Rabu, 25 Maret 2015

Makalah PLASMODIUM VIVAX

Nama Dosen :Sulasmi,SKM.M,Kes
Mata Kuliah   : PARASITOLOGI

                                                         PLASMODIUM VIVAX




OLEH :
KELOMPOK  7

                      NASRIAH                                           NIM : PO.71.4.221.13.2.034
                      MELISA TELAUMBANUA             NIM : PO.71.4.221.13.2.027
                      FADHAL MUHAMMAD                  NIM : PO.71.4.221.13.2.014

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI D-IV
2014

KATA PENGANTAR

        Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat, dan kepada kami sehingga makalah ini dapat tersngat sedelesaikan walau sangat sederhana keadaannya, namun di harapkan akan dapat memberi manfaat kepada kita semua  serta hasil yang di harapkan.

        Di sadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu pada kesempatan ini mohon kirnya bagi para pembaca yang memberikan kritikan dan saran yang sifatnya membangun, sehingga makalah ini dengan judul “Plasmodium Vivax”, sehingga mendekati sempurna di masa yang akan datang. Dengan trselesainya makalah ini tidak lepas dari dorongan dan dukungan dari berbagai pihak yang telah memberi masukan.

          Dengan adanya makalah ini diharapkan para pembaca, dapat mengerti dan memahaminya dengan baik, oleh karena itu saran dan pendapat serta petunjuk sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah ini.



Makassar,    April  2014


Penyusun





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................... 1
DAFTAR ISI             ........................................................................ 2
BAB I Pendahuluan.......................................................................  3
BAB II PEMBAHASAN .....................................................................4
A.   Latar Belakang.........................................................................4
B.   Morfologi        ......................................................................... 5
C.   Reproduksi     ......................................................................... 5
D.   Siklus Hidup    ....................................................................... .6
E.   Hospes Dan Nama penyakit....................................................6
F.    Patologi Dan Gejala Klinis...................................................... 7
G.   Epmiologi         ....................................................................... 8
H.   Diagnosa          ....................................................................... 9
I.      Penyebaran      ....................................................................... 9
J.    Pencegahan     ....................................................................... 10

BAB II Penutup             .................................................................. 11

A.   Kesimpulan            .............................................................. 11
B.   Saran                      ............................................................. 11
Daftar Pustaka        ............................................................................ 12
  

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
 Plasmodium vivax adalah protozoa parasit yang pathogen yang sering dan didistribusikan secara luas sebagian besar menyebabkan malaria. Plasmodium vivax merupakan salah satu dari enam jenis parasit malaria yang sering menginfeksi manusia.
Plasmodium Vivax termasuk ke dalam anggota filum Sporozoa yang tidak memiliki alat gerak dan bersifat parasit, tubuh terbentuk bulat atau bulat panjang.
                            
v  Sejarah Plasmodium Vivax
Pada tahun 1898 Ronald Ross membuktikan keberadaan Plasmodium pada dinding perut tengah dan kelenjar liur nyamuk Culex. Atas penemuan ini ia memenangkan Hadiah Nobel Kedokteran pada tahun 1902, meskipun sebenarnya penghargaan itu perlu diberikan kepada profesor Italia Giovanni Battista Grassi, yang membuktikan bahwa mamalia manusia hanya bisa disebarkan oleh nyamuk Anopheles.
Menurut perkembangan biologi untuk menentukan sebagian besar model matematika plasmodium vivax diperlukan siklus penularan dari manusia ke penyakit yang disebabkan oleh parasit ini. Saat nyamuk menggigit kulit manusia, plasmodium berada pada fase sporozoit. Sporozoit kemudian akan menuju ke hati (liver) dan membentuk merozoit dalam jumlah yang sangat banyak. Bentuk inilah yang kemudian masuk ke dalam aliran darah dan menginfeksi sel–sel darahmerah. Sebagian dari  sporozoit didalam sel hati membentuk hipnozoit yang dapat bertahan sampai bertahun-tahun, dan bentuk ini yang akan menyebabkan relaps pada malaria.

Sebagaimana makhluk hidup lainnya, plasmodium juga melakukan proses kehidupan Dari proses metabolisme meninggalkan sisa berupa pigmen yang terdapat dalam sitoplasma yang meliputi: Pertama, metabolisme (pertukaran zat). Untuk proses hidupnya, plasmodium mengambil oksigen dan zat makanan dari haemoglobin sel darah merah.. Kedua, pertumbuhan. Yang dimaksud dengan pertumbuhan ini adalah perubahan morfologi yang meliputi perubahan bentuk, ukuran, warna, dan sifat dari bagian-bagian sel. Perubahan ini mengakibatkan sifat morfologi dari suatu stadium parasit pada berbagai spesies, menjadi bervariasi.Setiap proses membutuhkan waktu, sehingga morfologi stadium parasit yang ada pada sediaan darah dipengaruhi waktu dilakukan pengambilan darah. Ini berkaitan dengan jam siklus perkembangan stadium parasit. Akibatnya tidak ada gambar morfologi parasit yang sama pada lapang pandang atau sediaan darah yang berbeda. Ketiga, pergerakan. Plasmodium bergerak dengan cara menyebarkan sitoplasmanya yang berbentuk kaki-kaki palsu (pseudopodia). Pada Plasmodium vivax, berubah menjadi ookinet dan selanjutnya menjadi ookista. Terakhir ookista pecah dan membentuk sporozoit yang tinggal dalam kelenjar ludah vektor. Perubahan dari mikrogametosit dan makrogametosit sampai menjadi sporozoit di dalam kelenjar ludah vektor disebut masa tunas ekstrinsik atau siklus sporogoni. Jumlah sporokista pada setiap ookista dan lamanya siklus sporogoni, pada masing-masing spesies plasmodium adalah berbeda, yaitu: Plasmodium vivax: jumlah sporozoit dalam ookista adalah 30-40 butir dan siklus sporogoni selama 8-9 hari. Plasmodium falsiparum: jumlah sporozoit dalam ookista adalah 10-12 butir dan siklus sporogoni selama 10 hari. Plasmodium malariae: jumlah sporozoit dalam ookista adalah 6-8 butir dan siklus sporogoni selama 26-28 hari.

v  Habitat Plasmodium Vivax
Plasmodium Vivax berkembangbiak dan berpotensi melakukan kontak dengan manusia dan menularkan parasit malaria. Contoh faktor-faktor lingkungan itu antara lain hujan, suhu, kelembaban, arah dan kecepatan angin, ketinggian. Salah satu faktor lingkungan yang juga mempengaruhi peningkatan kasus malaria adalah penggundulan hutan, terutama hutan-hutan bakau di pinggir pantai. Akibat rusaknya lingkungan ini, nyamuk yang umumnya hanya tinggal di hutan, dapat berpindah di pemukiman manusia, kerusakan hutan bakau dapat menghilangkan musuh-musuh alami nyamuk sehingga kepadatan nyamuk menjadi tidak terkontrol.
Malaria adalah penyakit akut dan dapat menjadi kronik yang disebabkan oleh protozoa (genus plasmodium) yang hidup intra sel yang ditandai dengan demam, anemia dan splenomegali.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVjbiRtbq24Kl8wZ_kYOyjR2mAtF7j1YXtqz2kQsjPYjSSQknrMpNB9SkSP2uRhoKklUvQauMgYBf21zGd0_i-zZpXoHRfwXBgXwdGG-fLBmIKcHejvWXVE7QcKiMcZaAFuwDPGrHFaTU/s640/Untitled.jpg

Stadium gametosit pada spesies Plasmodium vivax memiliki bentuk bulat atau oval tanpa vakuola. Seluruh bagian dari eritrosit diambil alih dan ditempati oleh parasit tersebut. Makrogametosit memiliki massa kromatin yang padat sedangkan mikrogametosit memiliki massa kromatin yang lebih diffus atau samar berwarna putih. [Carlo Denegri Foundation].





v  Taksonomi :
Domain          : Eukaryota
Kingdom        : Chromalveolata
Superphylum  :Alveolata
Phylum          : Apicomplexa
Class              : Aconoidasida
Ordo              : Haemosporida
Family           : Plasmodiidae
Genus            : Plasmodium


B.     Morfologi
Eritrosit yang terinfeksi oleh parasit ini mengalami pembesaran dan pucat karena kekurangan haemoglobin.
·      Tropozoit muda tampak sebagai cincin dengan inti pada satu sisi.
·      Tropozoid tua tampak sebagai cincin amuboid akibat penebalan sitoplasma yang tidak merata.
·      Dalam waktu 36 jam parasit akan mengisi lebih dari setengah sel eritrosit yang membesar.
·      Proses selanjutnya inti sel parasit akan mengalami pembelah dan menjadi bentuk schizont yang berisi merozoit berjumlah antara 16 – 18 buah.
·      Gametosit mengisi hamper seluruh eritrosit.
·      Mikrogametosit berinti besar dalam pewarnaan Giemsa akan berwarna merah muda sedangkan sitoplasma berwar nabiru.
·      Makrogametosit berinti padat berwarna merah letaknya biasanya di pinggir.




C.    Reproduksi
Plasmodium vivax dapat mereproduksi baik secara aseksual dan seksual, tergantung pada tahap siklus hidupnya.
Secara Aseksual :
1.   Tanaman belum trofozoit (Ring atau cincin meterai-berbentuk), sekitar 1 / 3 dari diameter dari sel darah merah.
2.   Trofozoitdewasa: Sangat tidak teratur dan halus (digambarkan sebagai amoeboid); pseudopodial banyak proses terlihat. Kehadiran butiran halus pigmen coklat (pigmen malaria) atau hematin mungkin berasal dari haemoglobin dari sel darah merah yang terinfeksi.
3.   Schizonts (juga disebut meronts): Sebagai besar sebagai sel darah merah yang normal, sehingga sel terparasit menjadi buncit dan lebih besar dari biasanya. Ada merozoit sekitar enam belas.

v  SecaraSeksual :
Tahap seksual Plasmodium vivax sebagai berikut :
1.   Transfer kenyamuk.
2.   Gametogenesis Mikrogamet dan Makrogamet.
3.   Pembuahan.
4.   Ookinite.
5.   Oocyst.
6.   Sporogony

D.    SiklusHidup
1.   Nyamuk Anopheles betina menggigit, menghisap darah manusia kemudian mengeluarkan air liur yang mengandung sporozoit.
2.   Bersama aliran darah sporozoit menuju hati, selama ± 3 hari.
3.   Sporozoit membelah menjadi 8 – 32 merozoit, keluar dari hati kemudian menginfeksi sel hati lain dan membentuk merozoit baru. Akibatnya sel hati banyak yang rusak.
4.   Gejala demam terjadi ketik amerozoit melisiskan sel darah merah dalam jumlah banyak.
5.   Gejala demam terjadi ketika merozoit melisiskan sel darah merah dalam jumlah banyak.
6.   Jika darah si penderita digigit nyamuk Anopheles dan menghisap darah penderita tadi maka makrogametosit dan mikrogametosit akan ikut terhisap dan masuk kedalam usus nyamuk. Di dalam usus nyamuk makrogametosit dan mikrogametosit berkembang menjadi makrogamet (ovum) dan mikrogamet (sperma). Prosesnya dinamakan gametogonia atau gametogenesis. Fertilisasi terjadi di dalam usus sehingga terbentuklah zigot (ookinet).
7.   Zigot (ookinet) selanjutnya akan menembus dinding usus dan untuk sementara akan menetap, terbungkus oleh otot dinding perut nyamuk (ookista).
8.   Di dalam ookista, zigot akan membelah berulang kali sehingga terbentuk sel-sel yang lengkap dinamakan sporozoit.
9.   Jika ookista telah matang maka akan pecah sehingga sporozoit tersebar keseluruh tubuh nyamuk, di antaranya adalah kedalam kelenjar ludah.
10.  Apabila nyamuk menghisap darah manusia bersamaan dengan itu nyamuk akan  melepaskan sporozoit ke dalam darah.
Plasmodium padamanusia :aseksual (Fasegametofitdanvegetatif)
Plasmodium padanyamuk :seksual (Fasesporofitdangeneratif )

E.     Hospes dan NamaPenyakit
Manusia merupakan hospes perantara parasit ini, sedangkan hospes definitifnya adalah nyamuk  Anopheles betina.
Plasmodium vivax  menyebabkan penyakit malaria vivaks, dapat juga disebut malaria tersiana.



F.     PatologidanGejalaKlinis
Serangan pertama dimulai dengan sindrom prodromal: sakit kepala, sakit punggung, mual dan malaise umum. Demam tidak teratur pada 2-4 hari pertama ,tetapi kemudian menjadi intermiten dengan perbedaan yang nyata pada pagi dan sore hari, suhu meninggi dan kemudian turun menjadi normal. Malaria vivax penting bukan karena angka kematiannya tetapi karena kelemahan penderita yang disebabkan oleh relapsnya.
Limpa pada serangan pertama mulai membesar,  dengan konsistensi lembek dan mulai teraba pada minggu kedua. Pada malaria menahun menjadi sangat besar, keras dan kenyal.  Pada permulaan serangan pertama, jumlah parasit Plasmodium vivax kecil dalam peredaran darah tepi, tetapi bila demam tersian telah berlangsung, jumlahnya bertambah besar. Kira–kira satu minggu setelah serangan pertama, stadium gametosit tampak dalam darah.

G.    Epidemiologi
Spesies ini terdapat di daerah subtropik, dapat juga ditemukan di daerah dingin (Rusia), di daerah tropic Afrika, terutama di Afrika Barat. Di Indonesia spesies tersebut tersebar di seluruh kepulauan dan pada umumnya di daerah endemic mempunyai frekuensi tertinggi di antara spesies yang lain.

H.    DiagnosaLaboratorium
Pemeriksaan laboratorium untuk penegakan diagnose pasti  penyakit malaria adalah dengan melakukan pemeriksaan mikroskopis untuk menemukan parasit Plasmodium dalam sediaan darah. Sediaan darah tipis akan memberikan gambaran bentuk parasit yang lebih baik dan sempurna morfologinya, namun perlu ketelitian dan kesabaran dalam melakukan pemeriksaan. Sedangkan sediaan darah tebal akan mempercepat proses identifikasi Plasmodium walaupun morfologi parasit tidak sebaik bila dibuat sediaan apus. Tesserologi untuk malaria bias di lakukan dengan IHA ( Indirect Hemaglutination Test ) dan ELISA ( Enzym Linked ImmunoSobent Assay ).

I.       Penyebaran
 Berdasarkan The World Malaria Report 2010, sebanyak lebih dari 1 juta orang termasuk anak-anak setiap tahun meninggal akibat malaria dimana 80% kematian terjadi di Afrika, dan 15% di Asia (termasuk Eropa Timur). Secara keseluruhan terdapat 3,2 Miliyar penderita malaria di dunia yang terdapat di 107 negara. Malaria di dunia paling banyak terdapat di Afrika yaitu di sebelah selatan Sahara dimana banyak anak-anak meninggal karena malaria dan malaria muncul kembali di Asia Tengah, Eropa Timur dan Asia Tenggara. Di Indonesia, sebagai salah satu negara yang masih beresiko Malaria (Risk-Malaria), pada tahun 2009 terdapat sekitar 2 juta kasus malaria klinis dan 350 ribu kasus di antaranya dikonfirmasi positif. Sedangkan tahun 2010 menjadi 1,75 juta kasus dan 311 ribu di antaranya dikonfirmasi positif. Sampai tahun 2010 masih terjadi KLB dan peningkatan kasus malaria di 8 Propinsi, 13  kabupaten, 15 kecamatan, 30 desa dengan jumlah penderita malaria positif sebesar 1256 penderita, 74 kematian. Jumlah ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2009, dimana terjadi KLB di 7 propinsi, 7 kab, 7 kec dan 10 desa dengan jumlah penderita 1107 dengan 23 kematian.

J.      Pencegahanperkembangan Plasmodium Vivax
1.   Pencegahan perusakan hutan agar habitat nyamuk Anopheles sp. Tidak rusak.
2.   Pemakaian bubuk  Abate pada air untuk membunuh jentik-jentik nyamuk.
3.   Meningkatkan level sanitasi agar jentik-jentik nyamuk dapat berkurang.
4.   Pada daerah pedalaman biasanya akan dibiakkan jentik nyamuk pemakan Plasmodium sp. & pemindahan hewan-hewan ternak ke daerah pedalaman agar nyamuk Anopheles sp. Menggigit hewan tersebut. (Plasmodium sp. Tidak berbahaya bagi hewan).
5.   Penyemperotan secara berkala.




BAB II

PENUTUP


A.    Kesimpulan
1.   Plasmodium vivax adalah protozoa parasit yang pathogen yang sering dan didistribusikan secara luas sebagian besar menyebabkan malaria. Plasmodium vivax merupakan salah satu dari enam jenis parasit malaria yang sering menginfeksi manusia.
2.   Plasmodium Vivax termasuk ke dalam anggota filum Sporozoa yang tidak memiliki alat gerak dan bersifat parasit,  tubuh terbentuk bulat atau bulat panjang.
3.   Manusia merupakan hospes perantara parasit ini, sedangkan hospes definitifnya adalah nyamuk  Anopheles betina.
4.   Plasmodium vivax menyebabkan penyakit malaria vivaks, dapat juga disebut malaria tersiana.
5.   Pencegahan perusakan hutan agar habitat nyanuk Anopheles sp. Tidak rusak, karena bila rusak, maka nyamuk penghisap hewan (zoophilik) akan berubah menjadi nyamuk pemakan manusia (anthropofilik).
6.   Pemakaian bubuk Abate pada air untuk membunuh jentik-jentik nyamuk.

B.     Saran
Diharapkan para Masyarakat agar lebih mewaspadai penyakit tersebut khusunya pada daerah pedalaman, karena Pada daerah tersebut biasanya akan dibiakkan jentik nyamuk pemakan Plasmodium sp. & pemindahan hewan-hewan ternak ke daerah pedalaman agar nyamuk Anopheles sp. Menggigit hewan tersebut. (Plasmodium sp. Tidak berbahaya bagi hewan).



Daftarpustaka :

1.      Prof.dr.Srisasi
Gandahusada.1998.Parasitologi  Kedokteran EdisiKetiga.BalaiPenerbit FKUI:Jakarta. Di akses, 6 April 2014.
2.      Brown, Gerald W. 1989. Dasar Parasitologi Klinis. Gramedia: Jakarta. Di akses, 6 April 2014

0 komentar:

Makalah PLASMODIUM VIVAX

Written on 12.39.00 by Unknown

Nama Dosen :Sulasmi,SKM.M,Kes
Mata Kuliah   : PARASITOLOGI

                                                         PLASMODIUM VIVAX




OLEH :
KELOMPOK  7

                      NASRIAH                                           NIM : PO.71.4.221.13.2.034
                      MELISA TELAUMBANUA             NIM : PO.71.4.221.13.2.027
                      FADHAL MUHAMMAD                  NIM : PO.71.4.221.13.2.014

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI D-IV
2014

KATA PENGANTAR

        Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat, dan kepada kami sehingga makalah ini dapat tersngat sedelesaikan walau sangat sederhana keadaannya, namun di harapkan akan dapat memberi manfaat kepada kita semua  serta hasil yang di harapkan.

        Di sadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu pada kesempatan ini mohon kirnya bagi para pembaca yang memberikan kritikan dan saran yang sifatnya membangun, sehingga makalah ini dengan judul “Plasmodium Vivax”, sehingga mendekati sempurna di masa yang akan datang. Dengan trselesainya makalah ini tidak lepas dari dorongan dan dukungan dari berbagai pihak yang telah memberi masukan.

          Dengan adanya makalah ini diharapkan para pembaca, dapat mengerti dan memahaminya dengan baik, oleh karena itu saran dan pendapat serta petunjuk sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah ini.



Makassar,    April  2014


Penyusun





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................... 1
DAFTAR ISI             ........................................................................ 2
BAB I Pendahuluan.......................................................................  3
BAB II PEMBAHASAN .....................................................................4
A.   Latar Belakang.........................................................................4
B.   Morfologi        ......................................................................... 5
C.   Reproduksi     ......................................................................... 5
D.   Siklus Hidup    ....................................................................... .6
E.   Hospes Dan Nama penyakit....................................................6
F.    Patologi Dan Gejala Klinis...................................................... 7
G.   Epmiologi         ....................................................................... 8
H.   Diagnosa          ....................................................................... 9
I.      Penyebaran      ....................................................................... 9
J.    Pencegahan     ....................................................................... 10

BAB II Penutup             .................................................................. 11

A.   Kesimpulan            .............................................................. 11
B.   Saran                      ............................................................. 11
Daftar Pustaka        ............................................................................ 12
  

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
 Plasmodium vivax adalah protozoa parasit yang pathogen yang sering dan didistribusikan secara luas sebagian besar menyebabkan malaria. Plasmodium vivax merupakan salah satu dari enam jenis parasit malaria yang sering menginfeksi manusia.
Plasmodium Vivax termasuk ke dalam anggota filum Sporozoa yang tidak memiliki alat gerak dan bersifat parasit, tubuh terbentuk bulat atau bulat panjang.
                            
v  Sejarah Plasmodium Vivax
Pada tahun 1898 Ronald Ross membuktikan keberadaan Plasmodium pada dinding perut tengah dan kelenjar liur nyamuk Culex. Atas penemuan ini ia memenangkan Hadiah Nobel Kedokteran pada tahun 1902, meskipun sebenarnya penghargaan itu perlu diberikan kepada profesor Italia Giovanni Battista Grassi, yang membuktikan bahwa mamalia manusia hanya bisa disebarkan oleh nyamuk Anopheles.
Menurut perkembangan biologi untuk menentukan sebagian besar model matematika plasmodium vivax diperlukan siklus penularan dari manusia ke penyakit yang disebabkan oleh parasit ini. Saat nyamuk menggigit kulit manusia, plasmodium berada pada fase sporozoit. Sporozoit kemudian akan menuju ke hati (liver) dan membentuk merozoit dalam jumlah yang sangat banyak. Bentuk inilah yang kemudian masuk ke dalam aliran darah dan menginfeksi sel–sel darahmerah. Sebagian dari  sporozoit didalam sel hati membentuk hipnozoit yang dapat bertahan sampai bertahun-tahun, dan bentuk ini yang akan menyebabkan relaps pada malaria.

Sebagaimana makhluk hidup lainnya, plasmodium juga melakukan proses kehidupan Dari proses metabolisme meninggalkan sisa berupa pigmen yang terdapat dalam sitoplasma yang meliputi: Pertama, metabolisme (pertukaran zat). Untuk proses hidupnya, plasmodium mengambil oksigen dan zat makanan dari haemoglobin sel darah merah.. Kedua, pertumbuhan. Yang dimaksud dengan pertumbuhan ini adalah perubahan morfologi yang meliputi perubahan bentuk, ukuran, warna, dan sifat dari bagian-bagian sel. Perubahan ini mengakibatkan sifat morfologi dari suatu stadium parasit pada berbagai spesies, menjadi bervariasi.Setiap proses membutuhkan waktu, sehingga morfologi stadium parasit yang ada pada sediaan darah dipengaruhi waktu dilakukan pengambilan darah. Ini berkaitan dengan jam siklus perkembangan stadium parasit. Akibatnya tidak ada gambar morfologi parasit yang sama pada lapang pandang atau sediaan darah yang berbeda. Ketiga, pergerakan. Plasmodium bergerak dengan cara menyebarkan sitoplasmanya yang berbentuk kaki-kaki palsu (pseudopodia). Pada Plasmodium vivax, berubah menjadi ookinet dan selanjutnya menjadi ookista. Terakhir ookista pecah dan membentuk sporozoit yang tinggal dalam kelenjar ludah vektor. Perubahan dari mikrogametosit dan makrogametosit sampai menjadi sporozoit di dalam kelenjar ludah vektor disebut masa tunas ekstrinsik atau siklus sporogoni. Jumlah sporokista pada setiap ookista dan lamanya siklus sporogoni, pada masing-masing spesies plasmodium adalah berbeda, yaitu: Plasmodium vivax: jumlah sporozoit dalam ookista adalah 30-40 butir dan siklus sporogoni selama 8-9 hari. Plasmodium falsiparum: jumlah sporozoit dalam ookista adalah 10-12 butir dan siklus sporogoni selama 10 hari. Plasmodium malariae: jumlah sporozoit dalam ookista adalah 6-8 butir dan siklus sporogoni selama 26-28 hari.

v  Habitat Plasmodium Vivax
Plasmodium Vivax berkembangbiak dan berpotensi melakukan kontak dengan manusia dan menularkan parasit malaria. Contoh faktor-faktor lingkungan itu antara lain hujan, suhu, kelembaban, arah dan kecepatan angin, ketinggian. Salah satu faktor lingkungan yang juga mempengaruhi peningkatan kasus malaria adalah penggundulan hutan, terutama hutan-hutan bakau di pinggir pantai. Akibat rusaknya lingkungan ini, nyamuk yang umumnya hanya tinggal di hutan, dapat berpindah di pemukiman manusia, kerusakan hutan bakau dapat menghilangkan musuh-musuh alami nyamuk sehingga kepadatan nyamuk menjadi tidak terkontrol.
Malaria adalah penyakit akut dan dapat menjadi kronik yang disebabkan oleh protozoa (genus plasmodium) yang hidup intra sel yang ditandai dengan demam, anemia dan splenomegali.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVjbiRtbq24Kl8wZ_kYOyjR2mAtF7j1YXtqz2kQsjPYjSSQknrMpNB9SkSP2uRhoKklUvQauMgYBf21zGd0_i-zZpXoHRfwXBgXwdGG-fLBmIKcHejvWXVE7QcKiMcZaAFuwDPGrHFaTU/s640/Untitled.jpg

Stadium gametosit pada spesies Plasmodium vivax memiliki bentuk bulat atau oval tanpa vakuola. Seluruh bagian dari eritrosit diambil alih dan ditempati oleh parasit tersebut. Makrogametosit memiliki massa kromatin yang padat sedangkan mikrogametosit memiliki massa kromatin yang lebih diffus atau samar berwarna putih. [Carlo Denegri Foundation].





v  Taksonomi :
Domain          : Eukaryota
Kingdom        : Chromalveolata
Superphylum  :Alveolata
Phylum          : Apicomplexa
Class              : Aconoidasida
Ordo              : Haemosporida
Family           : Plasmodiidae
Genus            : Plasmodium


B.     Morfologi
Eritrosit yang terinfeksi oleh parasit ini mengalami pembesaran dan pucat karena kekurangan haemoglobin.
·      Tropozoit muda tampak sebagai cincin dengan inti pada satu sisi.
·      Tropozoid tua tampak sebagai cincin amuboid akibat penebalan sitoplasma yang tidak merata.
·      Dalam waktu 36 jam parasit akan mengisi lebih dari setengah sel eritrosit yang membesar.
·      Proses selanjutnya inti sel parasit akan mengalami pembelah dan menjadi bentuk schizont yang berisi merozoit berjumlah antara 16 – 18 buah.
·      Gametosit mengisi hamper seluruh eritrosit.
·      Mikrogametosit berinti besar dalam pewarnaan Giemsa akan berwarna merah muda sedangkan sitoplasma berwar nabiru.
·      Makrogametosit berinti padat berwarna merah letaknya biasanya di pinggir.




C.    Reproduksi
Plasmodium vivax dapat mereproduksi baik secara aseksual dan seksual, tergantung pada tahap siklus hidupnya.
Secara Aseksual :
1.   Tanaman belum trofozoit (Ring atau cincin meterai-berbentuk), sekitar 1 / 3 dari diameter dari sel darah merah.
2.   Trofozoitdewasa: Sangat tidak teratur dan halus (digambarkan sebagai amoeboid); pseudopodial banyak proses terlihat. Kehadiran butiran halus pigmen coklat (pigmen malaria) atau hematin mungkin berasal dari haemoglobin dari sel darah merah yang terinfeksi.
3.   Schizonts (juga disebut meronts): Sebagai besar sebagai sel darah merah yang normal, sehingga sel terparasit menjadi buncit dan lebih besar dari biasanya. Ada merozoit sekitar enam belas.

v  SecaraSeksual :
Tahap seksual Plasmodium vivax sebagai berikut :
1.   Transfer kenyamuk.
2.   Gametogenesis Mikrogamet dan Makrogamet.
3.   Pembuahan.
4.   Ookinite.
5.   Oocyst.
6.   Sporogony

D.    SiklusHidup
1.   Nyamuk Anopheles betina menggigit, menghisap darah manusia kemudian mengeluarkan air liur yang mengandung sporozoit.
2.   Bersama aliran darah sporozoit menuju hati, selama ± 3 hari.
3.   Sporozoit membelah menjadi 8 – 32 merozoit, keluar dari hati kemudian menginfeksi sel hati lain dan membentuk merozoit baru. Akibatnya sel hati banyak yang rusak.
4.   Gejala demam terjadi ketik amerozoit melisiskan sel darah merah dalam jumlah banyak.
5.   Gejala demam terjadi ketika merozoit melisiskan sel darah merah dalam jumlah banyak.
6.   Jika darah si penderita digigit nyamuk Anopheles dan menghisap darah penderita tadi maka makrogametosit dan mikrogametosit akan ikut terhisap dan masuk kedalam usus nyamuk. Di dalam usus nyamuk makrogametosit dan mikrogametosit berkembang menjadi makrogamet (ovum) dan mikrogamet (sperma). Prosesnya dinamakan gametogonia atau gametogenesis. Fertilisasi terjadi di dalam usus sehingga terbentuklah zigot (ookinet).
7.   Zigot (ookinet) selanjutnya akan menembus dinding usus dan untuk sementara akan menetap, terbungkus oleh otot dinding perut nyamuk (ookista).
8.   Di dalam ookista, zigot akan membelah berulang kali sehingga terbentuk sel-sel yang lengkap dinamakan sporozoit.
9.   Jika ookista telah matang maka akan pecah sehingga sporozoit tersebar keseluruh tubuh nyamuk, di antaranya adalah kedalam kelenjar ludah.
10.  Apabila nyamuk menghisap darah manusia bersamaan dengan itu nyamuk akan  melepaskan sporozoit ke dalam darah.
Plasmodium padamanusia :aseksual (Fasegametofitdanvegetatif)
Plasmodium padanyamuk :seksual (Fasesporofitdangeneratif )

E.     Hospes dan NamaPenyakit
Manusia merupakan hospes perantara parasit ini, sedangkan hospes definitifnya adalah nyamuk  Anopheles betina.
Plasmodium vivax  menyebabkan penyakit malaria vivaks, dapat juga disebut malaria tersiana.



F.     PatologidanGejalaKlinis
Serangan pertama dimulai dengan sindrom prodromal: sakit kepala, sakit punggung, mual dan malaise umum. Demam tidak teratur pada 2-4 hari pertama ,tetapi kemudian menjadi intermiten dengan perbedaan yang nyata pada pagi dan sore hari, suhu meninggi dan kemudian turun menjadi normal. Malaria vivax penting bukan karena angka kematiannya tetapi karena kelemahan penderita yang disebabkan oleh relapsnya.
Limpa pada serangan pertama mulai membesar,  dengan konsistensi lembek dan mulai teraba pada minggu kedua. Pada malaria menahun menjadi sangat besar, keras dan kenyal.  Pada permulaan serangan pertama, jumlah parasit Plasmodium vivax kecil dalam peredaran darah tepi, tetapi bila demam tersian telah berlangsung, jumlahnya bertambah besar. Kira–kira satu minggu setelah serangan pertama, stadium gametosit tampak dalam darah.

G.    Epidemiologi
Spesies ini terdapat di daerah subtropik, dapat juga ditemukan di daerah dingin (Rusia), di daerah tropic Afrika, terutama di Afrika Barat. Di Indonesia spesies tersebut tersebar di seluruh kepulauan dan pada umumnya di daerah endemic mempunyai frekuensi tertinggi di antara spesies yang lain.

H.    DiagnosaLaboratorium
Pemeriksaan laboratorium untuk penegakan diagnose pasti  penyakit malaria adalah dengan melakukan pemeriksaan mikroskopis untuk menemukan parasit Plasmodium dalam sediaan darah. Sediaan darah tipis akan memberikan gambaran bentuk parasit yang lebih baik dan sempurna morfologinya, namun perlu ketelitian dan kesabaran dalam melakukan pemeriksaan. Sedangkan sediaan darah tebal akan mempercepat proses identifikasi Plasmodium walaupun morfologi parasit tidak sebaik bila dibuat sediaan apus. Tesserologi untuk malaria bias di lakukan dengan IHA ( Indirect Hemaglutination Test ) dan ELISA ( Enzym Linked ImmunoSobent Assay ).

I.       Penyebaran
 Berdasarkan The World Malaria Report 2010, sebanyak lebih dari 1 juta orang termasuk anak-anak setiap tahun meninggal akibat malaria dimana 80% kematian terjadi di Afrika, dan 15% di Asia (termasuk Eropa Timur). Secara keseluruhan terdapat 3,2 Miliyar penderita malaria di dunia yang terdapat di 107 negara. Malaria di dunia paling banyak terdapat di Afrika yaitu di sebelah selatan Sahara dimana banyak anak-anak meninggal karena malaria dan malaria muncul kembali di Asia Tengah, Eropa Timur dan Asia Tenggara. Di Indonesia, sebagai salah satu negara yang masih beresiko Malaria (Risk-Malaria), pada tahun 2009 terdapat sekitar 2 juta kasus malaria klinis dan 350 ribu kasus di antaranya dikonfirmasi positif. Sedangkan tahun 2010 menjadi 1,75 juta kasus dan 311 ribu di antaranya dikonfirmasi positif. Sampai tahun 2010 masih terjadi KLB dan peningkatan kasus malaria di 8 Propinsi, 13  kabupaten, 15 kecamatan, 30 desa dengan jumlah penderita malaria positif sebesar 1256 penderita, 74 kematian. Jumlah ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2009, dimana terjadi KLB di 7 propinsi, 7 kab, 7 kec dan 10 desa dengan jumlah penderita 1107 dengan 23 kematian.

J.      Pencegahanperkembangan Plasmodium Vivax
1.   Pencegahan perusakan hutan agar habitat nyamuk Anopheles sp. Tidak rusak.
2.   Pemakaian bubuk  Abate pada air untuk membunuh jentik-jentik nyamuk.
3.   Meningkatkan level sanitasi agar jentik-jentik nyamuk dapat berkurang.
4.   Pada daerah pedalaman biasanya akan dibiakkan jentik nyamuk pemakan Plasmodium sp. & pemindahan hewan-hewan ternak ke daerah pedalaman agar nyamuk Anopheles sp. Menggigit hewan tersebut. (Plasmodium sp. Tidak berbahaya bagi hewan).
5.   Penyemperotan secara berkala.




BAB II

PENUTUP


A.    Kesimpulan
1.   Plasmodium vivax adalah protozoa parasit yang pathogen yang sering dan didistribusikan secara luas sebagian besar menyebabkan malaria. Plasmodium vivax merupakan salah satu dari enam jenis parasit malaria yang sering menginfeksi manusia.
2.   Plasmodium Vivax termasuk ke dalam anggota filum Sporozoa yang tidak memiliki alat gerak dan bersifat parasit,  tubuh terbentuk bulat atau bulat panjang.
3.   Manusia merupakan hospes perantara parasit ini, sedangkan hospes definitifnya adalah nyamuk  Anopheles betina.
4.   Plasmodium vivax menyebabkan penyakit malaria vivaks, dapat juga disebut malaria tersiana.
5.   Pencegahan perusakan hutan agar habitat nyanuk Anopheles sp. Tidak rusak, karena bila rusak, maka nyamuk penghisap hewan (zoophilik) akan berubah menjadi nyamuk pemakan manusia (anthropofilik).
6.   Pemakaian bubuk Abate pada air untuk membunuh jentik-jentik nyamuk.

B.     Saran
Diharapkan para Masyarakat agar lebih mewaspadai penyakit tersebut khusunya pada daerah pedalaman, karena Pada daerah tersebut biasanya akan dibiakkan jentik nyamuk pemakan Plasmodium sp. & pemindahan hewan-hewan ternak ke daerah pedalaman agar nyamuk Anopheles sp. Menggigit hewan tersebut. (Plasmodium sp. Tidak berbahaya bagi hewan).



Daftarpustaka :

1.      Prof.dr.Srisasi
Gandahusada.1998.Parasitologi  Kedokteran EdisiKetiga.BalaiPenerbit FKUI:Jakarta. Di akses, 6 April 2014.
2.      Brown, Gerald W. 1989. Dasar Parasitologi Klinis. Gramedia: Jakarta. Di akses, 6 April 2014

If you enjoyed this post Subscribe to our feed