Rabu, 25 Maret 2015
Mata
Kuliah : Penyakit Berbasis
Lingkungan (PBL)
Dosen :
Hj. Inayah, SKM.,M.Kes
MAKALAH HEPATITIS B
Oleh :
EVI NURSYAFITRI
PO.71.4.221.13.2.012
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI D.IV
2014
Kata Pengantar
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Makalah Penyakit Berbasis Lingkungan dengan judul “Penyakit Hepatitis B” ini dapat selesai dengan tepat waktu. Terwujudnya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada:
Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Makalah Penyakit Berbasis Lingkungan dengan judul “Penyakit Hepatitis B” ini dapat selesai dengan tepat waktu. Terwujudnya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Ibu Inayah, SKM.,M.Kes selaku dosen pengampu pada mata kuliah Penyakit Berbasis Lingkungan yang telah memberikan ilmu dan sumbangsinya dalam menyusun makalah ini.
2.
Bapak dan Ibu
tercinta yang telah memberikan motivasi dan dukungan baik moral maupun
spiritual.
3.
Teman-teman yang
tercinta yang telah sabar untuk meluangkan waktunya untuk berdiskusi dalam
menyusun makalah ini.
4.
Dan semua pihak
yang telah membantu dalam menyusun
makalah ini.
Dalam makalah ini terdapat beberapa pembahasan materi mengenai Penyakit Hepatitis B. Namun dalam penyusunannya masih terdapat banyak
kekurangan oleh karena itu kritik dan saran yang membangun diharapkan penulis dari semua
pihak, agar kedepannya lebih baik lagi dalam menyusun makalah.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik
itu penulis terlebih kepada pembacanya.
Wasallam
Makassar, Desember 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.....................................................................................................i
DAFTAR ISI ......................................................................................................ii
BAB
I PENDAHULUAN....................................................................................1
A.
Latar Belakang ..............................................................................................1
B.
Tujuan ............................................................................................................1
BAB
II PEMBAHASAN ....................................................................................2
A.
Pengertian penyakit Hepatitis B ....................................................................2
B.
Gejala klinis penyakit Hepatitis B..................................................................2
C.
Transmisi penularan penyakit Hepatitis
B......................................................3
D.
Pencegahan pada penyakit Hepatitis B...........................................................5
BAB III PENUTUP..............................................................................................7
A.
Kesimpulan.....................................................................................................7
B.
Saran ...............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit
hepatitis kini menjadi masalah besar di Indonesia mengingat jumlah penduduk
Indonesia yang juga besar, jumlah penduduk yang besar ini membawa konsekuensi
yang besar pula. Penduduk dengan golongan sosial, ekonomi dan pendidikan rendah
dihadapkan pada masalah kesehatan terkait gizi, penyakit menular serta
kebersihan sanitasi yang buruk. Sedangkan penduduk dengan golongan sosial,
ekonomi dan pendidikan tinggi memiliki masalah kesehatan terkait gaya hidup dan
pola makan. Tak mengherankan jika saat ini penyakit hepatitis menjadi salah
satu penyakit yang mendapat perhatian serius di Indonesia.
Kasus hepatitis di Indonesia cukup banyak dan menjadi perhatian khusus pemerintah. Sekitar 11 juta penduduk Indonesia diperkirakan mengidap penyakit hepatitis B, ada sebuah asumsi bahwa 1 dari 20 orang di Jakarta menderita hepatitis B. Demikian pula dengan hepatitis C yang merupakan satu dari 10 besar penyebab kematian di Dunia. Angka kasus hepatitis C berkisar 0,5% hingga 4% dari jumlah penduduk. Jika jumlah pendudik Indonesia saat ini adalah 220 juta maka angka asumsi penderita hepatitis C menjadi 1,1 hingga 8,8 juta penderita. Jumlah ini dapat bertambah setiap tahunnya mereka yang terinfeksi biasanya tidak mengalami gejala-gejala spesifik sehingga tidak diketahui oleh masyarakat dan tidak terdiagnosis oleh dokter. Carrier/pembawa virus hepatitis B dan C berpotensi sebagai sumber penyebaran penyakit hepatitis B dan C.
Kasus hepatitis di Indonesia cukup banyak dan menjadi perhatian khusus pemerintah. Sekitar 11 juta penduduk Indonesia diperkirakan mengidap penyakit hepatitis B, ada sebuah asumsi bahwa 1 dari 20 orang di Jakarta menderita hepatitis B. Demikian pula dengan hepatitis C yang merupakan satu dari 10 besar penyebab kematian di Dunia. Angka kasus hepatitis C berkisar 0,5% hingga 4% dari jumlah penduduk. Jika jumlah pendudik Indonesia saat ini adalah 220 juta maka angka asumsi penderita hepatitis C menjadi 1,1 hingga 8,8 juta penderita. Jumlah ini dapat bertambah setiap tahunnya mereka yang terinfeksi biasanya tidak mengalami gejala-gejala spesifik sehingga tidak diketahui oleh masyarakat dan tidak terdiagnosis oleh dokter. Carrier/pembawa virus hepatitis B dan C berpotensi sebagai sumber penyebaran penyakit hepatitis B dan C.
B. Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian penyakit
hepatitis B
2.
Untuk mengetahui gejala klinis penyakit
hepatitis B
3.
Untuk mengetahui transmisi penularan
penyakit hepatitis B
4.
Untuk mengetahui pencegahan pada
penyakit hepatitis B
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Pengertian
penyakit Hepatitis B
Penyakit Hepatitis adalah penyakit yang disebabkan oleh beberapa jenis
virus yang menyerang dan menyebabkan peradangan serta merusak sel-sel organ
hati manusia. Hepatitis diketegorikan dalam beberapa golongan, diantaranya
hepetitis A,B,C,D,E,F dan G. Di Indonesia penderita penyakit Hepatitis umumnya
cenderung lebih banyak mengalami golongan hepatitis B dan hepatitis C. Dikatakan akut apabila inflamasi (radang) hati
akibat infeksi virus hepatitis yang berlangsung selama kurang dari 6 bulan, dan
kronis apabila hepatitis yang tetap bertahan selama lebih dari 6 bulan.
Penyakit Hepatitis B adalah merupakan salah satu penyakit menular yang
tergolong berbahaya didunia, Penyakit ini disebabkan oleh Virus Hepatitis B
(VHB) yang menyerang hati dan menyebabkan peradangan hati akut atau menahun.
Seperti hal Hepatitis C, kedua penyakit ini dapat menjadi kronis dan akhirnya
menjadi kanker hati.
B. Gejala penyakit
Hepatitis B
Tanda dan gejala dari penyakit Hepatitis B ini sangat bervariasi terkadang
mirip dengan Hepatitis A dan mirip flu. Namun pada stadium prodromal sering
ditemukan kemerahan kulit dan nyeri sendi, hilangnya nafsu makan, mual kadang
disertai dengan muntah, lemah, pusing, sakit perut terutama disekeliling atau
disekitar hati, urine berwarna gelap, kulit dan mata berwarna kuning (jaundice)
nyeri sendi dan disertai dengan demam dan akan sembuh dalam 2 minggu namun dari
hasil penelitian yang dilakukan oleh para dokter ternyata hanya sedikit
penderita penyakit Hepatitis B yang menjadi ikterik (Naga, 2012).
C. Transmisi
penularan penyakit Hepatitis B
1. Penularan
Horizontal
Cara penularan horizontal yang dikenal ialah: tranfusi darah yang
terkontaminasi oleh HBV, mereka yang sering mendapat hemodialisa. Selain itu
HBV dapat masuk kedalam tubuh kita melalui luka atau lecet pada kulit dan
selaput lendir misalnya tertusuk jarum (penularan parenteral) atau luka benda
tajam, menindik telinga, pembuatan tato, pengobatan tusuk jarum (akupuntur),
penggunaan alat cukur bersama, kebiasaan menyuntik diri sendiri, menggunakan
jarum suntik yang kotor/kurang steril. Penggunaan alat-alat kedokteran dan
perawatan gigi yang sterilisasinya kurang sempurna / kurang memenuhi syarat
akan dapat menularkan HBV.
Di daerah endemis berat diduga nyamuk, kutu busuk, parasit, dan lain-lain
dapat juga menularkan HBV, walaupun belum ada laporan. Cara penularan tersebut
disebut penularan perkutan. Sedangkan cara penularan non-kutan diantaranya
ialah melalui semen, cairan vagina, yaitu kontak seksual (baik homoseks maupun
heteroseks) dengan pengidap/penderita HVB, atau melalui saliva yang bercium
ciuman dengan penderita/pengidap, dapat juga dengan jalan tukar pakai sikat
gigi, dan lainnya. Hal ini dimungkinkan disebabkan karena selaput lendir tubuh
yang melapisinya terjadi diskontinuitas, sehingga virus hepatitis B mudah
menembusnya.
2. Penularan
Vertikal
Penularan secara vertikal dapat diartikan sebagai penularan infeksi dari
seorang ibu pengidap/penderita HBV kepada bayinya sebelum persalinan, pada saat
persalinan dan beberapa saat setelah persalinan. Apabila seorang ibu menderita
HBV akut pada perinatal yaitu pada trisemester ketiga kehamilan, maka bayi yang
baru dilahirkan akan tertulari (Budi, 2011).
Virus Hepatitis B juga dapat terjangkit melalui sentuhan dengan darah atau
cairan tubuh yang tercemar. Hal ini akan menyebabkan 100 kali lebih mudah
terjangkit dari pada HIV. Penyakit ini akan terdeteksi melalui pemeriksaan
fungsi hati. Menurut Chin (2006) bagian tubuh yang memungkinkan terjadinya
penularan HBV antara lain adalalah darah, air ludah atau saliva , cairan
cerebrospinal, peritoneal, cairan pericardial, cairan amniotik, semen, cairan
vagina dan lain-lain.
Penularan infeksi virus hepatitis B juga dapat melalui berbagai cara
sepaerti parenteral yaitu terjadi penembusan kulit atau mukosa misalnya melalui
tusuk jarum atau benda yang sudah tercemar virus hepatitis B dan pembuatan
tatto dan non parenteral yaitu persentuhan yang erat dengan benda yang tercemar
virus hepatitis B.
Sebagai antisipasi, biasanya terhadap darah-darah yang diterima dari
pendonor akan di tes terlebih dulu apakah darah yang diterima reaktif terhadap
Hepatitis, Sipilis dan HIV namun tidak semua yang positif Hepatitis B perlu
ditakuti.
Dari hasil pemeriksaan darah dapat terungkap apakah ada riwayat pernah kena
dan sekarang sudah kebal, atau bahkan virusnya sudah tidak ada. Bagi pasangan
yang hendak menikah, tidak ada salahnya untuk memeriksakan pasangannya
untuk penularan penyakit ini. Hepatitis
C dapat tertular melalui darah dan plasma yang syringe. Hepatitis D dapat
tertular melalui darah dan cairan beku yang terkontaminasi, jarum suntik dan
hubungan seks. Hepatitis E dapat tertular melalui air yang terkontaminasi, dari
orang ke orang dengan fecal oral (Chin, 2006).
D. Pencegahan Penyakit Hepatitis B
Pengendalian penyakit ini lebih dimungkinkan melalui pencegahan
dibandingkan pengobatan yang masih dalam penelitian. Pencegahan dilakukan
meliputi pencegahan penularan penyakit dengan kegiatan Health Promotion dan Spesifik
Protection, maupun pencegahan penyakit dengan imunisasi aktif dan pasif
(Hadi, 2000).
Ada 3 (tiga) kegiatan utama yang dapat dilakukan sebagai upaya pencegahan
penyakit Hepatitis, yakni melalui pencegahan primer, sekunder dan tersier.
Pencegahan primer yakni dengan cara promosi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS), imunisasi pada bayi, imunisasi pada remaja dan dewasa (catch up
immunization). Pencegahan sekunder melalui, deteksi dini dengan skrining
(penapisan), penegakan diagnosa dan pengobatan. Sedangkan pencegahan tersier
lebih kepada untuk mencegah keparahan dan rehabilitasi, monitoring pengobatan
untuk mengetahui efektifitas dan resistensi terhadap obat pilihan (Depkes RI,
2009).
Timbulnya Hepatitis B dalam barak-barak atau panti perawatan sering
merupakan petunjuk sanitasi dan higiene perorangan yang buruk. Pengendaliannya
langsung ditunjukkan pada pencegahan terkontaminasinya makanan, air, atau
sumber-sumber lainnya oleh tinja. Kebersihan seperti mencuci tangan setelah
buang air besar atau sebelum makan, penggunaan piring dan alat makan sekali
pakai, dan menjaga kebersihan perorangan. Pemakaian disinfektan natrium
hipoklorit 0,5%- sangat penting dalam mencegah penyebaran (Jawetz, 1995). Orang
yang dekat dengan penderita mungkin memerlukan terapi imunoglobulin. Imunisasi
Hepatitis A bisa dilakukan dalam bentuk sendiri (Havrix) atau bentuk kombinasi
dengan vaksin Hepatitis B (Twinrix). imunisasi Hepatitis B dilakukan
tiga kali, yaitu dasar, satu bulan dan 6 bulan kemudian.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Penyakit Hepatitis B adalah merupakan salah satu penyakit menular yang
tergolong berbahaya didunia, Penyakit ini disebabkan oleh Virus Hepatitis B
(VHB) yang menyerang hati dan menyebabkan peradangan hati akut atau menahun
2.
Tanda dan gejala dari penyakit Hepatitis B ini sangat bervariasi terkadang
mirip dengan Hepatitis A dan mirip flu. Namun pada stadium prodromal sering
ditemukan kemerahan kulit dan nyeri sendi, hilangnya nafsu makan, mual kadang
disertai dengan muntah, lemah, pusing, dan lain-lain.
3.
Transmisi penularan dapat melalui, vertikal dan horizontal.
4.
Ada 3 (tiga) kegiatan utama yang dapat dilakukan sebagai upaya pencegahan
penyakit Hepatitis, yakni melalui pencegahan primer, sekunder dan tersier.
B. Saran
1.
Adapun yang menjadi saran penulis
kepada teman-teman mahasiswa agar kiranya dapat memahami substansi dalam
penulisan makalah ini serta mengimplementasikan dalam kehidupan seharĂ-hari,
karena mengingat betapa pentingnya mempelajari penyakit hepatitis.
2.
Kepada penderita hepatitis sebaiknya
memperhatikan pola makan yang sehat, menghindari mengkonsumsi minuman keras,
serta menjaga sanitasi lingkungan sekitar.
.
DAFTAR PUSTAKA
http://makalahhepatitis009.blogspot.com/2013/04/makalah-hepatitis-hepatitis.html (diakses pada 12 Desember 2014)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33800/4/Chapter%20II.pdf (diakses pada 12 November 2014)
http://hepatitisxx.blogspot.com/2014/02/hepatitis-defenisi-klasifikasi-etiologi.html (diakses pada 13 November 2014)
Langganan:
Postingan (Atom)
Makalah Hepatitis B
Written on 14.22.00 by Unknown
Mata
Kuliah : Penyakit Berbasis
Lingkungan (PBL)
Dosen :
Hj. Inayah, SKM.,M.Kes
MAKALAH HEPATITIS B
Oleh :
EVI NURSYAFITRI
PO.71.4.221.13.2.012
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI D.IV
2014
Kata Pengantar
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Makalah Penyakit Berbasis Lingkungan dengan judul “Penyakit Hepatitis B” ini dapat selesai dengan tepat waktu. Terwujudnya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada:
Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Makalah Penyakit Berbasis Lingkungan dengan judul “Penyakit Hepatitis B” ini dapat selesai dengan tepat waktu. Terwujudnya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Ibu Inayah, SKM.,M.Kes selaku dosen pengampu pada mata kuliah Penyakit Berbasis Lingkungan yang telah memberikan ilmu dan sumbangsinya dalam menyusun makalah ini.
2.
Bapak dan Ibu
tercinta yang telah memberikan motivasi dan dukungan baik moral maupun
spiritual.
3.
Teman-teman yang
tercinta yang telah sabar untuk meluangkan waktunya untuk berdiskusi dalam
menyusun makalah ini.
4.
Dan semua pihak
yang telah membantu dalam menyusun
makalah ini.
Dalam makalah ini terdapat beberapa pembahasan materi mengenai Penyakit Hepatitis B. Namun dalam penyusunannya masih terdapat banyak
kekurangan oleh karena itu kritik dan saran yang membangun diharapkan penulis dari semua
pihak, agar kedepannya lebih baik lagi dalam menyusun makalah.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik
itu penulis terlebih kepada pembacanya.
Wasallam
Makassar, Desember 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.....................................................................................................i
DAFTAR ISI ......................................................................................................ii
BAB
I PENDAHULUAN....................................................................................1
A.
Latar Belakang ..............................................................................................1
B.
Tujuan ............................................................................................................1
BAB
II PEMBAHASAN ....................................................................................2
A.
Pengertian penyakit Hepatitis B ....................................................................2
B.
Gejala klinis penyakit Hepatitis B..................................................................2
C.
Transmisi penularan penyakit Hepatitis
B......................................................3
D.
Pencegahan pada penyakit Hepatitis B...........................................................5
BAB III PENUTUP..............................................................................................7
A.
Kesimpulan.....................................................................................................7
B.
Saran ...............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit
hepatitis kini menjadi masalah besar di Indonesia mengingat jumlah penduduk
Indonesia yang juga besar, jumlah penduduk yang besar ini membawa konsekuensi
yang besar pula. Penduduk dengan golongan sosial, ekonomi dan pendidikan rendah
dihadapkan pada masalah kesehatan terkait gizi, penyakit menular serta
kebersihan sanitasi yang buruk. Sedangkan penduduk dengan golongan sosial,
ekonomi dan pendidikan tinggi memiliki masalah kesehatan terkait gaya hidup dan
pola makan. Tak mengherankan jika saat ini penyakit hepatitis menjadi salah
satu penyakit yang mendapat perhatian serius di Indonesia.
Kasus hepatitis di Indonesia cukup banyak dan menjadi perhatian khusus pemerintah. Sekitar 11 juta penduduk Indonesia diperkirakan mengidap penyakit hepatitis B, ada sebuah asumsi bahwa 1 dari 20 orang di Jakarta menderita hepatitis B. Demikian pula dengan hepatitis C yang merupakan satu dari 10 besar penyebab kematian di Dunia. Angka kasus hepatitis C berkisar 0,5% hingga 4% dari jumlah penduduk. Jika jumlah pendudik Indonesia saat ini adalah 220 juta maka angka asumsi penderita hepatitis C menjadi 1,1 hingga 8,8 juta penderita. Jumlah ini dapat bertambah setiap tahunnya mereka yang terinfeksi biasanya tidak mengalami gejala-gejala spesifik sehingga tidak diketahui oleh masyarakat dan tidak terdiagnosis oleh dokter. Carrier/pembawa virus hepatitis B dan C berpotensi sebagai sumber penyebaran penyakit hepatitis B dan C.
Kasus hepatitis di Indonesia cukup banyak dan menjadi perhatian khusus pemerintah. Sekitar 11 juta penduduk Indonesia diperkirakan mengidap penyakit hepatitis B, ada sebuah asumsi bahwa 1 dari 20 orang di Jakarta menderita hepatitis B. Demikian pula dengan hepatitis C yang merupakan satu dari 10 besar penyebab kematian di Dunia. Angka kasus hepatitis C berkisar 0,5% hingga 4% dari jumlah penduduk. Jika jumlah pendudik Indonesia saat ini adalah 220 juta maka angka asumsi penderita hepatitis C menjadi 1,1 hingga 8,8 juta penderita. Jumlah ini dapat bertambah setiap tahunnya mereka yang terinfeksi biasanya tidak mengalami gejala-gejala spesifik sehingga tidak diketahui oleh masyarakat dan tidak terdiagnosis oleh dokter. Carrier/pembawa virus hepatitis B dan C berpotensi sebagai sumber penyebaran penyakit hepatitis B dan C.
B. Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian penyakit
hepatitis B
2.
Untuk mengetahui gejala klinis penyakit
hepatitis B
3.
Untuk mengetahui transmisi penularan
penyakit hepatitis B
4.
Untuk mengetahui pencegahan pada
penyakit hepatitis B
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Pengertian
penyakit Hepatitis B
Penyakit Hepatitis adalah penyakit yang disebabkan oleh beberapa jenis
virus yang menyerang dan menyebabkan peradangan serta merusak sel-sel organ
hati manusia. Hepatitis diketegorikan dalam beberapa golongan, diantaranya
hepetitis A,B,C,D,E,F dan G. Di Indonesia penderita penyakit Hepatitis umumnya
cenderung lebih banyak mengalami golongan hepatitis B dan hepatitis C. Dikatakan akut apabila inflamasi (radang) hati
akibat infeksi virus hepatitis yang berlangsung selama kurang dari 6 bulan, dan
kronis apabila hepatitis yang tetap bertahan selama lebih dari 6 bulan.
Penyakit Hepatitis B adalah merupakan salah satu penyakit menular yang
tergolong berbahaya didunia, Penyakit ini disebabkan oleh Virus Hepatitis B
(VHB) yang menyerang hati dan menyebabkan peradangan hati akut atau menahun.
Seperti hal Hepatitis C, kedua penyakit ini dapat menjadi kronis dan akhirnya
menjadi kanker hati.
B. Gejala penyakit
Hepatitis B
Tanda dan gejala dari penyakit Hepatitis B ini sangat bervariasi terkadang
mirip dengan Hepatitis A dan mirip flu. Namun pada stadium prodromal sering
ditemukan kemerahan kulit dan nyeri sendi, hilangnya nafsu makan, mual kadang
disertai dengan muntah, lemah, pusing, sakit perut terutama disekeliling atau
disekitar hati, urine berwarna gelap, kulit dan mata berwarna kuning (jaundice)
nyeri sendi dan disertai dengan demam dan akan sembuh dalam 2 minggu namun dari
hasil penelitian yang dilakukan oleh para dokter ternyata hanya sedikit
penderita penyakit Hepatitis B yang menjadi ikterik (Naga, 2012).
C. Transmisi
penularan penyakit Hepatitis B
1. Penularan
Horizontal
Cara penularan horizontal yang dikenal ialah: tranfusi darah yang
terkontaminasi oleh HBV, mereka yang sering mendapat hemodialisa. Selain itu
HBV dapat masuk kedalam tubuh kita melalui luka atau lecet pada kulit dan
selaput lendir misalnya tertusuk jarum (penularan parenteral) atau luka benda
tajam, menindik telinga, pembuatan tato, pengobatan tusuk jarum (akupuntur),
penggunaan alat cukur bersama, kebiasaan menyuntik diri sendiri, menggunakan
jarum suntik yang kotor/kurang steril. Penggunaan alat-alat kedokteran dan
perawatan gigi yang sterilisasinya kurang sempurna / kurang memenuhi syarat
akan dapat menularkan HBV.
Di daerah endemis berat diduga nyamuk, kutu busuk, parasit, dan lain-lain
dapat juga menularkan HBV, walaupun belum ada laporan. Cara penularan tersebut
disebut penularan perkutan. Sedangkan cara penularan non-kutan diantaranya
ialah melalui semen, cairan vagina, yaitu kontak seksual (baik homoseks maupun
heteroseks) dengan pengidap/penderita HVB, atau melalui saliva yang bercium
ciuman dengan penderita/pengidap, dapat juga dengan jalan tukar pakai sikat
gigi, dan lainnya. Hal ini dimungkinkan disebabkan karena selaput lendir tubuh
yang melapisinya terjadi diskontinuitas, sehingga virus hepatitis B mudah
menembusnya.
2. Penularan
Vertikal
Penularan secara vertikal dapat diartikan sebagai penularan infeksi dari
seorang ibu pengidap/penderita HBV kepada bayinya sebelum persalinan, pada saat
persalinan dan beberapa saat setelah persalinan. Apabila seorang ibu menderita
HBV akut pada perinatal yaitu pada trisemester ketiga kehamilan, maka bayi yang
baru dilahirkan akan tertulari (Budi, 2011).
Virus Hepatitis B juga dapat terjangkit melalui sentuhan dengan darah atau
cairan tubuh yang tercemar. Hal ini akan menyebabkan 100 kali lebih mudah
terjangkit dari pada HIV. Penyakit ini akan terdeteksi melalui pemeriksaan
fungsi hati. Menurut Chin (2006) bagian tubuh yang memungkinkan terjadinya
penularan HBV antara lain adalalah darah, air ludah atau saliva , cairan
cerebrospinal, peritoneal, cairan pericardial, cairan amniotik, semen, cairan
vagina dan lain-lain.
Penularan infeksi virus hepatitis B juga dapat melalui berbagai cara
sepaerti parenteral yaitu terjadi penembusan kulit atau mukosa misalnya melalui
tusuk jarum atau benda yang sudah tercemar virus hepatitis B dan pembuatan
tatto dan non parenteral yaitu persentuhan yang erat dengan benda yang tercemar
virus hepatitis B.
Sebagai antisipasi, biasanya terhadap darah-darah yang diterima dari
pendonor akan di tes terlebih dulu apakah darah yang diterima reaktif terhadap
Hepatitis, Sipilis dan HIV namun tidak semua yang positif Hepatitis B perlu
ditakuti.
Dari hasil pemeriksaan darah dapat terungkap apakah ada riwayat pernah kena
dan sekarang sudah kebal, atau bahkan virusnya sudah tidak ada. Bagi pasangan
yang hendak menikah, tidak ada salahnya untuk memeriksakan pasangannya
untuk penularan penyakit ini. Hepatitis
C dapat tertular melalui darah dan plasma yang syringe. Hepatitis D dapat
tertular melalui darah dan cairan beku yang terkontaminasi, jarum suntik dan
hubungan seks. Hepatitis E dapat tertular melalui air yang terkontaminasi, dari
orang ke orang dengan fecal oral (Chin, 2006).
D. Pencegahan Penyakit Hepatitis B
Pengendalian penyakit ini lebih dimungkinkan melalui pencegahan
dibandingkan pengobatan yang masih dalam penelitian. Pencegahan dilakukan
meliputi pencegahan penularan penyakit dengan kegiatan Health Promotion dan Spesifik
Protection, maupun pencegahan penyakit dengan imunisasi aktif dan pasif
(Hadi, 2000).
Ada 3 (tiga) kegiatan utama yang dapat dilakukan sebagai upaya pencegahan
penyakit Hepatitis, yakni melalui pencegahan primer, sekunder dan tersier.
Pencegahan primer yakni dengan cara promosi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS), imunisasi pada bayi, imunisasi pada remaja dan dewasa (catch up
immunization). Pencegahan sekunder melalui, deteksi dini dengan skrining
(penapisan), penegakan diagnosa dan pengobatan. Sedangkan pencegahan tersier
lebih kepada untuk mencegah keparahan dan rehabilitasi, monitoring pengobatan
untuk mengetahui efektifitas dan resistensi terhadap obat pilihan (Depkes RI,
2009).
Timbulnya Hepatitis B dalam barak-barak atau panti perawatan sering
merupakan petunjuk sanitasi dan higiene perorangan yang buruk. Pengendaliannya
langsung ditunjukkan pada pencegahan terkontaminasinya makanan, air, atau
sumber-sumber lainnya oleh tinja. Kebersihan seperti mencuci tangan setelah
buang air besar atau sebelum makan, penggunaan piring dan alat makan sekali
pakai, dan menjaga kebersihan perorangan. Pemakaian disinfektan natrium
hipoklorit 0,5%- sangat penting dalam mencegah penyebaran (Jawetz, 1995). Orang
yang dekat dengan penderita mungkin memerlukan terapi imunoglobulin. Imunisasi
Hepatitis A bisa dilakukan dalam bentuk sendiri (Havrix) atau bentuk kombinasi
dengan vaksin Hepatitis B (Twinrix). imunisasi Hepatitis B dilakukan
tiga kali, yaitu dasar, satu bulan dan 6 bulan kemudian.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Penyakit Hepatitis B adalah merupakan salah satu penyakit menular yang
tergolong berbahaya didunia, Penyakit ini disebabkan oleh Virus Hepatitis B
(VHB) yang menyerang hati dan menyebabkan peradangan hati akut atau menahun
2.
Tanda dan gejala dari penyakit Hepatitis B ini sangat bervariasi terkadang
mirip dengan Hepatitis A dan mirip flu. Namun pada stadium prodromal sering
ditemukan kemerahan kulit dan nyeri sendi, hilangnya nafsu makan, mual kadang
disertai dengan muntah, lemah, pusing, dan lain-lain.
3.
Transmisi penularan dapat melalui, vertikal dan horizontal.
4.
Ada 3 (tiga) kegiatan utama yang dapat dilakukan sebagai upaya pencegahan
penyakit Hepatitis, yakni melalui pencegahan primer, sekunder dan tersier.
B. Saran
1.
Adapun yang menjadi saran penulis
kepada teman-teman mahasiswa agar kiranya dapat memahami substansi dalam
penulisan makalah ini serta mengimplementasikan dalam kehidupan seharĂ-hari,
karena mengingat betapa pentingnya mempelajari penyakit hepatitis.
2.
Kepada penderita hepatitis sebaiknya
memperhatikan pola makan yang sehat, menghindari mengkonsumsi minuman keras,
serta menjaga sanitasi lingkungan sekitar.
.
DAFTAR PUSTAKA
http://makalahhepatitis009.blogspot.com/2013/04/makalah-hepatitis-hepatitis.html (diakses pada 12 Desember 2014)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33800/4/Chapter%20II.pdf (diakses pada 12 November 2014)
http://hepatitisxx.blogspot.com/2014/02/hepatitis-defenisi-klasifikasi-etiologi.html (diakses pada 13 November 2014)