Rabu, 25 Maret 2015
Mata
Kuliah : Ilmu Budaya Sehat

MAKALAH
“ Perubahan Etika dan Moral”
Oleh:
Kelompok 1
Tingkat II
Prodi D.IV
KESEHATAN LINGKUNGAN
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI D.IV
2014
Kata Pengantar
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Makalah Ilmu Budaya Sehat dengan judul “Perubahan Perilaku dan Moral” ini dapat selesai dengan tepat waktu. Terwujudnya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada:
Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Makalah Ilmu Budaya Sehat dengan judul “Perubahan Perilaku dan Moral” ini dapat selesai dengan tepat waktu. Terwujudnya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Ibu Haderiah, SKM.,M.Kes selaku dosen pengampu pada mata kuliah Ilmu Budaya Sehat yang telah memberikan ilmu dan sumbangsinya dalam menyusun makalah ini.
2.
Bapak dan Ibu
tercinta yang telah memberikan motivasi dan dukungan baik moral maupun
spiritual.
3.
Teman-teman yang
tercinta yang telah sabar untuk meluangkan waktunya untuk berdiskusi dalam
menyusun makalah ini.
4.
Dan semua pihak
yang telah membantu dalam menyusun
makalah ini.
Dalam makalah ini terdapat beberapa
pembahasan materi mengenai “Pengertian etika, moral, faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan
etika dan moral, serta perubahan etika dan moral tersebut”. Namun dalam penyusunannya
masih terdapat banyak kekurangan oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun diharapkan penulis dari semua pihak, agar kedepannya lebih baik lagi
dalam menyusun makalah.
Akhir kata semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik itu
penulis terlebih kepada pembacanya.
Wasallam
Makassar, Oktober 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................ i
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
BAB
I PENDAHULUAN............................................................................................ 1
A.
Latar Belakang ............................................................................................... 1
B.
Tujuan............................................................................................................ 2
BAB
II PEMBAHASAN ............................................................................................ 3
A.
Pengertian Etika dan Moral ............................................................................ 3
B.
Dampak Modernisasi Dan Globalisasi Terhadap Etika Dan Moral.................. 5
C.
Faktor Yang Menyebabkan Terjadinya
Perubahan Moral Dan Etika............... 6
D. Solusi Untuk
Mengatasi Perubahan Moral Dan Etika................................... 10
BAB III PENUTUP..................................................................................................... 12
A.
Kesimpulan..................................................................................................... 12
B.
Saran .............................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 14
LAMPIRAN : Nama Anggota Kelompok 1................................................................. 15
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Arus globalisasi yang sedang melanda
seluruh penjuru dunia terutama Indonesia, telah memberikan banyak perubahan
terhadap kehidupan masyarakat. Globalisasi dapat diartikan sebagai proses
penyebaran unsur-unsur baru khususnya yang menyangkut informasi secara mendunia
melalui media cetak maupun elektronik.Globalisasi yang memiliki dua sisi mata
uang (positif dan negatif) juga menjadi penyebab infiltrasi budaya tidak
terbendung. Budaya-budaya sedemikian cepat dan mudah saling bertukar tempat dan
saling memengaruhi satu sama lain. Termasuk budaya hidup barat yang liberal dan
bebas merasuki budaya ketimuran yang lebih cenderung teratur dan terpelihara
oleh nilai-nilai agama.
Dampak negatif dari arus globalisasi
yang terlihat miris adalah perubahan yang cenderung mengarah pada krisis moral
dan akhlak, sehingga menimbulkan sejumlah permasalahan kompleks melanda negeri
ini akibat moral. Dapat di contohkan mulai dari hal kecil seperti anak-anak
sekolah yang membolos pada jam pelajaran, sampai dengan korupsi. Selain itu
terdapat pula tindakan-tindakan kriminal yang setiap hari biasa kita lihat. Hal
ini membuktikan bahwa krisis moral telah dan sedang melanda bangsa ini.
Baik media cetak maupun elektronik,
yang biasa kita baca dan saksikan setiap hari, semuanya menyajikan bacaan dan
tontonan yang tak jarang kurang memperhatikan moralitas, sopan santun, dan
etika. Sehingga secara langsung para pembaca dan pemirsa dapat terpengaruh
moral dan tingkah lakunya. Terutama bila para pembaca dan pemirsa tersebut
adalah remaja (pelajar) yang belum memilki bekal pengetahuan agama yang kuat.
Tak hanya itu saja, dari segi ilmu pengetahuan kita memang memperoleh banyak
manfaat dari era globalisasi ini. Namun, dari segi kebudayaan, kita lebih
mendapatkan banyak pengaruh negatif.
Jika dilihat dari segi sistem
pendidikan yang ada di Inonesia, sistem pendidikan kita selama ini masih lebih
menitikberatkan dan menjejalkan pada penguasaan kognitif akademis. Sementara afektif
dan psikomotorik seolah-olah
dinomorduakan. Sehingga yang terjadi adalah terbentuknya pribadi yang miskin
tata krama, sopan santun, dan etika moral.
B.
Tujuan
1.
Mahasiswa dapat mengetahui
pengertian Etika dan Moral.
2.
Mahasiswa
dapat mengetahui dampak modernisasi dan globalisasi terhadap etika, dan moral.
3.
Mahasiswa
dapat mengetahui faktor yang Menyebabkan terjadinya Perubahan Moral dan Etika.
4.
Mahasiswa dapat mengetahui Solusi untuk mengatasi
Perubahan moral dan etika.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Pengertian Etika
dan Moral
1. Etika
Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani
adalah “Ethos”, yang berarti hati nurani ataupun perikelakuan yang pantas (atau
yang diharapkan). Secara sederhana hal itu kemudian diartikan sebagai ajaran
tentang perikelakuan yang didasarkan pada perbandingan mengenai apa yang
dianggap baik dan apa yang dianggap buruk.
Menurut para ahli, etika tidak lain adalah aturan prilaku,
adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana
yang benar dan mana yang buruk. Perkataan etika atau lazim juga disebut etik,
berasal dari kata Yunani ETHOS yang berarti norma-norma, nilai-nilai,
kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik, seperti
yang dirumuskan oleh beberapa ahli berikut ini:
·
Drs.
O.P. SIMORANGKIR : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku
menurut ukuran dan nilai yang baik.
·
Drs.
Sidi Gajalba dalam sistematika
filsafat : etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh
yang dapat ditentukan oleh akal.
·
Drs.
H. Burhanudin Salam : etika adalah
cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan
prilaku manusia dalam hidupnya.
Etika dalam perkembangannya
sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika memberi manusia orientasi
bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Itu
berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat
dalam menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu untuk mengambil
keputusan tentang tindakan apa yang perlu di lakukan dan yang perlu di pahami
bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi
kehidupan.
2. Moral
Kata Moral berasal
dari kata latin “mos” yang berarti kebiasaan. Moral berasal dari
Bahasa Latin yaitu Moralitas adalah
istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang
mempunyai nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral
artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia
lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Namun demikian karena manusia selalu
berhubungan dengan masalah keindahan baik dan buruk bahkan dengan
persoalan-persoalan layak atau tidak layaknya sesuatu.
Moral secara
ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu
tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi.
Moral dalam zaman
sekarang mempunyai nilai implisit karena banyak orang yang mempunyai moral atau
sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Moral itu sifat dasar yang
diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia harus mempunyai moral jika ia ingin
dihormati oleh sesamanya. Moral adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan
bermasyarakat secara utuh. Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan
masyarakat setempat. Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam
berinteraksi dengan manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan
nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta
menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral
yang baik, begitu juga sebaliknya. Moral adalah produk dari budaya dan Agama. Moral juga dapat
diartikan sebagai sikap, perilaku, tindakan, kelakuan yang dilakukan seseorang
pada saat mencoba melakukan sesuatu berdasarkan pengalaman, tafsiran, suara
hati, serta nasihat, dll.
B. Dampak modernisasi
dan globalisasi terhadap etika dan moral
Dampak modernisasi dan globalisasi terhadap etika, dan
moral pelajarModernisasi merupakan suatu proses transformasi dari suatu
perubahan ke arah yang lebih maju atau meningkat di berbagai aspek dalam
kehidupan masyarakat. Sedangkan, globalisasi yang berasal dari kata global atau
globe artinya bola dunia atau mendunia.
Jadi, globalisasi berarti suatu proses masuk ke
lingkungan dunia.Modernisasi dan globalisasi dapat memperngaruhi sikap
masyarakat dalam bentuk positif maupun negatif. Penjelasannya adalah sebagai
berikut:
v Sikap Positif
1. Penerimaan secara terbuka (open
minded); lebih dinamis, tidak terbelenggu hal-hal lama yang bersikap kolot.
2. Mengembangkan sikap antisipatif dan
selektif kepekaan dalam menilai hal-hal yang akan atau sedang terjadi.
v Sikap Negatif
1. Menjadi tertutup.
2. masyarakat yang telah merasa nyaman
dengan kondisi kehidupan masyarakat yang ada.
3. Acuh tah acuh.
4. masyarakat awam yang kurang memahami
arti strategis modernisasi dan globalisasi.
5. Kurang selektif dalam menyikapi
perubahan modernisasi.
6. Dengan menerima setiap bentuk hal-hal baru tanpa
adanya seleksi.
Modernisasi dan globalisasi dapat masuk ke kehidupan masyarakat melalui
berbagai media, terutama media elektronik seperti internet. Karena dengan
fasilitas ini semua orang dapat dengan
bebas mengakses informasi dari berbagai belahan dunia. Pengetahuan dan
kesadaran seseorang sangat menentukan sikapnya untuk menyaring informasi yang
didapat. Apakah nantinya berdampak positif atau negatif terhadap dirinya,
lingkungan, dan masyarakat. Untuk itu, diperlukan pemahaman agama yang baik
sebagai dasar untuk menyaring informasi. Kurangnya filter dan selektivitas
terhadap budaya asing yang masuk ke Indonesia, budaya tersebut dapat saja masuk
pada masyarakat yang labil terhadap perubahan terutama remaja dan terjadilah
penurunan etika dan moral pada masyarakat Indonesia.
Jika dilihat pada kenyataannya, efek dari modernisasi dan globalisasi lebih
banyak mengarah ke negatif. Kita dapat kehilangan budaya negara kita sendiri
dan terbawa oleh budaya barat, jika masyarakat Indonesia sendiri tidak
mempelajari pengetahuan tentang
kebudayaan Indonesia dan tidak menjaga kebudayaan tersebut. Ada baiknya budaya
barat yang kita serap disaring terlebih dahulu. Karena tidak semua budaya barat
adalah baik. Jika kita terus menerima dan menyerap budaya asing yang tidak
sesuai dengan karakter bangsa Indonesia, dapat terjadi penyimpangan etika dan
moral bangsa Indonesia sendiri. Melalui penyimpangan etika dan moral tersebut,
dapat tercipta pola kehidupan dan pergaulan yang menyimpang. Tidak hanya akibat
negatif yang dihasilkan modernisasi dan globalisasi. Proses ini juga
menghasilkan akibat positif, yaitu terciptanya masyarakat yang lebih intelek
dan melek terhadap perubahan dan
perkembangan dunia.
C. Faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan moral dan
etika
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya Perubaha Moral dan Etika,
yaitu:
1. Longgarnya pegangan terhadap agama
Sudah menjadi tragedi dari dunia
maju, dimana segala sesuatu hampir dapat dicapai dengan ilmu pengetahuan,
sehingga keyakinan beragam mulai terdesak, kepercayaan kepada Tuhan tinggal
simbol, larangan-larangan dan suruhan-suruhan Tuhan tidak diindahkan lagi.
Dengan longgarnya pegangan seseorang pada ajaran agama, maka hilanglah kekuatan
pengontrol yang ada didalam dirinya. Dengan demikian satu-satunya alat pengawas
dan pengatur moral yang dimilikinya adalah masyarakat dengan hukum dan
peraturanya. Namun biasanya pengawasan masyarakat itu tidak sekuat pengawasan
dari dalam diri sendiri. Karen pengawasan masyarakat itu datang dari luar, jika
orang luar tidak tahu, atau tidak ada orang yang disangka akan mengetahuinya,
maka dengan senang hati orang itu akan berani melanggar peraturan-peraturan dan
hukum-hukum sosial itu. Dan apabila dalam masyarakat itu banyak ornag yang
melakukuan pelanggaran moral, dengan sendirinya orang yang kurang iman tadi
tidak akan mudah pula meniru melakukan pelanggaran-pelanggaran yang sama.
Tetapi jika setiap orang teguh keyakinannya kepada Tuhan serta menjalankan
agama dengan sungguh-sungguh, tidak perlu lagi adanya pengawasan yang ketat,
karena setiap orang sudah dapat menjaga dirinya sendiri, tidak mau melanggar
hukum-hukum dan ketentuan-ketentuan Tuhan. Sebaliknya dengan semakin jauhnya
masyarakat dari agama, semakin sudah memelihara moral orang dalam masyarakat
itu, dan semakin kacaulah suasana, karena semakin banyak
pelanggaran-pelanggaran, hak, hukum dan nilai moral.
2. Kurang efektifnya pembinaan moral
yang dilakukan oleh rumahtangga, sekolah maupun masyarakat.
Pembinaan moral yang dilakukan oleh
ketiga institusi ini tidak berjalan menurut semsetinya atau yang sebiasanya.
Pembinaan moral dirumah tangga misalnya harus dilakukan dari sejak anak masih
kecil, sesuai dengan kemampuan dan umurnya. Karena setiap anak lahir, belum
mengerti mana uang benar dan mana yang salah, dan belum tahu batas-batas dan
ketentuan moral yang tidak berlaku dalam lingkungannya. Tanpa dibiasakan
menanamkan sikap yang dianggap baik untuk manumbuhkan moral, anak-anak akan
dibesarkan tanpa mengenal moral itu. Pembinaan moral pada anak dirumah tangga
bukan dengan cara menyuruh anak menghapalkan rumusan tentang baik dan buruk,
melainkan harus dibiasakan. Zakiah Darajat mangatakan, moral bukanlah suatu
pelajaran yang dapat dicapai dengan mempelajari saja, tanpa membiasakan hidup
bermoral dari sejak keci. Moral itu tumbuh dari tindakan kepada pengertian dan
tidak sebaliknya. Seperti halnya rumah tangga, sekolahpun dapat mengambil
peranan yang penting dalam pembinaan moral anak didik. Hendaknya dapat
diusahakan agar sekolah menjadi lapangan baik bagi pertumuhan dan perkembangan
mental dan moral anak didik.
Di samping tempat pemberian
pengetahuan, pengembangan bakat dan kecerdasan. Dengan kata lain, supaya
sekolah merupakan lapangan sosial bagi anak-anak, dimana pertumbuhan mantal,
moral dan sosial serta segala aspek kepribadian berjalan dengan baik. Untuk
menumbuhkan sikap moral yang demikian itu, pendidikan agama diabaikan di
sekolah, maka didikan agama yang diterima dirumah tidak akan berkembang, bahkan
mungkin terhalang. Selanjutnya masyarakat juga harus mengambil peranan dalam
pembinaan moral. Masyarakat yanglebih rusak moralnya perelu segera diperbaiki
dan dimulai dari diri sendiri, keluarga dan orang-orang terdekat dengan kita.
Karena kerusakan masyarakat itu sangat besar pengaruhnya dalam pembinaan moral
anak-anak. Terjadinya kerusakan moral dikalangan pelajar dan generasi muda
sebagaimana disebutakan diatas, karena tidak efektifnnya keluarga, sekolah dan
masyarakat dalam pembinaan moral. Bahkan ketiga lembaga tersebut satu dan
lainnya saling bertolak belakang, tidak seirama, dan tidak kondusif bagi
pembinaan moral.
3. Dasarnya harus budaya materialistis,
hedonistis dan sekularistis.
Sekarang ini sering kita dengar dari
radio atau bacaan dari surat kabar tentang anak-anak sekolah menengah yang
ditemukan oleh gurunya atau polisi mengantongi obat-obat, gambar-gambar cabul,
alat-alat kotrasepsi seperti kondom dan benda-banda tajam. Semua alat-alat
tersebut biasanya digunakan untuk hal-hal yang dapat merusak moral. Namun,
gejala penyimpangan tersebut terjadi karena pola hidup yang semata-mata
mengejar kepuasan materi, kesenangan hawa nafsu dan tidak mengindahkan
nilai-nilai agama. Timbulnya sikap tersebut tidak bisa dilepaskan dari derasnya
arus budaya matrealistis, hedonistis dan sekularistis yang disalurkan melalui
tulisan-tulisan, bacaan-bacaan, lukisan-lukisan, siaran-siaran,
pertunjukan-prtunjukan dan sebagainya. Penyaluran arus budaya yang demikian itu
didukung oleh para penyandang modal yang semata-mata mengeruk keuntungan
material dan memanfaatkan kecenderungan para remaja, tanpa memperhatikan
dampaknya bagi kerusakan moral. Derasnya arus budaya yang demikian diduga termasuk
faktor yang paling besar andilnya dalam menghancurkan moral para remaja dan
generasi muda umumnya.
4. Belum adanya kemauan yang
sungguh-sungguh dari pemerintah.
Pemerintah yang diketahui memiliki
kekuasaan (power), uang, teknologi, sumber daya manusia dan sebagainya
tampaknya belum menunjukan kemauan yang sungguh-sunguh untuk melakuka pembinaan
moral bangsa. Hal yang demikian semaikin diperparah lagi oleh adanya ulah
sebagian elit penguasa yang semata-mata mengejar kedudukan, peluang, kekayaan
dan sebagainya dengan cara-cara tidak mendidik, seperti korupsi, kolusi dan
nepotisme yang hingga kini belum adanya tanda-tanda untuk hilang. Mereka asik
memperebutkan kekuasaan, mareri dan sebagainya dengan cara-cara tidak terpuji
itu, dengan tidak memperhitungkan dampaknya bagi kerusakan moral bangsa. Bangsa
jadi ikut-ikutan, tidak mau mendengarkan lagi apa yang disarankan dan
dianjurkan pemerintah, karena secara moral mereka sudah kehiangan daya
efektifitasnya. Sikap sebagian elit penguasa yang demikian itu semakin
memperparah moral bangsa, dan sudah waktunya dihentikan. Kekuasaan, uang,
teknologi dan sumber daya yang dimiliki pemerintah seharusnya digunakan untuk
merumuskan konsep pembinaan moral bangsa dan aplikasinya secara
bersungguh-sungguh dan berkesinambungan.
Beberapa faktor lain yang
menyebabkan menurunnya moral dan etika generasi muda saat ini adalah:
a. Salah pergaulan, apabila kita salah
memilih pergaulan kita juga bisa ikut-ikutan untuk melakukan hal yang tidak
baik.
b. Orang tua yang kurang perhatian,
apabila orang tua kuran memperhatikan anaknya, bisa-bisa anaknya merasa tidak
nyaman berada di rumah dan selalu keluar rumah. Hal ini bisa menyebabkan remaja
terkena pergaulan bebas.
c. Ingin mengikuti trend, bisa saja
awalmya para remaja merokok adalah ingin terlihat keren, padahal hal itu sama
sekali tidak benar. Lalu kalu sudah mencoba merokok dia juga akan mencoba
hal-hal yang lainnya seperti narkoba dan seks bebas.
d. Himpitan ekonomi yang membuat para
remaja stress dan butuh tempat pelarian.
D. Solusi untuk mengatasi Perubahan moral dan etika
Ada beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk
mengatasi permasalahan yang ada pada generasi penerus pada saat ini,
diantaranya adalah
1. Untuk
meghindari salah pergaulan, kita harus pandai memilah dan memilih teman dekat.
Karena pergaulan akan sangat berpengaruh terhadap etika, moral dan kepribadian
seseorang.
2. Peran orang tua
sangat penting dalam pembentukan karakter seseorang, terutama dalam mengenalkan
pendidikan agama sejak dini. Perhatian dari orang tua juga sangat penting.
Karena pada banyak kasus, kurangnya perhatian orang tua dapat menyebabkan
dampak buruk pada sikap anak.
3. Memperluas
wawasan dan pengetahuan akan sangat berguna untuk menyaring pengaruh buruk dari
lingkungan, misalnya kebiasaan merokok. Dewasa ini, orang-orang menganggap
bahwa merokok meningkatkan kepercayaan diri dalam pergaulan. Padahal jika
dilihat dari sisi kesehatan, merokok dapat menyebabkan banyak penyakit, baik
pada perokok aktif maupun pasif. Sehingga kebiasaan ini tidak hanya akan
mempengaruhi dirinya sendiri, melainkan juga orang-orang di sekelilingnya.
4. Diadakannya
pembinaan moral dan akhlak, diharapkan, dengan bekal pembinaan moral dan akhlak
yang baik dan kuat, mereka nantinya tidak mudah terjerumus dipengaruhi hal yang
negatif lagi.
5. Meningkatkan
iman dan takwa dengan cara bersyukur, bersabar, dan beramal sholeh.
6. Melakukan
kegiatan-kegiatan yang sifatnya positif, seperti ikut dalam suatu perkumpulan
remaja masjid, ikut pengajian-pengajian rutin, pagelaran seni, serta olahraga,
karena hal tersebut juga dapat meminimalkan untuk seorang anak terjun kedalam
kegiatan0kegiatan yang sifatnya mubadir (sia-sia), semua jenis kegiatan
rutin,selama kegiatan tersebut bersifat positif serta dapat juga untuk mengukir
prestasi.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari
pemaparan materi di atas, dapat disimpulkan bahwa antara moral, dan etika adalah
terletak pada sumber yang dijadikan patokan untuk menentukan baik dan buruk.
Pada etika, penilaian baik buruk berdasarkan pendapat akal pikiran, dan pada
moral berdasarkan kebiasaan yang berlaku umum di masyarakat.Berdasarkan fakta
yang ada, dapat dilihat bahwa terjadi kemerosotan nilai etika dan moral,
seperti tingkat kriminalitas yang tinggi, tingkat aborsi yang tinggi, dan
lain-lain. Jika hal-hal seperti ini tidak diperbaiki, hal ini akan menyebabkan
rusaknya generasi masyarakat di masa yang akan datang.Jika hal-hal seperti ini
tidak diperbaiki, hal ini akan menyebabkan rusaknya generasi masyarakat di masa
yang akan datang. Sehingga tidak mungkin zaman akan berganti lagi seperti zaman
jahiliyah dahulu.
Perubahan
moral dan etika terjadi akibat menurunnya moral, akhlak dan etika. Sehingga
kehidupan yang mereka jalani tidak sesuai dengan tuntunan yang ada, banyak diantara
mereka yang terjerumus pada kehidupan atau pergaulan yang bebas.
Beberapa
faktor yang menyebabkan menurunnya moral generasi muda antara lain adalah
Longgarnya pegangan terhadap agama, Kurang efektifnya pembinaan moral yang
dilakukan oleh rumah tangga, sekolah maupun masyarakat, Orang tua yang kurang
perhatian, Ingin mengikuti trend, Himpitan ekonomi yang membuat para remaja
stress dan butuh tempat pelarian.
Solusi yang
dapat dilakukan untuk menanggulangi (setidaknya meminimalkan) masalah
menurunnya moral dan etika generasi penerus adalah: Memilih teman pergaulan,
orang tua harus lebih mengawasi pergaulan anak-anaknya, serta lebih memberi
perhatian, diadakannya pembekalah moral dan akhlak, meningkatkan keimanan dan
ketakwaan, melakukan kegiatan yang bersifat positif.
B.
Saran
Semoga pembaca dapat mengetahui dan memahami perilaku etika dan moral dalam
kehidupan, sehingga dapat mengaplikasikan perilaku etika tersebut sesuai dengan
ajaran Agama masing-masing, serta menjauhi dan meninggalkan perilaku yang tidak baik.
DAFTAR PUSTAKA
http://ongiem-pgsd.blogspot.com/2012/01/bab-i-pendahuluan.html (diakses pada tanggal 08 Oktober 2014)
http://berkat-nias.blogspot.com/2013/12/pengertian-moral-dan-etika.html (diakses pada tanggal 08 Oktober 2014)
http://siswatibudiarti.wordpress.com/2010/12/23/kenakalan-remaja-bentuk-penyebab-dan-cara-mengatasinya/ (diakses pada tanggal 08 Oktober 2014)
http://ms.wikipedia.org/wiki/Moral (diakses pada tanggal 08 Oktober 2014)
http://massofa.wordpress.com/2008/11/17/pengertian-etika-moral-dan-etiket/ (diakses pada tanggal 08 Oktober 2014)
http://herman.just-forum.net/t182-pengertian-etika-jenis-jenis-etika (diakses pada tanggal 08 Oktober 2014)
http://bunkslamet.wordpress.com/2011/05/16/pengertian-etika/ (diakses pada tanggal 08 Oktober 2014)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Makalah Perubahan Etika dan Moral
Written on 13.57.00 by Unknown
Mata
Kuliah : Ilmu Budaya Sehat

MAKALAH
“ Perubahan Etika dan Moral”
Oleh:
Kelompok 1
Tingkat II
Prodi D.IV
KESEHATAN LINGKUNGAN
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI D.IV
2014
Kata Pengantar
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Makalah Ilmu Budaya Sehat dengan judul “Perubahan Perilaku dan Moral” ini dapat selesai dengan tepat waktu. Terwujudnya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada:
Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Makalah Ilmu Budaya Sehat dengan judul “Perubahan Perilaku dan Moral” ini dapat selesai dengan tepat waktu. Terwujudnya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Ibu Haderiah, SKM.,M.Kes selaku dosen pengampu pada mata kuliah Ilmu Budaya Sehat yang telah memberikan ilmu dan sumbangsinya dalam menyusun makalah ini.
2.
Bapak dan Ibu
tercinta yang telah memberikan motivasi dan dukungan baik moral maupun
spiritual.
3.
Teman-teman yang
tercinta yang telah sabar untuk meluangkan waktunya untuk berdiskusi dalam
menyusun makalah ini.
4.
Dan semua pihak
yang telah membantu dalam menyusun
makalah ini.
Dalam makalah ini terdapat beberapa
pembahasan materi mengenai “Pengertian etika, moral, faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan
etika dan moral, serta perubahan etika dan moral tersebut”. Namun dalam penyusunannya
masih terdapat banyak kekurangan oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun diharapkan penulis dari semua pihak, agar kedepannya lebih baik lagi
dalam menyusun makalah.
Akhir kata semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik itu
penulis terlebih kepada pembacanya.
Wasallam
Makassar, Oktober 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................ i
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
BAB
I PENDAHULUAN............................................................................................ 1
A.
Latar Belakang ............................................................................................... 1
B.
Tujuan............................................................................................................ 2
BAB
II PEMBAHASAN ............................................................................................ 3
A.
Pengertian Etika dan Moral ............................................................................ 3
B.
Dampak Modernisasi Dan Globalisasi Terhadap Etika Dan Moral.................. 5
C.
Faktor Yang Menyebabkan Terjadinya
Perubahan Moral Dan Etika............... 6
D. Solusi Untuk
Mengatasi Perubahan Moral Dan Etika................................... 10
BAB III PENUTUP..................................................................................................... 12
A.
Kesimpulan..................................................................................................... 12
B.
Saran .............................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 14
LAMPIRAN : Nama Anggota Kelompok 1................................................................. 15
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Arus globalisasi yang sedang melanda
seluruh penjuru dunia terutama Indonesia, telah memberikan banyak perubahan
terhadap kehidupan masyarakat. Globalisasi dapat diartikan sebagai proses
penyebaran unsur-unsur baru khususnya yang menyangkut informasi secara mendunia
melalui media cetak maupun elektronik.Globalisasi yang memiliki dua sisi mata
uang (positif dan negatif) juga menjadi penyebab infiltrasi budaya tidak
terbendung. Budaya-budaya sedemikian cepat dan mudah saling bertukar tempat dan
saling memengaruhi satu sama lain. Termasuk budaya hidup barat yang liberal dan
bebas merasuki budaya ketimuran yang lebih cenderung teratur dan terpelihara
oleh nilai-nilai agama.
Dampak negatif dari arus globalisasi
yang terlihat miris adalah perubahan yang cenderung mengarah pada krisis moral
dan akhlak, sehingga menimbulkan sejumlah permasalahan kompleks melanda negeri
ini akibat moral. Dapat di contohkan mulai dari hal kecil seperti anak-anak
sekolah yang membolos pada jam pelajaran, sampai dengan korupsi. Selain itu
terdapat pula tindakan-tindakan kriminal yang setiap hari biasa kita lihat. Hal
ini membuktikan bahwa krisis moral telah dan sedang melanda bangsa ini.
Baik media cetak maupun elektronik,
yang biasa kita baca dan saksikan setiap hari, semuanya menyajikan bacaan dan
tontonan yang tak jarang kurang memperhatikan moralitas, sopan santun, dan
etika. Sehingga secara langsung para pembaca dan pemirsa dapat terpengaruh
moral dan tingkah lakunya. Terutama bila para pembaca dan pemirsa tersebut
adalah remaja (pelajar) yang belum memilki bekal pengetahuan agama yang kuat.
Tak hanya itu saja, dari segi ilmu pengetahuan kita memang memperoleh banyak
manfaat dari era globalisasi ini. Namun, dari segi kebudayaan, kita lebih
mendapatkan banyak pengaruh negatif.
Jika dilihat dari segi sistem
pendidikan yang ada di Inonesia, sistem pendidikan kita selama ini masih lebih
menitikberatkan dan menjejalkan pada penguasaan kognitif akademis. Sementara afektif
dan psikomotorik seolah-olah
dinomorduakan. Sehingga yang terjadi adalah terbentuknya pribadi yang miskin
tata krama, sopan santun, dan etika moral.
B.
Tujuan
1.
Mahasiswa dapat mengetahui
pengertian Etika dan Moral.
2.
Mahasiswa
dapat mengetahui dampak modernisasi dan globalisasi terhadap etika, dan moral.
3.
Mahasiswa
dapat mengetahui faktor yang Menyebabkan terjadinya Perubahan Moral dan Etika.
4.
Mahasiswa dapat mengetahui Solusi untuk mengatasi
Perubahan moral dan etika.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Pengertian Etika
dan Moral
1. Etika
Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani
adalah “Ethos”, yang berarti hati nurani ataupun perikelakuan yang pantas (atau
yang diharapkan). Secara sederhana hal itu kemudian diartikan sebagai ajaran
tentang perikelakuan yang didasarkan pada perbandingan mengenai apa yang
dianggap baik dan apa yang dianggap buruk.
Menurut para ahli, etika tidak lain adalah aturan prilaku,
adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana
yang benar dan mana yang buruk. Perkataan etika atau lazim juga disebut etik,
berasal dari kata Yunani ETHOS yang berarti norma-norma, nilai-nilai,
kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik, seperti
yang dirumuskan oleh beberapa ahli berikut ini:
·
Drs.
O.P. SIMORANGKIR : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku
menurut ukuran dan nilai yang baik.
·
Drs.
Sidi Gajalba dalam sistematika
filsafat : etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh
yang dapat ditentukan oleh akal.
·
Drs.
H. Burhanudin Salam : etika adalah
cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan
prilaku manusia dalam hidupnya.
Etika dalam perkembangannya
sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika memberi manusia orientasi
bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Itu
berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat
dalam menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu untuk mengambil
keputusan tentang tindakan apa yang perlu di lakukan dan yang perlu di pahami
bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi
kehidupan.
2. Moral
Kata Moral berasal
dari kata latin “mos” yang berarti kebiasaan. Moral berasal dari
Bahasa Latin yaitu Moralitas adalah
istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang
mempunyai nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral
artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia
lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Namun demikian karena manusia selalu
berhubungan dengan masalah keindahan baik dan buruk bahkan dengan
persoalan-persoalan layak atau tidak layaknya sesuatu.
Moral secara
ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu
tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi.
Moral dalam zaman
sekarang mempunyai nilai implisit karena banyak orang yang mempunyai moral atau
sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Moral itu sifat dasar yang
diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia harus mempunyai moral jika ia ingin
dihormati oleh sesamanya. Moral adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan
bermasyarakat secara utuh. Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan
masyarakat setempat. Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam
berinteraksi dengan manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan
nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta
menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral
yang baik, begitu juga sebaliknya. Moral adalah produk dari budaya dan Agama. Moral juga dapat
diartikan sebagai sikap, perilaku, tindakan, kelakuan yang dilakukan seseorang
pada saat mencoba melakukan sesuatu berdasarkan pengalaman, tafsiran, suara
hati, serta nasihat, dll.
B. Dampak modernisasi
dan globalisasi terhadap etika dan moral
Dampak modernisasi dan globalisasi terhadap etika, dan
moral pelajarModernisasi merupakan suatu proses transformasi dari suatu
perubahan ke arah yang lebih maju atau meningkat di berbagai aspek dalam
kehidupan masyarakat. Sedangkan, globalisasi yang berasal dari kata global atau
globe artinya bola dunia atau mendunia.
Jadi, globalisasi berarti suatu proses masuk ke
lingkungan dunia.Modernisasi dan globalisasi dapat memperngaruhi sikap
masyarakat dalam bentuk positif maupun negatif. Penjelasannya adalah sebagai
berikut:
v Sikap Positif
1. Penerimaan secara terbuka (open
minded); lebih dinamis, tidak terbelenggu hal-hal lama yang bersikap kolot.
2. Mengembangkan sikap antisipatif dan
selektif kepekaan dalam menilai hal-hal yang akan atau sedang terjadi.
v Sikap Negatif
1. Menjadi tertutup.
2. masyarakat yang telah merasa nyaman
dengan kondisi kehidupan masyarakat yang ada.
3. Acuh tah acuh.
4. masyarakat awam yang kurang memahami
arti strategis modernisasi dan globalisasi.
5. Kurang selektif dalam menyikapi
perubahan modernisasi.
6. Dengan menerima setiap bentuk hal-hal baru tanpa
adanya seleksi.
Modernisasi dan globalisasi dapat masuk ke kehidupan masyarakat melalui
berbagai media, terutama media elektronik seperti internet. Karena dengan
fasilitas ini semua orang dapat dengan
bebas mengakses informasi dari berbagai belahan dunia. Pengetahuan dan
kesadaran seseorang sangat menentukan sikapnya untuk menyaring informasi yang
didapat. Apakah nantinya berdampak positif atau negatif terhadap dirinya,
lingkungan, dan masyarakat. Untuk itu, diperlukan pemahaman agama yang baik
sebagai dasar untuk menyaring informasi. Kurangnya filter dan selektivitas
terhadap budaya asing yang masuk ke Indonesia, budaya tersebut dapat saja masuk
pada masyarakat yang labil terhadap perubahan terutama remaja dan terjadilah
penurunan etika dan moral pada masyarakat Indonesia.
Jika dilihat pada kenyataannya, efek dari modernisasi dan globalisasi lebih
banyak mengarah ke negatif. Kita dapat kehilangan budaya negara kita sendiri
dan terbawa oleh budaya barat, jika masyarakat Indonesia sendiri tidak
mempelajari pengetahuan tentang
kebudayaan Indonesia dan tidak menjaga kebudayaan tersebut. Ada baiknya budaya
barat yang kita serap disaring terlebih dahulu. Karena tidak semua budaya barat
adalah baik. Jika kita terus menerima dan menyerap budaya asing yang tidak
sesuai dengan karakter bangsa Indonesia, dapat terjadi penyimpangan etika dan
moral bangsa Indonesia sendiri. Melalui penyimpangan etika dan moral tersebut,
dapat tercipta pola kehidupan dan pergaulan yang menyimpang. Tidak hanya akibat
negatif yang dihasilkan modernisasi dan globalisasi. Proses ini juga
menghasilkan akibat positif, yaitu terciptanya masyarakat yang lebih intelek
dan melek terhadap perubahan dan
perkembangan dunia.
C. Faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan moral dan
etika
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya Perubaha Moral dan Etika,
yaitu:
1. Longgarnya pegangan terhadap agama
Sudah menjadi tragedi dari dunia
maju, dimana segala sesuatu hampir dapat dicapai dengan ilmu pengetahuan,
sehingga keyakinan beragam mulai terdesak, kepercayaan kepada Tuhan tinggal
simbol, larangan-larangan dan suruhan-suruhan Tuhan tidak diindahkan lagi.
Dengan longgarnya pegangan seseorang pada ajaran agama, maka hilanglah kekuatan
pengontrol yang ada didalam dirinya. Dengan demikian satu-satunya alat pengawas
dan pengatur moral yang dimilikinya adalah masyarakat dengan hukum dan
peraturanya. Namun biasanya pengawasan masyarakat itu tidak sekuat pengawasan
dari dalam diri sendiri. Karen pengawasan masyarakat itu datang dari luar, jika
orang luar tidak tahu, atau tidak ada orang yang disangka akan mengetahuinya,
maka dengan senang hati orang itu akan berani melanggar peraturan-peraturan dan
hukum-hukum sosial itu. Dan apabila dalam masyarakat itu banyak ornag yang
melakukuan pelanggaran moral, dengan sendirinya orang yang kurang iman tadi
tidak akan mudah pula meniru melakukan pelanggaran-pelanggaran yang sama.
Tetapi jika setiap orang teguh keyakinannya kepada Tuhan serta menjalankan
agama dengan sungguh-sungguh, tidak perlu lagi adanya pengawasan yang ketat,
karena setiap orang sudah dapat menjaga dirinya sendiri, tidak mau melanggar
hukum-hukum dan ketentuan-ketentuan Tuhan. Sebaliknya dengan semakin jauhnya
masyarakat dari agama, semakin sudah memelihara moral orang dalam masyarakat
itu, dan semakin kacaulah suasana, karena semakin banyak
pelanggaran-pelanggaran, hak, hukum dan nilai moral.
2. Kurang efektifnya pembinaan moral
yang dilakukan oleh rumahtangga, sekolah maupun masyarakat.
Pembinaan moral yang dilakukan oleh
ketiga institusi ini tidak berjalan menurut semsetinya atau yang sebiasanya.
Pembinaan moral dirumah tangga misalnya harus dilakukan dari sejak anak masih
kecil, sesuai dengan kemampuan dan umurnya. Karena setiap anak lahir, belum
mengerti mana uang benar dan mana yang salah, dan belum tahu batas-batas dan
ketentuan moral yang tidak berlaku dalam lingkungannya. Tanpa dibiasakan
menanamkan sikap yang dianggap baik untuk manumbuhkan moral, anak-anak akan
dibesarkan tanpa mengenal moral itu. Pembinaan moral pada anak dirumah tangga
bukan dengan cara menyuruh anak menghapalkan rumusan tentang baik dan buruk,
melainkan harus dibiasakan. Zakiah Darajat mangatakan, moral bukanlah suatu
pelajaran yang dapat dicapai dengan mempelajari saja, tanpa membiasakan hidup
bermoral dari sejak keci. Moral itu tumbuh dari tindakan kepada pengertian dan
tidak sebaliknya. Seperti halnya rumah tangga, sekolahpun dapat mengambil
peranan yang penting dalam pembinaan moral anak didik. Hendaknya dapat
diusahakan agar sekolah menjadi lapangan baik bagi pertumuhan dan perkembangan
mental dan moral anak didik.
Di samping tempat pemberian
pengetahuan, pengembangan bakat dan kecerdasan. Dengan kata lain, supaya
sekolah merupakan lapangan sosial bagi anak-anak, dimana pertumbuhan mantal,
moral dan sosial serta segala aspek kepribadian berjalan dengan baik. Untuk
menumbuhkan sikap moral yang demikian itu, pendidikan agama diabaikan di
sekolah, maka didikan agama yang diterima dirumah tidak akan berkembang, bahkan
mungkin terhalang. Selanjutnya masyarakat juga harus mengambil peranan dalam
pembinaan moral. Masyarakat yanglebih rusak moralnya perelu segera diperbaiki
dan dimulai dari diri sendiri, keluarga dan orang-orang terdekat dengan kita.
Karena kerusakan masyarakat itu sangat besar pengaruhnya dalam pembinaan moral
anak-anak. Terjadinya kerusakan moral dikalangan pelajar dan generasi muda
sebagaimana disebutakan diatas, karena tidak efektifnnya keluarga, sekolah dan
masyarakat dalam pembinaan moral. Bahkan ketiga lembaga tersebut satu dan
lainnya saling bertolak belakang, tidak seirama, dan tidak kondusif bagi
pembinaan moral.
3. Dasarnya harus budaya materialistis,
hedonistis dan sekularistis.
Sekarang ini sering kita dengar dari
radio atau bacaan dari surat kabar tentang anak-anak sekolah menengah yang
ditemukan oleh gurunya atau polisi mengantongi obat-obat, gambar-gambar cabul,
alat-alat kotrasepsi seperti kondom dan benda-banda tajam. Semua alat-alat
tersebut biasanya digunakan untuk hal-hal yang dapat merusak moral. Namun,
gejala penyimpangan tersebut terjadi karena pola hidup yang semata-mata
mengejar kepuasan materi, kesenangan hawa nafsu dan tidak mengindahkan
nilai-nilai agama. Timbulnya sikap tersebut tidak bisa dilepaskan dari derasnya
arus budaya matrealistis, hedonistis dan sekularistis yang disalurkan melalui
tulisan-tulisan, bacaan-bacaan, lukisan-lukisan, siaran-siaran,
pertunjukan-prtunjukan dan sebagainya. Penyaluran arus budaya yang demikian itu
didukung oleh para penyandang modal yang semata-mata mengeruk keuntungan
material dan memanfaatkan kecenderungan para remaja, tanpa memperhatikan
dampaknya bagi kerusakan moral. Derasnya arus budaya yang demikian diduga termasuk
faktor yang paling besar andilnya dalam menghancurkan moral para remaja dan
generasi muda umumnya.
4. Belum adanya kemauan yang
sungguh-sungguh dari pemerintah.
Pemerintah yang diketahui memiliki
kekuasaan (power), uang, teknologi, sumber daya manusia dan sebagainya
tampaknya belum menunjukan kemauan yang sungguh-sunguh untuk melakuka pembinaan
moral bangsa. Hal yang demikian semaikin diperparah lagi oleh adanya ulah
sebagian elit penguasa yang semata-mata mengejar kedudukan, peluang, kekayaan
dan sebagainya dengan cara-cara tidak mendidik, seperti korupsi, kolusi dan
nepotisme yang hingga kini belum adanya tanda-tanda untuk hilang. Mereka asik
memperebutkan kekuasaan, mareri dan sebagainya dengan cara-cara tidak terpuji
itu, dengan tidak memperhitungkan dampaknya bagi kerusakan moral bangsa. Bangsa
jadi ikut-ikutan, tidak mau mendengarkan lagi apa yang disarankan dan
dianjurkan pemerintah, karena secara moral mereka sudah kehiangan daya
efektifitasnya. Sikap sebagian elit penguasa yang demikian itu semakin
memperparah moral bangsa, dan sudah waktunya dihentikan. Kekuasaan, uang,
teknologi dan sumber daya yang dimiliki pemerintah seharusnya digunakan untuk
merumuskan konsep pembinaan moral bangsa dan aplikasinya secara
bersungguh-sungguh dan berkesinambungan.
Beberapa faktor lain yang
menyebabkan menurunnya moral dan etika generasi muda saat ini adalah:
a. Salah pergaulan, apabila kita salah
memilih pergaulan kita juga bisa ikut-ikutan untuk melakukan hal yang tidak
baik.
b. Orang tua yang kurang perhatian,
apabila orang tua kuran memperhatikan anaknya, bisa-bisa anaknya merasa tidak
nyaman berada di rumah dan selalu keluar rumah. Hal ini bisa menyebabkan remaja
terkena pergaulan bebas.
c. Ingin mengikuti trend, bisa saja
awalmya para remaja merokok adalah ingin terlihat keren, padahal hal itu sama
sekali tidak benar. Lalu kalu sudah mencoba merokok dia juga akan mencoba
hal-hal yang lainnya seperti narkoba dan seks bebas.
d. Himpitan ekonomi yang membuat para
remaja stress dan butuh tempat pelarian.
D. Solusi untuk mengatasi Perubahan moral dan etika
Ada beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk
mengatasi permasalahan yang ada pada generasi penerus pada saat ini,
diantaranya adalah
1. Untuk
meghindari salah pergaulan, kita harus pandai memilah dan memilih teman dekat.
Karena pergaulan akan sangat berpengaruh terhadap etika, moral dan kepribadian
seseorang.
2. Peran orang tua
sangat penting dalam pembentukan karakter seseorang, terutama dalam mengenalkan
pendidikan agama sejak dini. Perhatian dari orang tua juga sangat penting.
Karena pada banyak kasus, kurangnya perhatian orang tua dapat menyebabkan
dampak buruk pada sikap anak.
3. Memperluas
wawasan dan pengetahuan akan sangat berguna untuk menyaring pengaruh buruk dari
lingkungan, misalnya kebiasaan merokok. Dewasa ini, orang-orang menganggap
bahwa merokok meningkatkan kepercayaan diri dalam pergaulan. Padahal jika
dilihat dari sisi kesehatan, merokok dapat menyebabkan banyak penyakit, baik
pada perokok aktif maupun pasif. Sehingga kebiasaan ini tidak hanya akan
mempengaruhi dirinya sendiri, melainkan juga orang-orang di sekelilingnya.
4. Diadakannya
pembinaan moral dan akhlak, diharapkan, dengan bekal pembinaan moral dan akhlak
yang baik dan kuat, mereka nantinya tidak mudah terjerumus dipengaruhi hal yang
negatif lagi.
5. Meningkatkan
iman dan takwa dengan cara bersyukur, bersabar, dan beramal sholeh.
6. Melakukan
kegiatan-kegiatan yang sifatnya positif, seperti ikut dalam suatu perkumpulan
remaja masjid, ikut pengajian-pengajian rutin, pagelaran seni, serta olahraga,
karena hal tersebut juga dapat meminimalkan untuk seorang anak terjun kedalam
kegiatan0kegiatan yang sifatnya mubadir (sia-sia), semua jenis kegiatan
rutin,selama kegiatan tersebut bersifat positif serta dapat juga untuk mengukir
prestasi.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari
pemaparan materi di atas, dapat disimpulkan bahwa antara moral, dan etika adalah
terletak pada sumber yang dijadikan patokan untuk menentukan baik dan buruk.
Pada etika, penilaian baik buruk berdasarkan pendapat akal pikiran, dan pada
moral berdasarkan kebiasaan yang berlaku umum di masyarakat.Berdasarkan fakta
yang ada, dapat dilihat bahwa terjadi kemerosotan nilai etika dan moral,
seperti tingkat kriminalitas yang tinggi, tingkat aborsi yang tinggi, dan
lain-lain. Jika hal-hal seperti ini tidak diperbaiki, hal ini akan menyebabkan
rusaknya generasi masyarakat di masa yang akan datang.Jika hal-hal seperti ini
tidak diperbaiki, hal ini akan menyebabkan rusaknya generasi masyarakat di masa
yang akan datang. Sehingga tidak mungkin zaman akan berganti lagi seperti zaman
jahiliyah dahulu.
Perubahan
moral dan etika terjadi akibat menurunnya moral, akhlak dan etika. Sehingga
kehidupan yang mereka jalani tidak sesuai dengan tuntunan yang ada, banyak diantara
mereka yang terjerumus pada kehidupan atau pergaulan yang bebas.
Beberapa
faktor yang menyebabkan menurunnya moral generasi muda antara lain adalah
Longgarnya pegangan terhadap agama, Kurang efektifnya pembinaan moral yang
dilakukan oleh rumah tangga, sekolah maupun masyarakat, Orang tua yang kurang
perhatian, Ingin mengikuti trend, Himpitan ekonomi yang membuat para remaja
stress dan butuh tempat pelarian.
Solusi yang
dapat dilakukan untuk menanggulangi (setidaknya meminimalkan) masalah
menurunnya moral dan etika generasi penerus adalah: Memilih teman pergaulan,
orang tua harus lebih mengawasi pergaulan anak-anaknya, serta lebih memberi
perhatian, diadakannya pembekalah moral dan akhlak, meningkatkan keimanan dan
ketakwaan, melakukan kegiatan yang bersifat positif.
B.
Saran
Semoga pembaca dapat mengetahui dan memahami perilaku etika dan moral dalam
kehidupan, sehingga dapat mengaplikasikan perilaku etika tersebut sesuai dengan
ajaran Agama masing-masing, serta menjauhi dan meninggalkan perilaku yang tidak baik.
DAFTAR PUSTAKA
http://ongiem-pgsd.blogspot.com/2012/01/bab-i-pendahuluan.html (diakses pada tanggal 08 Oktober 2014)
http://berkat-nias.blogspot.com/2013/12/pengertian-moral-dan-etika.html (diakses pada tanggal 08 Oktober 2014)
http://siswatibudiarti.wordpress.com/2010/12/23/kenakalan-remaja-bentuk-penyebab-dan-cara-mengatasinya/ (diakses pada tanggal 08 Oktober 2014)
http://ms.wikipedia.org/wiki/Moral (diakses pada tanggal 08 Oktober 2014)
http://massofa.wordpress.com/2008/11/17/pengertian-etika-moral-dan-etiket/ (diakses pada tanggal 08 Oktober 2014)
http://herman.just-forum.net/t182-pengertian-etika-jenis-jenis-etika (diakses pada tanggal 08 Oktober 2014)
http://bunkslamet.wordpress.com/2011/05/16/pengertian-etika/ (diakses pada tanggal 08 Oktober 2014)

0 komentar:
Posting Komentar