Rabu, 25 Maret 2015

Makalah Naegleria Fowleri

DOSEN               :  SULASMI, S.KM, M.Kes
MATA KULIAH:  PARASITOLOGI
 

MAKALAH
(Naegleria Fowleri)







DI SUSUN OLEH KELOMPOK 11:
1.     FERANITA TODING RONGKO
2.     HERIANTO
3.     RIRI REZKY RAMADANI

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
2013/2014


KATA PENGANTAR

          Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah  parasitologi  ini dengan baik
            Makalah ini disusun sebagai pemenuhan tugas mata kuliah parasitologi .Dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa dapat mengerti tentang
            saya menyadari bahwa penulisan rangkuman ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan guna perbaikan di masa mendatang dan semoga bermanfaat bagi kita semua, Amin.




Makassar, 11-04-2014

                                                                                                                Penulis




DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR : ...................................................................................... i
DAFTAR ISI                   :.................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN:..................................................................................
A.  LATAR BELAKANG:.................................................................................... 1
B.  TUJUAN                    :..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN:....................................................................................
A.    Sejarah                 :..................................................................................... 3
B.     Penyebaran          :..................................................................................... 4
C.     Toksonomi           :..................................................................................... 4
D.    Morfologi & Daur Hidup:......................................................................... 5
E.     Habitat                :..................................................................................... 6
F.      Siklus Hidup       :..................................................................................... 6
G.    Penyebaran Penyakit :............................................................................... 7
H.    Pencegahan         :..................................................................................... 7
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan         :..................................................................................... 8
B.     Saran                   :..................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA    :..................................................................................... 9




BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Free-living amebae yang paling dikenal adalah Naegleria fowleri dan Accanthamoeba spp. Kedua amebae ini hidup bebas ditanah yang lembab dan air, menjadi parasit fakultatif pada manusia.Naegleria fowleri adalah penyebab primery amebic meningoencephalitis (PAM), dan Accanthamoeba spp berhubungan dengan kelainan yang lebih kronis di sistem saraf, yakni granulomatous amebic encephalitis (GAE), amebic keratitis, serta ulkus di kulit. Tipikal kasus PAM terjadi pada musim panas, dimana Naegleria fowleri berproliferasi dengan cepat seiring dengan bertambahnya temperatur.  
Penderita PAM biasanya memiliki riwayat kontak dengan air seperti berenang di danau, sungai, atau kolam renang yang dapat terinfeksi oleh organisme ini beberapa hari sebelumnya timbul gejala. Selama periode kering dan meningkatnya temperatur ini, konsentrasi Naegleria fowleri akan meningkat. Pada beberapa kasus, ada indikasi bahwa organisme ini juga dapat ditularkan melalui inhalasi dari debu yang terkontaminasi.
Pada tahun 1965, Fowler dan Carter mempublikasikan sebuah laporan kasus yang terjadi pada 4 orang penderita di Australia. Laporan ini pertamaa kali menghubungkan antara Naegleria fowleri dan penyakit yang menyerang susunan saraf pusat. Pada awalnya peneliti tersebut beranggapan bahwa ameba penyebab dari penyakit tersebut adalah genus accanthameba, tetapi setelahpenelitian lebih lanjut ameba penyebabnya cenderung mengacu kepada Naegleria fowleri.
B.   TUJUAN
1.    Untuk mengetahui Sejarah  Naegleria fowleri
2.    Untuk mengetahui penyebaran Naegleria fowleri
3.    Untuk mengetahui taksonomi Naegleria fowleri
4.    Untuk mengetahui morpologi Naegleria fowleri
5.    Untuk megetahui habitat Naegleria fowler
6.    Untuk mengetahui siklus hidup Naegleria fowleri
7.    Untuk mengetahui penyebaran penyakit Naegleria fowleri
8.    Untuk mengetahui pencegahan Naegleria fowleri


BAB II
PEMBAHASAN
A.   Sejarah  
Naegleria fowleri adalah spesies yang pathogen pada manusia. Spesies ini sebelumnya disebut naegleria gluberi. Kasus pertama ditemukan pada tahun 1965 di Australia dan Florida di AS dan hanya dalam waktu 10 tahun kemudian telah dilaporkan hampir 100 kasus menderita amebic di seluruh dunia. Pada tahun 1978 seorang gadis yang secara teratur berenang di pemandian romawi kuno di Inggris meninggal karena menderita amebic. Pada tahun 1978 juga di Cekoslowakia para peneliti menemukan penyebab epidemi kolam renang, yaitu adanya kantong air yang mengandung ameba tersebut di belakang lubang-lubang dinding kolam yang terhindar dari pengaruh klorin
Hospes dan nama penyakit Naegleria fowleri hidup di alam di air tawar yang menggenang (kolam danau), di tanah dan tinja. Spesies ini dapat menjadi patogen pada manusia dan menimbulkan penyakit yang disebut primary amebic meningoencephalitis. Distribusi geografik Kasus-kasus dengan primary amebic meningoencephalitis telah dilaporkan dari Amerika Serikat, Belgia, Cekoslowakia, Australia, Selandia Baru, India, Nigeria, Inggris, Irlandia, Venezuela, Panama, dan Papua Nugini.

B.   Penyebaran
Naegleria fowleri bersifat kosmopolit,Kasus-kasus dengan primary amebic meningoencephalitistelah di laporkan dari AS, Belgia, Cekoslowakia, Australia, Selandia Baru, India, Nigeria, Irlandia, Venezuela, Panama, dan Papua Nugini. Naegleria fowleria di isolasi dari kasus kematian tersebut. Ameba ini membunuh hewan percobaan pada beberapa laboratorium pada waktu diinjeksikan intra nasal, intra vena dan intracerebral. Organisme ini tidak membentuk cyste atau flagella dalam tubuh hospes dan vakuolanya berisi sel debris (serpihan sel) dari hospes.
C.   Taksonomi
Domain          :  Eukaroyota
Filum              : protozoa
Kelas              : Heterolobosea
Ordo               : Amoeba
Famili             : Vahlkampfiidae
Genu  s          : Naegleria
Spesies          : N. fowleri

D.   morfologi dan daur hidup
Seperti ameba lainnya, ameba dari spesies ini terdiri atas ektoplasma dan endoplasma. Di dalam endoplasma terdapat 1 inti vesikular dengan kariosom yang besar dan dinding inti yang penuh dengan butir-butir kromatin; selain inti juga ditemukan vakuola kontraktil dan vakuola makanan. Pada genus Naegleria ditemukan tiga stadium yaitu stadium ameboid, flagellata, dan kista.
(1). Stadium ameboid :
Mempunyai bentuk tidak teratur, lonjong atau membulat dengan ukuran rata-rata 29 mikron. Pseudopodium tunggal yang dikeluarkan meluas ke satu arah.
(2). Stadium flagellata :
Mempunyai bentuk lonjong seperti buah per, mempunyai 1 inti vesikular, 1 vakuol kobtraktil ynag terletak pada bagian posterior dan dua flagel yang sama panjang. Fase ini hanya ditemukan beberapa jam saja, kemudian berubah menjadi fase ameboid lagi.
(3). Stadium kista :
Bentuk bulat atau lonjong, mempunyai 1 inti. Berukuran 10 – 14 mikron. Pada dindingnya terdapat beberapa lubang yang digunakan untuk eksistasi. Daur hidup ameba ini belum diketahui dengan jelas. Cara infeksi pada manusia diperkirakan melauli hidung pada waktu penderita berenang atau ketika mengambil air wudhu.

E.   Habitat
Naegleria adalah amoeba ( bersel tunggal organisme hidup ) yang biasa ditemukan di air tawar hangat ( misalnya , danau, sungai , dan sumber air panas ) dan tanah . Hanya satu spesies ( jenis ) dari Naegleria menginfeksi orang : Naegleria fowleri .
F.    Siklus hidup
Naegleria fowleri memiliki 3 stadium dalam siklus hidupnya, yaitu kista trophozoit bentuk ameba dan bentuk flagella. Trophozoit ber-replikasi dengan cara promitosis (membran nukleus tetap utuh). Naegleria fowleri ditemukan di air, tanah, kolam renang air hangat, hidroterapi dan kolam renang untuk pengobatan, akuarium, dan limbah.
                  Trophozoit bentuk ameba dapat berubah menjadi bentuk flagella, dan dapat kembali berubah menjadi betuk ameba. Menginfeksi manusia dengan cara trophozoit terhirup melalui hidung, yang kemudian akan menginvasi membran nasal, dan masuk ke ruang sinus paranasal. Trophozoit ini akan langsung menembus ciribriform plate ditulang ethmoidalis, dan masuk ke otak melalui nervus olfaktorius. Selanjutnya akan bermultiplikasi di jaringan sistem saraf pusat (SSP) dan menyebabkan Primary Amebic Meningoencephalitis. Dapat diisolasi dari cairan serebro spinal (cerebro spinal fluid/ CSF).

G.   Penyebaran penyakit
Ameba yang masuk melalui hidung menembus ke jaringan otak dan memperbanyak diri dalam jaringan otak. Gejala yang timbul adalah sakit kepala yang hebat di bagian frontal, demam, sakit tenggorokan, hidung tersumbat, kaku kuduk dan berbagai kelainan sistem susunan saraf pusat. Cairan serebrospinal menjadi purulen dan dapat mengandung banyak sel darah merah,ameba yang bergerak. Biasanya penderita meninggal 4 sampai 5 hari sesudah gejala timbul
H.   Pencegahan
Karena ameba ini hidup di air tawar, tanah dan tinja, maka penyebaran mungkin di seluruh dunia. Dengan ditemukannya penderita di beberapa tempat pada musim panas, timbulnya penyakit mungkin berhubungan dengan musim, karena ameba ini bersifat termofilik. Oleh Karena itu sebaiknya pencegahan yang harus dilakukan adalah menghindari genangan air  dan tanah yang telah terkontaminasi oleh limbah pabrik dan meminimalisir kebiasaan berenang.


BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Naegleria fowleri adalah spesies yang pathogen pada manusia. Spesies ini sebelumnya disebut naegleria gluberi. Hospes dan nama penyakit Naegleria fowleri hidup di alam di air tawar yang menggenang (kolam danau), di tanah dan tinja
Pada genus Naegleria ditemukan tiga stadium yaitu stadium ameboid, flagellata, dan kista.
Pencegahan yang harus dilakukan adalah menghindari genangan air  dan tanah yang telah terkontaminasi oleh limbah pabrik dan meminimalisir kebiasaan berenang.

B.   Saran
Sebagai saran kami dari penulis mengharapkan setelah membaca Makalah ini.kita dapat mengetauhi bahwa Negleria fowleri sangat berbahaya dan merupakan  pemakan otak yang dapat langsung merenggut nyawa manusia oleh karena itu hindari tempat-tempat yang memungkinkan adanya parasit negleria fowleri ini terutama yang berhubungan dengan air dan terkhusus pada musim panas.sebaiknya kita juga memanimalisir kebiasaan berenang



            DAFTAR PUSTAKA
http://my_education.com (Diakses tanggal 20 mei 2014)


0 komentar:

Makalah Naegleria Fowleri

Written on 13.34.00 by Unknown

DOSEN               :  SULASMI, S.KM, M.Kes
MATA KULIAH:  PARASITOLOGI
 

MAKALAH
(Naegleria Fowleri)







DI SUSUN OLEH KELOMPOK 11:
1.     FERANITA TODING RONGKO
2.     HERIANTO
3.     RIRI REZKY RAMADANI

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
2013/2014


KATA PENGANTAR

          Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah  parasitologi  ini dengan baik
            Makalah ini disusun sebagai pemenuhan tugas mata kuliah parasitologi .Dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa dapat mengerti tentang
            saya menyadari bahwa penulisan rangkuman ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan guna perbaikan di masa mendatang dan semoga bermanfaat bagi kita semua, Amin.




Makassar, 11-04-2014

                                                                                                                Penulis




DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR : ...................................................................................... i
DAFTAR ISI                   :.................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN:..................................................................................
A.  LATAR BELAKANG:.................................................................................... 1
B.  TUJUAN                    :..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN:....................................................................................
A.    Sejarah                 :..................................................................................... 3
B.     Penyebaran          :..................................................................................... 4
C.     Toksonomi           :..................................................................................... 4
D.    Morfologi & Daur Hidup:......................................................................... 5
E.     Habitat                :..................................................................................... 6
F.      Siklus Hidup       :..................................................................................... 6
G.    Penyebaran Penyakit :............................................................................... 7
H.    Pencegahan         :..................................................................................... 7
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan         :..................................................................................... 8
B.     Saran                   :..................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA    :..................................................................................... 9




BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Free-living amebae yang paling dikenal adalah Naegleria fowleri dan Accanthamoeba spp. Kedua amebae ini hidup bebas ditanah yang lembab dan air, menjadi parasit fakultatif pada manusia.Naegleria fowleri adalah penyebab primery amebic meningoencephalitis (PAM), dan Accanthamoeba spp berhubungan dengan kelainan yang lebih kronis di sistem saraf, yakni granulomatous amebic encephalitis (GAE), amebic keratitis, serta ulkus di kulit. Tipikal kasus PAM terjadi pada musim panas, dimana Naegleria fowleri berproliferasi dengan cepat seiring dengan bertambahnya temperatur.  
Penderita PAM biasanya memiliki riwayat kontak dengan air seperti berenang di danau, sungai, atau kolam renang yang dapat terinfeksi oleh organisme ini beberapa hari sebelumnya timbul gejala. Selama periode kering dan meningkatnya temperatur ini, konsentrasi Naegleria fowleri akan meningkat. Pada beberapa kasus, ada indikasi bahwa organisme ini juga dapat ditularkan melalui inhalasi dari debu yang terkontaminasi.
Pada tahun 1965, Fowler dan Carter mempublikasikan sebuah laporan kasus yang terjadi pada 4 orang penderita di Australia. Laporan ini pertamaa kali menghubungkan antara Naegleria fowleri dan penyakit yang menyerang susunan saraf pusat. Pada awalnya peneliti tersebut beranggapan bahwa ameba penyebab dari penyakit tersebut adalah genus accanthameba, tetapi setelahpenelitian lebih lanjut ameba penyebabnya cenderung mengacu kepada Naegleria fowleri.
B.   TUJUAN
1.    Untuk mengetahui Sejarah  Naegleria fowleri
2.    Untuk mengetahui penyebaran Naegleria fowleri
3.    Untuk mengetahui taksonomi Naegleria fowleri
4.    Untuk mengetahui morpologi Naegleria fowleri
5.    Untuk megetahui habitat Naegleria fowler
6.    Untuk mengetahui siklus hidup Naegleria fowleri
7.    Untuk mengetahui penyebaran penyakit Naegleria fowleri
8.    Untuk mengetahui pencegahan Naegleria fowleri


BAB II
PEMBAHASAN
A.   Sejarah  
Naegleria fowleri adalah spesies yang pathogen pada manusia. Spesies ini sebelumnya disebut naegleria gluberi. Kasus pertama ditemukan pada tahun 1965 di Australia dan Florida di AS dan hanya dalam waktu 10 tahun kemudian telah dilaporkan hampir 100 kasus menderita amebic di seluruh dunia. Pada tahun 1978 seorang gadis yang secara teratur berenang di pemandian romawi kuno di Inggris meninggal karena menderita amebic. Pada tahun 1978 juga di Cekoslowakia para peneliti menemukan penyebab epidemi kolam renang, yaitu adanya kantong air yang mengandung ameba tersebut di belakang lubang-lubang dinding kolam yang terhindar dari pengaruh klorin
Hospes dan nama penyakit Naegleria fowleri hidup di alam di air tawar yang menggenang (kolam danau), di tanah dan tinja. Spesies ini dapat menjadi patogen pada manusia dan menimbulkan penyakit yang disebut primary amebic meningoencephalitis. Distribusi geografik Kasus-kasus dengan primary amebic meningoencephalitis telah dilaporkan dari Amerika Serikat, Belgia, Cekoslowakia, Australia, Selandia Baru, India, Nigeria, Inggris, Irlandia, Venezuela, Panama, dan Papua Nugini.

B.   Penyebaran
Naegleria fowleri bersifat kosmopolit,Kasus-kasus dengan primary amebic meningoencephalitistelah di laporkan dari AS, Belgia, Cekoslowakia, Australia, Selandia Baru, India, Nigeria, Irlandia, Venezuela, Panama, dan Papua Nugini. Naegleria fowleria di isolasi dari kasus kematian tersebut. Ameba ini membunuh hewan percobaan pada beberapa laboratorium pada waktu diinjeksikan intra nasal, intra vena dan intracerebral. Organisme ini tidak membentuk cyste atau flagella dalam tubuh hospes dan vakuolanya berisi sel debris (serpihan sel) dari hospes.
C.   Taksonomi
Domain          :  Eukaroyota
Filum              : protozoa
Kelas              : Heterolobosea
Ordo               : Amoeba
Famili             : Vahlkampfiidae
Genu  s          : Naegleria
Spesies          : N. fowleri

D.   morfologi dan daur hidup
Seperti ameba lainnya, ameba dari spesies ini terdiri atas ektoplasma dan endoplasma. Di dalam endoplasma terdapat 1 inti vesikular dengan kariosom yang besar dan dinding inti yang penuh dengan butir-butir kromatin; selain inti juga ditemukan vakuola kontraktil dan vakuola makanan. Pada genus Naegleria ditemukan tiga stadium yaitu stadium ameboid, flagellata, dan kista.
(1). Stadium ameboid :
Mempunyai bentuk tidak teratur, lonjong atau membulat dengan ukuran rata-rata 29 mikron. Pseudopodium tunggal yang dikeluarkan meluas ke satu arah.
(2). Stadium flagellata :
Mempunyai bentuk lonjong seperti buah per, mempunyai 1 inti vesikular, 1 vakuol kobtraktil ynag terletak pada bagian posterior dan dua flagel yang sama panjang. Fase ini hanya ditemukan beberapa jam saja, kemudian berubah menjadi fase ameboid lagi.
(3). Stadium kista :
Bentuk bulat atau lonjong, mempunyai 1 inti. Berukuran 10 – 14 mikron. Pada dindingnya terdapat beberapa lubang yang digunakan untuk eksistasi. Daur hidup ameba ini belum diketahui dengan jelas. Cara infeksi pada manusia diperkirakan melauli hidung pada waktu penderita berenang atau ketika mengambil air wudhu.

E.   Habitat
Naegleria adalah amoeba ( bersel tunggal organisme hidup ) yang biasa ditemukan di air tawar hangat ( misalnya , danau, sungai , dan sumber air panas ) dan tanah . Hanya satu spesies ( jenis ) dari Naegleria menginfeksi orang : Naegleria fowleri .
F.    Siklus hidup
Naegleria fowleri memiliki 3 stadium dalam siklus hidupnya, yaitu kista trophozoit bentuk ameba dan bentuk flagella. Trophozoit ber-replikasi dengan cara promitosis (membran nukleus tetap utuh). Naegleria fowleri ditemukan di air, tanah, kolam renang air hangat, hidroterapi dan kolam renang untuk pengobatan, akuarium, dan limbah.
                  Trophozoit bentuk ameba dapat berubah menjadi bentuk flagella, dan dapat kembali berubah menjadi betuk ameba. Menginfeksi manusia dengan cara trophozoit terhirup melalui hidung, yang kemudian akan menginvasi membran nasal, dan masuk ke ruang sinus paranasal. Trophozoit ini akan langsung menembus ciribriform plate ditulang ethmoidalis, dan masuk ke otak melalui nervus olfaktorius. Selanjutnya akan bermultiplikasi di jaringan sistem saraf pusat (SSP) dan menyebabkan Primary Amebic Meningoencephalitis. Dapat diisolasi dari cairan serebro spinal (cerebro spinal fluid/ CSF).

G.   Penyebaran penyakit
Ameba yang masuk melalui hidung menembus ke jaringan otak dan memperbanyak diri dalam jaringan otak. Gejala yang timbul adalah sakit kepala yang hebat di bagian frontal, demam, sakit tenggorokan, hidung tersumbat, kaku kuduk dan berbagai kelainan sistem susunan saraf pusat. Cairan serebrospinal menjadi purulen dan dapat mengandung banyak sel darah merah,ameba yang bergerak. Biasanya penderita meninggal 4 sampai 5 hari sesudah gejala timbul
H.   Pencegahan
Karena ameba ini hidup di air tawar, tanah dan tinja, maka penyebaran mungkin di seluruh dunia. Dengan ditemukannya penderita di beberapa tempat pada musim panas, timbulnya penyakit mungkin berhubungan dengan musim, karena ameba ini bersifat termofilik. Oleh Karena itu sebaiknya pencegahan yang harus dilakukan adalah menghindari genangan air  dan tanah yang telah terkontaminasi oleh limbah pabrik dan meminimalisir kebiasaan berenang.


BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Naegleria fowleri adalah spesies yang pathogen pada manusia. Spesies ini sebelumnya disebut naegleria gluberi. Hospes dan nama penyakit Naegleria fowleri hidup di alam di air tawar yang menggenang (kolam danau), di tanah dan tinja
Pada genus Naegleria ditemukan tiga stadium yaitu stadium ameboid, flagellata, dan kista.
Pencegahan yang harus dilakukan adalah menghindari genangan air  dan tanah yang telah terkontaminasi oleh limbah pabrik dan meminimalisir kebiasaan berenang.

B.   Saran
Sebagai saran kami dari penulis mengharapkan setelah membaca Makalah ini.kita dapat mengetauhi bahwa Negleria fowleri sangat berbahaya dan merupakan  pemakan otak yang dapat langsung merenggut nyawa manusia oleh karena itu hindari tempat-tempat yang memungkinkan adanya parasit negleria fowleri ini terutama yang berhubungan dengan air dan terkhusus pada musim panas.sebaiknya kita juga memanimalisir kebiasaan berenang



            DAFTAR PUSTAKA
http://my_education.com (Diakses tanggal 20 mei 2014)


If you enjoyed this post Subscribe to our feed