Rabu, 25 Maret 2015

Makalah PLASMODIUM MALARIAE

DOSEN                :  SULASMI, S.KM, M.Kes
MATA KULIAH:  PARASITOLOGI
 


PLASMODIUM MALARIAE

 




DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 8
FATKUR RAHIM                           PO.71.4.221.13.2.014
GHITA DWI LESTARI                   PO.71.4.221.13.2.017
NIRWANA YUNUS                       PO.71.4.221.13.2.0


KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI D-IV
2014




KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah, merupakan satu kata yang sangat pantas penulis ucakan kepada Allah STW, yang karena bimbingannyalah maka penulis bisa menyelesaikan sebuah karya tulis sosiologi berjudul "Plasmodium Malariae"
Saya menyadari  bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karna itu saya mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.
Terima kasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih positif bagi kita semua

Makassar, 10-April-2014

Penulis



DAFTAR ISI
Sampul........................................................................................................................1
KATA PENGANTAR………………………….…………………………………….2      
DAFTAR ISI………………………………………………………………………....3
BAB  I : PENDAHULUAN……………………..……………………………………4
A.    Latar Belakang……………………………………………………………………4
B.     Tujuan…………………………………………………………………………….4
BAB II : PEMBAHASAN…………………………………………………………...5
A.    Pengertian malaria …………………………………………………………...5
B.     Klasifikasi Plasmodium malariae……………………………………………..5
C.     Siklus Hidup Plasmodium malariae…………………………………………..5
D.    Proses Kehidupan…………………………………………………………….7
E.     Patogenesis  Malaria………………………………………………………….9
F.      Gejala-Gejala Penyakit Malaria………………………………………………9
G.    Penularan Malaria…………………………………………………………….10
H.    Pengendalian Malaria…………………………………………………………10
I.       Pencegahan…………………………………………………………………...11
BAB III : PENUTUP…………………………………………………………………12
A.    Kesimpulan…………………………………………………………………...12
B.     Saran………………………………………………………………………….12
DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dibidang kesehatan dan farmasi sangat erat hubungannya dengan dunia mikroorganisme, dikarenakan banyak penyakit yang disebabkan oleh mikroorganis mepathogen yang salah satunya adalah penyakit malaria. Penyakit ini disebabkan oleh suatuprotozoa yang disebut Plasmodium Sp. Malaria sangat dikenal oleh sebagian orang. Hal ini dikarenakan penyakit malaria merupakan salah satu penyakit yang mematikan di dunia. Dan salah satu pandemi yang pernah dialami negara-negara di dunia, khususnya banyak terjadi dinegara tropis. Indonesia sebagai salah satu negara tropis yang rentan dengan pandemi malaria tersebut. Indonesia pernah tercatat sebagai negara dengan jumlah kasus kematian tinggi akibatkasus malaria.Dalam kasus malaria penyebab utama dari banyak kematian adalah protozoa Plasmodium Sp.
Plasmodium malariae merupakan anggota dari genus Plasmodium yang dapat menyebabkan suatu penyakit malaria kuartana. Yang tingkat keparahannya lebih tinggi dari penyakit malaria tertiana ringan yang disebabkan oleh Plasmodium ovale . Organisme ini dapat melakukan penyerangann terhadap tubuh manusia dan melakukan regenerasi yang sangat cepat sehingga dibutuhkan pengetahuan yang lebih mendalam lagi tentang hal tersebut untuk dapat mengetahui berbagai informasi malaria, khususnya tentang Plasmodium malariae .

B.     Tujuan
Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut :
1.      Mengetahui berbagai informasi mengenai karakteristik dari Plasmodium malariae , termasuk siklus hidup dan dampak negatifnya.
2.      Mengetahui karakteristik dari jenis nyamuk Anopheles Sp. sebagai vektordari Plasmodium malariae
3.      Mengetahui informasi tentang penyakit malaria, baik penyebab, gejala-gejala yang ditimbulkan, cara pencegahan
4.       
BAB II
PEMBAHASAN


A.    Pengertian Malaria
Penyakit malaria adalah penyakit menular yang menyerang dalam bentuk infeksi akut ataupuan kronis. Penyakit ini disebabkan oleh protozoa genus plasmodium bentuk aseksual, yang masuk ke dalam tubuh manusia dan ditularkan oleh nyamuk Anhopeles betina. Istilah malaria diambil dari dua kata bahasa italia yaitu mal = buruk dan area =udara atau udara buruk karena dahulu banyak terdapat di daerah rawa – rawa yang  mengeluarkan bau busuk. Penyakit ini juga mempunyai nama lain seperti demam roma,demam rawa, demam tropik, demam pantai, demam charges, demam kura dan paludisme Di dunia ini hidup sekitar 400 spesies nyamuk anopheles, tetapi hanya 60 spesies berperan sebagai vektor malaria alami.

B.     Klasifikasi Plasmodium malariae
Kingdom : ProtistaPhylum : Apicomplexa
Class : Aconoidasida
Order : Haemosporida
Family : Plasmodiidae
            Genus : Plasmodium                   
Species : Plasmodium malariae
Secara keseluruhan Plasmodium terdiri dari 12 sub genera. Dari 12 sub genera tersebut, hanya 3 sub genera yang menyebabkan parasit pada manusia yaitu sub genera Plasmodium, sub genera Laverinia, dan sub genera Vinckeria. Lima sub genera menjadi parasit pada reptilia dan sub genera lainnya hidup pada burung (Aves). Plasmodium malariae biasa ditemukan di Indonesia Bagian Timur.

C.     Siklus Hidup Plasmodium malariae
            Siklus hidup pada manusiaBila nyamuk terinfeksi plasmodium menghisap darah vertebrata, nyamuk menginjeksikan air ludahnya (saliva) yang berisi sporozoit yang kecil dan memanjang masuk kedalam aliran darah. Pada dasarnya sporozoit bentuknya mirip dengan Emeria atau parasit coccidia dengan panjang 10-15 um dan diameter 1um.Begitu masuk aliran darah sporozoit langsung menghilang dalam waktu 1 jam.Ternyata mereka masuk kedalam parenchym hati atau organ internal lainnya. Fase ini disebut fase “Pre erytrocytic” atau “exoerytrocytic primer” (schizogony). Begitu masuk kedalam sel hati, parasit bermetamorfosis menjadi trophozoit.
Trophozoit memakan cytoplasma dari sel hospessecara pynositosis. Setelah sekitar 1 minggu, trophozoit menjadi masak dan mulai mengalami proses scizogony. Sejumlah anak nuclei terbentuk dan berubah bentuk menjadi schizont yang disebut “Cryptozoit”. Dalam masa pembelahan inti, membranan nukleus tetap utuh. Mitokondria membesar pada saat terjadi perkembangan trophozoitmenjadi banyak mitokondria. Merozoit yang terbentuk terjadi setelah proses cytokinesis.Merozoit lebih pendek daripada sporozoit. Merozoit masuk ke sel hati lainnya dan membentuk schizont dan kemudian membentuk merozoit lagi.Merozoit meninggalkan sel hati berpenetrasi ke dalam sel erytrocyt, ini adalah awal fase “erytrocytic”.
Begitu masuk erytrocyt, merozoit berubah bentuk menjaditrophozoit lagi. Cytoplasma sel darah dimakan dan membentuk vacuola cincincytoplasma dengan nukleus berada dipinggirnya. Pada saat trophozoit tumbuh, vacuolamenjadi tidak jelas, tetapi terlihat granula pigmen dari hemozoin dari vacuola.
“Hemozoin” adalah produk dari digesti parasit asal hemoglobin dari hospes tetapi bukan degradasi dari bagian hemoglobin.Parasit cepat berkembang menjadi schizont. Bilamana perkembangan merozoit telah sempurna, maka sel pecah kemudian keluar sel metabolik dari parasit dan residu dari selhospes termasuk hemozoin. Banyak merozoit dibunuh oleh sel reticuloendothelial dan leucocyt, tetapi masih ada sejumlah merozoit yang berparasit dalam sel hospes.Setelah beberapa generasi proses reproduksi asexual tersebut, beberapa merozoit masuk kedalah sel erytrocyt dan membentuk “Macrogametocyt” dan “microgametocyt”, berbentuk agak pipih dan mengandung hemozoin.
“Gametocytogenesis”mungkin juga terjadi dalam hati. Bila tidak termakan nyamuk,gametocyt segera akan mati atau dimakan oleh sel phagocyt dalam sistem reticuloendothelial.Siklus Hidup pada Nyamuk Anopheles Betina Bila erytrocyt yang mengandung gemetocyt dihisap oleh nyamuk yang bukan vektor (tidak cocok), maka darah akan didigesti dan parasit akan mati. Tetapi bila dihisap olehnyamuk vektor (cocok) maka gametocyt berkembang menjadi gamet. Secara alami hanyanyamuk betina yang menghisap darah. Hospes yang cocok pada parasit plasmodium adalah nyamuk  Anopheles spp.
Setelah keluar dari erytrocyt, macrogametocyt masak dan menjadi macrogamet. Dilain pihak microgamet berubah bentuk menjadi “exflagelasi” Begitu microgamet menjadi extraseluler, dalam waktu 10-12 menit, nucleus membelahdiri menjadi 6-8 anak nuclei, dimana setiap nuclei berkembang menjadi axonema. Padasaat dinding microgamet pecah setiap flagella yang mengandung nuclei bergerak keluarbebas mencari macrogamet dan berpenetrasi sehingga terjadi fertilisasi. Hasilnya adalahzygot diploid yang dengan cepat berkembang menjadi ookinete yang motil denganbentuk yang memanjang.
Plasmodium Malariae memiliki morfologi yang berbeda-beda pada setiap stadiumnya. Stadium– stadium tersebut meliputi :
a. Stadium Tropozoit
Tropozoit muda ditemukan sebagai cincin kompak dalam sel-selyang mengandung titik James. Cincin trofozoit tetap kompak karenamereka mengembangkan dan menunjukkan sedikit bagianamoeboid secara umum. Butiran kecil pigmen yang tersebar dapatdilihat dalam mengembangkan trofozoit yang membubarkansebagai trofozoit yang telah jatuh. Akhir trofozoit bulat dankonsolidasi dengan peningkatan sitoplasma
b. Stadium Skizon
Stadium skizon dari sediaan darah penderita merozoit 6-12(rata-rata 8), tersusun simetris, pigmen coklat kekuningan.
c. Staduim gametosit
Pada gametosit matang berbentuk bulat, mengisidua pertiga dari sel darah merah. Sel merah sedikitdiperbesar dan dan dibintiki dan berisi pigmenyang memiliki pengaturan yang berbeda rodletskonsentris, terutama di pinggiran

D.    Proses Kehidupan
Sebagaimana Makhluk hidup lainnya, Plasmodium malariae juga melakukan proseskehidupan meliputi :
a.       Metabolisme (pertukaran zat)
Untuk hidupnya, plasmodium mengambil oksigen dan zat makanan darihemoglobin sel darah merah (eritrosit) dari proses metabolisme meninggalkan sisaberupa pigmen yang terdapat dalam sitoplasma. Keberadaan pigmen ini bisa dijadikansalah satu indikator dalam identifikasi.
b.      Pertumbuhan
pertumbuhan disini adalah perubahan morfologi yang meliputi, perubahan bentuk, ukuran, warna, serta sifat dari bagian-bagian sel. Perubahan ini mengakibatkan suatu stadium parasit pada berbagai spesies menjadi bervariasi. Setiap proses membutuhkan waktu sehingga morfologi stadium parasit yang ada pada sediaan darah dipengaruhi oleh waktu pengambilan darah dilakukan.
c.       Pergerakan Plasmodium malariae
Plasmodium malariae bergerak dengan cara menyebarkan sitoplasmanya yangberbentuk kaki palsu (pseudopodia) bentuk penyebaran ini dikenal sehingga bentuk sitoplasma amuboit (tanpa bentuk).
d.             Perkembangbiakan
Perkembangbiakan artinya berubah dari 1 sel atau sepasang sel menjadi beberapa sel baru pada 2 macam perkembangbiakan plasmodium Yaitu :
1.  Perkembangbiakan secara Seksual
Perkembangbiakan ini terjadi dalam tubuh nyamuk melalui proses sporogoni. Bila mikrogametofit (sel jantan) dan makrogametofit (sel betina) terhisap olehvektor bersama darah penderita maka proses perkawinan antara kedua sel kelamin itu akan terjadi. Dari proses ini akan terbentuk zigot yang kemudianakan berubah menjadi ookinet dan selanjutnya menjadi ookista. Terakhir,ookista pecah dan membentuk sporozoit yang tinggal dalam kelenjar ludahvektor. Perubahan dari mikrogametosit dan makrogametosit sampai menjadi sporozoit di dalam kelenjar ludah vektor disebut masa tunas eksintrinsik atausiklus sporogoni. Jumlah sporokista pada setiap ookista dan lamanya siklus sporogoni pada plasmodium malariae menunjukkan jumlah sporozoit dalamookista adalah 6-8 butir dan siklus sporogoni selama 26-28 hari.
2.  Perkembangan secara Aseksual
Perkembangbiakan ini terjadi didalam tubuh manusia melalui proses Sizogoniyang terjadi melalui proses pembelahan sel secara ganda. Inti tropozoit 2, 4, 8dan seterusnya sampai pada tahap tertentu. Bila pembelahan ini telah selsesai sitoplasma sel induk dibagi-bagi kepada setiap inti dan terbentuklah sel baruyang disebut merozoit.
e.               Reaksi terhadap rangsangan
Plasmodium malariae memberikan reaksi terhadap rangsangan yang datang dari luar ini sebagai upaya mempertahankan diri seandainya rangsangan ini berupa ancaman terhadap dirinya , misalnya plasmodium dapat membentuk sistem kekebalan(resistensi) terhadap obat anti malaria yang digunakan oleh penderita.
            
E.     Patogenesis Malaria
Patogenesis malaria akibat dari interaksi kompleks antara parasit, inang danlingkungan. Patogenesis lebih ditekankan pada terjadinya peningkatan permeabilitas pembuluh darah daripada koagulasi intravaskuler. Oleh karena skizogoni menyebabkan kerusakan eritrosit maka akan terjadi anemia. Beratnya anemi tidak sebanding dengan parasitemia menunjukkan adanya kelainan eritrosit selain yang mengandung parasit. Hal ini diduga akibat adanya toksin malaria yang menyebabkan gangguan fungsi eritrosit dansebagian eritrosit pecah melalui limpa sehingga parasit keluar. Faktor lain yang menyebabkan terjadinya anemia mungkin karena terbentuknya antibodi terhadap eritrosit.Limpa mengalami pembesaran dan pembendungan serta pigmentasi sehingga mudah pecah. Dalam limpa dijumpai banyak parasit dalam makrofag dan sering terjadi fagositosis dari eritrosit yang terinfeksi maupun yang tidak terinfeksi.

F.     Gejala-Gejala Penyakit Malaria
Gejala-gejala klasik umum yaitu terjadinya trias malaria (Malaria proxym) secaraberurutan:
a.       Periode dingin
Dimulai dengan menggigil, kulit dingin, dan kering, penderita sering membungkus dirinya dengan selimut atau sarung pada saat menggigil, sering seluruh badan gemetar, pucat sampai sianosis seperti orang kedinginan. Periode ini berlangsung antara 15 menit sampai 1 jam diikuti dengan meningkatnya temperature. (Mansyor A dkk, 2001)
b.              Periode Demam
Wajah penderita terlihat merah, kulit panas dan kering, nadi cepat dan panastubuh tetap tinggi, dapat sampai 40ºC atau lebih, penderita membuka selimutnya,respirasi meningkat, nyeri kepala, nyeri retroorbital, muntah- muntah dan dapat terjadisyok. Periode ini berlangsung lebih lama dari fase dingin dapat sampai 2 jam atau lebih, diikuti dengan keadaan berkeringat. (Harijanto P.N, 2006). deposit pigmentersebut.
c.       Periode berkeringat
Penderita berkeringat mulai dari temporal, diikuti seluruh tubuh, penderita merasa capek dan sering tertidur. Bila penderita bangun akan merasa sehat dan dapat melakukan pekerjaan biasa. (Harijanto P.N, 2006).

G.    Penularan Malaria
Cara penularan, apakah secara alamiah atau bukan alamiah, juga mempengaruhi. Penularan bukan alamiah seperti penularan malalui transfusi darah, masa inkubasinya tergantung pada jumlah parasit yang turut masuk bersama darah dan tingkat imunitas penerima arah. Secara umum dapat dikatakan bahwa masa inkubasi bagi plasmodium falciparum adalah 10 hari setelah transfusi, plasmodium vivax setelah 16 hari dan  plasmodium malariae setelah 40 hari lebih. Masa inkubasi merupakan rentang waktu sejak sporozoit masuk sampai timbulnya gejala klinis yang ditandai dengan demam.Masa  inkubasi Plasmodium malariae yaitu 28-30 hari.

H.    Pengendalian Malaria
Penanggulangan malaria seharusnya ditujukan untuk memutuskan rantai penularanantara Host, Agent dan Environment, pemutusan rantai penularan ini harus ditujukan kepada sasaran yang tepat .
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam pengendalian vektor adalah sebagai berikut :
1.      Penyemprotan rumah, penyemprotan dilakukan pada semua bangunan yang ada, padamalam hari digunakan sebagai tempat menginap atau kegiatan lain, masjid, gardu ronda,dan lain-lain
2.      Larviciding adalah kegiatan anti larva yang dilakukan dengan cara kimiawi, kegiatan ini dilakukan dilingkungan yang memiliki banyak tempat perindukan yang potensial (Breeding Pleaces). Yang dimaksud dengan tempat perindukan adalah genangan airdisekitar pantai yang permanen, genangan air dimuara sungai yang tertutup pasir dansaluran dengan aliran air yang lambat.
3.       Biological control , kegiatan anti larva dengan cara hayati ( pengendalian dengan ikan pemakan jentik) , dilakukan pada desa-desa di mana terdapat di mana terdapat banyak tempat perindukan vektor potensial dengan ketersedian air sepanjang tahun, seperti mataair, anak sungai, saluran air persawahan, rawa-rawa daerah pantai dan air payau, dll
4.      Pengolahan lingkungan ( Source reduction) adalah kegiatan-kegiatan yang mencakup perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan kegiatan modifikasi dan manipulasi faktor lingkungan dan interaksinya dengan manusia untuk mencegah dan membatasi perkembangan vector dan mengurangi kontak antara manusia dan Vektor (Depkes, 2005)
5.      Kelambunisasi adalah pengendalian nyamuk  Anopheles sp secara kimiawi yang digunakan di Indonesia. Kelambunisasi adalah pengunaan kelambu yang terlebih dahulu dicelupdengan insektisida permanent 100EC yang berisi bahan aktif permethrin.

I.       Pencegahan Penyakit Malaria
Pencegahan sederhana dapat dilakukan oleh masyarakat, antara lain :
1.      Menghindari atau mengurangi gigitan nyamuk malaria, dengan cara tidur memakaikelambu, tidak berada diluar rumah pada malam hari, mengolesi badan dengan lotionanti nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela.
2.      Membersihkan tempat sarang nyamuk, dengan cara membersihkan semak-semak disekitar rumah dan melipat kain-kain yang bergantungan, mengusahakan didalam rumah tidak gelap, mengalirkan genangan air serta menimbunnya.
3.      Membunuh nyamuk dewasa (penyemprotan dengan insektisida)
4.      Membunuh larva dengan menebarkan ikan pemakan larva.
5.      Membunuh larva dengan menyemprot larvasida.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
            Plasmodium malariae merupakan suatu anggota dari kelompok PhylumApicomplexa atau Sporozoa. Plasmodium jenis ini dapat menyebabkan penyakitmalaria kuartana yang tingkat keparahannya lebih tinggi dibandingkan denganpenyakit malaria tertiana ringan yang disebabkan oleh Plasmodium ovale .Siklus hidup Plasmodium malariae ada dua tahap yaitu tahap pada host manusia dan pada host  nyamuk  Anopheles Sp. betina. Anopheles betina merupakan vektor dariplasmodium.

B.     Saran
Cara untuk mengurangi penyakit malaria ini dapat dilakukan mulai dari pencegahan hingga pengobatannya. Meskipun sebenarnya faktor yang paling berpengaruh adalah faktor lingkungan yang meliputi faktor fisik, kimia, danbiologi. Faktor-faktor tersebut pada dasarnya dapat mempercepat ataupun memperlambat penyebaran penyakit malaria ini melalui vektor nyamuk Anopheles betina.


DAFTAR PUSTAKA
Davey, Patrick. 2000. At a Glance Medicine.. Jakarta : EMS
 Garna, herry, dkk.2010. Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis. IDAI.Jakarta.W, Aru Sudoyo.2009. Ilmu Penyakit Dalam. .InternaPublishing.JakartaMandal, B.K.,dkk.2008.
 Infeksi Tropis dan Zoonosis Non Helimintik, Lecture Notes Penyakit  Infeks. Jakarta: Erlangga.Nurhari, Ogi.2009. Plasmodium Sp . 15 Mei 2011.Soedarmo,
Sumarmo S.Poorwo . 2010. Infeksi Tropis & Pediatri Tropis. Jakarta : UI Press.Sudoyo, Aru W, dkk. 2006.
Malaria, buku ajar ilmu penyakit dalam, jilid iii, hal : 1732. Jakarta : FKUISudoyo A. W. dkk, 2009.
 Buku Ajar  – Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V .Jakarta : EGCWidoyono.2005.
Penyakit Tropis : Epidemiologi, Penularan, Pencegahan &Pemberantasannya. EMSZein, Abdurrahman. 2010.
 Malaria.15 Mei 2011.Zulfin.2008. Malaria dan Bahahanya. 15Mei 2011.
Diakses pada tanggal 09 April 2014

0 komentar:

Makalah PLASMODIUM MALARIAE

Written on 12.42.00 by Unknown

DOSEN                :  SULASMI, S.KM, M.Kes
MATA KULIAH:  PARASITOLOGI
 


PLASMODIUM MALARIAE

 




DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 8
FATKUR RAHIM                           PO.71.4.221.13.2.014
GHITA DWI LESTARI                   PO.71.4.221.13.2.017
NIRWANA YUNUS                       PO.71.4.221.13.2.0


KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI D-IV
2014




KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah, merupakan satu kata yang sangat pantas penulis ucakan kepada Allah STW, yang karena bimbingannyalah maka penulis bisa menyelesaikan sebuah karya tulis sosiologi berjudul "Plasmodium Malariae"
Saya menyadari  bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karna itu saya mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.
Terima kasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih positif bagi kita semua

Makassar, 10-April-2014

Penulis



DAFTAR ISI
Sampul........................................................................................................................1
KATA PENGANTAR………………………….…………………………………….2      
DAFTAR ISI………………………………………………………………………....3
BAB  I : PENDAHULUAN……………………..……………………………………4
A.    Latar Belakang……………………………………………………………………4
B.     Tujuan…………………………………………………………………………….4
BAB II : PEMBAHASAN…………………………………………………………...5
A.    Pengertian malaria …………………………………………………………...5
B.     Klasifikasi Plasmodium malariae……………………………………………..5
C.     Siklus Hidup Plasmodium malariae…………………………………………..5
D.    Proses Kehidupan…………………………………………………………….7
E.     Patogenesis  Malaria………………………………………………………….9
F.      Gejala-Gejala Penyakit Malaria………………………………………………9
G.    Penularan Malaria…………………………………………………………….10
H.    Pengendalian Malaria…………………………………………………………10
I.       Pencegahan…………………………………………………………………...11
BAB III : PENUTUP…………………………………………………………………12
A.    Kesimpulan…………………………………………………………………...12
B.     Saran………………………………………………………………………….12
DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dibidang kesehatan dan farmasi sangat erat hubungannya dengan dunia mikroorganisme, dikarenakan banyak penyakit yang disebabkan oleh mikroorganis mepathogen yang salah satunya adalah penyakit malaria. Penyakit ini disebabkan oleh suatuprotozoa yang disebut Plasmodium Sp. Malaria sangat dikenal oleh sebagian orang. Hal ini dikarenakan penyakit malaria merupakan salah satu penyakit yang mematikan di dunia. Dan salah satu pandemi yang pernah dialami negara-negara di dunia, khususnya banyak terjadi dinegara tropis. Indonesia sebagai salah satu negara tropis yang rentan dengan pandemi malaria tersebut. Indonesia pernah tercatat sebagai negara dengan jumlah kasus kematian tinggi akibatkasus malaria.Dalam kasus malaria penyebab utama dari banyak kematian adalah protozoa Plasmodium Sp.
Plasmodium malariae merupakan anggota dari genus Plasmodium yang dapat menyebabkan suatu penyakit malaria kuartana. Yang tingkat keparahannya lebih tinggi dari penyakit malaria tertiana ringan yang disebabkan oleh Plasmodium ovale . Organisme ini dapat melakukan penyerangann terhadap tubuh manusia dan melakukan regenerasi yang sangat cepat sehingga dibutuhkan pengetahuan yang lebih mendalam lagi tentang hal tersebut untuk dapat mengetahui berbagai informasi malaria, khususnya tentang Plasmodium malariae .

B.     Tujuan
Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut :
1.      Mengetahui berbagai informasi mengenai karakteristik dari Plasmodium malariae , termasuk siklus hidup dan dampak negatifnya.
2.      Mengetahui karakteristik dari jenis nyamuk Anopheles Sp. sebagai vektordari Plasmodium malariae
3.      Mengetahui informasi tentang penyakit malaria, baik penyebab, gejala-gejala yang ditimbulkan, cara pencegahan
4.       
BAB II
PEMBAHASAN


A.    Pengertian Malaria
Penyakit malaria adalah penyakit menular yang menyerang dalam bentuk infeksi akut ataupuan kronis. Penyakit ini disebabkan oleh protozoa genus plasmodium bentuk aseksual, yang masuk ke dalam tubuh manusia dan ditularkan oleh nyamuk Anhopeles betina. Istilah malaria diambil dari dua kata bahasa italia yaitu mal = buruk dan area =udara atau udara buruk karena dahulu banyak terdapat di daerah rawa – rawa yang  mengeluarkan bau busuk. Penyakit ini juga mempunyai nama lain seperti demam roma,demam rawa, demam tropik, demam pantai, demam charges, demam kura dan paludisme Di dunia ini hidup sekitar 400 spesies nyamuk anopheles, tetapi hanya 60 spesies berperan sebagai vektor malaria alami.

B.     Klasifikasi Plasmodium malariae
Kingdom : ProtistaPhylum : Apicomplexa
Class : Aconoidasida
Order : Haemosporida
Family : Plasmodiidae
            Genus : Plasmodium                   
Species : Plasmodium malariae
Secara keseluruhan Plasmodium terdiri dari 12 sub genera. Dari 12 sub genera tersebut, hanya 3 sub genera yang menyebabkan parasit pada manusia yaitu sub genera Plasmodium, sub genera Laverinia, dan sub genera Vinckeria. Lima sub genera menjadi parasit pada reptilia dan sub genera lainnya hidup pada burung (Aves). Plasmodium malariae biasa ditemukan di Indonesia Bagian Timur.

C.     Siklus Hidup Plasmodium malariae
            Siklus hidup pada manusiaBila nyamuk terinfeksi plasmodium menghisap darah vertebrata, nyamuk menginjeksikan air ludahnya (saliva) yang berisi sporozoit yang kecil dan memanjang masuk kedalam aliran darah. Pada dasarnya sporozoit bentuknya mirip dengan Emeria atau parasit coccidia dengan panjang 10-15 um dan diameter 1um.Begitu masuk aliran darah sporozoit langsung menghilang dalam waktu 1 jam.Ternyata mereka masuk kedalam parenchym hati atau organ internal lainnya. Fase ini disebut fase “Pre erytrocytic” atau “exoerytrocytic primer” (schizogony). Begitu masuk kedalam sel hati, parasit bermetamorfosis menjadi trophozoit.
Trophozoit memakan cytoplasma dari sel hospessecara pynositosis. Setelah sekitar 1 minggu, trophozoit menjadi masak dan mulai mengalami proses scizogony. Sejumlah anak nuclei terbentuk dan berubah bentuk menjadi schizont yang disebut “Cryptozoit”. Dalam masa pembelahan inti, membranan nukleus tetap utuh. Mitokondria membesar pada saat terjadi perkembangan trophozoitmenjadi banyak mitokondria. Merozoit yang terbentuk terjadi setelah proses cytokinesis.Merozoit lebih pendek daripada sporozoit. Merozoit masuk ke sel hati lainnya dan membentuk schizont dan kemudian membentuk merozoit lagi.Merozoit meninggalkan sel hati berpenetrasi ke dalam sel erytrocyt, ini adalah awal fase “erytrocytic”.
Begitu masuk erytrocyt, merozoit berubah bentuk menjaditrophozoit lagi. Cytoplasma sel darah dimakan dan membentuk vacuola cincincytoplasma dengan nukleus berada dipinggirnya. Pada saat trophozoit tumbuh, vacuolamenjadi tidak jelas, tetapi terlihat granula pigmen dari hemozoin dari vacuola.
“Hemozoin” adalah produk dari digesti parasit asal hemoglobin dari hospes tetapi bukan degradasi dari bagian hemoglobin.Parasit cepat berkembang menjadi schizont. Bilamana perkembangan merozoit telah sempurna, maka sel pecah kemudian keluar sel metabolik dari parasit dan residu dari selhospes termasuk hemozoin. Banyak merozoit dibunuh oleh sel reticuloendothelial dan leucocyt, tetapi masih ada sejumlah merozoit yang berparasit dalam sel hospes.Setelah beberapa generasi proses reproduksi asexual tersebut, beberapa merozoit masuk kedalah sel erytrocyt dan membentuk “Macrogametocyt” dan “microgametocyt”, berbentuk agak pipih dan mengandung hemozoin.
“Gametocytogenesis”mungkin juga terjadi dalam hati. Bila tidak termakan nyamuk,gametocyt segera akan mati atau dimakan oleh sel phagocyt dalam sistem reticuloendothelial.Siklus Hidup pada Nyamuk Anopheles Betina Bila erytrocyt yang mengandung gemetocyt dihisap oleh nyamuk yang bukan vektor (tidak cocok), maka darah akan didigesti dan parasit akan mati. Tetapi bila dihisap olehnyamuk vektor (cocok) maka gametocyt berkembang menjadi gamet. Secara alami hanyanyamuk betina yang menghisap darah. Hospes yang cocok pada parasit plasmodium adalah nyamuk  Anopheles spp.
Setelah keluar dari erytrocyt, macrogametocyt masak dan menjadi macrogamet. Dilain pihak microgamet berubah bentuk menjadi “exflagelasi” Begitu microgamet menjadi extraseluler, dalam waktu 10-12 menit, nucleus membelahdiri menjadi 6-8 anak nuclei, dimana setiap nuclei berkembang menjadi axonema. Padasaat dinding microgamet pecah setiap flagella yang mengandung nuclei bergerak keluarbebas mencari macrogamet dan berpenetrasi sehingga terjadi fertilisasi. Hasilnya adalahzygot diploid yang dengan cepat berkembang menjadi ookinete yang motil denganbentuk yang memanjang.
Plasmodium Malariae memiliki morfologi yang berbeda-beda pada setiap stadiumnya. Stadium– stadium tersebut meliputi :
a. Stadium Tropozoit
Tropozoit muda ditemukan sebagai cincin kompak dalam sel-selyang mengandung titik James. Cincin trofozoit tetap kompak karenamereka mengembangkan dan menunjukkan sedikit bagianamoeboid secara umum. Butiran kecil pigmen yang tersebar dapatdilihat dalam mengembangkan trofozoit yang membubarkansebagai trofozoit yang telah jatuh. Akhir trofozoit bulat dankonsolidasi dengan peningkatan sitoplasma
b. Stadium Skizon
Stadium skizon dari sediaan darah penderita merozoit 6-12(rata-rata 8), tersusun simetris, pigmen coklat kekuningan.
c. Staduim gametosit
Pada gametosit matang berbentuk bulat, mengisidua pertiga dari sel darah merah. Sel merah sedikitdiperbesar dan dan dibintiki dan berisi pigmenyang memiliki pengaturan yang berbeda rodletskonsentris, terutama di pinggiran

D.    Proses Kehidupan
Sebagaimana Makhluk hidup lainnya, Plasmodium malariae juga melakukan proseskehidupan meliputi :
a.       Metabolisme (pertukaran zat)
Untuk hidupnya, plasmodium mengambil oksigen dan zat makanan darihemoglobin sel darah merah (eritrosit) dari proses metabolisme meninggalkan sisaberupa pigmen yang terdapat dalam sitoplasma. Keberadaan pigmen ini bisa dijadikansalah satu indikator dalam identifikasi.
b.      Pertumbuhan
pertumbuhan disini adalah perubahan morfologi yang meliputi, perubahan bentuk, ukuran, warna, serta sifat dari bagian-bagian sel. Perubahan ini mengakibatkan suatu stadium parasit pada berbagai spesies menjadi bervariasi. Setiap proses membutuhkan waktu sehingga morfologi stadium parasit yang ada pada sediaan darah dipengaruhi oleh waktu pengambilan darah dilakukan.
c.       Pergerakan Plasmodium malariae
Plasmodium malariae bergerak dengan cara menyebarkan sitoplasmanya yangberbentuk kaki palsu (pseudopodia) bentuk penyebaran ini dikenal sehingga bentuk sitoplasma amuboit (tanpa bentuk).
d.             Perkembangbiakan
Perkembangbiakan artinya berubah dari 1 sel atau sepasang sel menjadi beberapa sel baru pada 2 macam perkembangbiakan plasmodium Yaitu :
1.  Perkembangbiakan secara Seksual
Perkembangbiakan ini terjadi dalam tubuh nyamuk melalui proses sporogoni. Bila mikrogametofit (sel jantan) dan makrogametofit (sel betina) terhisap olehvektor bersama darah penderita maka proses perkawinan antara kedua sel kelamin itu akan terjadi. Dari proses ini akan terbentuk zigot yang kemudianakan berubah menjadi ookinet dan selanjutnya menjadi ookista. Terakhir,ookista pecah dan membentuk sporozoit yang tinggal dalam kelenjar ludahvektor. Perubahan dari mikrogametosit dan makrogametosit sampai menjadi sporozoit di dalam kelenjar ludah vektor disebut masa tunas eksintrinsik atausiklus sporogoni. Jumlah sporokista pada setiap ookista dan lamanya siklus sporogoni pada plasmodium malariae menunjukkan jumlah sporozoit dalamookista adalah 6-8 butir dan siklus sporogoni selama 26-28 hari.
2.  Perkembangan secara Aseksual
Perkembangbiakan ini terjadi didalam tubuh manusia melalui proses Sizogoniyang terjadi melalui proses pembelahan sel secara ganda. Inti tropozoit 2, 4, 8dan seterusnya sampai pada tahap tertentu. Bila pembelahan ini telah selsesai sitoplasma sel induk dibagi-bagi kepada setiap inti dan terbentuklah sel baruyang disebut merozoit.
e.               Reaksi terhadap rangsangan
Plasmodium malariae memberikan reaksi terhadap rangsangan yang datang dari luar ini sebagai upaya mempertahankan diri seandainya rangsangan ini berupa ancaman terhadap dirinya , misalnya plasmodium dapat membentuk sistem kekebalan(resistensi) terhadap obat anti malaria yang digunakan oleh penderita.
            
E.     Patogenesis Malaria
Patogenesis malaria akibat dari interaksi kompleks antara parasit, inang danlingkungan. Patogenesis lebih ditekankan pada terjadinya peningkatan permeabilitas pembuluh darah daripada koagulasi intravaskuler. Oleh karena skizogoni menyebabkan kerusakan eritrosit maka akan terjadi anemia. Beratnya anemi tidak sebanding dengan parasitemia menunjukkan adanya kelainan eritrosit selain yang mengandung parasit. Hal ini diduga akibat adanya toksin malaria yang menyebabkan gangguan fungsi eritrosit dansebagian eritrosit pecah melalui limpa sehingga parasit keluar. Faktor lain yang menyebabkan terjadinya anemia mungkin karena terbentuknya antibodi terhadap eritrosit.Limpa mengalami pembesaran dan pembendungan serta pigmentasi sehingga mudah pecah. Dalam limpa dijumpai banyak parasit dalam makrofag dan sering terjadi fagositosis dari eritrosit yang terinfeksi maupun yang tidak terinfeksi.

F.     Gejala-Gejala Penyakit Malaria
Gejala-gejala klasik umum yaitu terjadinya trias malaria (Malaria proxym) secaraberurutan:
a.       Periode dingin
Dimulai dengan menggigil, kulit dingin, dan kering, penderita sering membungkus dirinya dengan selimut atau sarung pada saat menggigil, sering seluruh badan gemetar, pucat sampai sianosis seperti orang kedinginan. Periode ini berlangsung antara 15 menit sampai 1 jam diikuti dengan meningkatnya temperature. (Mansyor A dkk, 2001)
b.              Periode Demam
Wajah penderita terlihat merah, kulit panas dan kering, nadi cepat dan panastubuh tetap tinggi, dapat sampai 40ºC atau lebih, penderita membuka selimutnya,respirasi meningkat, nyeri kepala, nyeri retroorbital, muntah- muntah dan dapat terjadisyok. Periode ini berlangsung lebih lama dari fase dingin dapat sampai 2 jam atau lebih, diikuti dengan keadaan berkeringat. (Harijanto P.N, 2006). deposit pigmentersebut.
c.       Periode berkeringat
Penderita berkeringat mulai dari temporal, diikuti seluruh tubuh, penderita merasa capek dan sering tertidur. Bila penderita bangun akan merasa sehat dan dapat melakukan pekerjaan biasa. (Harijanto P.N, 2006).

G.    Penularan Malaria
Cara penularan, apakah secara alamiah atau bukan alamiah, juga mempengaruhi. Penularan bukan alamiah seperti penularan malalui transfusi darah, masa inkubasinya tergantung pada jumlah parasit yang turut masuk bersama darah dan tingkat imunitas penerima arah. Secara umum dapat dikatakan bahwa masa inkubasi bagi plasmodium falciparum adalah 10 hari setelah transfusi, plasmodium vivax setelah 16 hari dan  plasmodium malariae setelah 40 hari lebih. Masa inkubasi merupakan rentang waktu sejak sporozoit masuk sampai timbulnya gejala klinis yang ditandai dengan demam.Masa  inkubasi Plasmodium malariae yaitu 28-30 hari.

H.    Pengendalian Malaria
Penanggulangan malaria seharusnya ditujukan untuk memutuskan rantai penularanantara Host, Agent dan Environment, pemutusan rantai penularan ini harus ditujukan kepada sasaran yang tepat .
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam pengendalian vektor adalah sebagai berikut :
1.      Penyemprotan rumah, penyemprotan dilakukan pada semua bangunan yang ada, padamalam hari digunakan sebagai tempat menginap atau kegiatan lain, masjid, gardu ronda,dan lain-lain
2.      Larviciding adalah kegiatan anti larva yang dilakukan dengan cara kimiawi, kegiatan ini dilakukan dilingkungan yang memiliki banyak tempat perindukan yang potensial (Breeding Pleaces). Yang dimaksud dengan tempat perindukan adalah genangan airdisekitar pantai yang permanen, genangan air dimuara sungai yang tertutup pasir dansaluran dengan aliran air yang lambat.
3.       Biological control , kegiatan anti larva dengan cara hayati ( pengendalian dengan ikan pemakan jentik) , dilakukan pada desa-desa di mana terdapat di mana terdapat banyak tempat perindukan vektor potensial dengan ketersedian air sepanjang tahun, seperti mataair, anak sungai, saluran air persawahan, rawa-rawa daerah pantai dan air payau, dll
4.      Pengolahan lingkungan ( Source reduction) adalah kegiatan-kegiatan yang mencakup perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan kegiatan modifikasi dan manipulasi faktor lingkungan dan interaksinya dengan manusia untuk mencegah dan membatasi perkembangan vector dan mengurangi kontak antara manusia dan Vektor (Depkes, 2005)
5.      Kelambunisasi adalah pengendalian nyamuk  Anopheles sp secara kimiawi yang digunakan di Indonesia. Kelambunisasi adalah pengunaan kelambu yang terlebih dahulu dicelupdengan insektisida permanent 100EC yang berisi bahan aktif permethrin.

I.       Pencegahan Penyakit Malaria
Pencegahan sederhana dapat dilakukan oleh masyarakat, antara lain :
1.      Menghindari atau mengurangi gigitan nyamuk malaria, dengan cara tidur memakaikelambu, tidak berada diluar rumah pada malam hari, mengolesi badan dengan lotionanti nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela.
2.      Membersihkan tempat sarang nyamuk, dengan cara membersihkan semak-semak disekitar rumah dan melipat kain-kain yang bergantungan, mengusahakan didalam rumah tidak gelap, mengalirkan genangan air serta menimbunnya.
3.      Membunuh nyamuk dewasa (penyemprotan dengan insektisida)
4.      Membunuh larva dengan menebarkan ikan pemakan larva.
5.      Membunuh larva dengan menyemprot larvasida.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
            Plasmodium malariae merupakan suatu anggota dari kelompok PhylumApicomplexa atau Sporozoa. Plasmodium jenis ini dapat menyebabkan penyakitmalaria kuartana yang tingkat keparahannya lebih tinggi dibandingkan denganpenyakit malaria tertiana ringan yang disebabkan oleh Plasmodium ovale .Siklus hidup Plasmodium malariae ada dua tahap yaitu tahap pada host manusia dan pada host  nyamuk  Anopheles Sp. betina. Anopheles betina merupakan vektor dariplasmodium.

B.     Saran
Cara untuk mengurangi penyakit malaria ini dapat dilakukan mulai dari pencegahan hingga pengobatannya. Meskipun sebenarnya faktor yang paling berpengaruh adalah faktor lingkungan yang meliputi faktor fisik, kimia, danbiologi. Faktor-faktor tersebut pada dasarnya dapat mempercepat ataupun memperlambat penyebaran penyakit malaria ini melalui vektor nyamuk Anopheles betina.


DAFTAR PUSTAKA
Davey, Patrick. 2000. At a Glance Medicine.. Jakarta : EMS
 Garna, herry, dkk.2010. Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis. IDAI.Jakarta.W, Aru Sudoyo.2009. Ilmu Penyakit Dalam. .InternaPublishing.JakartaMandal, B.K.,dkk.2008.
 Infeksi Tropis dan Zoonosis Non Helimintik, Lecture Notes Penyakit  Infeks. Jakarta: Erlangga.Nurhari, Ogi.2009. Plasmodium Sp . 15 Mei 2011.Soedarmo,
Sumarmo S.Poorwo . 2010. Infeksi Tropis & Pediatri Tropis. Jakarta : UI Press.Sudoyo, Aru W, dkk. 2006.
Malaria, buku ajar ilmu penyakit dalam, jilid iii, hal : 1732. Jakarta : FKUISudoyo A. W. dkk, 2009.
 Buku Ajar  – Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V .Jakarta : EGCWidoyono.2005.
Penyakit Tropis : Epidemiologi, Penularan, Pencegahan &Pemberantasannya. EMSZein, Abdurrahman. 2010.
 Malaria.15 Mei 2011.Zulfin.2008. Malaria dan Bahahanya. 15Mei 2011.
Diakses pada tanggal 09 April 2014

If you enjoyed this post Subscribe to our feed