Kamis, 05 Maret 2015
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................ i
DAFTAR ISI .................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................ 1
A.
Latar Belakang ...................................................................... 1
B.
Tujuan ................................................................................... 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA...................................................... 4
A.
Pemeriksaan Kuman di Air ................................................... 4
1.
Pengertian Air ................................................................... 4
2.
Kualitas Air ...................................................................... 5
B.
Pemeriksaan Kuman di Udara .............................................. 8
C.
Pemeriksaan Kuman di Makanan........................................... 9
BAB III PENUTUP.......................................................................... 13
A.
Kesimpulan............................................................................ 13
B.
Saran ..................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... 14
Kata Pengantar
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Makalah Mikrobilogi ini dapat selesai dengan tepat waktu. Terwujudnya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada:
Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Makalah Mikrobilogi ini dapat selesai dengan tepat waktu. Terwujudnya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu
Hj.Wahyuni Sahani,S.T.,M.Si selaku dosen pengampu pada mata kuliah Mikrobiologi
yang telah memberikan ilmu dan
sumbangsinya dalam menyusun makalah ini.
2. Bapak
dan Ibu tercinta yang telah memberikan motivasi dan dukungan baik moral maupun
spiritual.
3. Teman-teman
yang tercinta yang telah sabar untuk meluangkan waktunya untuk berdiskusi dalam
menyusun makalah ini.
4. Dan
semua pihak yang telah membantu dalam menyusun
makalah ini.
Dalam makalah ini terdapat beberapa pembahasan materi mengenai “Pemeriksaan
Kuman di Udara, Air, dan Makanan”. Namun
dalam penyusunannya masih terdapat banyak kekurangan oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun diharapkan penulis dari semua pihak, agar kedepannya lebih
baik lagi dalam menyusun makalah.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik
itu penulis terlebih kepada pembacanya.
Makassar, November
2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemeriksaan kuman pada air sangat penting untuk dilaksanakan sehingga kita
dapat mengetahui air
yang digunakan harus memenuhi syarat dari segi kualitas maupun kuantitasnya.
Secara kualitas, air harus tersedia pada kondisi yang memenuhi syarat
kesehatan. Kualitas air dapat ditinjau dari segi fisika, kimia, biologi dan radioaktif. Kualitas air
yang baik ini tidak selamanya tersedia di alam. Dengan adanya perkembangan
industri dan pemukiman dapat mengancam kelestarian air bersih. Sehingga
diperlukan upaya perbaikan secara sederhana maupun modern.
Air
diperlukan untuk minum, mandi, mencuci pakaian, pengairan dalam bidang
pertanian dan minuman untuk ternak. Selain itu, air juga sangat diperlukan
dalam kegiatan industri dan pengembangan teknologi untuk meningkatkan taraf
kesejahteraan hidup manusia.
Air
bersih dan air layak minum adalah dua hal yang tidak sama tetapi sering
dipertukarkan. Tidak semua air bersih layak minum, tetapi air layak minum
biasanya berasal dari air bersih. Air minum adalah air minum rumah tangga yang
melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum. Air bersih perlu diolah dahulu agar
menjadi air layak minum.
Sehingga penyediaan air bersih juga akan menunjang dalam pengolahan bahan
makanan. Oleh karenanya pemeriksaan kuman pada makanan juga sangat penting agar
kita dapat mengetahui apakah terdapat kuman dalam bahan makanan tersebut. Bahan makanan, selain merupakan sumber gizi bagi manusia,
juga merupakan sumber makanan bagi mikroorganisme. Pertumbuhan mikroorganisme
dalam bahan pangan dapat menyebabkan perubahan yang menguntungkan seperti
perbaikan bahan pangan secara gizi, daya cerna ataupun daya simpannya. Selain
itu pertumbuham mikroorganisme dalam bahan pangan juga dapat mengakibatkan
perubahan fisik atau kimia yang tidak diinginkan, sehingga bahan pangan
tersebut tidak layak dikomsumsi. Kejadian ini biasanya terjadi pada pembusukan
bahan pangan.
Bahan makanan dapat bertindak sebagai perantara
atau substrat untuk pertumbuhan mikroorganisme patogenik dan organisme lain
penyebab penyakit. Penyakit menular yang cukup berbahaya seperti tifus, kolera,
disentri, atau tbc, mudah tersebar melalui bahan makanan. Gangguan-gangguan
kesehatan, khususnya gagguan perut akibat makanan disebabkan, antara lain oleh
kebanyakan makan, alergi, kekurangan zat gizi, keracunan langsung oleh
bahan-bahan kimia, tanaman atau hewan beracun; toksintoksin yang dihasilkan
bakteri; mengkomsumsi pangan yan mengandung parasit-parasit hewan dan
mikroorganisme. Gangguan-gangguan ini sering dikelompokkan menjadi satu karena
memiliki gejala yang hampir sama atau sering tertukar dalam penentuan
penyebabnya.
Secara umum, istilah keracuan
makanan yang sering digunakan untuk menyebut gangguan yang disebabkan oleh
mikroorganisme, mencakup gangguan-gangguan yang diakibatkan termakannya toksin
yang dihasilkan organisme-organisme tertentu dan gangguan-gangguan akibat
terinfeksi organisme penghasil toksin. Toksin-toksin dapat ditemukan secara
alami pada beberapa tumbuhan dan hewan atau suatu produk metabolit toksik yang
dihasilkan suatu metabolisme.
Dengan demikian, intoksikasi
pangan adalah gangguan akibat mengkonsumsi toksin dari bakteri yang telah
terbentuk dalam makanan, sedangkan infeksi pangan disebabkan masuknya
bakteri ke dalam tubuh melalui makanan yang telah terkontaminasi dan sebagai
akibat reaksi tubuh terhadap bakteri atau hasil-hasil metabolismenya.
Selain
pemeriksaan kuman air dan makanan, pemeriksaan jumlah kuman di udara juga sangat
penting, karena flora mikroba yang ada di udara bersifat sementara dan beragam.
Udara bukan merupakan medium tempat mikroba tumbuh, tetapi pembawa bahan
partikulat, debu, dan tetesan air yang semuanya sangat mungkin dimuati mikroba.
Jumlah dan tipe mikroba yang mencemari udara ditentukan oleh sumber pencemaran
di dalam lingkungan, misalnya dari saluran pernafasan manusia disemprotkan
melalui batuk dan bersin.
Udara bukan
merupakan habitat ali dari mikroba, tetapi udara di sekeliling kita sampai
beberapa kilometer di atas permukaan bumi mengandung bermacam-macam jenis
mikroorganisme dalam jumlah yang beragam. Mikroorganisme yang paling banyak
berkeliran di udara bebas adalah bakteri, jamur, dan mikro alga. Kehadiran
jasad renik dalam udara, juga dalam bentuk vegetatif dan generatif (umumnya spora).
B. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui tentang pemeriksaan jumlah kuman pada
air
2.
Untuk mengetahui tentang pemeriksaan jumlah kuman pada
udara
3.
Untuk mengetahui tentang pemeriksaan jumlah kuman pada
makanan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pemeriksaan
Kuman di Air
1.
Pengertian Air
Air adalah zat atau materi atau unsur
yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di
bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi.
Terdapat 1,4 triliun kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi.
Air yang bersih sangat penting bagi
kehidupan manusia dan alam sekitar, Di banyak tempat di dunia terjadi
kekurangan persediaan air. Selain di bumi, sejumlah besar air juga diperkirakan
terdapat pada kutub utara dan selatan planet Mars, serta pada bulan-bulan Eropa
dan Enceladus. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan
gas (uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat
di permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut.
Upaya pemenuhan kebutuhan air oleh
manusia dapat mengambil air dari dalam tanah, air permukaan, atau langsung dari
air hujan. Dari ke tiga sumber air tersebut, air tanah yang paling banyak
digunakan karena air tanah memiliki beberapa kelebihan di banding sumber-sumber
lainnya antara lain karena kualitas airnya yang lebih baik serta pengaruh
akibat pencemaran yang relatif kecil.
Akan tetapi air yang
dipergunakan tidak selalu sesuai dengan syarat kesehatan, karena sering ditemui
air tersebut mengandung bibit ataupun zat-zat tertentu yang dapat menimbulkan
penyakit yang justru membahayakan kelangsungan hidup manusia
2.
Kualitas Air
Standard kualitas air bersih dapat
diartikan sebagai ketentuan-ketentuan berdasarkan Permenkes RI No.
416/MENKES/PER/IX/1990 yang biasanya dituangkan dalam bentuk pernyataan atau
angka yang menunjukkan
persyaratan–persyaratan yang harus dipenuhi agar air
tersebut tidak menimbulkan gangguan kesehatan, penyakit, gangguan teknis, serta
gangguan dalam segi estetika. Peraturan ini dibuat dengan maksud bahwa air yang
memenuhi syarat kesehatan mempunyai peranan penting dalam rangka pemeliharaan,
perlindungan serta mempertinggi derajat kesehatan masyarakat.
Parameter Kualitas Air yang
digunakan untuk kebutuhan manusia haruslah air yang tidak tercemar atau
memenuhi persyaratan, yaitu :
Ø Syarat fisik
Ø Syarat kimia
Ø Syarat biologis
Ø Syarat radioaktif.
Namun
pada makalah ini yang akan di bahas hanya syarat biologis dan syarat radioaktif
air.
Ø Syarat biologis
Seperti kita ketahui jika standar
mutu air sudah diatas standar atau sesuai dengan standar tersebut maka yang
terjadi adalah akan menentukan besar kecilnya investasi dalam pengadaan air
bersih tersebut, baik instalasi penjernihan air dan biaya operasi serta
pemeliharaannya. Sehingga semakin jelek kualitas air semakin berat beban
masyarakat untuk membayar harga jual air bersih. Dalam penyediaan air bersih
yang layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat banyak mengutip Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No. 173/Men.Kes/Per/VII/1977, penyediaan air harus
memenuhi kuantitas dan kualitas, yaitu:
Ø a.
Aman dan
higienis.
Ø b. Baik dan layak minum.
Ø c.
Tersedia
dalam jumlah yang cukup.
Ø d. Harganya relatif murah atau
terjangkau oleh sebagian besar masyarakat
Adapun Parameter Air Bersih secara
Biologi:
ü Bakteri
ü Binatang
ü Tumbuh-tumbuhans
ü Protista
ü Virus
KEPUTUSAN
MENTERI KESEHATAN RI
Nomor : 907/MENKES/SK/VII/2002
Persyaratan
Kualitas air minum secara Bakteriologis
Parameter
|
Satuan
|
Kadar
maksimum yang diperbolehkan
|
Keterangan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|
|||
E. coli atau Fecal coli
|
Jumlah per 100 ml sampel
|
0
|
|
2.
Air yang
masuk sistem distribusi
|
|||
E. coli atau Fecal col
|
Jumlah per 100 ml sampel
|
0
|
|
Total Bakteri Coliform
|
Jumlah per 100 ml sampel
|
0
|
|
3.
Air pada
sistem distribusi
|
|||
E. coli atau Fecal col
|
Jumlah per 100 ml sampel
|
0
|
|
Total Bakteri Coliform
|
Jumlah per 100 ml sampel
|
0
|
|
Ø Syarat
radioktif
Radioaktivitas yang terdapat dalam
suatu air dapat berasal dari kebocoran industri-industri nuklir, pusat-pusat
pembangkit tenaga nuklir dan dari sampah-sampah radioaktif yang dapat bersatu
dengan pasir atau lumpur dalam kehidupan biologis atau terlarut dalam air.
Zat radioaktif yang teraplikasi dalam
teknologi nuklir yang digunakan pada berbagai bidang dapat menimbulkan sisa
pembuangan. Dapat saja sisa zat radioaktif tersebut terbawa ke dalam lingkungan
air. Pengaruh radioaktif ini dapat mengakibatkan gangguan pada proses
pembelahan sel, rusaknya kromosom, dan lebih jauh dalam
waktu yang lama dapat terjadi kerusakan sistem reproduksi dan sel tubuh. Untuk
mengurangi terjadinya pencemaran air, dapat dilakukan
usaha-usaha pencegahan, antara lain, sebagai berikut:
usaha-usaha pencegahan, antara lain, sebagai berikut:
§ tidak
membuang sampah di sembarang tempat, baik itu di parit maupun di sungai;
§ tidak
membuang limbah sembarangan dengan cara membuat tempat pengolahan limbah cair;
air limbah diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke perairan sehingga air
limbah tersebut tidak berbahaya bagi ekosistem air;
§ tidak
membuang atau menggunakan pupuk pertanian secara berlebihan.
v Radioaktivitas
No
|
Parameter
|
Satuan
|
Kadar Maksimum
|
|||
Gol.A
|
Gol.B
|
Gol.C
|
Gol.D
|
|||
1.
|
Gross Alpha activity
|
Bq/L
|
0.1
|
0.1
|
0.1
|
0.1
|
2.
|
Gross Beta activity
|
Bq/L
|
1.0
|
1.0
|
1.0
|
1.0
|
KETERANGAN:
Golongan A : air untuk air minum tanpa
pengolahan terlebih dahulu
Golongan B : air yang dipakai sebagai bahan baku
air minum melalui suatu pengolahan
Golongan C : air untuk perikanan dan peternakan
Golongan D : air untuk pertanian dan usaha
perkotaan, industri dan PLTA.
Adapun efek serta akibat yang ditimbulkan oleh radiasi zat radioaktif
pada umat manusia seperti berikut di bawah ini :
1.
Pusing-pusing
2.
Nafsu makan berkurang atau hilang
3.
Terjadi diare
4.
Badan panas atau demam
5.
Berat badan turun
6.
Kanker darah atau leukemia
7.
Meningkatnya denyut jantung atau nadi
8.
Daya tahan tubuh berkurang sehingga mudah
terserang penyakit akibat sel darah putih yang jumlahnya berkurang
B.
Pemeriksaan
Kuman di Udara
Udara bukan merupakan habitat jasad renik , sel-sel jasad
renik terdapat dalam udara sebagai kontaminan atau spora jamur yang tersebar di udara,
kuman pathogen tersebar di udara melalui butiran-butiran debu atau melalui
residu tetesan air ludah yang kering. Bakteri yang terdapat di udara umumnya
yang berspora , misalnya : Bacillus Sp, Clostridium Sp, M. tuberculosa.
Jasad renik pathogen terdapat di udara bersama 2 jenis
partikel :
1. Residu tetesan dahak yang telah diuapkan (inti tetesan).
2. Partikel debu yang jauh lebih besar.
1. Residu tetesan dahak yang telah diuapkan (inti tetesan).
2. Partikel debu yang jauh lebih besar.
Udara
sebagai salah satu komponen lingkungan merupakan kebutuhan yang paling utama
untuk mempertahankan kehidupan. Metabolisme dalam tubuh makhluk hidup tidak
mungkin dapat berlangsung tanpa oksigen yang berasal dari udara. Selain oksigen
terdapat zat-zat lain yang terkandung di udara yaitu karbondioksida, karbon
monoksida, formaldehid, jamur, virus, dan sebagainya. Peningkatan konsentrasi
zat-zat di dalam udara tersebut disebabkan oleh aktivitas manusia. Udara dapat
dikelompokkan menjadi 2, yaitu:
v
Udara luar ruangan (outdoor air)
v
Udara dalam ruangan (indoor air)
Kualitas udara
dalam ruang sangat mempengaruhi kesehatan manusia karena hampir 90% hidup
manusia berada dalam ruangan. Adapun menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI
No.1405/MENKES/SK/XI/2002 dalam keputusan tersebut dinyatakan bahwa angka kuman
kurang dari 770 koloni/m3 udara, bebas kuman pathogen. Sumber
penyebab polusi udara dalam ruangan berhubungan dengan bangunan itu sendiri,
perlengkapan dalam bangunan (karpet, AC, dan sebagainya), kondisi bangunan,
suhu, kelembapan, pertukaran udara dan hal-hal yang berhubungan dengan perilaku
orang-orang yang berada di dalam ruangan, misalnya merokok. Sedangkan angka
kuman udara sendiri merupakan jumlah dari sampel angka kuman udara dari suatu
ruangan atau tempat tertentu yang diperiksa, sehingga hitung angka kuman bertujuan
untuk mengetahui jumlah bakteri pada sampel. Prinsip dari pemeriksaan ini
menghitung jumlah koloni yang tumbuh pada Plate Count Agar. Hitung angka kuman
dilakukan pengenceran bertingkat bertujuan
agar koloni tiap plate dapat dihitung
pada tahap akhir, jumlah koloni dari tiap plate dikali dengan pengenceran dan
dicari rata-rata dari semua plate. Nilai yang didpat adalah jumlah angka kuman
dari sampel yang diperiksa salah satu penyebab meningkatnya angka kuman udara
ruangan adalah dengan penggunaan AC.
Karena AC yang jarang dibersihkan akan menjadi tempat nyaman bagi
mikroorganisme untuk berkembangbiak. Kondisi tersebut mengakibatkan kualitas
udara dalam ruangan menurun dan dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan
yang disebut Sick Building Syndrome (SBS) atau Tight Building Syndrome (TBS).
Banyaknya aktivitas di gedung meningkatkan jumlah polutan dalam ruangan.
C.
Pemeriksaan Kuman di Makanan
Pembiakan adalah proses perbanyakan organisme melalui
penyediaan kondisi lingkungan yang sesuai. Mikroorganisme yang sedang tumbuh
membuat replika dirinya, membutuhkan adanya elemen-elemen dalam komposisi kimia
mereka. Nutrisi harus menyediakan elemen ini dalam bentuk yang mudah di
metabolisme (Jawetz, etc. 2001). Demikian pula dengan media sebagai tempat
berkembang biakan bekteri, karena media merupakan salah satu bahan yang terdiri
dari campuran nutrisi zat makanan yang dipakai untuk menumbuhkan bakteri
Kebanyakan berat kering dari mikroorganisme adalah
bahan-bahan organik yang mengandung elemen-elemen karbon, hidrogen, nitrogen,
oksigen, phospor dan belerang.
Di samping itu, ion-ion anorganik seperti potasium,
sodium, besi, magnesium, kalsium dan klorida dibutuhkan untuk memfasilitasi
katalis enzim dan mempertahankan Gradien kimia yang melelui membran sel
(Jawetz, etc. 2001). Oleh karena itu adapun syarat-syarat untuk media yang baik
adalah media harus mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan bakteri, Media
tidak mengandung zat-zat penghambat serta media harus steril Klasifikasi media
berasarkan fungsinya yaitu;
1.Enriched media, adalah sejumlah media umum yang
kemudian ditambahkan dengan darah, serum, ekstrak tumbuh-tumbuhan atau kaldu
yang mampu memacu pertumbuhan bakteri patogen.
2. Media selektif, yaitu media yang menggunakan
bahan-bahan kimia yang bersifat memacu pertumbuhan bakteri yang diinginkan.
3. Media diferensial yaitu media yang ditamnahkan zat-zat
kimia tertentu yang menyebabkan suatu mikroorganisme membentuk perubahan
tertentu, sehingga dapat membedakan tipe mikrooraganisme.
4. Media Penguji, yaitu media dengan susunan tertentu
yang digunakan untuk pengujian antibiotika, asam amino dan vitamin.
5. Media Khusus yaitu media untuk menentukan tipe
pertumbuhan mikroorganisme dan kemampuannya untuk mengadakam
perubahan-perubahan tertentu.
6. Media untuk bakteri Anaerob yaitu beberapa bahan kimia
dapat ditambahkan untuk menguji kandungan O2 dengan pengikatan kimiawi.
Pada pemeriksaan suatu produk, jumlah bakteri akan
menggambarkan mutu bahan baku, proses pembuatan dan tingkat kerusakan suatu
bahan mekanan. Metode perhitungan sangat banyak, hanya biasanya metode yang
dipilih adalah disesuaikan dengan kepentingan pemeriksaan, kecepatan dan ketepatan
hasil pemeriksaan. Metode perhitungan itu adalah:
1.Metode hitung bakteri, metode ini dapat dikerjakan
tergantung dari jumlah bakteri yang hidup dengan aktifitas metabolisme
a. Angka lempengan total,
b. Pengenceran, Most Probable Number (MPN),
c.
Aktifitas metabolik.
2. Metode total bakteri hidup dan bakteri mati meliputi
a. Berat kering bakteri,
b. Kekeruhan, berdasarkan jumlah sinar yang diserap pada
panjang gelombang tertentu,
c. Hitung partikel elektronik,
d. Hitung dengan mikroskop langsung,
e. Volume sel
D.
Dari
sejumlah metode di atas beberapa saja yang sering digunakan untuk pemeriksaan
rutin yaitu;
1. Angka lempeng total ”Pour Plate” digunakan untuk
menghitung bakteri dengan ketentuan yaitu
a. Satu koloni bakteri dihitung satu sel bakteri hidup,
b.Satu sel hidup dari sampel akan mampu membentuk koloni
bakteri dalam lempeng petri dish,
c.Dihitung jumlah koloni antar 30-300 koloni. Apabila
kurang maka dihitung jumlah koloni yang ada, sedang apabila lebih dari 300 maka
perlu dilakukan pengenceran.
2.Penghitungan bakteri dengan bakteri ”Spread Plate”,
prinsip hitung bakteri dengan metode ini adalah meratakan bakteri yang terdapat
di dalam sampel dengan volume tertentu di atas permukaan media yang sesuai.
Slide spesial-counting Chambers sebagaimana penghitung
bakteri Petroff-Hausser juga digunakan untuk membuat perhitungan langsung.
Perhitungan bakteri ditempatkan pada sebuah jalur ruangan, dimensi dari yang
kita tahu, dan dibungkus dengan yang kecil. Pengujian dapat di buat dengan
lebih banyak kepuasan dengan lapangan-gelap atau fase mikroskopis, jika sel
tidak ditandai dan karena itu tidak terlalu mencolok oleh pengujian
terang-lapang.
Sejak counting cahmber diputuskan mati di dalam area yang
pasti dan sejak kedalaman dari perhitungan pada ruangan diperhitungkan di
ketahui, berarti bahwa di atas volume lain daerah yang diatus dapat
dijumlahkan. Semuanya adalah dibutuhkan, oleh karena itu, apakah dijumlahkan
nomor dari organisme di beberapa area, rata-rata mendapatkan bilangan untuk
menghitung per area, dan juga mengalikan rata-rata ini oleh sebuah faktor yang
tepat memasukkan penjumlahan ke nomor bakteri per millimeter.
Pemeriksaan angka kuman metode hitungan cawan didasarkan
pada anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup akan berkembang menjadi satu
koloni, jadi jumlah koloni yang muncul pada cawan merupakan suatu indeks bagi
jumlah organism yang dapat hidup yang terkandung dalam sampel. Teknik yang
harus dikuasai dalam metode ini ialah mengencerkan sample dan mencawankan hasil
pengenceran tersebut. Setelah inkubasi jumlah koloni masing-masing cawan
diamati. Jumlah organisme yang terdapat dalam sampel akan ditentukan dengan
mengalikan jumlah koloni yang terbentuk dengan factor pengenceran pada cawan
yang bersangkutan.
Saat bakteri di inokulasi kedalam sebuah medium dan di
inkubasi secukupnya, kumpulan sel menjadi tak terlihat. Bakteri ataupun
mikroorganisme lainnya tumbuh di sebuah medium laboratorium yang berhubungan
dengan mengkultur.
Spesies yang berbeda dari pertumbuhan bakteri pada media
beberapa macam media yang sama lebih terlihat berbeda; jadi diketahui dari
penampilan, atau ciri khas kultur, dari sebuah species sangat berguna untuk
pengenalan tipe yang pasti dari bakteri.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan beberapa materi di atas dapat disimpulkan
bahwa, pemeriksaan jumlah kuman pada air, udara dan makanan sangat penting
dilakukan guna untuk mengetahui seberapa besar kuman tersebut. Sehingga
nantinya kita dapat mengetahui kualitas air, udara dan makanan yang kita pakai
setiap harinya, apakah sudah memenuhi standar yang telah ditentukan oleh
PERMENKES atau masih perlu dilakukan pengolahan.
B. Saran
Dalam melakukan pemeriksaan kuman, setiap mahasiswa
harus:
1.
Alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum
2.
Mengetahui cara perhitungan kuman di air, udara, dan
makanan.
3.
Mengikuti secara tertib pelaksanaan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
http://
Environmental Sanitation.wordpress.com
Hj. Wahyuni Sahani.S.T.,M.Si. Hj.Inayah. Penuntun Praktikum Mikrobiologi; Makassar ; 2013.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Contoh Makalah Mikrobiologi Kesehatan Lingkungan Mks
Written on 16.33.00 by Unknown
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................ i
DAFTAR ISI .................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................ 1
A.
Latar Belakang ...................................................................... 1
B.
Tujuan ................................................................................... 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA...................................................... 4
A.
Pemeriksaan Kuman di Air ................................................... 4
1.
Pengertian Air ................................................................... 4
2.
Kualitas Air ...................................................................... 5
B.
Pemeriksaan Kuman di Udara .............................................. 8
C.
Pemeriksaan Kuman di Makanan........................................... 9
BAB III PENUTUP.......................................................................... 13
A.
Kesimpulan............................................................................ 13
B.
Saran ..................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... 14
Kata Pengantar
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Makalah Mikrobilogi ini dapat selesai dengan tepat waktu. Terwujudnya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada:
Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Makalah Mikrobilogi ini dapat selesai dengan tepat waktu. Terwujudnya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu
Hj.Wahyuni Sahani,S.T.,M.Si selaku dosen pengampu pada mata kuliah Mikrobiologi
yang telah memberikan ilmu dan
sumbangsinya dalam menyusun makalah ini.
2. Bapak
dan Ibu tercinta yang telah memberikan motivasi dan dukungan baik moral maupun
spiritual.
3. Teman-teman
yang tercinta yang telah sabar untuk meluangkan waktunya untuk berdiskusi dalam
menyusun makalah ini.
4. Dan
semua pihak yang telah membantu dalam menyusun
makalah ini.
Dalam makalah ini terdapat beberapa pembahasan materi mengenai “Pemeriksaan
Kuman di Udara, Air, dan Makanan”. Namun
dalam penyusunannya masih terdapat banyak kekurangan oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun diharapkan penulis dari semua pihak, agar kedepannya lebih
baik lagi dalam menyusun makalah.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik
itu penulis terlebih kepada pembacanya.
Makassar, November
2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemeriksaan kuman pada air sangat penting untuk dilaksanakan sehingga kita
dapat mengetahui air
yang digunakan harus memenuhi syarat dari segi kualitas maupun kuantitasnya.
Secara kualitas, air harus tersedia pada kondisi yang memenuhi syarat
kesehatan. Kualitas air dapat ditinjau dari segi fisika, kimia, biologi dan radioaktif. Kualitas air
yang baik ini tidak selamanya tersedia di alam. Dengan adanya perkembangan
industri dan pemukiman dapat mengancam kelestarian air bersih. Sehingga
diperlukan upaya perbaikan secara sederhana maupun modern.
Air
diperlukan untuk minum, mandi, mencuci pakaian, pengairan dalam bidang
pertanian dan minuman untuk ternak. Selain itu, air juga sangat diperlukan
dalam kegiatan industri dan pengembangan teknologi untuk meningkatkan taraf
kesejahteraan hidup manusia.
Air
bersih dan air layak minum adalah dua hal yang tidak sama tetapi sering
dipertukarkan. Tidak semua air bersih layak minum, tetapi air layak minum
biasanya berasal dari air bersih. Air minum adalah air minum rumah tangga yang
melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum. Air bersih perlu diolah dahulu agar
menjadi air layak minum.
Sehingga penyediaan air bersih juga akan menunjang dalam pengolahan bahan
makanan. Oleh karenanya pemeriksaan kuman pada makanan juga sangat penting agar
kita dapat mengetahui apakah terdapat kuman dalam bahan makanan tersebut. Bahan makanan, selain merupakan sumber gizi bagi manusia,
juga merupakan sumber makanan bagi mikroorganisme. Pertumbuhan mikroorganisme
dalam bahan pangan dapat menyebabkan perubahan yang menguntungkan seperti
perbaikan bahan pangan secara gizi, daya cerna ataupun daya simpannya. Selain
itu pertumbuham mikroorganisme dalam bahan pangan juga dapat mengakibatkan
perubahan fisik atau kimia yang tidak diinginkan, sehingga bahan pangan
tersebut tidak layak dikomsumsi. Kejadian ini biasanya terjadi pada pembusukan
bahan pangan.
Bahan makanan dapat bertindak sebagai perantara
atau substrat untuk pertumbuhan mikroorganisme patogenik dan organisme lain
penyebab penyakit. Penyakit menular yang cukup berbahaya seperti tifus, kolera,
disentri, atau tbc, mudah tersebar melalui bahan makanan. Gangguan-gangguan
kesehatan, khususnya gagguan perut akibat makanan disebabkan, antara lain oleh
kebanyakan makan, alergi, kekurangan zat gizi, keracunan langsung oleh
bahan-bahan kimia, tanaman atau hewan beracun; toksintoksin yang dihasilkan
bakteri; mengkomsumsi pangan yan mengandung parasit-parasit hewan dan
mikroorganisme. Gangguan-gangguan ini sering dikelompokkan menjadi satu karena
memiliki gejala yang hampir sama atau sering tertukar dalam penentuan
penyebabnya.
Secara umum, istilah keracuan
makanan yang sering digunakan untuk menyebut gangguan yang disebabkan oleh
mikroorganisme, mencakup gangguan-gangguan yang diakibatkan termakannya toksin
yang dihasilkan organisme-organisme tertentu dan gangguan-gangguan akibat
terinfeksi organisme penghasil toksin. Toksin-toksin dapat ditemukan secara
alami pada beberapa tumbuhan dan hewan atau suatu produk metabolit toksik yang
dihasilkan suatu metabolisme.
Dengan demikian, intoksikasi
pangan adalah gangguan akibat mengkonsumsi toksin dari bakteri yang telah
terbentuk dalam makanan, sedangkan infeksi pangan disebabkan masuknya
bakteri ke dalam tubuh melalui makanan yang telah terkontaminasi dan sebagai
akibat reaksi tubuh terhadap bakteri atau hasil-hasil metabolismenya.
Selain
pemeriksaan kuman air dan makanan, pemeriksaan jumlah kuman di udara juga sangat
penting, karena flora mikroba yang ada di udara bersifat sementara dan beragam.
Udara bukan merupakan medium tempat mikroba tumbuh, tetapi pembawa bahan
partikulat, debu, dan tetesan air yang semuanya sangat mungkin dimuati mikroba.
Jumlah dan tipe mikroba yang mencemari udara ditentukan oleh sumber pencemaran
di dalam lingkungan, misalnya dari saluran pernafasan manusia disemprotkan
melalui batuk dan bersin.
Udara bukan
merupakan habitat ali dari mikroba, tetapi udara di sekeliling kita sampai
beberapa kilometer di atas permukaan bumi mengandung bermacam-macam jenis
mikroorganisme dalam jumlah yang beragam. Mikroorganisme yang paling banyak
berkeliran di udara bebas adalah bakteri, jamur, dan mikro alga. Kehadiran
jasad renik dalam udara, juga dalam bentuk vegetatif dan generatif (umumnya spora).
B. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui tentang pemeriksaan jumlah kuman pada
air
2.
Untuk mengetahui tentang pemeriksaan jumlah kuman pada
udara
3.
Untuk mengetahui tentang pemeriksaan jumlah kuman pada
makanan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pemeriksaan
Kuman di Air
1.
Pengertian Air
Air adalah zat atau materi atau unsur
yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di
bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi.
Terdapat 1,4 triliun kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi.
Air yang bersih sangat penting bagi
kehidupan manusia dan alam sekitar, Di banyak tempat di dunia terjadi
kekurangan persediaan air. Selain di bumi, sejumlah besar air juga diperkirakan
terdapat pada kutub utara dan selatan planet Mars, serta pada bulan-bulan Eropa
dan Enceladus. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan
gas (uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat
di permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut.
Upaya pemenuhan kebutuhan air oleh
manusia dapat mengambil air dari dalam tanah, air permukaan, atau langsung dari
air hujan. Dari ke tiga sumber air tersebut, air tanah yang paling banyak
digunakan karena air tanah memiliki beberapa kelebihan di banding sumber-sumber
lainnya antara lain karena kualitas airnya yang lebih baik serta pengaruh
akibat pencemaran yang relatif kecil.
Akan tetapi air yang
dipergunakan tidak selalu sesuai dengan syarat kesehatan, karena sering ditemui
air tersebut mengandung bibit ataupun zat-zat tertentu yang dapat menimbulkan
penyakit yang justru membahayakan kelangsungan hidup manusia
2.
Kualitas Air
Standard kualitas air bersih dapat
diartikan sebagai ketentuan-ketentuan berdasarkan Permenkes RI No.
416/MENKES/PER/IX/1990 yang biasanya dituangkan dalam bentuk pernyataan atau
angka yang menunjukkan
persyaratan–persyaratan yang harus dipenuhi agar air
tersebut tidak menimbulkan gangguan kesehatan, penyakit, gangguan teknis, serta
gangguan dalam segi estetika. Peraturan ini dibuat dengan maksud bahwa air yang
memenuhi syarat kesehatan mempunyai peranan penting dalam rangka pemeliharaan,
perlindungan serta mempertinggi derajat kesehatan masyarakat.
Parameter Kualitas Air yang
digunakan untuk kebutuhan manusia haruslah air yang tidak tercemar atau
memenuhi persyaratan, yaitu :
Ø Syarat fisik
Ø Syarat kimia
Ø Syarat biologis
Ø Syarat radioaktif.
Namun
pada makalah ini yang akan di bahas hanya syarat biologis dan syarat radioaktif
air.
Ø Syarat biologis
Seperti kita ketahui jika standar
mutu air sudah diatas standar atau sesuai dengan standar tersebut maka yang
terjadi adalah akan menentukan besar kecilnya investasi dalam pengadaan air
bersih tersebut, baik instalasi penjernihan air dan biaya operasi serta
pemeliharaannya. Sehingga semakin jelek kualitas air semakin berat beban
masyarakat untuk membayar harga jual air bersih. Dalam penyediaan air bersih
yang layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat banyak mengutip Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No. 173/Men.Kes/Per/VII/1977, penyediaan air harus
memenuhi kuantitas dan kualitas, yaitu:
Ø a.
Aman dan
higienis.
Ø b. Baik dan layak minum.
Ø c.
Tersedia
dalam jumlah yang cukup.
Ø d. Harganya relatif murah atau
terjangkau oleh sebagian besar masyarakat
Adapun Parameter Air Bersih secara
Biologi:
ü Bakteri
ü Binatang
ü Tumbuh-tumbuhans
ü Protista
ü Virus
KEPUTUSAN
MENTERI KESEHATAN RI
Nomor : 907/MENKES/SK/VII/2002
Persyaratan
Kualitas air minum secara Bakteriologis
Parameter
|
Satuan
|
Kadar
maksimum yang diperbolehkan
|
Keterangan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|
|||
E. coli atau Fecal coli
|
Jumlah per 100 ml sampel
|
0
|
|
2.
Air yang
masuk sistem distribusi
|
|||
E. coli atau Fecal col
|
Jumlah per 100 ml sampel
|
0
|
|
Total Bakteri Coliform
|
Jumlah per 100 ml sampel
|
0
|
|
3.
Air pada
sistem distribusi
|
|||
E. coli atau Fecal col
|
Jumlah per 100 ml sampel
|
0
|
|
Total Bakteri Coliform
|
Jumlah per 100 ml sampel
|
0
|
|
Ø Syarat
radioktif
Radioaktivitas yang terdapat dalam
suatu air dapat berasal dari kebocoran industri-industri nuklir, pusat-pusat
pembangkit tenaga nuklir dan dari sampah-sampah radioaktif yang dapat bersatu
dengan pasir atau lumpur dalam kehidupan biologis atau terlarut dalam air.
Zat radioaktif yang teraplikasi dalam
teknologi nuklir yang digunakan pada berbagai bidang dapat menimbulkan sisa
pembuangan. Dapat saja sisa zat radioaktif tersebut terbawa ke dalam lingkungan
air. Pengaruh radioaktif ini dapat mengakibatkan gangguan pada proses
pembelahan sel, rusaknya kromosom, dan lebih jauh dalam
waktu yang lama dapat terjadi kerusakan sistem reproduksi dan sel tubuh. Untuk
mengurangi terjadinya pencemaran air, dapat dilakukan
usaha-usaha pencegahan, antara lain, sebagai berikut:
usaha-usaha pencegahan, antara lain, sebagai berikut:
§ tidak
membuang sampah di sembarang tempat, baik itu di parit maupun di sungai;
§ tidak
membuang limbah sembarangan dengan cara membuat tempat pengolahan limbah cair;
air limbah diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke perairan sehingga air
limbah tersebut tidak berbahaya bagi ekosistem air;
§ tidak
membuang atau menggunakan pupuk pertanian secara berlebihan.
v Radioaktivitas
No
|
Parameter
|
Satuan
|
Kadar Maksimum
|
|||
Gol.A
|
Gol.B
|
Gol.C
|
Gol.D
|
|||
1.
|
Gross Alpha activity
|
Bq/L
|
0.1
|
0.1
|
0.1
|
0.1
|
2.
|
Gross Beta activity
|
Bq/L
|
1.0
|
1.0
|
1.0
|
1.0
|
KETERANGAN:
Golongan A : air untuk air minum tanpa
pengolahan terlebih dahulu
Golongan B : air yang dipakai sebagai bahan baku
air minum melalui suatu pengolahan
Golongan C : air untuk perikanan dan peternakan
Golongan D : air untuk pertanian dan usaha
perkotaan, industri dan PLTA.
Adapun efek serta akibat yang ditimbulkan oleh radiasi zat radioaktif
pada umat manusia seperti berikut di bawah ini :
1.
Pusing-pusing
2.
Nafsu makan berkurang atau hilang
3.
Terjadi diare
4.
Badan panas atau demam
5.
Berat badan turun
6.
Kanker darah atau leukemia
7.
Meningkatnya denyut jantung atau nadi
8.
Daya tahan tubuh berkurang sehingga mudah
terserang penyakit akibat sel darah putih yang jumlahnya berkurang
B.
Pemeriksaan
Kuman di Udara
Udara bukan merupakan habitat jasad renik , sel-sel jasad
renik terdapat dalam udara sebagai kontaminan atau spora jamur yang tersebar di udara,
kuman pathogen tersebar di udara melalui butiran-butiran debu atau melalui
residu tetesan air ludah yang kering. Bakteri yang terdapat di udara umumnya
yang berspora , misalnya : Bacillus Sp, Clostridium Sp, M. tuberculosa.
Jasad renik pathogen terdapat di udara bersama 2 jenis
partikel :
1. Residu tetesan dahak yang telah diuapkan (inti tetesan).
2. Partikel debu yang jauh lebih besar.
1. Residu tetesan dahak yang telah diuapkan (inti tetesan).
2. Partikel debu yang jauh lebih besar.
Udara
sebagai salah satu komponen lingkungan merupakan kebutuhan yang paling utama
untuk mempertahankan kehidupan. Metabolisme dalam tubuh makhluk hidup tidak
mungkin dapat berlangsung tanpa oksigen yang berasal dari udara. Selain oksigen
terdapat zat-zat lain yang terkandung di udara yaitu karbondioksida, karbon
monoksida, formaldehid, jamur, virus, dan sebagainya. Peningkatan konsentrasi
zat-zat di dalam udara tersebut disebabkan oleh aktivitas manusia. Udara dapat
dikelompokkan menjadi 2, yaitu:
v
Udara luar ruangan (outdoor air)
v
Udara dalam ruangan (indoor air)
Kualitas udara
dalam ruang sangat mempengaruhi kesehatan manusia karena hampir 90% hidup
manusia berada dalam ruangan. Adapun menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI
No.1405/MENKES/SK/XI/2002 dalam keputusan tersebut dinyatakan bahwa angka kuman
kurang dari 770 koloni/m3 udara, bebas kuman pathogen. Sumber
penyebab polusi udara dalam ruangan berhubungan dengan bangunan itu sendiri,
perlengkapan dalam bangunan (karpet, AC, dan sebagainya), kondisi bangunan,
suhu, kelembapan, pertukaran udara dan hal-hal yang berhubungan dengan perilaku
orang-orang yang berada di dalam ruangan, misalnya merokok. Sedangkan angka
kuman udara sendiri merupakan jumlah dari sampel angka kuman udara dari suatu
ruangan atau tempat tertentu yang diperiksa, sehingga hitung angka kuman bertujuan
untuk mengetahui jumlah bakteri pada sampel. Prinsip dari pemeriksaan ini
menghitung jumlah koloni yang tumbuh pada Plate Count Agar. Hitung angka kuman
dilakukan pengenceran bertingkat bertujuan
agar koloni tiap plate dapat dihitung
pada tahap akhir, jumlah koloni dari tiap plate dikali dengan pengenceran dan
dicari rata-rata dari semua plate. Nilai yang didpat adalah jumlah angka kuman
dari sampel yang diperiksa salah satu penyebab meningkatnya angka kuman udara
ruangan adalah dengan penggunaan AC.
Karena AC yang jarang dibersihkan akan menjadi tempat nyaman bagi
mikroorganisme untuk berkembangbiak. Kondisi tersebut mengakibatkan kualitas
udara dalam ruangan menurun dan dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan
yang disebut Sick Building Syndrome (SBS) atau Tight Building Syndrome (TBS).
Banyaknya aktivitas di gedung meningkatkan jumlah polutan dalam ruangan.
C.
Pemeriksaan Kuman di Makanan
Pembiakan adalah proses perbanyakan organisme melalui
penyediaan kondisi lingkungan yang sesuai. Mikroorganisme yang sedang tumbuh
membuat replika dirinya, membutuhkan adanya elemen-elemen dalam komposisi kimia
mereka. Nutrisi harus menyediakan elemen ini dalam bentuk yang mudah di
metabolisme (Jawetz, etc. 2001). Demikian pula dengan media sebagai tempat
berkembang biakan bekteri, karena media merupakan salah satu bahan yang terdiri
dari campuran nutrisi zat makanan yang dipakai untuk menumbuhkan bakteri
Kebanyakan berat kering dari mikroorganisme adalah
bahan-bahan organik yang mengandung elemen-elemen karbon, hidrogen, nitrogen,
oksigen, phospor dan belerang.
Di samping itu, ion-ion anorganik seperti potasium,
sodium, besi, magnesium, kalsium dan klorida dibutuhkan untuk memfasilitasi
katalis enzim dan mempertahankan Gradien kimia yang melelui membran sel
(Jawetz, etc. 2001). Oleh karena itu adapun syarat-syarat untuk media yang baik
adalah media harus mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan bakteri, Media
tidak mengandung zat-zat penghambat serta media harus steril Klasifikasi media
berasarkan fungsinya yaitu;
1.Enriched media, adalah sejumlah media umum yang
kemudian ditambahkan dengan darah, serum, ekstrak tumbuh-tumbuhan atau kaldu
yang mampu memacu pertumbuhan bakteri patogen.
2. Media selektif, yaitu media yang menggunakan
bahan-bahan kimia yang bersifat memacu pertumbuhan bakteri yang diinginkan.
3. Media diferensial yaitu media yang ditamnahkan zat-zat
kimia tertentu yang menyebabkan suatu mikroorganisme membentuk perubahan
tertentu, sehingga dapat membedakan tipe mikrooraganisme.
4. Media Penguji, yaitu media dengan susunan tertentu
yang digunakan untuk pengujian antibiotika, asam amino dan vitamin.
5. Media Khusus yaitu media untuk menentukan tipe
pertumbuhan mikroorganisme dan kemampuannya untuk mengadakam
perubahan-perubahan tertentu.
6. Media untuk bakteri Anaerob yaitu beberapa bahan kimia
dapat ditambahkan untuk menguji kandungan O2 dengan pengikatan kimiawi.
Pada pemeriksaan suatu produk, jumlah bakteri akan
menggambarkan mutu bahan baku, proses pembuatan dan tingkat kerusakan suatu
bahan mekanan. Metode perhitungan sangat banyak, hanya biasanya metode yang
dipilih adalah disesuaikan dengan kepentingan pemeriksaan, kecepatan dan ketepatan
hasil pemeriksaan. Metode perhitungan itu adalah:
1.Metode hitung bakteri, metode ini dapat dikerjakan
tergantung dari jumlah bakteri yang hidup dengan aktifitas metabolisme
a. Angka lempengan total,
b. Pengenceran, Most Probable Number (MPN),
c.
Aktifitas metabolik.
2. Metode total bakteri hidup dan bakteri mati meliputi
a. Berat kering bakteri,
b. Kekeruhan, berdasarkan jumlah sinar yang diserap pada
panjang gelombang tertentu,
c. Hitung partikel elektronik,
d. Hitung dengan mikroskop langsung,
e. Volume sel
D.
Dari
sejumlah metode di atas beberapa saja yang sering digunakan untuk pemeriksaan
rutin yaitu;
1. Angka lempeng total ”Pour Plate” digunakan untuk
menghitung bakteri dengan ketentuan yaitu
a. Satu koloni bakteri dihitung satu sel bakteri hidup,
b.Satu sel hidup dari sampel akan mampu membentuk koloni
bakteri dalam lempeng petri dish,
c.Dihitung jumlah koloni antar 30-300 koloni. Apabila
kurang maka dihitung jumlah koloni yang ada, sedang apabila lebih dari 300 maka
perlu dilakukan pengenceran.
2.Penghitungan bakteri dengan bakteri ”Spread Plate”,
prinsip hitung bakteri dengan metode ini adalah meratakan bakteri yang terdapat
di dalam sampel dengan volume tertentu di atas permukaan media yang sesuai.
Slide spesial-counting Chambers sebagaimana penghitung
bakteri Petroff-Hausser juga digunakan untuk membuat perhitungan langsung.
Perhitungan bakteri ditempatkan pada sebuah jalur ruangan, dimensi dari yang
kita tahu, dan dibungkus dengan yang kecil. Pengujian dapat di buat dengan
lebih banyak kepuasan dengan lapangan-gelap atau fase mikroskopis, jika sel
tidak ditandai dan karena itu tidak terlalu mencolok oleh pengujian
terang-lapang.
Sejak counting cahmber diputuskan mati di dalam area yang
pasti dan sejak kedalaman dari perhitungan pada ruangan diperhitungkan di
ketahui, berarti bahwa di atas volume lain daerah yang diatus dapat
dijumlahkan. Semuanya adalah dibutuhkan, oleh karena itu, apakah dijumlahkan
nomor dari organisme di beberapa area, rata-rata mendapatkan bilangan untuk
menghitung per area, dan juga mengalikan rata-rata ini oleh sebuah faktor yang
tepat memasukkan penjumlahan ke nomor bakteri per millimeter.
Pemeriksaan angka kuman metode hitungan cawan didasarkan
pada anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup akan berkembang menjadi satu
koloni, jadi jumlah koloni yang muncul pada cawan merupakan suatu indeks bagi
jumlah organism yang dapat hidup yang terkandung dalam sampel. Teknik yang
harus dikuasai dalam metode ini ialah mengencerkan sample dan mencawankan hasil
pengenceran tersebut. Setelah inkubasi jumlah koloni masing-masing cawan
diamati. Jumlah organisme yang terdapat dalam sampel akan ditentukan dengan
mengalikan jumlah koloni yang terbentuk dengan factor pengenceran pada cawan
yang bersangkutan.
Saat bakteri di inokulasi kedalam sebuah medium dan di
inkubasi secukupnya, kumpulan sel menjadi tak terlihat. Bakteri ataupun
mikroorganisme lainnya tumbuh di sebuah medium laboratorium yang berhubungan
dengan mengkultur.
Spesies yang berbeda dari pertumbuhan bakteri pada media
beberapa macam media yang sama lebih terlihat berbeda; jadi diketahui dari
penampilan, atau ciri khas kultur, dari sebuah species sangat berguna untuk
pengenalan tipe yang pasti dari bakteri.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan beberapa materi di atas dapat disimpulkan
bahwa, pemeriksaan jumlah kuman pada air, udara dan makanan sangat penting
dilakukan guna untuk mengetahui seberapa besar kuman tersebut. Sehingga
nantinya kita dapat mengetahui kualitas air, udara dan makanan yang kita pakai
setiap harinya, apakah sudah memenuhi standar yang telah ditentukan oleh
PERMENKES atau masih perlu dilakukan pengolahan.
B. Saran
Dalam melakukan pemeriksaan kuman, setiap mahasiswa
harus:
1.
Alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum
2.
Mengetahui cara perhitungan kuman di air, udara, dan
makanan.
3.
Mengikuti secara tertib pelaksanaan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
http://
Environmental Sanitation.wordpress.com
Hj. Wahyuni Sahani.S.T.,M.Si. Hj.Inayah. Penuntun Praktikum Mikrobiologi; Makassar ; 2013.
0 komentar:
Posting Komentar