Rabu, 25 Maret 2015

MAKALAH TENTANG TRICHOMONAS VAGINALIS

DOSEN: SULASMI SKM,M.Kes
MATA KULIAH: PARASITOLOGI
 


MAKALAH TENTANG TRICHOMONAS VAGINALIS





  
DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
            ANGGOTA    
*     RUSTIANA
*    DESI ENGGAR PRASTIWI
*    ASHABUL QAHFI
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
2013/2014








KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “TRICHOMONAS VAGINALIS
Makalah ini berisikan tentang informasi penyakit yang di sebabkan oleh trichomonas vaginalis atau yang lebih khususnya membahas faktor-faktor penularan penyakit tertsebut. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua .
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

                                                            MAKASSAR,9 APRIL 2014



                                                                                                  PENYUSUN


  

DAFTAR ISI

Kata Pengantar           …………………………………………………………… II
Daftar Isi                     …………………………………………………………… III
Bab 1
            A.Sejarah           ……………………………………………………………  4
            B.Tujuan         ……………………………………………………………...  4
Bab II                         
            A.Penyebaran  ……………………………………………………………… 5
            B.Taksonomi   ……………………………………………………………… 6
            C.Morfologi   ………………………………………………………………. 6
            D.Habitat       ………………………………………………………………  7
            E.Siklus Hidup ……………………………………………………………..  8
            F.Penyebab Penyakit………………………………………………………..  9
            G.Pencegahan    ……………………………………………………………   9
Bab III
            A.Kesimpulan ………………………………………………………………  10
            B.Saran           ………………………………………………………………  10
Daftar Pustaka                        ………………………………………………………………  11


BAB 1
LATAR BELAKANG


A.    SEJARAH

Trichomonas vaginalis merupakan protozoa patogenik yang biasanya dijumpai di traktus genitaourinaria manusia yang terinfeksi. Ditularkan melalui hubungan seksual, yang dapat menyebabkan vaginitis pada wanita dan uretritis non-gonococcoal pada pria.
Trichomonas vaginalis merupakan protozoa dari super-class mastigophora (Diesing 1866), class zoomastigophora (calkins,1909), ordo trichomonadinae (dengan genus trichomonas dan pentratrichomonas) dan tritrichomonadinae.
Trichomonas vaginalis pertama kali dideskripsikan oleh Alfred Donne pada tanggal 1836 pada saat academi of sciences di paris. Pada saat itu dikatakan bahwa ia menemukan suatu organisme yang disebutnya sebagai antmalcules dari secret segar vagina. Dan disepakati pada saat itu juga organisme ini dinamakan trichomonas vaginale, oleh karena mirip dengan organisme dari genus monas dan trichodina.
Dua tahun kemudian, Ehrenberg memastikan penemuan Donee dan memberikan nama pada protozoa ini yaitu Trichomonas vaginalis. Selama 50 tahun selanjutnya, penelitian tentang trichomonas vaginalis tidak begitu menarik perhatian para ilmuan. Mereka lebih tertarik mempelajari diagnosis dan pengobatan gonorrho dan syphilis sebagai penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual.dan baru pada tahun 1916 Hoehne melaporkan bahwa trichomonas vaginalis adalah suatu flagellata yang patogenik karena ia menemukan kolpitis yang disebabkan oleh trichomonas vaginalis. Penelitian tentang protozoa ini terus berkembang pada tahun 1943 oleh Allison. Trichomoniasis direkomendasikan sebagai salah satu penyebab penting penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual.

B.tujuan
1. Mengetahui apa itu trichomonas vaginalis maupun habitatnya.
2. penyakit yang di sebabkan oleh parasit trichomonas.


BAB II
PEMBAHASAN

A.PENYEBARAN
 
Trichomonas vaginalis yang di tularkan dengan  jumlah cukup ke dalam vagina dapat berkembang biak, bila flora bakteri, pH dan keadaan fisiologi vagina sesuai. Setelah berkembang biak , terjadi degenerasi dan deskuamasi sel epitel vagina. Di sekitar vagina tedapat sedikit leukosit dan parasit bercampur dengan sel epitel. Sekret vagina mengalir keluar vagina dan menimbulkan gejala flour albus. Setelah lewat stadium akut, gejala berkurang dan dapat reda sendiri. Pemeriksaan →in speculo, tampak kelainan berupa vaginitis, dinding vagina dan porsio tampak merah meradang dan pada infeksi berat pendarahan-pendarahan kecil. Flour tampak berkumpul di belakang porsio, encer atau sedikit kental pada infeksi campuran, berwarna putih kekuning2an atau putih kelabu dan berbusa.  
Keluhan lain: pruritus vagina atau vulva dan disuria (rasa pedih waktu kencing)  Infeksi dapat menjalar dan menyebabkan uretritis. Trikomoniasis pada laki-laki yang diserang terutama urethra, kelenjar prostat, kadang-kadang preputium, vesikula seminalis dan epididimis. Pada umumnya gambaran klinis lebih ringan dibandingkan dengan wanita. Bentuk akut gejalanya mirip uretritis non gonore, misalnya disuria, poliuria, dan secret urethra mukoid atau mukopurulen. Urin biasanya jernih, tetapi kadang-kadang ada benang-benang halus. Pada bentuk kronik gejalanya tidak khas; gatal pada urethra, disuria, dan urin
keruh pada pagi hari.
Menurut Jira, gejala trichomoniasis pada pria dapat dibagi menjadi 4 stadium, yaitu :
1.    Stadium akut primer, dijumpai eksudat urethtra.
2.    Stadium sub-kronik, eksudat dijumpai sangat sedikit.
3.    Stadium laten, gejala klinis tidak dijumpai.
4.    Stadium kronik, yang dapat berlangsung sampai beberapa tahun.
- Cara berkembangbiak


B.TAKSONOMI

 Trichomonas vaginalis merupakan protozoa dari super-class mastigophora (Diesing 1866), class zoomastigophora (calkins,1909), ordo trichomonadinae (dengan genus trichomonas dan pentratrichomonas) dan tritrichomonadinae.

C. MARFOLOGI

Trichomonas vaginalis hanya memiliki bentuk tropozoit, berukuran antara 15 - 20 x 10 µ, tidak berwarna dan bentuknya cuboid. Sitoplasmanya  bergranula, terletak di sekitar custa dan axostyle (kapak). Membran bergelombang, berakhir  pada pertengahan tubuh flagella bebas. Sitostoma tidak nyata dan hanya mempunyai nukleus.
 Intinya berbentuk oval dan terletak dibagian atas tubuhnya, dibelakang inti terdapat blepharoblas sebagai tempat keluarnya 4 buah flagella yang menjuntai bebas dan melengkung, di ujungnya sebagai alat geraknya yang “maju-mundur”. Flagella kelima melekat ke undulating membrane dan menjuntai kebelakang sepanjang setengah panjang tubuh protozoa ini. Sitoplasma terdiri dari suatu struktur yang berfungsi seperti tulang yang disebut sebagai axostyle. Vakuola, partikel, bakteri, virus, ataupun leukosit dan eritrosit (tetapi jarang) dapat ditemukan di dalam sitoplasma
Trichomonas vaginalis ini memperoleh makanan secara osmosis dan fagositosis. Makanannya adalah kuman-kuman dari sel-sel vagina dan leukosit.  
 



D.HABITAT

Trichomonas vaginalis dapat diidentifikasi dari sediaan sekret vagina yang masih segar, dimana kita dapat melihat organisme ini secara jelas pergerakannya. Selain dari sekret vagina yang masih segar lebih baik karena protozoa ini sangat sensitif dan mudah mati, apalagi pada urine bisa terdapat sel-sel lain (seperti leukosit) yang menyulitkan kita untuk membedakannya.
Pada wanita, Trichominiasis menyebabkan vaginitis (radang vagina) dengan fluor albus yang berwarna putih seperti cream dan berbuih. Bagian vulva dan cervic bisa mengalami peradangan. Sedangkan pada pria jarang menunjukkan tanda yang jelas, tetapi dapat pula terjadi uretritis dan prostatitis. Pria biasanya mendapatkan infeksi ini dari hubungan seksual dengan wanita yang terinfeksi trichomonas vaginalis.

E.SIKLUS HIDUP
Perkembangbiakannya dengan cara berkembang biak secara belah pasang longitudinal dan inti membelah dengan cara mitosis yang dilakukan setiap 8 sampai 12 jam dengan kondisi yang optimum. Jadi tidak heran bila dalam beberapa hari saja protozoa ini dapat berkembang mencapai jutaan. Tidak seperti protozoa lainnya, trichomonas tidak memiliki bentuk kista. Sel-sel trichomonas vaginalis memiliki kemampuan untuk melakukan fagositosis.
Untuk dapat hidup dan berkembang biak, trichomonas vaginalis membutuhkan kondisi lingkungan yang konstan dengan temperatur sekitar 35-37˚C, hidup pada Ph diatas 5,5- 7,5. Sangat sensitif terhadap tekanan osmotik dan kelembaban lingkungan. Protozoa ini akan cepat mati bila diletakkan di air atau di keringkan. Meskipun penularan trichomonas vaginalis secara non-venereal sangat jarang, ternyata organisme dapat hidup beberapa jam dilingkungan yang sesuai dengan lingkungannya.
Trichomonas vaginalis bergerak dengan cepat berputar-putar di antara sel-sel epitel dan leukosit dengan menggerakkan flagel anterior dan membran bergelombang.
 Parasit ini mati pada suhu 500C, tetapi dapat hidup selama 5 hari pada suhu 00C. Dalam biakan, parasit ini mati pada pH < 4,9,  (pH vagina 3,8 - 4,4) dan tahan  terhadap desinfektans dan antibiotik.




F. Penyebab penyakit
Pada wanita, Trichominiasis menyebabkan vaginitis (radang vagina) dengan fluor albus yang berwarna putih seperti cream dan berbuih. Bagian vulva dan cervic bisa mengalami peradangan. Sedangkan pada pria jarang menunjukkan tanda yang jelas, tetapi dapat pula terjadi uretritis dan prostatitis. Pria biasanya mendapatkan infeksi ini dari hubungan seksual dengan wanita yang terinfeksi trichomonas vaginalis.
      -gejala yang ditimbulkan
Ø  Trichomonas vaginalis hidup pada bagian bawah sel kelamin wanita, uretra dan prostate (pria)
Ø  mereflikasi dengan cara binary fission
Ø  tidak dapat  hidup dilingkungan luar.
Ø  Penularan utama →  melalui hubungan sex

G. Pencegahan

Pencegahan infeksi yang disebabkan oleh trichomonas vaginalis dapat dilakukan dengan:
·         Penyuluhan dan pendidikan terhadap pasien dan masyarakat umumnya tentang infeksi ini.
·         Diagnosis dan penanganan yang tepat pada pasangan penderita tricomoniasis.
·         Pemakaian kondom dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk mencegah tertularnya pasangan seksual terhadap infeksi ini.
·         Tidak berhubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan. Dan apabila salah satu pasangan menderita tricomoniasis, maka sebaiknya pengobatan diberikan kepada kedua orang pasangan tersebut.
  
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Trichomonas vaginalis merupakan protozoa patogenik yang biasanya dijumpai di traktus genitaourinaria manusia yang terinfeksi. Ditularkan melalui hubungan seksual, yang dapat menyebabkan vaginitis pada wanita dan uretritis non-gonococcoal pada pria.
Trichomonas vaginalis dapat diidentifikasi dari sediaan sekret vagina yang masih segar, dimana kita dapat melihat organisme ini secara jelas pergerakannya. Selain dari sekret vagina yang masih segar lebih baik karena protozoa ini sangat sensitif dan mudah mati, apalagi pada urine bisa terdapat sel-sel lain (seperti leukosit) yang menyulitkan kita untuk membedakannya.
Pada wanita, Trichominiasis menyebabkan vaginitis (radang vagina) dengan fluor albus yang berwarna putih seperti cream dan berbuih. Bagian vulva dan cervic bisa mengalami peradangan. Sedangkan pada pria jarang menunjukkan tanda yang jelas, tetapi dapat pula terjadi uretritis dan prostatitis. Pria biasanya mendapatkan infeksi ini dari hubungan seksual dengan wanita yang terinfeksi trichomonas vaginalis.


B.SARAN
Hindari hubungan seksual secara bebas ataupun orang yang terinfeksi dengan trichomonas serta menjaga kebersihan terutama di bagian alat reproduksi.
  

DAFTAR PUSTAKA


Hhtp//trichomonas vaginalis.com di akses pada tanggal 08-04-2014

Parasitologi Giardia Lamblia

  • Mata kuliah                   : Parasitologi
  • Dosen                            : Sulasmi,SKM,M.Kes


Makalah
Giardia Lamblia


  
§  Nia Triani                      : PO.71.4.221.13.2.035
§  Serly Anggraeni            : PO.71.4.221.13.2.042
§  Sirma Mangiri               : PO.71.4.221.13.2.043
§  Al Ikhsan Sake               : PO.71.4.221.13.2.003


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI D.IV
2014/2015

KATA PENGANTAR 

Puji dan Syukur kami panjatkan keHadirat Tuhan Yang MahaEsa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalahini dengan baik dan tepatpada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai Giardia Lamblia.

Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh Karen aitu, kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. 

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.Oleh Karen aitu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapa tmembangun kami.Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. 

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian. 



Makassar,   April 2014


Penulis

                                                                                                        
DAFTAR ISI

Kata Pengantar                                                                                                  ......... i
Daftar isi                                                                                                            ......... ii
BAB IPENDAHULUAN......................................................................................... 1
A.    Latar belakang                                                                                       ......... 1
B.     Tujuan                                                                                                    ......... 1
BAB IIPEMBAHASAN........................................................................................... 2
1.      Sejarah                                                                                                   ......... 2
2.      Penyebaran                                                                                            ......... 2
3.      Taksonomi                                                                                             ......... 2
4.      Morfologi                                                                                               ......... 3
5.      Habitat                                                                                                   ......... 4
6.      Siklus hidup                                                                                           ......... 4
7.      Penyebab penyakit......................................................................................... 5
8.      Pencegahan penyakit...................................................................................... 5
BAB IIIPENUTUP                                                                                           ......... 7
A.    Saran                                                                                                      ......... 7
B.     Kesimpulan                                                                                            ......... 7


ii
BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

Giardia lamblia adalah salah satu protozoa penyebab infeksi pada saluran pencernaan manusia. Protozoa ini ditemukan pertama kali oleh Leuwenhoek  tahun 1681 pada fesesnya sendiri. Nama lain dari Giardia lamblia adalah Lamblia intestinalis atau Giardia doudenalis. Selain menyerang saluran pencernaan manusia, protozoa flagellata ini dapat pula menyerang kucing, anjing, burung, sapi, berang-berang, rusa dan domba.

Penyakit yang disebabkan oleh Giardia lamblia dinamakan giardiasis. Penyakit ini terdapat di negara berkembang yang beriklim panas. Giardiasis lebih sering terjadi pada anak-anak dibanding dewasa. Hampir 100% anak mengalami infeksi giardia lamblia saat 2 tahun pertama kehidupannya. Infeksi oleh parasit ini kemungkinan terjadi dalam interval yang sering sehingga sebagian orang melihat Giardia lamblia sebagai flora normal pada individu yang tinggal di negara berkembang.

B.   Tujuan

1.      Mahasiswa dapat mengetahui Sejarah, Penyebaran, Toksonomi, Morfologi, Habitat, Siklus Hidup, Penyebab Penyakit, Pencegahan Penyakit G. Lamblia.

BAB II
PEMBAHASAN

1.     Sejarah

Parasit ini di temukan oleh Antoni Van leuwenhoek (1681), sebagai mikro organisme yang bergerak-gerak didalam tinja, dan flagellata ini pertama kali di kenal serta dibahas oleh lambl (1859), dan diberinama “intestinalis“. Stiles (1915) memberikan nama baru, Giardia lambia, untuk menghormati Prof. A. Giard dari Paris dan Dr. Lambl dari Prague.

Manusia adalah hospes alamiah Giardia lamblia, selanjutnya spesies dan morfologi yang sama ditemukan pada berbagai hewan, penyakit yang di sebabkannya disebut GiardiasisLamblias, dengandistribusi geografik bersifat kosmolit dan lebih sering di temukan di daerah beriklim panas dari pada di daerah beriklim dingin, dan parasit ini juga di temukan di Indonesia.

2.     Penyebaran

G.lamblia adalah parasit yang tersebar kosmopolit dan lebih sering ditemukan di daerah beriklim panas daripada di daerah beriklim dingin. Parasit ini juga ditemukan di Indonesia.



3.     Taksonomi

Kingdom         : Protista
Subkingdom    : Protozoa
Phylum            : Sarcomastigophora
Subphylum      : Mastigophora
Class                :  Zoomastigophora
Order               :  Diplomonadida
Family             :  Hexamitidae
Genus              :  Giardia
Species            :  lamblia

Gambar 1: Parasit G. Lamblia

4.     Morfologi

*      Bentuk kista memiliki ciri-ciri :
Berbentuk oval
  1. Ukuran panjang 8-18 μm dan lebar 7-10 μm.
  2. Letak kariosom lebih eksentrik bila dibandingkan dengan trofozoit.
  3. Pada kista yang telah matur terdapat 4 buah median bodies, 4 buah nuclei, dan dapat pula ditemukan longitudinal fibers.
*      Bentik trofozoit memiliki ciri-ciri
  1. Trofozoit berukuran panjang 9-20 μm, lebar 5-15 μm.
  2. Berbentuk oval hingga ada yang berbentuk buah pear atau bentuk hati.
  3.  Memiliki sucking disc pada ujung anteriornya, yaitu area konkaf yang menutupi setengah dari permukaan ventral.
  4. Dua buah nuclei yang terletak simetris bilateral. Nuklei tersebut mengandung sedikit kromatin perifer namun memiliki kariosom besar yang berada di tengah. Sebuah axostyle, terdiri dari 2 axonema yang membagi dua tubuhnya. Dua buah median bodies (parabasal bodies), diduga memiliki peranan dalam proses metabolisme. Empat flagella yang terletak di lateral, 2 lateral di ventral, dan 2 terletak di kaudal.

5.     Habitat

         G.lamblia ditemukan di tanah, air makanan,atau permukaan yang telah terkontaminasi tinja dari manusia yang terinfeksi atau hewan. G.lamblia bisa berasal dari air yang terkontaminasi yang meliputi air yang tidak direbus, disaring, atau didesinfeksi dengan bahan kimia. 

6.     Siklus hidup

   Dalam silkus hidupnya, G. Lamblia mengalami 2 stadium, yaitu stadium trofozoit yang dapat hidup bebas di dalam usus halus manusia dan kista stadium infektif yang keluar ke lingkungan melalui feses manusia. Tertelannya kista dari air minum dan makanan yang terkontaminasi atau dapat juga melalui kontak individu merupakan awal dari infeksi. Setelah melewati gaster, kista menuju usus halus.

Ekskistasi terjadi di duodenum, setelah itu multiplikasi terjadi melalui pembelahan biner dengan interval kurang lebih 8 jam. Trofozoit menempel pada mukosa duodenum dengan menggunakan sucking disc yang dimilikinya. Enkistasi terjadi saat trofozoit masuk ke usus besar. Stadium trofozoit dan kista dapat ditemukan pada feses penderita giardiasis. Kedua hal tersebur dapat dijadikan alat untuk mendiagnosis penyakit giardiasis. Di luar tubuh manusia, G. Lamblia lebih tahan dalam bentuk kista dan dalam lingkungan 
lembab dapat bertahan sampai 3 bulan. 

Gambar 2: SiklusHidup G. Lamblia
7.     Penyebab Penyakit

Giardiasis adalah infeksi usus halus yang di sebabkan oleh parasit Giardia Lamblia . Giardiasis terjadi di seluruh dunia dan merupakan penyebab infeksi parasit khusus yang terjadi di Amerika.

Kebanyakan orang mendapatkan infeksi akibat minum air yang terkontaminasi, tetapi penularan dari orang ke orang juga dapat terjadi, yaitu melalui kista yang keluar dari tinja. Penularan langsung terjadi di antara anak-anak atau mitra seksual (terutama pada pria homo seks).

8.     Pencegahan

*      Pencegahan dilakukan dengan berbagai cara, yaitu :
1.      Mengkonsumsi air minum yang bersih yang telah menjalani pemanasan sampai 50° sehingga dapat menginaktifkan kista.
2.       Pada umumnya G. Lamblia resisten terhadap klorin, sehingga penyaringan sangat diperlukan untuk menghilangkan kontaminasi oleh protozoa patogen ini.
3.      Melindungi tempat persediaan air dari hospes reservoir (berang-berang dan tikus air).
4.        Memasyarakatkan kebersihan individu (cuci tangan).
5.      Penyediaan makanan yang bersih dan baik.


BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan

Manusia adalah hospes alamiah Giardia Lamblia, selanjutnya spesies dan morfologi yang sama di temukan pada berbagai hewan, penyakit yang disebabkannya disebut  Giardiasis, Lamblias.

G.Lamblia ditemukan di tanah, air, makanan, atau permukaan yang telah terkontaminasi tinja dari manusia yang terinfeksi atau hewan.

B.   Saran

Setelah mengetahui habitat G.Lamblia kita di tuntut untuk mencegah masuknya parasite G. Lamblia dalam tubuh dengan cara menjaga sanitasi lingkungan yang baik.


DAFTAR PUSTAKA



MAKALAH TENTANG TRICHOMONAS VAGINALIS

Written on 12.34.00 by Unknown

DOSEN: SULASMI SKM,M.Kes
MATA KULIAH: PARASITOLOGI
 


MAKALAH TENTANG TRICHOMONAS VAGINALIS





  
DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
            ANGGOTA    
*     RUSTIANA
*    DESI ENGGAR PRASTIWI
*    ASHABUL QAHFI
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
2013/2014








KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “TRICHOMONAS VAGINALIS
Makalah ini berisikan tentang informasi penyakit yang di sebabkan oleh trichomonas vaginalis atau yang lebih khususnya membahas faktor-faktor penularan penyakit tertsebut. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua .
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

                                                            MAKASSAR,9 APRIL 2014



                                                                                                  PENYUSUN


  

DAFTAR ISI

Kata Pengantar           …………………………………………………………… II
Daftar Isi                     …………………………………………………………… III
Bab 1
            A.Sejarah           ……………………………………………………………  4
            B.Tujuan         ……………………………………………………………...  4
Bab II                         
            A.Penyebaran  ……………………………………………………………… 5
            B.Taksonomi   ……………………………………………………………… 6
            C.Morfologi   ………………………………………………………………. 6
            D.Habitat       ………………………………………………………………  7
            E.Siklus Hidup ……………………………………………………………..  8
            F.Penyebab Penyakit………………………………………………………..  9
            G.Pencegahan    ……………………………………………………………   9
Bab III
            A.Kesimpulan ………………………………………………………………  10
            B.Saran           ………………………………………………………………  10
Daftar Pustaka                        ………………………………………………………………  11


BAB 1
LATAR BELAKANG


A.    SEJARAH

Trichomonas vaginalis merupakan protozoa patogenik yang biasanya dijumpai di traktus genitaourinaria manusia yang terinfeksi. Ditularkan melalui hubungan seksual, yang dapat menyebabkan vaginitis pada wanita dan uretritis non-gonococcoal pada pria.
Trichomonas vaginalis merupakan protozoa dari super-class mastigophora (Diesing 1866), class zoomastigophora (calkins,1909), ordo trichomonadinae (dengan genus trichomonas dan pentratrichomonas) dan tritrichomonadinae.
Trichomonas vaginalis pertama kali dideskripsikan oleh Alfred Donne pada tanggal 1836 pada saat academi of sciences di paris. Pada saat itu dikatakan bahwa ia menemukan suatu organisme yang disebutnya sebagai antmalcules dari secret segar vagina. Dan disepakati pada saat itu juga organisme ini dinamakan trichomonas vaginale, oleh karena mirip dengan organisme dari genus monas dan trichodina.
Dua tahun kemudian, Ehrenberg memastikan penemuan Donee dan memberikan nama pada protozoa ini yaitu Trichomonas vaginalis. Selama 50 tahun selanjutnya, penelitian tentang trichomonas vaginalis tidak begitu menarik perhatian para ilmuan. Mereka lebih tertarik mempelajari diagnosis dan pengobatan gonorrho dan syphilis sebagai penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual.dan baru pada tahun 1916 Hoehne melaporkan bahwa trichomonas vaginalis adalah suatu flagellata yang patogenik karena ia menemukan kolpitis yang disebabkan oleh trichomonas vaginalis. Penelitian tentang protozoa ini terus berkembang pada tahun 1943 oleh Allison. Trichomoniasis direkomendasikan sebagai salah satu penyebab penting penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual.

B.tujuan
1. Mengetahui apa itu trichomonas vaginalis maupun habitatnya.
2. penyakit yang di sebabkan oleh parasit trichomonas.


BAB II
PEMBAHASAN

A.PENYEBARAN
 
Trichomonas vaginalis yang di tularkan dengan  jumlah cukup ke dalam vagina dapat berkembang biak, bila flora bakteri, pH dan keadaan fisiologi vagina sesuai. Setelah berkembang biak , terjadi degenerasi dan deskuamasi sel epitel vagina. Di sekitar vagina tedapat sedikit leukosit dan parasit bercampur dengan sel epitel. Sekret vagina mengalir keluar vagina dan menimbulkan gejala flour albus. Setelah lewat stadium akut, gejala berkurang dan dapat reda sendiri. Pemeriksaan →in speculo, tampak kelainan berupa vaginitis, dinding vagina dan porsio tampak merah meradang dan pada infeksi berat pendarahan-pendarahan kecil. Flour tampak berkumpul di belakang porsio, encer atau sedikit kental pada infeksi campuran, berwarna putih kekuning2an atau putih kelabu dan berbusa.  
Keluhan lain: pruritus vagina atau vulva dan disuria (rasa pedih waktu kencing)  Infeksi dapat menjalar dan menyebabkan uretritis. Trikomoniasis pada laki-laki yang diserang terutama urethra, kelenjar prostat, kadang-kadang preputium, vesikula seminalis dan epididimis. Pada umumnya gambaran klinis lebih ringan dibandingkan dengan wanita. Bentuk akut gejalanya mirip uretritis non gonore, misalnya disuria, poliuria, dan secret urethra mukoid atau mukopurulen. Urin biasanya jernih, tetapi kadang-kadang ada benang-benang halus. Pada bentuk kronik gejalanya tidak khas; gatal pada urethra, disuria, dan urin
keruh pada pagi hari.
Menurut Jira, gejala trichomoniasis pada pria dapat dibagi menjadi 4 stadium, yaitu :
1.    Stadium akut primer, dijumpai eksudat urethtra.
2.    Stadium sub-kronik, eksudat dijumpai sangat sedikit.
3.    Stadium laten, gejala klinis tidak dijumpai.
4.    Stadium kronik, yang dapat berlangsung sampai beberapa tahun.
- Cara berkembangbiak


B.TAKSONOMI

 Trichomonas vaginalis merupakan protozoa dari super-class mastigophora (Diesing 1866), class zoomastigophora (calkins,1909), ordo trichomonadinae (dengan genus trichomonas dan pentratrichomonas) dan tritrichomonadinae.

C. MARFOLOGI

Trichomonas vaginalis hanya memiliki bentuk tropozoit, berukuran antara 15 - 20 x 10 µ, tidak berwarna dan bentuknya cuboid. Sitoplasmanya  bergranula, terletak di sekitar custa dan axostyle (kapak). Membran bergelombang, berakhir  pada pertengahan tubuh flagella bebas. Sitostoma tidak nyata dan hanya mempunyai nukleus.
 Intinya berbentuk oval dan terletak dibagian atas tubuhnya, dibelakang inti terdapat blepharoblas sebagai tempat keluarnya 4 buah flagella yang menjuntai bebas dan melengkung, di ujungnya sebagai alat geraknya yang “maju-mundur”. Flagella kelima melekat ke undulating membrane dan menjuntai kebelakang sepanjang setengah panjang tubuh protozoa ini. Sitoplasma terdiri dari suatu struktur yang berfungsi seperti tulang yang disebut sebagai axostyle. Vakuola, partikel, bakteri, virus, ataupun leukosit dan eritrosit (tetapi jarang) dapat ditemukan di dalam sitoplasma
Trichomonas vaginalis ini memperoleh makanan secara osmosis dan fagositosis. Makanannya adalah kuman-kuman dari sel-sel vagina dan leukosit.  
 



D.HABITAT

Trichomonas vaginalis dapat diidentifikasi dari sediaan sekret vagina yang masih segar, dimana kita dapat melihat organisme ini secara jelas pergerakannya. Selain dari sekret vagina yang masih segar lebih baik karena protozoa ini sangat sensitif dan mudah mati, apalagi pada urine bisa terdapat sel-sel lain (seperti leukosit) yang menyulitkan kita untuk membedakannya.
Pada wanita, Trichominiasis menyebabkan vaginitis (radang vagina) dengan fluor albus yang berwarna putih seperti cream dan berbuih. Bagian vulva dan cervic bisa mengalami peradangan. Sedangkan pada pria jarang menunjukkan tanda yang jelas, tetapi dapat pula terjadi uretritis dan prostatitis. Pria biasanya mendapatkan infeksi ini dari hubungan seksual dengan wanita yang terinfeksi trichomonas vaginalis.

E.SIKLUS HIDUP
Perkembangbiakannya dengan cara berkembang biak secara belah pasang longitudinal dan inti membelah dengan cara mitosis yang dilakukan setiap 8 sampai 12 jam dengan kondisi yang optimum. Jadi tidak heran bila dalam beberapa hari saja protozoa ini dapat berkembang mencapai jutaan. Tidak seperti protozoa lainnya, trichomonas tidak memiliki bentuk kista. Sel-sel trichomonas vaginalis memiliki kemampuan untuk melakukan fagositosis.
Untuk dapat hidup dan berkembang biak, trichomonas vaginalis membutuhkan kondisi lingkungan yang konstan dengan temperatur sekitar 35-37˚C, hidup pada Ph diatas 5,5- 7,5. Sangat sensitif terhadap tekanan osmotik dan kelembaban lingkungan. Protozoa ini akan cepat mati bila diletakkan di air atau di keringkan. Meskipun penularan trichomonas vaginalis secara non-venereal sangat jarang, ternyata organisme dapat hidup beberapa jam dilingkungan yang sesuai dengan lingkungannya.
Trichomonas vaginalis bergerak dengan cepat berputar-putar di antara sel-sel epitel dan leukosit dengan menggerakkan flagel anterior dan membran bergelombang.
 Parasit ini mati pada suhu 500C, tetapi dapat hidup selama 5 hari pada suhu 00C. Dalam biakan, parasit ini mati pada pH < 4,9,  (pH vagina 3,8 - 4,4) dan tahan  terhadap desinfektans dan antibiotik.




F. Penyebab penyakit
Pada wanita, Trichominiasis menyebabkan vaginitis (radang vagina) dengan fluor albus yang berwarna putih seperti cream dan berbuih. Bagian vulva dan cervic bisa mengalami peradangan. Sedangkan pada pria jarang menunjukkan tanda yang jelas, tetapi dapat pula terjadi uretritis dan prostatitis. Pria biasanya mendapatkan infeksi ini dari hubungan seksual dengan wanita yang terinfeksi trichomonas vaginalis.
      -gejala yang ditimbulkan
Ø  Trichomonas vaginalis hidup pada bagian bawah sel kelamin wanita, uretra dan prostate (pria)
Ø  mereflikasi dengan cara binary fission
Ø  tidak dapat  hidup dilingkungan luar.
Ø  Penularan utama →  melalui hubungan sex

G. Pencegahan

Pencegahan infeksi yang disebabkan oleh trichomonas vaginalis dapat dilakukan dengan:
·         Penyuluhan dan pendidikan terhadap pasien dan masyarakat umumnya tentang infeksi ini.
·         Diagnosis dan penanganan yang tepat pada pasangan penderita tricomoniasis.
·         Pemakaian kondom dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk mencegah tertularnya pasangan seksual terhadap infeksi ini.
·         Tidak berhubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan. Dan apabila salah satu pasangan menderita tricomoniasis, maka sebaiknya pengobatan diberikan kepada kedua orang pasangan tersebut.
  
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Trichomonas vaginalis merupakan protozoa patogenik yang biasanya dijumpai di traktus genitaourinaria manusia yang terinfeksi. Ditularkan melalui hubungan seksual, yang dapat menyebabkan vaginitis pada wanita dan uretritis non-gonococcoal pada pria.
Trichomonas vaginalis dapat diidentifikasi dari sediaan sekret vagina yang masih segar, dimana kita dapat melihat organisme ini secara jelas pergerakannya. Selain dari sekret vagina yang masih segar lebih baik karena protozoa ini sangat sensitif dan mudah mati, apalagi pada urine bisa terdapat sel-sel lain (seperti leukosit) yang menyulitkan kita untuk membedakannya.
Pada wanita, Trichominiasis menyebabkan vaginitis (radang vagina) dengan fluor albus yang berwarna putih seperti cream dan berbuih. Bagian vulva dan cervic bisa mengalami peradangan. Sedangkan pada pria jarang menunjukkan tanda yang jelas, tetapi dapat pula terjadi uretritis dan prostatitis. Pria biasanya mendapatkan infeksi ini dari hubungan seksual dengan wanita yang terinfeksi trichomonas vaginalis.


B.SARAN
Hindari hubungan seksual secara bebas ataupun orang yang terinfeksi dengan trichomonas serta menjaga kebersihan terutama di bagian alat reproduksi.
  

DAFTAR PUSTAKA


Hhtp//trichomonas vaginalis.com di akses pada tanggal 08-04-2014

Parasitologi Giardia Lamblia

Written on 12.28.00 by Unknown

  • Mata kuliah                   : Parasitologi
  • Dosen                            : Sulasmi,SKM,M.Kes


Makalah
Giardia Lamblia


  
§  Nia Triani                      : PO.71.4.221.13.2.035
§  Serly Anggraeni            : PO.71.4.221.13.2.042
§  Sirma Mangiri               : PO.71.4.221.13.2.043
§  Al Ikhsan Sake               : PO.71.4.221.13.2.003


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI D.IV
2014/2015

KATA PENGANTAR 

Puji dan Syukur kami panjatkan keHadirat Tuhan Yang MahaEsa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalahini dengan baik dan tepatpada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai Giardia Lamblia.

Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh Karen aitu, kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. 

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.Oleh Karen aitu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapa tmembangun kami.Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. 

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian. 



Makassar,   April 2014


Penulis

                                                                                                        
DAFTAR ISI

Kata Pengantar                                                                                                  ......... i
Daftar isi                                                                                                            ......... ii
BAB IPENDAHULUAN......................................................................................... 1
A.    Latar belakang                                                                                       ......... 1
B.     Tujuan                                                                                                    ......... 1
BAB IIPEMBAHASAN........................................................................................... 2
1.      Sejarah                                                                                                   ......... 2
2.      Penyebaran                                                                                            ......... 2
3.      Taksonomi                                                                                             ......... 2
4.      Morfologi                                                                                               ......... 3
5.      Habitat                                                                                                   ......... 4
6.      Siklus hidup                                                                                           ......... 4
7.      Penyebab penyakit......................................................................................... 5
8.      Pencegahan penyakit...................................................................................... 5
BAB IIIPENUTUP                                                                                           ......... 7
A.    Saran                                                                                                      ......... 7
B.     Kesimpulan                                                                                            ......... 7


ii
BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

Giardia lamblia adalah salah satu protozoa penyebab infeksi pada saluran pencernaan manusia. Protozoa ini ditemukan pertama kali oleh Leuwenhoek  tahun 1681 pada fesesnya sendiri. Nama lain dari Giardia lamblia adalah Lamblia intestinalis atau Giardia doudenalis. Selain menyerang saluran pencernaan manusia, protozoa flagellata ini dapat pula menyerang kucing, anjing, burung, sapi, berang-berang, rusa dan domba.

Penyakit yang disebabkan oleh Giardia lamblia dinamakan giardiasis. Penyakit ini terdapat di negara berkembang yang beriklim panas. Giardiasis lebih sering terjadi pada anak-anak dibanding dewasa. Hampir 100% anak mengalami infeksi giardia lamblia saat 2 tahun pertama kehidupannya. Infeksi oleh parasit ini kemungkinan terjadi dalam interval yang sering sehingga sebagian orang melihat Giardia lamblia sebagai flora normal pada individu yang tinggal di negara berkembang.

B.   Tujuan

1.      Mahasiswa dapat mengetahui Sejarah, Penyebaran, Toksonomi, Morfologi, Habitat, Siklus Hidup, Penyebab Penyakit, Pencegahan Penyakit G. Lamblia.

BAB II
PEMBAHASAN

1.     Sejarah

Parasit ini di temukan oleh Antoni Van leuwenhoek (1681), sebagai mikro organisme yang bergerak-gerak didalam tinja, dan flagellata ini pertama kali di kenal serta dibahas oleh lambl (1859), dan diberinama “intestinalis“. Stiles (1915) memberikan nama baru, Giardia lambia, untuk menghormati Prof. A. Giard dari Paris dan Dr. Lambl dari Prague.

Manusia adalah hospes alamiah Giardia lamblia, selanjutnya spesies dan morfologi yang sama ditemukan pada berbagai hewan, penyakit yang di sebabkannya disebut GiardiasisLamblias, dengandistribusi geografik bersifat kosmolit dan lebih sering di temukan di daerah beriklim panas dari pada di daerah beriklim dingin, dan parasit ini juga di temukan di Indonesia.

2.     Penyebaran

G.lamblia adalah parasit yang tersebar kosmopolit dan lebih sering ditemukan di daerah beriklim panas daripada di daerah beriklim dingin. Parasit ini juga ditemukan di Indonesia.



3.     Taksonomi

Kingdom         : Protista
Subkingdom    : Protozoa
Phylum            : Sarcomastigophora
Subphylum      : Mastigophora
Class                :  Zoomastigophora
Order               :  Diplomonadida
Family             :  Hexamitidae
Genus              :  Giardia
Species            :  lamblia

Gambar 1: Parasit G. Lamblia

4.     Morfologi

*      Bentuk kista memiliki ciri-ciri :
Berbentuk oval
  1. Ukuran panjang 8-18 μm dan lebar 7-10 μm.
  2. Letak kariosom lebih eksentrik bila dibandingkan dengan trofozoit.
  3. Pada kista yang telah matur terdapat 4 buah median bodies, 4 buah nuclei, dan dapat pula ditemukan longitudinal fibers.
*      Bentik trofozoit memiliki ciri-ciri
  1. Trofozoit berukuran panjang 9-20 μm, lebar 5-15 μm.
  2. Berbentuk oval hingga ada yang berbentuk buah pear atau bentuk hati.
  3.  Memiliki sucking disc pada ujung anteriornya, yaitu area konkaf yang menutupi setengah dari permukaan ventral.
  4. Dua buah nuclei yang terletak simetris bilateral. Nuklei tersebut mengandung sedikit kromatin perifer namun memiliki kariosom besar yang berada di tengah. Sebuah axostyle, terdiri dari 2 axonema yang membagi dua tubuhnya. Dua buah median bodies (parabasal bodies), diduga memiliki peranan dalam proses metabolisme. Empat flagella yang terletak di lateral, 2 lateral di ventral, dan 2 terletak di kaudal.

5.     Habitat

         G.lamblia ditemukan di tanah, air makanan,atau permukaan yang telah terkontaminasi tinja dari manusia yang terinfeksi atau hewan. G.lamblia bisa berasal dari air yang terkontaminasi yang meliputi air yang tidak direbus, disaring, atau didesinfeksi dengan bahan kimia. 

6.     Siklus hidup

   Dalam silkus hidupnya, G. Lamblia mengalami 2 stadium, yaitu stadium trofozoit yang dapat hidup bebas di dalam usus halus manusia dan kista stadium infektif yang keluar ke lingkungan melalui feses manusia. Tertelannya kista dari air minum dan makanan yang terkontaminasi atau dapat juga melalui kontak individu merupakan awal dari infeksi. Setelah melewati gaster, kista menuju usus halus.

Ekskistasi terjadi di duodenum, setelah itu multiplikasi terjadi melalui pembelahan biner dengan interval kurang lebih 8 jam. Trofozoit menempel pada mukosa duodenum dengan menggunakan sucking disc yang dimilikinya. Enkistasi terjadi saat trofozoit masuk ke usus besar. Stadium trofozoit dan kista dapat ditemukan pada feses penderita giardiasis. Kedua hal tersebur dapat dijadikan alat untuk mendiagnosis penyakit giardiasis. Di luar tubuh manusia, G. Lamblia lebih tahan dalam bentuk kista dan dalam lingkungan 
lembab dapat bertahan sampai 3 bulan. 

Gambar 2: SiklusHidup G. Lamblia
7.     Penyebab Penyakit

Giardiasis adalah infeksi usus halus yang di sebabkan oleh parasit Giardia Lamblia . Giardiasis terjadi di seluruh dunia dan merupakan penyebab infeksi parasit khusus yang terjadi di Amerika.

Kebanyakan orang mendapatkan infeksi akibat minum air yang terkontaminasi, tetapi penularan dari orang ke orang juga dapat terjadi, yaitu melalui kista yang keluar dari tinja. Penularan langsung terjadi di antara anak-anak atau mitra seksual (terutama pada pria homo seks).

8.     Pencegahan

*      Pencegahan dilakukan dengan berbagai cara, yaitu :
1.      Mengkonsumsi air minum yang bersih yang telah menjalani pemanasan sampai 50° sehingga dapat menginaktifkan kista.
2.       Pada umumnya G. Lamblia resisten terhadap klorin, sehingga penyaringan sangat diperlukan untuk menghilangkan kontaminasi oleh protozoa patogen ini.
3.      Melindungi tempat persediaan air dari hospes reservoir (berang-berang dan tikus air).
4.        Memasyarakatkan kebersihan individu (cuci tangan).
5.      Penyediaan makanan yang bersih dan baik.


BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan

Manusia adalah hospes alamiah Giardia Lamblia, selanjutnya spesies dan morfologi yang sama di temukan pada berbagai hewan, penyakit yang disebabkannya disebut  Giardiasis, Lamblias.

G.Lamblia ditemukan di tanah, air, makanan, atau permukaan yang telah terkontaminasi tinja dari manusia yang terinfeksi atau hewan.

B.   Saran

Setelah mengetahui habitat G.Lamblia kita di tuntut untuk mencegah masuknya parasite G. Lamblia dalam tubuh dengan cara menjaga sanitasi lingkungan yang baik.


DAFTAR PUSTAKA