Rabu, 25 Maret 2015

PARASIT PADA VEKTOR ( PLASMODIUM )

MATA KULIAH : PARASITOLOGI
DOSEN            : SULASMI, SKM.,M.Kes

MAKALAH PARASITOLOGI
“PARASIT PADA VEKTOR ( PLASMODIUM )”







Oleh:
EVI NURSYAFITRI
PO.71.4.221.13.2.012

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
 KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI D.IV
2013/2014


Kata Pengantar
Bismillahirrahmanirrahim.
              Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Makalah Parasitologi dengan judul “Parasit yang Terdapat pada Vektor  (Plasmodium) ” ini dapat selesai dengan tepat waktu. Terwujudnya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.      Ibu Sulasmi, SKM.,M.Kes selaku dosen pengampu pada mata kuliah Parasitologi yang telah memberikan ilmu  dan sumbangsinya dalam menyusun makalah ini.
2.      Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan motivasi dan dukungan baik moral maupun spiritual.
3.      Teman-teman yang tercinta yang telah sabar untuk meluangkan waktunya untuk berdiskusi dalam menyusun makalah ini.
4.      Dan semua pihak yang telah membantu dalam  menyusun makalah ini.
Dalam makalah ini terdapat beberapa pembahasan materi mengenai “Parasit yang ada di Vektor tersebut dan mengenai penyakit yang disebabkan oleh parasit tersebut”. Namun dalam penyusunannya masih terdapat banyak kekurangan oleh karena itu kritik dan saran yang membangun diharapkan penulis dari semua pihak, agar kedepannya lebih baik lagi dalam menyusun makalah.  
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik itu  penulis terlebih kepada pembacanya.
Wasallam

Makassar,    Juni   2014 

Penulis
                                                    
DAFTAR ISI
Sampul .......................................................................................................................
Kata Pengantar............................................................................................................ i
DAFTAR ISI  ............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 1
A.     Latar Belakang ............................................................................................... 1
B.     Tujuan ........................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 2
A.   Pengertian Malaria  ........................................................................................ 2
B.   Penyebab ....................................................................................................... 2
C.   Masa Inkubasi ................................................................................................ 3
D.   Patofiologi...................................................................................................... 3
E.    Gejala Klinis .................................................................................................. 4
F.    Jenis-jenis Malaria ......................................................................................... 6
G.   Diagnosis ....................................................................................................... 6
H.   Faktor-faktor yang Mempengaruhi Malaria .................................................... 7
I.       Pencegahan .................................................................................................... 9
BAB III PENUTUP..................................................................................................... 10
A.     Kesimpulan..................................................................................................... 10
B.     Saran .............................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 11


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Parasit adalah Organisme yang hidup pada permukaan tubuh atau di dalam organisme lain dan untuk kelangsungan hidupnya mengambil sebagian atau seluruh makanan serta mendapat perlindungan dari organisme lain tersebut. Atau parasit adalah organisme yang hidup sementara/menetap dan pada permukaan/di dalam. Dengan maksud  mengambil sebagian/seluruh kebutuhan makanan dan mendapat perlindungan. Ilmu yang khusus menangani mengenai parasit adalah Parasitologi. Hubungan timbal balik antara parasit dengan hospes yang berguna untuk kelangsungan hidup parasit tersebut disebut parasitisme.
Dalam makalah ini akan membahas mengenai parasit yang biasa ditemukan dalam air limbah atau air kotor, sehingga mempermudah pemahaman kita mengenai parasit. Yang mana kita ketahui parasit dapat ditemukan di tiga sumber yakni, parasit yang ditemukan di air bersih, parasit dari air limbah dan dari vekto

B.     Tujuan
Tujuannya adalah untuk mengetahui tentang parasit Plasmodium yang di bawa oleh Vektor Nyamuk.
  

BAB II
PEMBAHASAN  
A.     Pengertian Malaria
Kata “malaria” berasal dari bahasa Itali “ Mal” yang artinya buruk dan “Aria” yang artinya udara. Sehingga malaria berarti udara buruk (bad air). Hal ini disebabkan karena malaria terjadi secara musiman di daerah yang kotor dan banyak tumpukan air (koalisi (a) koalisi org 2001).
Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit (protozoa) dan genus plasmodium, yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles. (Prabowo, 2004: 2).
Penyakit malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi protozoa dan genus plasmodium masa tunas atau inkubasi penyakit dapat beberapa hari atau beberapa bulan. (Dinas kesehatan DKI Jakarta)
Berdasarkan pengertian diatas penyakit malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi protozoa dan genus plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles yang masa inkubasi penyakit dapat beberapa hari sampai beberapa bulan.

B.       Penyebab Malaria
Penyebab malaria adalah dari genus plasmodium famili plasmodiidae dari orde Coccdiiae penyebab malaria di Indonesia sampai saat ini di golongkan menjadi empat plasmodium,yaitu:
1. Plasmodium Falsiparum, penyebab penyakit malaria tropika.
2. Plasmodium Vivax, penyebab penyakit malaria tertiana.
3. Plasmodium Malariae, penyebab penyakit malaria kuartana.
4. Plasmodium Ovale, jenis ini jarang sekali dijumpai umumnya banyak di Afrika.
  
C.       Masa Inkubasi
Masa inkubasi bervariasi pada setiap spesies antara 9-30 hari, gigitan nyamuk dan munculnya gejala klinis masa inkubasi dapat dibedakan berdasarkan penyebabnya:
1. Plasmodium Flasiparum antara 12 hari.
2. Plasmodium Vivax antara 13-17 hari.
3. Plasmodium Ovale antara 13-17 hari.
4. Plasmodium Malariae antara 28-30 hari.
Masa inkubasi malaria juga tergantung dan intensitas infeksi, pengobatan yang sudah pernah didapat sebelumnya dan derajat imunitas penjamu. (Soegijanto, 2004: 6)

D.       Patofisiologis
Ada 4 patologi yang terjadi pada malaria, yaitu demam, anemia, imunopatologi dan anoksia jaringan, yang disebabkan oleh perlengketan eritrosit yang terinfeksi pada endotel kapiler.
Demam paroksimal berbeda untuk keempat spesies tergantung dari lama manutaskizonnya. Serangan demam disebabkan pecahnya eritrosit sewaktu fase skizogom eritrositik dan masuknya merozoit kedalam sirkulasi darah. Demam mengakibatkan terjadinya vasoaktif yang diproduksi oleh parasit. Setelah merozoit masuk dan menginfeksi eritrosit yang baru, demam turun dengan cepat sehingga penderita merasa kepanasan dan berkeringat banyak. Anemia disebabkan oleh destruksi eritrosit yang berlebihan, hemolisis autoimun dan gangguan eritropoesis. Diduga terdapat toksin malaria yang disebabkan gangguan fungsi eritrosit dan sebagian eritrosit pecah saat melalui limpa dan keluarlah parasit. Splenomegali disebabkan oleh adanya peningkatan jumlah eritrosit yang ter infeksi parasit sehingga terjadi aktivitas system RES untuk memfagositosis eritrosit baik yang terifeksi maupun yang tidak. Kelainan patologik pembuluh darah kapilerdisebabkan karena eritrosit yang terinfeksi menjadi kaku dan lengket, perjalanannya dalam kapiler terganggu sehingga mekat pada endotel kapiler, timbul hipoksia atau anoriksia jaringan. Juga terjadi gangguan integritas kapiler sehingga terjadi pembesaran plasma. Monosit atau makrofag merupakan partisipan selalu terpenting dalam fagositosis eritrosit yang terinfeksi (Soegijanto, 2004: 5).

E.       Gejala Klinis
Secara klinis gejala malaria infeksi tunggal pada penderita nonimun terdiri atas serangan demam secara berulang dengan interval tertentu (paroksisme) yang diselingi oleh suatu periode dimana penderita bebas sama sekali dan demam. Sebelum demam penderita biasanya merasa lemah (malaise), myalgia, sakit kepala, anoreksia, nausea dan muntah. Gejala awal terjadi selama 2-3 hari sebelum paroksisme akut dimulai. Serangan demam dapat terus - menerus (tanpa interval) pada penderita dengan infeksi campuran (lebih dari satu plasmodium) atau satu jenis plasmodium tapi infeksi berulang dalam waktu yang berbeda  (Soegijanto, 2004: 5).
Gejala malaria muncul 9-14 hari setelah terinfeksi berdasarkan gejalanya dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Gejala Umum
a. Menggigil 15 - 60 menit
b. Demam 2 - 6 jam dengan suhu 37,5-40 C
c. Berkeringat 2-4 jam
d. Dapat diikuti sakit kepala, mual dan muntah.
e. Dapat disertai gejala khas masing - masing daerah, seperti diare pada
balita (Tim - Tim), nyeri otot dan pegal-pegal pada orang dewasa (Papua), pucat dan pegal pada orang dewasa (Yogya).

2. Gejala Malaria Parah
a. Gangguan kesadaran lebih dan 30 menit.
b. Kejang beberapa kali dan kejang panas tinggi diikuti gangguan kesadaran
c. Mata kuning dan tubuh kuning
d. Pendarahan dihidung, gusi atau saluran pencernaan
e. Jumlah kencing kurang (oliguri).
f. Warna urine seperti teh tua.
g. Kelemahan umum (tidak bisa duduk atau berdiri).
h. Nafas sesak
Setelah melewati masa inkubasi pada anak dan orang dewasa timbul gejala demam (periode peroksimal) yang khas pada malaria yang terlihat dalam 3 stadium, yaitu :
1.    Stadium dingin (Cold stage)
Diawali dengan menggigil dan perasaan sangat dingin, gigi gemertak, berpakaian dan berselimut tebal, nadi cepat lemah, bibir dengan jari pucat dan sianosis, kulit kering dan pucat. Stadium ini berlangsung antara 15 menit sampai dengan 1 jam.

2.    Stadium demam (Hot stage)
Setelah kedinginan, penderita merasa kepanasan, muka merah, kulit kering dan terasa panas seperti terbakar, disertai nyeri kepala dan mual muntah. Nadi menjadi kuat, suhu badan tinggi sampai 41°C atau lebih, penderita menjadi sangat haus. Stadium ini berlangsung antara 2-12 jam. Demam disebabkan oleh pecahnya entrosit matang yang berisi skizon yang mengandung merozoit memasuki sirkulasi darah. Pada plasmodium falcifarumnterval demam tidak jelas (setiap 24-48 jam). Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale interval demam terjadi setiap 48 jam dan Plasmodium malariae setiap 72 jam. Stadium ini berlangsung 2-4 jam.

3.    Stadium berkeringat
Pada stadium ini penderita berkeringat banyak sekali, suhu badan menurun dengan cepat kadang-kadang sampai di bawah normal. Penderita dapat tidur dengan nyenyak, badan terasa lemah setelah bangun, stadium ini berlangsung 2-4 jam.
Gejala klinis yang timbul tidak selalu sama pada setiap penderita tergantung dari spesies parasit, berat infeksi dan umur penderita. Di daerah dengan tingkat endemisitas tinggi (hiper atau holondemis), pada orang dewasa sering kali tidak dijumpai gejala klinis atau gejala klinis yang ringan walaupun dalam darahnya mengandung parasit malaria. Hal ini karena imunitas yang telah timbul pada mereka karena infeksi yang berulang(Soegijanto,2004:6).

F.        Jenis-Jenis Malaria (Tempo 2003)
1. Malaria Tertiana (paling ringan)
Malaria yang disebabkan Plasmodium Vivax dengan gejala demam dapat terjadi setiap dua hari sekali setelah gejala pertama terjadi ( dapat terjadi selama dua minggu setelah infeksi)

2.  Demam Rimba (Jungle Fever)
Malaria Aestivo-Autumnal atau disebut juga malaria tropika disebabkan plasmodium falciparum merupakan penyebab sebagian besar kematian akibat malaria. Organisme bentuk ini sering menghalangi darah ke otak, menyebabkan koma,mengigaudan kematian.
3. Malaria Kuartana
Malaria yang disebabkan plasmodium malariae, memiliki masa inkubasi lebih lama daripada penyakit malaria tertiana atau tropika, gejala pertama biasanya tidak terjadi antara 18 - 40 hari setelah infeksi terjadi. Gejala itu kemudian akan terulang lagi tiap tiga hari.

4. Malaria yang Jarang dijumpai
Malaria yang disebabkan plasmodium ovale yang mirip dengan malaria tertiana.

G.      Diagnosis
Penyakit malaria tidak sukar diketahui. Selain dari demamnya kita menduga dan tempat penderita berasal. Jika di daerah malaria seseorang mendadak demam, timbulnya demam mungkin berarti terjangkit malaria. Lebih-lebih harus dicurigai jika demamnya khas malaria. Jika demamnya meragukan dilakukan pemerikasaan darah. Darah diambil dengan tusukan jarum diujung jari, lalu dioleskan pada sepotong kaca. Diberi warna khusus, lalu diperiksa dibawah mikroskop. Jika ada sel darah merah mengandung parasit, tandanya positif malaria.
Pengambilan darah untuk memeriksa malaria tidak sembarang waktu. Darah diambil waktu demam timbul, parasitnya beredar dalam danah, sehingga dari pemeriksaan tidak ditemukan parasit malarianya. Seolah-olah tidak ada parasitnya. Padahal, sebetulnya parasitnya ada tetapi sedang bersembunyi. Pemeriksaan darah dilakukan rutin pada pendatang yang memasuki daerah malaria selama setahun. Dengan pemeriksaan ini dapat lebih dini dapat diketahui jangkitan malarianya. Pemeriksaan perlu diulang-ulang karena masa tunas penyakit malaria panjang. Pada pemeriksaan pertama parasitnya mungkin belum muncul di darah baru pemeriksaan ulang berikutnya parasitnya baru muncul (Handrawanm, 1996).
  
H.    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Malaria, yaitu:
1. Umur
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun (Elisabeth,1995).
Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dan orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini akibat dan pengalaman dan kematangan jiwanya (Huclok, 1998).
Anak - anak lebih rentan terhadap infeksi parasit malaria (Depkes, 1999: 19).

2. Jenis Kelamin
Karakter biologis atau kualitas yang membedakan laki-laki dan wanita satu sama lain, seperti ditampilkan dalam analisis gonad, morfologis (Internal dan eksternal) kromosom dan karakteristik hormone individu (John H. Direkx,M.D, 2005). Infeksi malaria tidak membedakan jenis kelamin akan tetapi apabila mengenfeksi ibu yang sedang hamil akan menyebabkan anemia yang lebih berat (Depkes,1999:19).

3. Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah upaya untuk mendewasakan seseorang. Dengan demikian setiap usaha pendidikan itu bertujuan, walaupun kadang tujuannya tidak disadari dan dirumuskan secara eksplisit (Slameto, 1991). Pendidikan berarti hubungan yang diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah suatu cita-cita tertentu (Suwarno, 1992). Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Kuncoroningrat, 1997).
Faktor pendidikan seseorang sangat menentukan kecemasan, kliends pendidikan tinggi akan lebih mampu mengatasi, menggunakan koping yang efektif dan konnstruktif daripada seseorang dengan pendidikan rendah (Broewer, 1983).
  
4. Status sosial ekonomi
“Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan (Erich, 1996; Nursalam & Pariani, 2001: 133).
Status sosial ekonomi merupakan jenis kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan responden setiap harinya sebagai penghasilan ekonomi.

Terbagi atas 2 kategori yaitu bekerja ( buruh, swasta, PNS/ ABRI) dan tidak bekerja ( Nursalam & Pariani, 2001: 138) ( skripsi Rohana Agustina).
Keadaan sosial ekonomi masyarakat yang bertempat tinggal di daerah endemis malaria erat hubunganya dengan infeksi malaria (Depkes: 1999).

5. Cara hidup
Perilaku seseorang yang ditunjukkan dalam aktivitas, minat dan opini khususnya yang berkaitan dengan citra diri untuk merekfesikan status sosialnya (The Jakarta Consuting Group, 2006)
Cara hidup sangat berpengaruh terhadap penularan penyakit malaria. Misalnya: Tidur tidak memakai kelambu dan senang berada diluar rumah pada malam hari (Depkes, 1999: 19)

6. Riwayat Malaria Sebelumnya
Orang yang pernah terinfeksi penyakit malaria sebelumnya biasanya akan terbentuk imunitas sehingga akan lebih tahan terhadap infeksi malaria (Depkes, 1999. )

I.          Pencegahan
Ada beberapa hal yang menyangkut cara dan tips pencegahan malaria itu sendiri. Ada beberapa cara mencegah penyakit malaria adalah:
1.      Pendidikan kesehatan, untuk mencegah penyebaran penyakit parasit Isospora belli, terutama daerah yang endemi dengan penyakit ini. Yakni dengan memberi penyuluhan kepada masyarakat di daerah endemis tentang cara-cara penularan dan cara pemberantasan penyakit ini.
2.      Menghindari gigitan nyamuk, tidur memakai kelambu, menggunakan obat nyamuk, memakai obat oles anti nyamuk, pasang kawat kasa pada ventilasi, menjauhkan kandang ternak dari rumah, mengurangi berada di luar rumah pada malam hari.
3.      Membersihkan lingkungan, menimbun genangan air, membersihkan lumut, gotong royong membersihkan lingkungan sekitar, mencegahnya dengan kentongan. Ini adalah bentuk dari usaha untuk pencegahan malaria.
4.      Menebarkan pemakan jentik, menekan kepadatan nyamuk dengan menebarkan ikan pemakan jentik. Seperti ikan kepala timah, nila merah, gupi, mujair.
5.      Penanaman padi secara serempak atau diselingi dengan tanaman kering atau pengeringan sawah secara berkala.
6.      Pengawasan higiene dan sanitasi yakni dengan menjaga kebersihan perorangan dan kebersihan lingkungan


BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa Plasmodium merupakan parasit yang dibawa oleh vektor yakni nyamuk. Adapun beberapa jenis nyamuk yang membawa parasit plasmodium, yakni nyamuk Anopheles betina, nyamuk Culex, dan Nyamuk Aedes. Karena parasit ini dapat menyebabkan terjadinya penyakit malaria. Adapun penyakit malaria, yakni: Malaria Tertiana, Malaria Vivax, dan  Malaria Falsifarum.

B.     Saran
Kebersihan lingkungan merupakan salah satu faktor dalam mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat, serta dapat mengurangi terjadinya berbagi pencemaran, dan mengurangi terjadinya penyakit yang berbasis lingkungan. Sehingga diharapkan warga harus proaktip dan mendukung kebijakan pemerintah dalam mewujudkan Indonesia sehat, sehingga tercipta lingkungan yang bersih dan sehat. Sehingga mereka dapat bekerja dan berkarya  lebih maksimal menuju masyarakat yang makmur dan sejahtera.

  
DAFTAR PUSTAKA
http://tautanpena.blogspot.com/2013/05/Penyebab-Cara-Pencegahan-Malaria.html


0 komentar:

PARASIT PADA VEKTOR ( PLASMODIUM )

Written on 12.15.00 by Unknown

MATA KULIAH : PARASITOLOGI
DOSEN            : SULASMI, SKM.,M.Kes

MAKALAH PARASITOLOGI
“PARASIT PADA VEKTOR ( PLASMODIUM )”







Oleh:
EVI NURSYAFITRI
PO.71.4.221.13.2.012

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
 KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI D.IV
2013/2014


Kata Pengantar
Bismillahirrahmanirrahim.
              Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Makalah Parasitologi dengan judul “Parasit yang Terdapat pada Vektor  (Plasmodium) ” ini dapat selesai dengan tepat waktu. Terwujudnya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.      Ibu Sulasmi, SKM.,M.Kes selaku dosen pengampu pada mata kuliah Parasitologi yang telah memberikan ilmu  dan sumbangsinya dalam menyusun makalah ini.
2.      Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan motivasi dan dukungan baik moral maupun spiritual.
3.      Teman-teman yang tercinta yang telah sabar untuk meluangkan waktunya untuk berdiskusi dalam menyusun makalah ini.
4.      Dan semua pihak yang telah membantu dalam  menyusun makalah ini.
Dalam makalah ini terdapat beberapa pembahasan materi mengenai “Parasit yang ada di Vektor tersebut dan mengenai penyakit yang disebabkan oleh parasit tersebut”. Namun dalam penyusunannya masih terdapat banyak kekurangan oleh karena itu kritik dan saran yang membangun diharapkan penulis dari semua pihak, agar kedepannya lebih baik lagi dalam menyusun makalah.  
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik itu  penulis terlebih kepada pembacanya.
Wasallam

Makassar,    Juni   2014 

Penulis
                                                    
DAFTAR ISI
Sampul .......................................................................................................................
Kata Pengantar............................................................................................................ i
DAFTAR ISI  ............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 1
A.     Latar Belakang ............................................................................................... 1
B.     Tujuan ........................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 2
A.   Pengertian Malaria  ........................................................................................ 2
B.   Penyebab ....................................................................................................... 2
C.   Masa Inkubasi ................................................................................................ 3
D.   Patofiologi...................................................................................................... 3
E.    Gejala Klinis .................................................................................................. 4
F.    Jenis-jenis Malaria ......................................................................................... 6
G.   Diagnosis ....................................................................................................... 6
H.   Faktor-faktor yang Mempengaruhi Malaria .................................................... 7
I.       Pencegahan .................................................................................................... 9
BAB III PENUTUP..................................................................................................... 10
A.     Kesimpulan..................................................................................................... 10
B.     Saran .............................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 11


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Parasit adalah Organisme yang hidup pada permukaan tubuh atau di dalam organisme lain dan untuk kelangsungan hidupnya mengambil sebagian atau seluruh makanan serta mendapat perlindungan dari organisme lain tersebut. Atau parasit adalah organisme yang hidup sementara/menetap dan pada permukaan/di dalam. Dengan maksud  mengambil sebagian/seluruh kebutuhan makanan dan mendapat perlindungan. Ilmu yang khusus menangani mengenai parasit adalah Parasitologi. Hubungan timbal balik antara parasit dengan hospes yang berguna untuk kelangsungan hidup parasit tersebut disebut parasitisme.
Dalam makalah ini akan membahas mengenai parasit yang biasa ditemukan dalam air limbah atau air kotor, sehingga mempermudah pemahaman kita mengenai parasit. Yang mana kita ketahui parasit dapat ditemukan di tiga sumber yakni, parasit yang ditemukan di air bersih, parasit dari air limbah dan dari vekto

B.     Tujuan
Tujuannya adalah untuk mengetahui tentang parasit Plasmodium yang di bawa oleh Vektor Nyamuk.
  

BAB II
PEMBAHASAN  
A.     Pengertian Malaria
Kata “malaria” berasal dari bahasa Itali “ Mal” yang artinya buruk dan “Aria” yang artinya udara. Sehingga malaria berarti udara buruk (bad air). Hal ini disebabkan karena malaria terjadi secara musiman di daerah yang kotor dan banyak tumpukan air (koalisi (a) koalisi org 2001).
Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit (protozoa) dan genus plasmodium, yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles. (Prabowo, 2004: 2).
Penyakit malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi protozoa dan genus plasmodium masa tunas atau inkubasi penyakit dapat beberapa hari atau beberapa bulan. (Dinas kesehatan DKI Jakarta)
Berdasarkan pengertian diatas penyakit malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi protozoa dan genus plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles yang masa inkubasi penyakit dapat beberapa hari sampai beberapa bulan.

B.       Penyebab Malaria
Penyebab malaria adalah dari genus plasmodium famili plasmodiidae dari orde Coccdiiae penyebab malaria di Indonesia sampai saat ini di golongkan menjadi empat plasmodium,yaitu:
1. Plasmodium Falsiparum, penyebab penyakit malaria tropika.
2. Plasmodium Vivax, penyebab penyakit malaria tertiana.
3. Plasmodium Malariae, penyebab penyakit malaria kuartana.
4. Plasmodium Ovale, jenis ini jarang sekali dijumpai umumnya banyak di Afrika.
  
C.       Masa Inkubasi
Masa inkubasi bervariasi pada setiap spesies antara 9-30 hari, gigitan nyamuk dan munculnya gejala klinis masa inkubasi dapat dibedakan berdasarkan penyebabnya:
1. Plasmodium Flasiparum antara 12 hari.
2. Plasmodium Vivax antara 13-17 hari.
3. Plasmodium Ovale antara 13-17 hari.
4. Plasmodium Malariae antara 28-30 hari.
Masa inkubasi malaria juga tergantung dan intensitas infeksi, pengobatan yang sudah pernah didapat sebelumnya dan derajat imunitas penjamu. (Soegijanto, 2004: 6)

D.       Patofisiologis
Ada 4 patologi yang terjadi pada malaria, yaitu demam, anemia, imunopatologi dan anoksia jaringan, yang disebabkan oleh perlengketan eritrosit yang terinfeksi pada endotel kapiler.
Demam paroksimal berbeda untuk keempat spesies tergantung dari lama manutaskizonnya. Serangan demam disebabkan pecahnya eritrosit sewaktu fase skizogom eritrositik dan masuknya merozoit kedalam sirkulasi darah. Demam mengakibatkan terjadinya vasoaktif yang diproduksi oleh parasit. Setelah merozoit masuk dan menginfeksi eritrosit yang baru, demam turun dengan cepat sehingga penderita merasa kepanasan dan berkeringat banyak. Anemia disebabkan oleh destruksi eritrosit yang berlebihan, hemolisis autoimun dan gangguan eritropoesis. Diduga terdapat toksin malaria yang disebabkan gangguan fungsi eritrosit dan sebagian eritrosit pecah saat melalui limpa dan keluarlah parasit. Splenomegali disebabkan oleh adanya peningkatan jumlah eritrosit yang ter infeksi parasit sehingga terjadi aktivitas system RES untuk memfagositosis eritrosit baik yang terifeksi maupun yang tidak. Kelainan patologik pembuluh darah kapilerdisebabkan karena eritrosit yang terinfeksi menjadi kaku dan lengket, perjalanannya dalam kapiler terganggu sehingga mekat pada endotel kapiler, timbul hipoksia atau anoriksia jaringan. Juga terjadi gangguan integritas kapiler sehingga terjadi pembesaran plasma. Monosit atau makrofag merupakan partisipan selalu terpenting dalam fagositosis eritrosit yang terinfeksi (Soegijanto, 2004: 5).

E.       Gejala Klinis
Secara klinis gejala malaria infeksi tunggal pada penderita nonimun terdiri atas serangan demam secara berulang dengan interval tertentu (paroksisme) yang diselingi oleh suatu periode dimana penderita bebas sama sekali dan demam. Sebelum demam penderita biasanya merasa lemah (malaise), myalgia, sakit kepala, anoreksia, nausea dan muntah. Gejala awal terjadi selama 2-3 hari sebelum paroksisme akut dimulai. Serangan demam dapat terus - menerus (tanpa interval) pada penderita dengan infeksi campuran (lebih dari satu plasmodium) atau satu jenis plasmodium tapi infeksi berulang dalam waktu yang berbeda  (Soegijanto, 2004: 5).
Gejala malaria muncul 9-14 hari setelah terinfeksi berdasarkan gejalanya dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Gejala Umum
a. Menggigil 15 - 60 menit
b. Demam 2 - 6 jam dengan suhu 37,5-40 C
c. Berkeringat 2-4 jam
d. Dapat diikuti sakit kepala, mual dan muntah.
e. Dapat disertai gejala khas masing - masing daerah, seperti diare pada
balita (Tim - Tim), nyeri otot dan pegal-pegal pada orang dewasa (Papua), pucat dan pegal pada orang dewasa (Yogya).

2. Gejala Malaria Parah
a. Gangguan kesadaran lebih dan 30 menit.
b. Kejang beberapa kali dan kejang panas tinggi diikuti gangguan kesadaran
c. Mata kuning dan tubuh kuning
d. Pendarahan dihidung, gusi atau saluran pencernaan
e. Jumlah kencing kurang (oliguri).
f. Warna urine seperti teh tua.
g. Kelemahan umum (tidak bisa duduk atau berdiri).
h. Nafas sesak
Setelah melewati masa inkubasi pada anak dan orang dewasa timbul gejala demam (periode peroksimal) yang khas pada malaria yang terlihat dalam 3 stadium, yaitu :
1.    Stadium dingin (Cold stage)
Diawali dengan menggigil dan perasaan sangat dingin, gigi gemertak, berpakaian dan berselimut tebal, nadi cepat lemah, bibir dengan jari pucat dan sianosis, kulit kering dan pucat. Stadium ini berlangsung antara 15 menit sampai dengan 1 jam.

2.    Stadium demam (Hot stage)
Setelah kedinginan, penderita merasa kepanasan, muka merah, kulit kering dan terasa panas seperti terbakar, disertai nyeri kepala dan mual muntah. Nadi menjadi kuat, suhu badan tinggi sampai 41°C atau lebih, penderita menjadi sangat haus. Stadium ini berlangsung antara 2-12 jam. Demam disebabkan oleh pecahnya entrosit matang yang berisi skizon yang mengandung merozoit memasuki sirkulasi darah. Pada plasmodium falcifarumnterval demam tidak jelas (setiap 24-48 jam). Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale interval demam terjadi setiap 48 jam dan Plasmodium malariae setiap 72 jam. Stadium ini berlangsung 2-4 jam.

3.    Stadium berkeringat
Pada stadium ini penderita berkeringat banyak sekali, suhu badan menurun dengan cepat kadang-kadang sampai di bawah normal. Penderita dapat tidur dengan nyenyak, badan terasa lemah setelah bangun, stadium ini berlangsung 2-4 jam.
Gejala klinis yang timbul tidak selalu sama pada setiap penderita tergantung dari spesies parasit, berat infeksi dan umur penderita. Di daerah dengan tingkat endemisitas tinggi (hiper atau holondemis), pada orang dewasa sering kali tidak dijumpai gejala klinis atau gejala klinis yang ringan walaupun dalam darahnya mengandung parasit malaria. Hal ini karena imunitas yang telah timbul pada mereka karena infeksi yang berulang(Soegijanto,2004:6).

F.        Jenis-Jenis Malaria (Tempo 2003)
1. Malaria Tertiana (paling ringan)
Malaria yang disebabkan Plasmodium Vivax dengan gejala demam dapat terjadi setiap dua hari sekali setelah gejala pertama terjadi ( dapat terjadi selama dua minggu setelah infeksi)

2.  Demam Rimba (Jungle Fever)
Malaria Aestivo-Autumnal atau disebut juga malaria tropika disebabkan plasmodium falciparum merupakan penyebab sebagian besar kematian akibat malaria. Organisme bentuk ini sering menghalangi darah ke otak, menyebabkan koma,mengigaudan kematian.
3. Malaria Kuartana
Malaria yang disebabkan plasmodium malariae, memiliki masa inkubasi lebih lama daripada penyakit malaria tertiana atau tropika, gejala pertama biasanya tidak terjadi antara 18 - 40 hari setelah infeksi terjadi. Gejala itu kemudian akan terulang lagi tiap tiga hari.

4. Malaria yang Jarang dijumpai
Malaria yang disebabkan plasmodium ovale yang mirip dengan malaria tertiana.

G.      Diagnosis
Penyakit malaria tidak sukar diketahui. Selain dari demamnya kita menduga dan tempat penderita berasal. Jika di daerah malaria seseorang mendadak demam, timbulnya demam mungkin berarti terjangkit malaria. Lebih-lebih harus dicurigai jika demamnya khas malaria. Jika demamnya meragukan dilakukan pemerikasaan darah. Darah diambil dengan tusukan jarum diujung jari, lalu dioleskan pada sepotong kaca. Diberi warna khusus, lalu diperiksa dibawah mikroskop. Jika ada sel darah merah mengandung parasit, tandanya positif malaria.
Pengambilan darah untuk memeriksa malaria tidak sembarang waktu. Darah diambil waktu demam timbul, parasitnya beredar dalam danah, sehingga dari pemeriksaan tidak ditemukan parasit malarianya. Seolah-olah tidak ada parasitnya. Padahal, sebetulnya parasitnya ada tetapi sedang bersembunyi. Pemeriksaan darah dilakukan rutin pada pendatang yang memasuki daerah malaria selama setahun. Dengan pemeriksaan ini dapat lebih dini dapat diketahui jangkitan malarianya. Pemeriksaan perlu diulang-ulang karena masa tunas penyakit malaria panjang. Pada pemeriksaan pertama parasitnya mungkin belum muncul di darah baru pemeriksaan ulang berikutnya parasitnya baru muncul (Handrawanm, 1996).
  
H.    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Malaria, yaitu:
1. Umur
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun (Elisabeth,1995).
Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dan orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini akibat dan pengalaman dan kematangan jiwanya (Huclok, 1998).
Anak - anak lebih rentan terhadap infeksi parasit malaria (Depkes, 1999: 19).

2. Jenis Kelamin
Karakter biologis atau kualitas yang membedakan laki-laki dan wanita satu sama lain, seperti ditampilkan dalam analisis gonad, morfologis (Internal dan eksternal) kromosom dan karakteristik hormone individu (John H. Direkx,M.D, 2005). Infeksi malaria tidak membedakan jenis kelamin akan tetapi apabila mengenfeksi ibu yang sedang hamil akan menyebabkan anemia yang lebih berat (Depkes,1999:19).

3. Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah upaya untuk mendewasakan seseorang. Dengan demikian setiap usaha pendidikan itu bertujuan, walaupun kadang tujuannya tidak disadari dan dirumuskan secara eksplisit (Slameto, 1991). Pendidikan berarti hubungan yang diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah suatu cita-cita tertentu (Suwarno, 1992). Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Kuncoroningrat, 1997).
Faktor pendidikan seseorang sangat menentukan kecemasan, kliends pendidikan tinggi akan lebih mampu mengatasi, menggunakan koping yang efektif dan konnstruktif daripada seseorang dengan pendidikan rendah (Broewer, 1983).
  
4. Status sosial ekonomi
“Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan (Erich, 1996; Nursalam & Pariani, 2001: 133).
Status sosial ekonomi merupakan jenis kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan responden setiap harinya sebagai penghasilan ekonomi.

Terbagi atas 2 kategori yaitu bekerja ( buruh, swasta, PNS/ ABRI) dan tidak bekerja ( Nursalam & Pariani, 2001: 138) ( skripsi Rohana Agustina).
Keadaan sosial ekonomi masyarakat yang bertempat tinggal di daerah endemis malaria erat hubunganya dengan infeksi malaria (Depkes: 1999).

5. Cara hidup
Perilaku seseorang yang ditunjukkan dalam aktivitas, minat dan opini khususnya yang berkaitan dengan citra diri untuk merekfesikan status sosialnya (The Jakarta Consuting Group, 2006)
Cara hidup sangat berpengaruh terhadap penularan penyakit malaria. Misalnya: Tidur tidak memakai kelambu dan senang berada diluar rumah pada malam hari (Depkes, 1999: 19)

6. Riwayat Malaria Sebelumnya
Orang yang pernah terinfeksi penyakit malaria sebelumnya biasanya akan terbentuk imunitas sehingga akan lebih tahan terhadap infeksi malaria (Depkes, 1999. )

I.          Pencegahan
Ada beberapa hal yang menyangkut cara dan tips pencegahan malaria itu sendiri. Ada beberapa cara mencegah penyakit malaria adalah:
1.      Pendidikan kesehatan, untuk mencegah penyebaran penyakit parasit Isospora belli, terutama daerah yang endemi dengan penyakit ini. Yakni dengan memberi penyuluhan kepada masyarakat di daerah endemis tentang cara-cara penularan dan cara pemberantasan penyakit ini.
2.      Menghindari gigitan nyamuk, tidur memakai kelambu, menggunakan obat nyamuk, memakai obat oles anti nyamuk, pasang kawat kasa pada ventilasi, menjauhkan kandang ternak dari rumah, mengurangi berada di luar rumah pada malam hari.
3.      Membersihkan lingkungan, menimbun genangan air, membersihkan lumut, gotong royong membersihkan lingkungan sekitar, mencegahnya dengan kentongan. Ini adalah bentuk dari usaha untuk pencegahan malaria.
4.      Menebarkan pemakan jentik, menekan kepadatan nyamuk dengan menebarkan ikan pemakan jentik. Seperti ikan kepala timah, nila merah, gupi, mujair.
5.      Penanaman padi secara serempak atau diselingi dengan tanaman kering atau pengeringan sawah secara berkala.
6.      Pengawasan higiene dan sanitasi yakni dengan menjaga kebersihan perorangan dan kebersihan lingkungan


BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa Plasmodium merupakan parasit yang dibawa oleh vektor yakni nyamuk. Adapun beberapa jenis nyamuk yang membawa parasit plasmodium, yakni nyamuk Anopheles betina, nyamuk Culex, dan Nyamuk Aedes. Karena parasit ini dapat menyebabkan terjadinya penyakit malaria. Adapun penyakit malaria, yakni: Malaria Tertiana, Malaria Vivax, dan  Malaria Falsifarum.

B.     Saran
Kebersihan lingkungan merupakan salah satu faktor dalam mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat, serta dapat mengurangi terjadinya berbagi pencemaran, dan mengurangi terjadinya penyakit yang berbasis lingkungan. Sehingga diharapkan warga harus proaktip dan mendukung kebijakan pemerintah dalam mewujudkan Indonesia sehat, sehingga tercipta lingkungan yang bersih dan sehat. Sehingga mereka dapat bekerja dan berkarya  lebih maksimal menuju masyarakat yang makmur dan sejahtera.

  
DAFTAR PUSTAKA
http://tautanpena.blogspot.com/2013/05/Penyebab-Cara-Pencegahan-Malaria.html


If you enjoyed this post Subscribe to our feed