Jumat, 23 September 2016
Mata Kuliah : PVBP – A
Dosen : Juherah, SKM.,M.Kes
“Laporan Praktikum Pembedahan Nyamuk”
Oleh
Kelompok 4:
EVI NURSYAFITRI PO.71.4.221.13.2.012
ANDI NURUL HILAL PO.71.4.221.13.2.032
MUH. WAHYU NURFADHIL PO.71.4.221.13.2.030
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI D.IV
2015
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Laporan Praktikum Pembedahan Nyamuk, ini dapat selesai dengan tepat waktu. Terwujudnya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada:
Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Laporan Praktikum Pembedahan Nyamuk, ini dapat selesai dengan tepat waktu. Terwujudnya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Ibu Juherah, SKM.,M.Kes selaku dosen pengampu pada mata kuliah Penyehatan Air–A yang telah memberikan ilmu dan sumbangsinya dalam menyusun laporan ini.
2. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan motivasi dan
dukungan baik moral maupun spiritual.
3. Teman-teman yang tercinta yang telah sabar untuk meluangkan
waktunya untuk berdiskusi dalam menyusun laporan ini.
4.
Dan semua pihak
yang telah membantu dalam menyusun laporan ini.
Dalam laporan ini terdapat beberapa pembahasan mengenai pembedahan nyamuk untuk
mengetahui umur maupun keadaan ovariumnya. Namun dalam
penyusunannya masih terdapat banyak kekurangan oleh karena itu kritik dan saran
yang membangun diharapkan penulis dari semua pihak, agar kedepannya lebih baik
lagi dalam menyusun makalah.
Akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik itu penulis terlebih kepada pembacanya.
Wasallam
Makassar, Juli 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
A.
Dasar Teori ........................................................................................................... 1
B.
Tujuan ................................................................................................................... 2
C.
Alat dan Bahan ..................................................................................................... 2
D.
Prosedur Kerja ..................................................................................................... 2
E.
Hasil ...................................................................................................................... 5
F.
Analisa Hasil ......................................................................................................... 6
G.
Kesimpulan ........................................................................................................... 7
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
A. Dasar Teori
Dalam pemeriksaan parasit malaria dan
parity di dalam tubuh nyamuk betina mempunyai tiga cara, yaitu:
1.
Mengadakan seksi (pembedahan) kelenjar ludah nyamuk yang bermaksud untuk
mengetahui / mendapatkan parasit malaria
dalam bentuk sporozoit.
2.
Mengadakan seksi (pembedahan) perut besar nyamuk, yaitu untuk mengetahui /
mendapatkan parasit malaria dalam bentuk ookista.
3.
Mengadakan seksi (pembedahan) indung telur atau ovarium nyamuk, untuk
mengetahui umur nyamuk yang sudah bertelur (Porous) dan nyamuk yang belum
pernah bertelur (Nulliporous), dan kegunaannya untuk menilai penularan penyakit
di suatu daerah, terutama di titik beratkan pada penilaian tindakan (spraying,
fogging, dsb)
Sebelum melakukan seksi nyamuk seperti
yang tersebut di atas, lebih dahulu harus mengetahui susunan anatomi nyamuk
bagian dalam, karena di dalam tubuh nyamuk betina yang perlu diketahui ada 4
bagian yang penting, terutama letak dan bentuknya dari masing – masing bagian,
yakni:
1.
Saluran Pencernaan Makanan
a.
Perut besar (stomach = mid gut)
b.
Malphigia (malphigian Tubes)
c.
Usus Kecil (small intestine)
d.
Rektum papila (rectal papilla)
e.
Otot Lambung melingkar (cardiac sphincter)
2.
Penampang membujur susunan dalam tubuh
a.
Kelenjar Ludah (salivary Glands)
b.
Simpull saraf otak besar (cerebral ganglion)
c.
Pompa Kelenjar (salivary pomp)
d.
Farink (pharynx)
e.
Benjolan bagian punggung (dorsal diverticula)
f.
Simpul saraf thorak (thoracic ganglia)
g.
Saluran Malpigia (Malphigian ganglia)
h.
Indung Telur (ovary), hati, pelepasan (anus), alat kelamin (cercus)
3.
Susunan perkembangbiakan
a.
Indung Telur (ovary)
b.
Batang indung telur (oviduct)
c.
Ampula (ampullae), pangkal indung telur (common oviduct), kelamin betina
(vagina), cairan accersora (accersory glands)
4.
Gelembung kelenjar ludah
a.
Keping tengah (middle lobe) dan keping lateral (lateral lobe)
B.
Tujuan
1. Untuk mengetahui ada tidaknya parasit dalam tubuh nyamuk
2. Untuk mengetahui umur nyamuk
3. Untuk mengetahui nyamuk yang belum bertelur (Parous) dan sudah bertelur
(Nulliparous)
C.
Alat dan Bahan
1.
Alat
a. Jarum Seksi
b. Skalpel (pisau)
c. Pinset
d. Dekglass
e. Preparat
f. Petridish
g. Gelas Ukur
h. Mikroskop
2.
Bahan
a. Sampel (Nyamuk segar)
b. Choloroform
c. Kapas
d. Aquadest
D.
Prosedur Kerja
1.
Seksi Kelenjar Ludah
a.
Menagkap nyamuk pada kandang dengan menggunakan aspirator.
b. Memasukan nyamuk kedalam breeder,
lalu membius dengan memasukan kapas yang telah diberi klorofom ke dalam
breeder.
c. Setelah nyamuk mati/pingsan
meletakkan nyamuk ke cawan petri.
d. Mengidentifikasi nyamuk menggunakan
mikroskop compound (hasil (An.Barbirostris).
e. Objeck glass diberi setetes aquades
pada tengahnya, meletakkannya di bawah lensa mikroskop disekting.
f. Kepala nyamuk diletakkan pada
aquades yang ada di objeck glass (dilakukan dibawah mikroskop disekting).
g. Menggunakan 2 jarum bedah untuk
melakukan pembedahan salifa, jarum yang satu ditusukkan pada torak sedangkan
jarum yang satunya digunakan untuk membedah (dilakukan dibawah mikroskop
disekting).
h. Jarum yang digunakan untuk memebedah
diletakkan diantara kepala dan thoraks nyamuk sedikit ditekan dan menarik jarum
agar kepala nyamuk terpisah dari thoraks secara pelan-pelan (dilakukan di bawah
mikroskop disekting).
i. Setelah slifari gleen dapat
dikeluarkan, pecahkan salifa dan amati dengan menggunakan mikroskop compound,
apakah pada salifa nyamuk terdapat plasmodium atau tidak.
2.
Seksi Perut Besar Nyamuk
a. Nyamuk dimatikan dengan Choloroform.
b. Kaki dan sayap dibersihkan
(dipotong).
c. Teteskan cairan garam fisiologis di
atas slide.
d. Letakkan nyamuk di atas slide dengan
posisi miring atau terlentang, di bawah disecting microscope.
e. Jarum seksi di tangan kiri tusukkan
pada bagian thorax dan jarum seksi di tangan kanan tusukkan pada bagian abdomen
segment 7.
f. Abdomen segmen 7 ditarik pelan-pelan
dalam cairan garam fisiologis, disini akan kelihatan ovarium, pembuluh malpigia
dan perut besar.
g. Pisahkan perut besar (lambung) dan
pindahkan ke slide yang bersih, dan teteskan garam fisiologis dan methyline
blue 1% (10 cc gram fisiologis +1 tetes methylene blue).
h. Preparat perut besar tutup dengan
dekglas dan periksa di bawah mikroskop.
i. Jika perut besar positif Ookista.
3.
Seksi Indung Telur / Ovarium
a. Setelah nyamuk yang telah dilakukan
pembedahan salifa, kemudian nyamuk tersebut digunakan untuk pembedahan ovarium.
b. Objeck glass diberi setetes aquades
pada tengahnya, meletakkannya di bawah lensa mikroskop disekting.
c. Tempelkan/letakkan abomen bagian
belakang yang akan dibedah pada aquades yang ada pada objeck glass (dilakukan
di bawah mikroskop disekting).
d. Menggunakan 2 jarum bedah untuk
melakukan pembedahan salifa, jarum yang satu ditusukkan pada torak sedangkan
jarum yang satunya digunakan untuk membedah (dilakukan dibawah mikroskop
disekting).
e. Jarum yang digu nakan untuk memebedah diletakkan
diantara sela abdomen ke 2 dan ke 3 dari belakang (dilakukan dibawah mikroskop
disekting).
f. Tarik jarum secara perlahan-lahan
hingga ovarium keluar dari tubuh nyamuk (dilakukan dibawah mikroskop
disekting).
g. Melakukan pemisahan ovarium agar
dapat dilakukan pemeriksaan ovarium dan simpul dilatasinya dapat terlihat
dengan jelas , dengan cara 1 jarum ditusukkan ke ovarium sedangkan jarum yang
satunya digunakan untuk menggetar-getarkan jarum yang ditusukkan ke ovarium.
h. Lakukan pemeriksaan dibawah
mikroskop compound, amati ada berapa simpul dilatasi yang terlihat atau tidak
ada simpul dilatasinya.
E.
Hasil
Adapun hasil dari praktikum yang
telah dilakukan adalah :
1. Pembedahan untuk
identifikasi kelenjar ludah / salivary glands menunjukan bahwa nyamuk culex yang telah dibedah dan
diamati, didalam kelenjar ludahnya terdapat parasit.
2.
Pembedahan untuk
identifikasi perut besar nyamuk menunjukkan umur nyamuk yang telah diamati dan pada praktikum ini nyamuk yang belum bertelur atau NulliParous, sehingga
umurnya belum dapat diketahui .
3. Pembedahan untuk
identifikasi ovarium menunjukan bahwa nyamuk culex yang dibedah belum bertelur (Nulliparous).
F.
Analisa Hasil
Dari hasil di atas dapat dikatakan
bahwa dari 3 nyamuk culex yang telah diidentifikasi dapat dianalisa sebagai
berikut:
1.
Pembedahan Kelenjar ludah
Pembedahan kelenjar ludah pada praktikum ini didapatkan hasil bahwa dalam
nyamuk culex tersebut positif terdapat parasit, ini menunjukkan bahwa nyamuk
tersebut dapat dikonfirmasi sebagai vektor. Karena salah satu syarat arthropoda
bertindak sebagai vektor adalah dengan adanya parasit di dalam tubuh arthtropoda
tersebut. Sehingga jika dianalisis nyamuk tersebut sudah dapat menularkan
penyakit kepada hostnya.
Selain itu pembedahan kelenjar ludah (salivary glands) bertujuan untuk mengetahui
apakah nyamuk tersebut terinfeksi plasmodium atau tidak, dengan memeriksa
apakah ada plasmodium atau tidak pada salifari glenn nyamuk tersebut.
2.
Pembedahan Perut Besar
Pembedahan perut besar nyamuk pada praktikum ini didapatkan hasil bahwa
nyamuk tersebut belum bertelur (NulliParous) sehingga umur nyamuk ini belum
dapat di ketahui. Ciri yang dapat dilihat dari pembedahan ini adalah perutnya
kosong (unfed). Pembedahan perut besar juga ditujukan untuk mengetahui /
mendapatkan parasit dalam bentuk ookista.
Umur nyamuk dapat diketahui dengan 1 simpul dilatasi mewakili 1 siklus
gonotropik daerah tersebut, karena daerah satu dengan yang lain siklus
gonoropiknya bisa berbeda. Sedangkan umur populasi dapat dihitung dengan rumus:
p = A x B.
3.
Pembedahan Ovarium
Pembedahan ovarium nyamuk pada praktikum ini didapatkan hasil bahwa nyamuk
tersebut belum bertelur (NulliParous), ini dibuktikan dengan ujung tracheolinya
berbentuk spiral rapat ( ujung tracheolinya melingkar-lingkar ). Selain itu kaitannya
dengan penghitungan kepadatan nyamuk, pembedahan ovarium untuk mengetahui
tingkat keberhasilan pemberantasan vector nyamuk. Sehingga dapat ditentukan
pemberantasan vektor yang cocok dapat dilakukan ketika mengetahui ovarium
nyamuk.
G.
Kesimpulan
1. Nyamuk yang telah dibedah telah mengadung parasit di dalam tubuhnya
sehingga nyamuk tersebut dikonfirmasi sebagai vektor.
2. Nyamuk yang telah dibedah belum diketahui umurnya karena perut dari nyamuk
tersebut kosong dan ovariumnya NulliParous.
3. Nyamuk yang telah diperiksa belum bertelur karena ujung tracheolinya
berlingkar-lingkar (berbentuk spiral rapat).
DAFTAR PUSTAKA
Andi Hermawan, 2013,LAPORAN PRAKTIKUM ENTOMOLOGI,http://andizone.blogspot.com/2013/01/laporan-praktikum-entomologi.html, diakses pada 05 Juni
2015.
Budidarma, 2011, Pembedahan Nyamuk,http://www.budidarma.com/2011/05/pembedahan-nyamuk.html, diakses pada
05 Juni 2015
Anonim,2015, http://www.budidarma.com/2011/05/pembedahan-nyamuk.html,
diakses pada 05 Juni 2015.
Sulasmi,SKM.,M.Kes,dkk, 2015, Penuntun
Praktek Lab.Terapan & Rekayasa Lingkungan Pengendalian Vektor dan Binatang
Pengganggu – A Prodi D.IV, Kesling Press: Makassar.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Laporan Praktikum Pembedahan Nyamuk
Written on 15.05.00 by Unknown
Mata Kuliah : PVBP – A
Dosen : Juherah, SKM.,M.Kes
“Laporan Praktikum Pembedahan Nyamuk”
Oleh
Kelompok 4:
EVI NURSYAFITRI PO.71.4.221.13.2.012
ANDI NURUL HILAL PO.71.4.221.13.2.032
MUH. WAHYU NURFADHIL PO.71.4.221.13.2.030
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI D.IV
2015
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Laporan Praktikum Pembedahan Nyamuk, ini dapat selesai dengan tepat waktu. Terwujudnya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada:
Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Laporan Praktikum Pembedahan Nyamuk, ini dapat selesai dengan tepat waktu. Terwujudnya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Ibu Juherah, SKM.,M.Kes selaku dosen pengampu pada mata kuliah Penyehatan Air–A yang telah memberikan ilmu dan sumbangsinya dalam menyusun laporan ini.
2. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan motivasi dan
dukungan baik moral maupun spiritual.
3. Teman-teman yang tercinta yang telah sabar untuk meluangkan
waktunya untuk berdiskusi dalam menyusun laporan ini.
4.
Dan semua pihak
yang telah membantu dalam menyusun laporan ini.
Dalam laporan ini terdapat beberapa pembahasan mengenai pembedahan nyamuk untuk
mengetahui umur maupun keadaan ovariumnya. Namun dalam
penyusunannya masih terdapat banyak kekurangan oleh karena itu kritik dan saran
yang membangun diharapkan penulis dari semua pihak, agar kedepannya lebih baik
lagi dalam menyusun makalah.
Akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik itu penulis terlebih kepada pembacanya.
Wasallam
Makassar, Juli 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
A.
Dasar Teori ........................................................................................................... 1
B.
Tujuan ................................................................................................................... 2
C.
Alat dan Bahan ..................................................................................................... 2
D.
Prosedur Kerja ..................................................................................................... 2
E.
Hasil ...................................................................................................................... 5
F.
Analisa Hasil ......................................................................................................... 6
G.
Kesimpulan ........................................................................................................... 7
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
A. Dasar Teori
Dalam pemeriksaan parasit malaria dan
parity di dalam tubuh nyamuk betina mempunyai tiga cara, yaitu:
1.
Mengadakan seksi (pembedahan) kelenjar ludah nyamuk yang bermaksud untuk
mengetahui / mendapatkan parasit malaria
dalam bentuk sporozoit.
2.
Mengadakan seksi (pembedahan) perut besar nyamuk, yaitu untuk mengetahui /
mendapatkan parasit malaria dalam bentuk ookista.
3.
Mengadakan seksi (pembedahan) indung telur atau ovarium nyamuk, untuk
mengetahui umur nyamuk yang sudah bertelur (Porous) dan nyamuk yang belum
pernah bertelur (Nulliporous), dan kegunaannya untuk menilai penularan penyakit
di suatu daerah, terutama di titik beratkan pada penilaian tindakan (spraying,
fogging, dsb)
Sebelum melakukan seksi nyamuk seperti
yang tersebut di atas, lebih dahulu harus mengetahui susunan anatomi nyamuk
bagian dalam, karena di dalam tubuh nyamuk betina yang perlu diketahui ada 4
bagian yang penting, terutama letak dan bentuknya dari masing – masing bagian,
yakni:
1.
Saluran Pencernaan Makanan
a.
Perut besar (stomach = mid gut)
b.
Malphigia (malphigian Tubes)
c.
Usus Kecil (small intestine)
d.
Rektum papila (rectal papilla)
e.
Otot Lambung melingkar (cardiac sphincter)
2.
Penampang membujur susunan dalam tubuh
a.
Kelenjar Ludah (salivary Glands)
b.
Simpull saraf otak besar (cerebral ganglion)
c.
Pompa Kelenjar (salivary pomp)
d.
Farink (pharynx)
e.
Benjolan bagian punggung (dorsal diverticula)
f.
Simpul saraf thorak (thoracic ganglia)
g.
Saluran Malpigia (Malphigian ganglia)
h.
Indung Telur (ovary), hati, pelepasan (anus), alat kelamin (cercus)
3.
Susunan perkembangbiakan
a.
Indung Telur (ovary)
b.
Batang indung telur (oviduct)
c.
Ampula (ampullae), pangkal indung telur (common oviduct), kelamin betina
(vagina), cairan accersora (accersory glands)
4.
Gelembung kelenjar ludah
a.
Keping tengah (middle lobe) dan keping lateral (lateral lobe)
B.
Tujuan
1. Untuk mengetahui ada tidaknya parasit dalam tubuh nyamuk
2. Untuk mengetahui umur nyamuk
3. Untuk mengetahui nyamuk yang belum bertelur (Parous) dan sudah bertelur
(Nulliparous)
C.
Alat dan Bahan
1.
Alat
a. Jarum Seksi
b. Skalpel (pisau)
c. Pinset
d. Dekglass
e. Preparat
f. Petridish
g. Gelas Ukur
h. Mikroskop
2.
Bahan
a. Sampel (Nyamuk segar)
b. Choloroform
c. Kapas
d. Aquadest
D.
Prosedur Kerja
1.
Seksi Kelenjar Ludah
a.
Menagkap nyamuk pada kandang dengan menggunakan aspirator.
b. Memasukan nyamuk kedalam breeder,
lalu membius dengan memasukan kapas yang telah diberi klorofom ke dalam
breeder.
c. Setelah nyamuk mati/pingsan
meletakkan nyamuk ke cawan petri.
d. Mengidentifikasi nyamuk menggunakan
mikroskop compound (hasil (An.Barbirostris).
e. Objeck glass diberi setetes aquades
pada tengahnya, meletakkannya di bawah lensa mikroskop disekting.
f. Kepala nyamuk diletakkan pada
aquades yang ada di objeck glass (dilakukan dibawah mikroskop disekting).
g. Menggunakan 2 jarum bedah untuk
melakukan pembedahan salifa, jarum yang satu ditusukkan pada torak sedangkan
jarum yang satunya digunakan untuk membedah (dilakukan dibawah mikroskop
disekting).
h. Jarum yang digunakan untuk memebedah
diletakkan diantara kepala dan thoraks nyamuk sedikit ditekan dan menarik jarum
agar kepala nyamuk terpisah dari thoraks secara pelan-pelan (dilakukan di bawah
mikroskop disekting).
i. Setelah slifari gleen dapat
dikeluarkan, pecahkan salifa dan amati dengan menggunakan mikroskop compound,
apakah pada salifa nyamuk terdapat plasmodium atau tidak.
2.
Seksi Perut Besar Nyamuk
a. Nyamuk dimatikan dengan Choloroform.
b. Kaki dan sayap dibersihkan
(dipotong).
c. Teteskan cairan garam fisiologis di
atas slide.
d. Letakkan nyamuk di atas slide dengan
posisi miring atau terlentang, di bawah disecting microscope.
e. Jarum seksi di tangan kiri tusukkan
pada bagian thorax dan jarum seksi di tangan kanan tusukkan pada bagian abdomen
segment 7.
f. Abdomen segmen 7 ditarik pelan-pelan
dalam cairan garam fisiologis, disini akan kelihatan ovarium, pembuluh malpigia
dan perut besar.
g. Pisahkan perut besar (lambung) dan
pindahkan ke slide yang bersih, dan teteskan garam fisiologis dan methyline
blue 1% (10 cc gram fisiologis +1 tetes methylene blue).
h. Preparat perut besar tutup dengan
dekglas dan periksa di bawah mikroskop.
i. Jika perut besar positif Ookista.
3.
Seksi Indung Telur / Ovarium
a. Setelah nyamuk yang telah dilakukan
pembedahan salifa, kemudian nyamuk tersebut digunakan untuk pembedahan ovarium.
b. Objeck glass diberi setetes aquades
pada tengahnya, meletakkannya di bawah lensa mikroskop disekting.
c. Tempelkan/letakkan abomen bagian
belakang yang akan dibedah pada aquades yang ada pada objeck glass (dilakukan
di bawah mikroskop disekting).
d. Menggunakan 2 jarum bedah untuk
melakukan pembedahan salifa, jarum yang satu ditusukkan pada torak sedangkan
jarum yang satunya digunakan untuk membedah (dilakukan dibawah mikroskop
disekting).
e. Jarum yang digu nakan untuk memebedah diletakkan
diantara sela abdomen ke 2 dan ke 3 dari belakang (dilakukan dibawah mikroskop
disekting).
f. Tarik jarum secara perlahan-lahan
hingga ovarium keluar dari tubuh nyamuk (dilakukan dibawah mikroskop
disekting).
g. Melakukan pemisahan ovarium agar
dapat dilakukan pemeriksaan ovarium dan simpul dilatasinya dapat terlihat
dengan jelas , dengan cara 1 jarum ditusukkan ke ovarium sedangkan jarum yang
satunya digunakan untuk menggetar-getarkan jarum yang ditusukkan ke ovarium.
h. Lakukan pemeriksaan dibawah
mikroskop compound, amati ada berapa simpul dilatasi yang terlihat atau tidak
ada simpul dilatasinya.
E.
Hasil
Adapun hasil dari praktikum yang
telah dilakukan adalah :
1. Pembedahan untuk
identifikasi kelenjar ludah / salivary glands menunjukan bahwa nyamuk culex yang telah dibedah dan
diamati, didalam kelenjar ludahnya terdapat parasit.
2.
Pembedahan untuk
identifikasi perut besar nyamuk menunjukkan umur nyamuk yang telah diamati dan pada praktikum ini nyamuk yang belum bertelur atau NulliParous, sehingga
umurnya belum dapat diketahui .
3. Pembedahan untuk
identifikasi ovarium menunjukan bahwa nyamuk culex yang dibedah belum bertelur (Nulliparous).
F.
Analisa Hasil
Dari hasil di atas dapat dikatakan
bahwa dari 3 nyamuk culex yang telah diidentifikasi dapat dianalisa sebagai
berikut:
1.
Pembedahan Kelenjar ludah
Pembedahan kelenjar ludah pada praktikum ini didapatkan hasil bahwa dalam
nyamuk culex tersebut positif terdapat parasit, ini menunjukkan bahwa nyamuk
tersebut dapat dikonfirmasi sebagai vektor. Karena salah satu syarat arthropoda
bertindak sebagai vektor adalah dengan adanya parasit di dalam tubuh arthtropoda
tersebut. Sehingga jika dianalisis nyamuk tersebut sudah dapat menularkan
penyakit kepada hostnya.
Selain itu pembedahan kelenjar ludah (salivary glands) bertujuan untuk mengetahui
apakah nyamuk tersebut terinfeksi plasmodium atau tidak, dengan memeriksa
apakah ada plasmodium atau tidak pada salifari glenn nyamuk tersebut.
2.
Pembedahan Perut Besar
Pembedahan perut besar nyamuk pada praktikum ini didapatkan hasil bahwa
nyamuk tersebut belum bertelur (NulliParous) sehingga umur nyamuk ini belum
dapat di ketahui. Ciri yang dapat dilihat dari pembedahan ini adalah perutnya
kosong (unfed). Pembedahan perut besar juga ditujukan untuk mengetahui /
mendapatkan parasit dalam bentuk ookista.
Umur nyamuk dapat diketahui dengan 1 simpul dilatasi mewakili 1 siklus
gonotropik daerah tersebut, karena daerah satu dengan yang lain siklus
gonoropiknya bisa berbeda. Sedangkan umur populasi dapat dihitung dengan rumus:
p = A x B.
3.
Pembedahan Ovarium
Pembedahan ovarium nyamuk pada praktikum ini didapatkan hasil bahwa nyamuk
tersebut belum bertelur (NulliParous), ini dibuktikan dengan ujung tracheolinya
berbentuk spiral rapat ( ujung tracheolinya melingkar-lingkar ). Selain itu kaitannya
dengan penghitungan kepadatan nyamuk, pembedahan ovarium untuk mengetahui
tingkat keberhasilan pemberantasan vector nyamuk. Sehingga dapat ditentukan
pemberantasan vektor yang cocok dapat dilakukan ketika mengetahui ovarium
nyamuk.
G.
Kesimpulan
1. Nyamuk yang telah dibedah telah mengadung parasit di dalam tubuhnya
sehingga nyamuk tersebut dikonfirmasi sebagai vektor.
2. Nyamuk yang telah dibedah belum diketahui umurnya karena perut dari nyamuk
tersebut kosong dan ovariumnya NulliParous.
3. Nyamuk yang telah diperiksa belum bertelur karena ujung tracheolinya
berlingkar-lingkar (berbentuk spiral rapat).
DAFTAR PUSTAKA
Andi Hermawan, 2013,LAPORAN PRAKTIKUM ENTOMOLOGI,http://andizone.blogspot.com/2013/01/laporan-praktikum-entomologi.html, diakses pada 05 Juni
2015.
Budidarma, 2011, Pembedahan Nyamuk,http://www.budidarma.com/2011/05/pembedahan-nyamuk.html, diakses pada
05 Juni 2015
Anonim,2015, http://www.budidarma.com/2011/05/pembedahan-nyamuk.html,
diakses pada 05 Juni 2015.
Sulasmi,SKM.,M.Kes,dkk, 2015, Penuntun
Praktek Lab.Terapan & Rekayasa Lingkungan Pengendalian Vektor dan Binatang
Pengganggu – A Prodi D.IV, Kesling Press: Makassar.
0 komentar:
Posting Komentar