi berjalan tanpa gejala, dan prognosis tergantung pada hebatnya infeksi dan reaksi terhadap terapi. Prognosis baik pada infeksi tanpa gejala dan pada infeksi kronis. Balantidiasis tidak berhasil menyerbu hati. Jumlah infeksi yang kecil dan kegagalan untuk menimbulkan infeksi secara eksperimen, menunjukkan kekebalan bawaan yang tinggi pada manusia.

H.    Pencegahan

Memerlukan langkah-langkah pencegahan efektif kebersihan pribadi dan masyarakat. Beberapa pengamanan khusus meliputi:
·         Pemurnian dari air minum.
·         Penanganan makanan yang tepat.
·         Memperhatikan pembuangan kotoran manusia.
·         Pemantauan kontak dari pasien balantidiasis.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Balantidiasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh Balantidium coli, dapat didiagnosa dengan menemukan parasit dalam tinja. Balantidiasis ini kebanyakan bersifat asimptomatis, dapat diobati dengan di-iodohidroksikuinolon, karbarson, klortetrasiklin.


B.     Saran

Diharapkan masyarakat dapat menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitarnya agar terhindar dari segala sumber penyakit, karena lebih mencegah daripada mengobati.

  

DAFTAR PUSTAKA


http://balantadiumcoli.blogspot.com
http://therealvika.blogspot.com/2012/04/balantidiasis-cilliata-dan.html
http://pur07.wordpress.com/2009/06/29/balantidium
http://www.slideshare.net/.../balantidium-coli-16258941


0 komentar:

Parasitologi Balantidium Coli

Written on 12.08.00 by Unknown

MATA KULIAH  : Parasitologi
DOSEN             : Sulasmi SKM, M.Kes
 

“ Balantidium Coli ”


DISUSUN OLEH:
Kelompok 2 :
·       Andi Marlinda Gereng         po.71.4.221.13.2.005
·       Suci Syahrani                        po.71.4.221.13.2.046
·       Ahmad Nur Iman                  po.71.4.221.13.2.002
PRODI : D-IV
KEMENTRIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
2014


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.
     
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai “Balantidium Coli”. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang penulis harapkan. Untuk itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
     
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan. 



                                                                                    Makassar, 15 April 2014


                                                                                                Penyusun



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................................................................  ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................... 1
A.      Latar Belakang................................................................................................................................ 1
B.      Tujuan................................................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................................. 2
A.      Sejarah Balantidium Coli.................................................................................................... 2
B.      Penyebaran Balantidium Coli.......................................................................................... 3
C.      Taksonomi Balantidium Coli............................................................................................ 3
D.     Morfologi Balantidium Coli.............................................................................................. 3
E.       Habitat Balantidium Coli.................................................................................................... 4
F.       Siklus hidup Balantidium Coli......................................................................................... 4
G.     Penyebab penyakit Balantidium Coli.......................................................................... 5
H.     Pencegahan .............................................................................................................................. 6
BAB III PENUTUP............................................................................................................................................ 7
A.      Kesimpulan........................................................................................................................................ 7
B.      Saran...................................................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................................... 8


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Balantidiasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh Balantidium coli. Balantidium coli merupakan suatu protozoa yang masuk dalam filum Ciliophora, klas Kinetofragminophorea, ordo Trichostomatida, famili Balantidiae. Memiliki dua stadium yaitu trofozoit dan kista. Merupakan protozoa besar, habitatnya pada usus besar dan yang biasa menjadi hospes adalah babi dan manusia.
Balantidium coli merupakan satu-satunya Ciliata parasitize diketahui manusia. Ciliates mewakili filum protozoa yang ditandai, setidaknya satu tahap pengembangan, oleh organel ciliary sederhana atau senyawa pada permukaan membran mereka yang digunakan untuk bergerak. Ciliates memiliki 2 inti (satu macronucleus dan satu mikronukleus) dan berkembang biak dengan pembelahan biner melintang, konjugasi, autogamy, dan cytogamy.
Balantidium coli memiliki 2 vakuola kontraktil. Meskipun vakuola kontraktil yang umum untuk ciliates, mereka jarang terjadi di protozoa parasit, yang menunjukkan bahwa Balantidium coli memiliki kapasitas osmoregulatory unik.

B.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui sejarah Balantidium Coli
2.      Untuk mengetahui penyebaran Balantidium Coli
3.      Untuk mengetahui taksonomi Balantidium Coli
4.      Untuk mengetahui morfologi Balantidium Coli
5.      Untuk mengetahui habitat Balantidium Coli
6.      Untuk mengetahui siklus hidup Balantidium Coli
7.      Untuk mengetahui penyebab penyakit Balantidium Coli
8.      Untuk mengetahui pencegahan penyakit Balantidium Coli

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Sejarah

Pertama yang mempelajari Balantidiasis pada manusia dilakukan oleh
Cassagrandi dan Barnagallo pada 1896. Namun, percobaan ini tidak berhasil
menemukan pembuat infeksi dan tidak jelas apakah ia Balantidium coli atau bukan.
Yang pertama kasus dari Balantidiasis di Filipina, di mana ia adalah yang paling umum, dilaporkan pada 1904. Saat ini, Balantidium coli didistribusikan di seluruh dunia, namun kurang dari 1% dari populasi manusia yang terinfeksi. Babi adalah reservoir utama dari parasit, dan infeksi manusia lebih sering terjadi di daerah-daerah di mana babi banyak berinteraksi dengan manusia. Ini termasuk tempat-tempat seperti Filipina, sebagaimana disebutkan sebelumnya, tetapi juga termasuk negara-negara seperti Bolivia dan Papua Nugini. Tetapi babi tidak satu-satunya hewan dimana parasit ditemukan.
Jepang dalam sebuah kajian yang menganalisis fecal sampel di 56 spesies berhubung dgn Hewan mamalia, Balantidium coli ditemukan tidak hanya dalam semua Babi liar diuji (dengan boars liar dan babi yang dianggap spesies yang sama), itu juga ditemukan dalam lima jenis spesies non manusia: simpanse (Pan troglodytes), Hylobates lar, Squirrelmonkey (Saimiri sciurea), Kudus yakis (Comopithecus hamadryas), dan Jepang macaque (Macaca fuscata). Dalam studi lainnya Balantidium coli juga ditemukan di spesies dari pesanan Rodentia dan Carnivora.

B.     Penyebaran

Terdapat paling banyak di daerah yang beriklim panas. Pada manusia frekuensinya rendah, sekitar 0,77 % (Belding,1952), pada babi (63-91%) menurut Young, pada tahun 1950. Ada dua spesies yang berbeda, yaitu Balantidium coli, yang dapat ditularkan dari babi pada manusia dan Balantidium suiis yang tidak dapat ditularkan pada manusia. Sumber utama yaitu pada manusia yang menderita penyakit. Infeksi dapat timbul dan meningkat pada manusia yang sering berhubungan dengan babi seperti peternak babi, pekerja di rumah-rumah pemotongan hewan yang biasanya memotong hewan terutama babi memiliki sanitasi yang buruk, dan tempat-tempat yang padat seperti di penjara, rumah sakit jiwa, asrama ,dll.
Di Amerika Serikat, B. coli memiliki distribusi yang luas dengan perkiraan prevalensinya 1%. Di Papua Nugini infeksi meningkat 28% berdasarkan kultur yang dilakukan pada babi. Epidemi dapat timbul pada pasien  di RS Jiwa di Amerika Serikat. Balantidium coli juga telah dilaporkan banyak pada masyarakat yang memelihara babi.

C.    Taksonomi

·         Class                      : Ciliata
·         Ordo                      : Mastigophorasida
·         Family                   : Balantidiidae
·         Genus                    : Balantidium
·         Spesies                   : B. Coli
·         Kingdom                : Chromalveolata
·         Domain                  : Eukarya

D.    Morfologi

Tropozoit berbentuk lonjong, ukuran 60-70 x 40-50 µm. Tubuh tertutup silia pendek, kecuali di daerah mulut silia lebih panjang (adoral cilia). Bagian anterior terdapat cekungan dinamakan peristom dan terdapat mulut (sitostom), tidak memiliki usus namun dibagian posterior memiliki anus (cy;cytoyge). Terdapat 2 inti yang terdiri dari makronukleus (maN;berbentuk ginjal) dan mikronukleus (miN;berbentuk bintik kecil) yang terdapat pada cekungan makronukleus. Terdapat vakuole makanan (berisi sisa makanan ; bakteri, leukosit, erithrosit, dll) dan vakuole kontraktil (cv)
Kista berbentuk bulat, ukuran 50-60 µ, dinding dua lapis, sitoplasma bergranul, terdapat makro & mikronukleus serta sebuah badan refraktil. Tropozoit hidup dalam mukosa dan sub mukosa usus besar, terutama di daerah sekum bagian terminal daripada illeum. Bergerak ritmis dengan perantaraan cilia. Tropozoit tidak dapat lama hidup di luar badan, tetapi kista tetap hidup selama beberapa minggu. Kista yang dapat hidup di luar badan adalah bentuk infektif. Bila tertelan oleh hospes baru, maka dinding kista hancur dan trofozoit yang dilepaskan masuk dinding usus, dan memperbanyak diri.

E.     Habitat

Balantidium coli merupakan protozoa usus manusia yang terbesar dan satu-satunya golongan ciliata manusia yang patogen, menimbulkan balantidiasis atauciliate dysenteri. Penyakit zoonosis yang sumber utamanya adalah babi sebagai reservoir host, hidup di dalam usus besar manusia, babi dan kera. B.coli  dalam siklus hidupnya memiliki 2 stadium, yaitu stadium tropozoit dan kista. Lingkaran hidup B.coli dan E.histolitica sama, hanya saja bentuk kista dari B.coli tidak dapat membelah diri sebagaimana layaknya  E.histolitica.

F.     Siklus Hidup

Balantidium coli seperti yang terlihat di sebuah gunung basah dari contoh kotoran.Organisme yang dikelilingi oleh bulu mata.

Stadium kista dan tropozoit dapat berlangsung di dalam satu jenis hospes. Hospes alamiah adalah babi, dan manusia merupakan  hospes insidentil. Jika kista infektif tertelan di dalam usus besar akan berubah menjadi bentuk tropozoit. Di lumen usus atau dalam submukosa usus, tropozoit tumbuh dan memperbanyak diri (multiplikasi). Jika lingkungan usus kurang sesuai bagi tropozoit akan berubah menjadi kista.  
Stadium kista parasit yang bertanggung jawab dalam proses penularan balantidiasis.  Umumnya kista tertelan melalui kontaminasi pada makanan dan air.  Setelah tertelan, terjadi excystation pada usus halus, dan tropozoit berkoloni di usus besar Tropozoit dalam lumen usus besar binatang dan manusia, dimana memperbanyak diri dengan cara pembelahan binary fission.  Tropozoit menjadi kista infektif.  Beberapa tropozoit menginvasi ke dinding usus besar dan berkembang, beberapa kembali ke lumen dan memisahkan diri.  Kista matang keluar bersama tinja.\

G.    Penyebab Penyakit

Mukosa dan submukosa usus diinvasi dan dirusak oleh jasad yang memperbanyak diri. Invasi berhasil dengan bantuan fermen-fermen sitolitik dan penerobosan secara mekanik. Parasit memperbanyak diri dengan membentuk sarang dan abses kecil yang kemudian pecah menjadi ulkus yang lonjong dan tidak teratur dengan pinggiran merah yang menggaung. Dengan kelainan mulai dari hiperemi cataral yang sederhana sampai pada ulkus yang jelas. Masing-masing tukak mungkin terpisah dengan mukosa yang normal atau hiperemik di antaranya atau ulkus-ulkus itu menjadi satu dengan sinus-sinus yang saling berhubungan.
Pada semua kasus berakibat fatal terdapat ulkus multipel dan difus dan terdapat gangren. Sediaan histologik menunjukkan daerah-daerah hemoragik, infiltrasi sel bulat, abses, ulkus nekrotik, dan terdapat invasi parasit, reaksi utama ialah sel inti satu yang menyolok kecuali bila ada infeksi bakteri yang sekunder. Pada waktu eksaserbasi pada infeksi yang kronis terdapat ulkus-ulkus kecil dan tidak jelas. Mukosa mengalami peradangan merata dan mungkin terdapat daerah-daerah kecil yang diliputi suatu membran dan di bawahnya ada jaringan yang terkelupas. Pada infeksi sedang yang akut mungkin terdapat tinja yang encer sebanyak 6 - 15 x sehari dengan lendir, darah dan nanah. Pada keadaan kronis mungkin terdapat diare yang timbul-hilang diselingi oleh konstipasi, nyeri pada colon, anemi dan cachexia.

Banyak infeksi berjalan tanpa gejala, dan prognosis tergantung pada hebatnya infeksi dan reaksi terhadap terapi. Prognosis baik pada infeksi tanpa gejala dan pada infeksi kronis. Balantidiasis tidak berhasil menyerbu hati. Jumlah infeksi yang kecil dan kegagalan untuk menimbulkan infeksi secara eksperimen, menunjukkan kekebalan bawaan yang tinggi pada manusia.

H.    Pencegahan

Memerlukan langkah-langkah pencegahan efektif kebersihan pribadi dan masyarakat. Beberapa pengamanan khusus meliputi:
·         Pemurnian dari air minum.
·         Penanganan makanan yang tepat.
·         Memperhatikan pembuangan kotoran manusia.
·         Pemantauan kontak dari pasien balantidiasis.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Balantidiasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh Balantidium coli, dapat didiagnosa dengan menemukan parasit dalam tinja. Balantidiasis ini kebanyakan bersifat asimptomatis, dapat diobati dengan di-iodohidroksikuinolon, karbarson, klortetrasiklin.


B.     Saran

Diharapkan masyarakat dapat menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitarnya agar terhindar dari segala sumber penyakit, karena lebih mencegah daripada mengobati.

  

DAFTAR PUSTAKA


http://balantadiumcoli.blogspot.com
http://therealvika.blogspot.com/2012/04/balantidiasis-cilliata-dan.html
http://pur07.wordpress.com/2009/06/29/balantidium
http://www.slideshare.net/.../balantidium-coli-16258941


If you enjoyed this post Subscribe to our feed