Senin, 05 Oktober 2015
Mata
Kuliah : Penyakit Berbasis
Lingkungan
Dosen :
Djoko Purwoko, SKM.,M.Kes
Makalah Perubahan Lingkungan Global dan Pengaruhnya
Terhadap Kejadian
Penyakit
Oleh :
EVI NURSYAFITRI
PO.71.4.221.13.2.012
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI D.IV
2014
Kata Pengantar
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Makalah Penyakit Berbasis Lingkungan dengan judul “Perubahan Lingkungan Global Pengaruhnya Terhadap Kejadian Penyakit ” ini dapat selesai dengan tepat waktu. Terwujudnya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada:
Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Makalah Penyakit Berbasis Lingkungan dengan judul “Perubahan Lingkungan Global Pengaruhnya Terhadap Kejadian Penyakit ” ini dapat selesai dengan tepat waktu. Terwujudnya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Bapak Djoko Purwoko, SKM.,M.Kes selaku
dosen pengampu pada mata kuliah Penyakit Berbasis Lingkungan yang telah memberikan ilmu dan
sumbangsinya dalam menyusun makalah ini.
2.
Orang Tuaku tercinta yang telah
memberikan motivasi dan dukungan baik moral maupun spiritual.
3.
Teman-teman yang
tercinta yang telah sabar untuk meluangkan waktunya untuk berdiskusi dalam
menyusun makalah ini.
4.
Dan semua pihak
yang telah membantu dalam menyusun
makalah ini.
Dalam makalah ini terdapat beberapa pembahasan materi mengenai “Bagaimana pengaruh globalisasi terhadap
perubahan lingkungan”. Namun dalam penyusunannya masih terdapat banyak kekurangan
oleh karena itu kritik dan saran yang membangun diharapkan penulis dari semua
pihak, agar kedepannya lebih baik lagi dalam menyusun makalah.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik
itu penulis terlebih kepada pembacanya.
Wasallam
Makassar, Desember 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang .............................................................................................. 1
B.
Tujuan ........................................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Skenario Peningkatan Suhu Bumi................................................................. 3
B.
Globalisasi dan Perubahan Lingkungan........................................................ 6
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan.................................................................................................... 9
B.
Saran ............................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia
berubah dengan cepat dalam suatu dekade terakhir. Bumi mengalami perubahan
lingkungan yang amat cepat. Penduduk bertambah, pergerakan barang dan jasa
akibat kebijakan dunia yakni globalisasi telah menyebabkan dampak terhadap
pergerakan dan persebaran penyakit, perubahan – perubahan duniaa tersebut
ditandai pula dengan akselerasi penerapan teknologi genome. Selain itu, bumi
juga mengalami perubahan iklim dan pemanasan suhu global atau lazim disebut
global warming. Ada tiga tingkat determinan utama penyebab perubahan lingkungan
dan/atau bagaimana masyarakat memandang lingkungan yang sedang berlangsung,
yakni penerapan teknologi genome di bidang kesehatan, pemanasan suhu bumi, dan
globalisasi. Apa dampaknya terhadap kejadian penyakit ?
Dua
determinan utama penyebab perubahan lingkungan global adalah pertambahan
penduduk dunia dan globalisasi yang memicu lompatan pertumbuhan sosial ekonomi
di berbagai belahan dunia. Pertumbuhan sosial ekonomi selama ini menggunakan
teknologi yang cenderung tidak ramah lingkungan. Dengan pola konsumsi energi
yang sekarang ada, yakni pembakaran karbon, serta pertumbuhan penduduk yang
nyaris sulit dikendalikan, maka produksi gas buang karbon dioksida atau CO2
semakin meningkat (Baum, 2002;Last,2002). Di dalam proses yang dianggap
alamiah, CO2 ini seharusnya
bisa dievakuasi atau diubah menjadi oksigen dan ikatan karbon lainnya. Hal ini dilakukan
oleh tanaman yang berada di kota maupun di hutan – hutan di Kalimantan adalah
salah satu paru-paru dunia, yang menghasilkan oksigen yang sangat diperlukan
oleh kehidupan, mulai dari bakteri, binatang hingga spesies manusia yang
menghuni bumi secara bersama. Sehingga kalau hutan semakin gundul, CO2 semakin
terkumpul. Hutan di dunia yang memiliki fungsi dan tugas mengubah CO2
menjadi oksigen yang sangat diperlukan manusia dan makhluk hidup lainnya,
diperkirakan semakin tipis, terutama di negara – negara miskin.
Pemanasan global
juga menyebabkan musim penyerbukan berlangsung lebih lama sehingga meningkatkan
resiko munculnya penyakit yang ditimbulkan oleh kutu di wilayah Eropa Utara.
Peyakit lain yang teridentifikasi adalah lyme, yang disebabkan oleh semacam
bakteri di Amerika Utara, Eropa, dan Asia. Gejalanya berupa sakit kepala,
kejang, dan nyeri sendi. Penyakit itu berpindah melalui gigitan sejenis kutu
rusa yang yang telah terinfeksi lyme. Bakteri yang sama juga benyek ditemukan
pada tikus. Dampak lain yang terasa adalah nyamuk-nyamuk semakin berkembang
biak erutama di Afrika dan Asia. Dua penyakit serius akibat gigitan nyamuk,
yaitu malaria dan demam berdarah dengue, sangat sensitif terhadap perubahan
iklim. Di Indonesia kita sudah merasakannya langsung, yakni tingginya angka
korban yang menderita demam berdarah.Berbagai penyakit, baik infeksi maupun
penyakit menular, berpotensi meningkat akibat pengaruh kenaikan suhu bumi atau
pemanasan global. Sebagai negara tropis, Indonesia akan mengalami peningkatan
berbagai penyakit seperti malaria, diare, flu burung, sampai penyakit akibat
pencemaran lingkungan.
B. Tujuan
1.
Untuk mengetahui skenario dampak peningkatan
suhu bumi
2.
Untuk mengetahui globalisasi dan
perubahan lingkungan
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Skenario
Peningkatan Suhu Bumi
Suhu bumi yang semakin meningkat setidaknya
berhubungan dengan tiga skenario berikut ini :
1.
Jumlah populasi manusia yang semakin banyak
Manusia pada dasarnya adalah industri yang
berjalan. Semakin banyak manusia, semakin banyak jumlah industri yang bergerak
ke sana ke mari. Manusia sebagimana sebuah industri memerlukan bahan bakar,
berupa makanan. Makanan yang dikonsumsi mulai dari nasi, sate, roti, gula, dan
lain – lain akan dibakar dengan oksigen yang menghasilkan tenaga atau energi.
Oksigen diperoleh dari udara yang masuk bersama
pernafasan. Tenaga manusia digunakan untuk menulis, mencangkul, berpikir, lari
pagi, belanja ke pasar, dan lain sebaginya. Semakin banyak jumlah manusia,
semakin banyak energi yang dikonsumsi, produksi kentang semakin diperlukan,
produksi padi semakin besar.
Limbah pembakaran metabolisme manusia adalah CO2 atau karbon dioksida
yang dikeluarkan melalui jalan napas. Semakin banyak manusia semakin banyak CO2
dikeluarkan. Selain itu manusia juga seperti halnya mesin mengeluarkan panas
yang diradiasikan ke sekeliling ruangan dan lingkungan. Ibarat mesin, selain
energi yang dihasilkan, limbah pun semakin banyak.
2.
Semakin maju masyarakat disebuah negara atau wilayah
Dua negara raksasa yang sedang menggeliat dan
memilki penduduk lebih dari satu miliar, yakni China dan India kini mulai
meningkat produksi karbon dioksidanya. Hal tersebut sejalan dengan konsumsi
energi per kapita penduduk serta angka kelahiran yang luar biasa. Industri
semakin banyak, mobil semakin memenuhi jalanan, semua menghasilkan karbon
dioksida(CO2).
Semua manusia dengan aneka industri dan kegiatan sosial ekonominya menghasilkan
CO2. Seharusnya ini adalah tugas hutan – hutan belantar untuk
mengubahnya menjadi oksigen yang dibutuhkan makhluk hidup. Hutan dikonversi
menjadi kota dan berbagai keperluan hidup masyrakat modern lainnya. Sebagai
akibatnya gas CO2 membumbung tinggi menyelimuti atmosfer bumi dan
menimbulkan efek rumah kaca.
3.
Efek Rumah Kaca
Efek Rumah Kaca (Greenhouse gases effect) bukanlah panas yang diakibatkan
oleh gedung tinggi di perkotaan yang penuh dengan kaca atau berdinding kaca.
Akibat terkumpulnya gas CO2 di atmosfer erta gas – gas lain seperti
methane (CH4) dan NO2, seolah – olah bumi terselimuti
oleh lapisan gas CO2. Kalau cuaca siang hari manusia diselimuti
lapisan selimut tebal, maka akan terasa panas. Dalam hal bumi diselimuti gas CO2
, panas yang diterima matahari tidak leluasa dipantulkan atau kembali ke
jagad raya, namun di pantulkan ke selimut CO2 tadi, yang akan dipantulkan kembali ke bumi.
Sebagai akibatnya bumi akan terasa. Analogi ini adalah ketika, cuaca mendung
dengan kelembapan tinggi, maka hawa terasa panas menyesakkan. Istilah Rumah
Kaca adalah sebuah analogi. Kalau kita berada di sebuah ruangan yang memilki
dinding dan atap terbuat dari kaca yang transparan, maka sinar matahari akan
leluasa masuk dan menghangatkan bahkan memanaskan ruangan di dalamnya. Panas yang
timbul tidak bisa dikeluarkan.
Peningkatan suhu
bumi memiliki potensi dampak terhadap kejadian penyakit penduduk di bumi. Dampak tersebut bisa langsung karena
peningkatan suhu bumi atau dampak tidak langsung:
1. Dampak Langsung
Dampak lngsung adalah terjadinya perubahan
iklim, gelombang panas atau heat waves serta musim dingin yang sangat ekstrim
(Mackenbach, 2002; Baum 2002;Bertoloso, 2003) geombang panas dapat membuat
jantung bekerja lebih keras untuk mendinginkan badan (aliran sirkulasi darah
tambah giat ) kalau jantung terbatas bisa fatal. Hal ini lazim dikenal dengan
istilah heat exhaustion. Tahun 1995 gelombang panas telah menyebabkan kematian
700 orang di chicago.
2.
Dampak Tidak Langsung
Salah satu dampak secara tidak langsung dari
pemanasan bumi adalah perubahan penyakit yang ditularkan nyamuk (vektor borne
disease). Hal ini disebabkan oleh perubahan bionomik nyamuk. Seperti diketahui,
nyamuk anopheles penular malaria hanya bisa hidup di atas 15˚C. Dalam suhu yang
meningkat apalagi dengan kelembapan tertentu, perilaku nyamuk akan semakin
beringas dan keinginan untuk melakukan perkawinan sesama nyamuk semakin
meningkat. Biasanya sehabis mengadakan perkawinan, maka perilaku keinginan
menggigit manusia atau binatang semakin meningkat. Secara naluriah, untuk
memproduksi telur nyamuk, nyamuk memerlukan protein manusia atau darah
binatang. Dengan adanya peningkatan suhu, maka diperkirakan nyamuk bisa
merambah ke gnung – gunung yang tinggi serta hidup di negara – negara
subtropis. Suhu 20 – 30 derajat dengan kelembapan di atas 60% merupakan suhu
ideal bagi kehidupan nyamuk. Tentu saja curah hujan. Diperkirakan kejadian
malaria dan penyakit lain yang ditularkan melalui vektor (nyamuk) akan menigakat.
Hal ini diakibatkan oleh makin cepatnya perkembangbiakan nyamuk, serta
pendeknya masa kematangan parasit dalam nyamuk, angka gigitan rata-rata yang
meningkat (biting rate), juga kegiatan reproduksi nyamuk, akibat suhu global
yang semakin panas.
B. Globalisasi dan
Perubahan Lingkungan
1. Makna Globalisasi
dan Kejadian Penyakit
Menurut
asal katanya, kata "GLOBALISASI" diambil dari kata global, yang
maknanya ialah universal. Globalisasi adalah proses penyebaran unsur-unsur baru
khususnya yang menyangkut informasi secara mendunia melalui media cetak maupun
elektronik.
Semakin
berkembangnya zaman menuju era globalisasi dan perdagangan bebas, berefek pada
perdagangan baik itu perdagangan jasa maupun perdagangan barang. Dalam hal ini
sistem kesehatan juga ikut terkena dampaknya yaitu keterlibatan perdagangan
bebas dalam hal perdagangan jasa kesehatan. Dalam perdagangan jasa kesehatan
sendiri secara internasional diatur oleh WTO (World Trade
Organization) karena tenaga kesehatan dalam dianggap sebagai tenaga kesehatan
sehingga regulasinya diatur oleh badan internasional yang mengurusi masalah
ketenagakerjaan ini.
Bagi bangsa
Indonesia, tidak saja menerima globalisasi namun juga memberikan kontribusi
terhadap proses globalisasi itu sendiri. Bahkan sebagian nenek moyang orang
Indonesia ada yang datang dari Vietnam, Negeri Champa, pulau-pulau Pasifik dan
mungkin ada rombongan terdahulu yang menghuni pulau-pulau di Nusantara pada
hakikatnya adalah proses globalisasi secara harfiah. Meski tidak ada catatan
khusus tentang kedatangan orang-orang Indonesia bahwa mereka membawa penyakit, namun buku Island Epidemic karangan Cliff P.Hanget and Smallman Raynor (2000)
menggambarkan bahwa sebuah pulau di Pasific bisa ‘Musnah’ karena ‘kedatangan
penyakit’ yang dibawa para ekspedisi laut
orang-orang Eropa.
Globalisasi
juga bermakna pergerakan manusia. Manusia akan bergerak baik untuk tujuan
leisure, atau bersenang-senang, tujuan bisnis , tujuan migrasi, atau
pedagangan. Seperti kita ketahui banyak mikroba sangat tergantung kepada
manusia. Seperti halnya KTP atau Kartu Identitas lainnya yang selalu menempel
di badan manusia, maka ada sejumlah virus maupun bakteri yang hanya bia hidup
di tubuh manusia. Misalnya Haemopilus Influinzae, Virus Polio, Virus
Eppsteinbarr, dan lainnya. Pergerakan manusia berarti pergerkan sumber
penyakit.
2. Dampak
Globalisasi terhadap Kejadian Penyakit
Dampak globaliasi terhadap kejadian penyakit sangat
kompleks. Tergantung memilah pilahnya. Dampak bisa terjadi secara negatif
maupun positif terhadap kejadian penyakit dan pengendalian. Dampak negatif
misalnya efek terhadap harga obat-obatan, yang pada umumnya menjdaikan harga
obat sesuai ukuran dolar Amerika. Yang pada akhirnya masalah keterjangkauan
pengendalian penyakit terutama penyakit menular.
Dampak lain terhadap penyakit, berkisar kepada
perjalanan dan persebaran penyakit, maupun faktor resiko penyakit menular atau
tidak menular.
Yach and Bettcher (1998) secara sistematik
menguraikan dampak globalisasi baik positif maupun negatif, baik langsung
maupun tidak langsung. Yang diuraikan sebagai berikut :
a.
Kejadian Penyakit dan Pola penyakit
Seperti yang telah diuraikan akibat pergerakan
manusia berbagai penyakit menular bergerak secepat pesawat terbang. Misalnya
saja ketersediaan vektor atau media penular penyakit. Dan sebaliknya penyakit
dari negara maju bisa merambah ke negara berkembang, terutama penyakit menular
langsung.
b.
Dampak terhadap Pelayanan Kesehatan
Akibat perkembangan atau kemajuan teknologi
kedokteran, maka pembiayaan (kesehatan) negara berkembang menjadi mahal.
Semakin makmur Indonesia, Rumah-rumah Sakit yang terkenal di luar negeri akan
membuka cabang di Indonesia. Institusi pelayanan semacam ini akan dinikmati
oleh orang-orang yang memilki pendapatan besar.
c.
Sistem Kesehatan
Indonesia harus memilki sistem deteksi dini
penyakit. Disamping itu, kedudukan supra bodies seperti GATTS WTO berbagai
kesepakatan internasional lain, akan memengaruhi sistem kesehatan serta
pelaksanaannya dalam suatu negara. Sistem kesehatan Indonesia harus
menyesuaikan, terutama hal – hal berkenaan dengan sistem pembiayaan, termasuk
di dalammnya asuransi kesehatan.
d.
Riset dan Profesi
Akan terjadinya Internasionalisasi kegiatan
penelitian serta profesi. Penelitian yang sifatnya transnasional, lintas negara
merupakan salah satu agenda.
3. Pengaruh
Globalisasi terhadap Perubahan Lingkungan
Pengaruh globalisasi memilki beberapa pengaruh, salah
satunya adalah perubahan cuaca dan lautan dapat mengakibatkan munculnya
penyakit-penyakit yang berhubungan dengan panas (heat stroke) dan kematian.
Temperatur yang panas juga dapat menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul
kelaparan danmalnutrisi. Perubahan cuaca yang ekstrem dan peningkatan permukaan
air laut akibat mencairnya es di kutub utara dapat menyebabkan
penyakit-penyakit yang berhubungan dengan bencana alam (banjir, badai dan
kebakaran) dan kematian akibat trauma. Timbulnya bencana alam biasanya disertai
dengan perpindahan penduduk ke tempat-tempat
pengungsian dimana sering muncul penyakit,
seperti: diare, malnutrisi,defisiensi mikronutrien, trauma
psikologis, penyakit kulit, dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Skenario Peningkatan suhu bumi, berhubungan dengan tiga skenario, yaitu:
a. Jumlah populasi
manusia yang semakin banyak
b. Semakin maju
masyarakat disebuah negara atau wilayah
c.
Efek Rumah Kaca
2.
Pengaruh globalisasi terhadap perubahan lingkungan adalah mengakibatkan
munculnya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan panas (heat stroke) dan
kematian. Temperatur yang panas juga dapat menyebabkan gagal panen sehingga
akan muncul kelaparan danmalnutrisi.
B. Saran
1.
Kepada masyarakat agar tetap memelihara
lingkungan sehingga, lingkungan kita tetap hijau dan efek terhadap global
warming dapat di minimalisir.
2.
Kepada institusi kesehatan dan
Pemerintah agar mengadakan kegiatan yang dapat membantu masyarakat untuk
mengurangi global warming, misalnya mengadakan Program kegiatan penghijauan.
DAFTAR PUSTAKA
http://globalisasi-1991.blogspot.com/2011/10/globalisasi-kesehatan.html (diakses pada 20 Desember 2014)
Achmadi,
Umar Fahmi.2011. Dasar-Dasar Penyakit
Berbasis Lingkungan. Jakarta: Rajawali Pers.
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/hasbulah/material/risikokesehatanakibatperubahancuaca07.pdf (diakses pada 21 Desember 2014)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Makalah Perubahan Lingkungan Global dan Pengaruhnya terhadap Kejadian Penyakit
Written on 08.38.00 by Unknown
Mata
Kuliah : Penyakit Berbasis
Lingkungan
Dosen :
Djoko Purwoko, SKM.,M.Kes
Makalah Perubahan Lingkungan Global dan Pengaruhnya
Terhadap Kejadian
Penyakit
Oleh :
EVI NURSYAFITRI
PO.71.4.221.13.2.012
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI D.IV
2014
Kata Pengantar
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Makalah Penyakit Berbasis Lingkungan dengan judul “Perubahan Lingkungan Global Pengaruhnya Terhadap Kejadian Penyakit ” ini dapat selesai dengan tepat waktu. Terwujudnya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada:
Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Makalah Penyakit Berbasis Lingkungan dengan judul “Perubahan Lingkungan Global Pengaruhnya Terhadap Kejadian Penyakit ” ini dapat selesai dengan tepat waktu. Terwujudnya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Bapak Djoko Purwoko, SKM.,M.Kes selaku
dosen pengampu pada mata kuliah Penyakit Berbasis Lingkungan yang telah memberikan ilmu dan
sumbangsinya dalam menyusun makalah ini.
2.
Orang Tuaku tercinta yang telah
memberikan motivasi dan dukungan baik moral maupun spiritual.
3.
Teman-teman yang
tercinta yang telah sabar untuk meluangkan waktunya untuk berdiskusi dalam
menyusun makalah ini.
4.
Dan semua pihak
yang telah membantu dalam menyusun
makalah ini.
Dalam makalah ini terdapat beberapa pembahasan materi mengenai “Bagaimana pengaruh globalisasi terhadap
perubahan lingkungan”. Namun dalam penyusunannya masih terdapat banyak kekurangan
oleh karena itu kritik dan saran yang membangun diharapkan penulis dari semua
pihak, agar kedepannya lebih baik lagi dalam menyusun makalah.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik
itu penulis terlebih kepada pembacanya.
Wasallam
Makassar, Desember 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang .............................................................................................. 1
B.
Tujuan ........................................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Skenario Peningkatan Suhu Bumi................................................................. 3
B.
Globalisasi dan Perubahan Lingkungan........................................................ 6
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan.................................................................................................... 9
B.
Saran ............................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia
berubah dengan cepat dalam suatu dekade terakhir. Bumi mengalami perubahan
lingkungan yang amat cepat. Penduduk bertambah, pergerakan barang dan jasa
akibat kebijakan dunia yakni globalisasi telah menyebabkan dampak terhadap
pergerakan dan persebaran penyakit, perubahan – perubahan duniaa tersebut
ditandai pula dengan akselerasi penerapan teknologi genome. Selain itu, bumi
juga mengalami perubahan iklim dan pemanasan suhu global atau lazim disebut
global warming. Ada tiga tingkat determinan utama penyebab perubahan lingkungan
dan/atau bagaimana masyarakat memandang lingkungan yang sedang berlangsung,
yakni penerapan teknologi genome di bidang kesehatan, pemanasan suhu bumi, dan
globalisasi. Apa dampaknya terhadap kejadian penyakit ?
Dua
determinan utama penyebab perubahan lingkungan global adalah pertambahan
penduduk dunia dan globalisasi yang memicu lompatan pertumbuhan sosial ekonomi
di berbagai belahan dunia. Pertumbuhan sosial ekonomi selama ini menggunakan
teknologi yang cenderung tidak ramah lingkungan. Dengan pola konsumsi energi
yang sekarang ada, yakni pembakaran karbon, serta pertumbuhan penduduk yang
nyaris sulit dikendalikan, maka produksi gas buang karbon dioksida atau CO2
semakin meningkat (Baum, 2002;Last,2002). Di dalam proses yang dianggap
alamiah, CO2 ini seharusnya
bisa dievakuasi atau diubah menjadi oksigen dan ikatan karbon lainnya. Hal ini dilakukan
oleh tanaman yang berada di kota maupun di hutan – hutan di Kalimantan adalah
salah satu paru-paru dunia, yang menghasilkan oksigen yang sangat diperlukan
oleh kehidupan, mulai dari bakteri, binatang hingga spesies manusia yang
menghuni bumi secara bersama. Sehingga kalau hutan semakin gundul, CO2 semakin
terkumpul. Hutan di dunia yang memiliki fungsi dan tugas mengubah CO2
menjadi oksigen yang sangat diperlukan manusia dan makhluk hidup lainnya,
diperkirakan semakin tipis, terutama di negara – negara miskin.
Pemanasan global
juga menyebabkan musim penyerbukan berlangsung lebih lama sehingga meningkatkan
resiko munculnya penyakit yang ditimbulkan oleh kutu di wilayah Eropa Utara.
Peyakit lain yang teridentifikasi adalah lyme, yang disebabkan oleh semacam
bakteri di Amerika Utara, Eropa, dan Asia. Gejalanya berupa sakit kepala,
kejang, dan nyeri sendi. Penyakit itu berpindah melalui gigitan sejenis kutu
rusa yang yang telah terinfeksi lyme. Bakteri yang sama juga benyek ditemukan
pada tikus. Dampak lain yang terasa adalah nyamuk-nyamuk semakin berkembang
biak erutama di Afrika dan Asia. Dua penyakit serius akibat gigitan nyamuk,
yaitu malaria dan demam berdarah dengue, sangat sensitif terhadap perubahan
iklim. Di Indonesia kita sudah merasakannya langsung, yakni tingginya angka
korban yang menderita demam berdarah.Berbagai penyakit, baik infeksi maupun
penyakit menular, berpotensi meningkat akibat pengaruh kenaikan suhu bumi atau
pemanasan global. Sebagai negara tropis, Indonesia akan mengalami peningkatan
berbagai penyakit seperti malaria, diare, flu burung, sampai penyakit akibat
pencemaran lingkungan.
B. Tujuan
1.
Untuk mengetahui skenario dampak peningkatan
suhu bumi
2.
Untuk mengetahui globalisasi dan
perubahan lingkungan
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Skenario
Peningkatan Suhu Bumi
Suhu bumi yang semakin meningkat setidaknya
berhubungan dengan tiga skenario berikut ini :
1.
Jumlah populasi manusia yang semakin banyak
Manusia pada dasarnya adalah industri yang
berjalan. Semakin banyak manusia, semakin banyak jumlah industri yang bergerak
ke sana ke mari. Manusia sebagimana sebuah industri memerlukan bahan bakar,
berupa makanan. Makanan yang dikonsumsi mulai dari nasi, sate, roti, gula, dan
lain – lain akan dibakar dengan oksigen yang menghasilkan tenaga atau energi.
Oksigen diperoleh dari udara yang masuk bersama
pernafasan. Tenaga manusia digunakan untuk menulis, mencangkul, berpikir, lari
pagi, belanja ke pasar, dan lain sebaginya. Semakin banyak jumlah manusia,
semakin banyak energi yang dikonsumsi, produksi kentang semakin diperlukan,
produksi padi semakin besar.
Limbah pembakaran metabolisme manusia adalah CO2 atau karbon dioksida
yang dikeluarkan melalui jalan napas. Semakin banyak manusia semakin banyak CO2
dikeluarkan. Selain itu manusia juga seperti halnya mesin mengeluarkan panas
yang diradiasikan ke sekeliling ruangan dan lingkungan. Ibarat mesin, selain
energi yang dihasilkan, limbah pun semakin banyak.
2.
Semakin maju masyarakat disebuah negara atau wilayah
Dua negara raksasa yang sedang menggeliat dan
memilki penduduk lebih dari satu miliar, yakni China dan India kini mulai
meningkat produksi karbon dioksidanya. Hal tersebut sejalan dengan konsumsi
energi per kapita penduduk serta angka kelahiran yang luar biasa. Industri
semakin banyak, mobil semakin memenuhi jalanan, semua menghasilkan karbon
dioksida(CO2).
Semua manusia dengan aneka industri dan kegiatan sosial ekonominya menghasilkan
CO2. Seharusnya ini adalah tugas hutan – hutan belantar untuk
mengubahnya menjadi oksigen yang dibutuhkan makhluk hidup. Hutan dikonversi
menjadi kota dan berbagai keperluan hidup masyrakat modern lainnya. Sebagai
akibatnya gas CO2 membumbung tinggi menyelimuti atmosfer bumi dan
menimbulkan efek rumah kaca.
3.
Efek Rumah Kaca
Efek Rumah Kaca (Greenhouse gases effect) bukanlah panas yang diakibatkan
oleh gedung tinggi di perkotaan yang penuh dengan kaca atau berdinding kaca.
Akibat terkumpulnya gas CO2 di atmosfer erta gas – gas lain seperti
methane (CH4) dan NO2, seolah – olah bumi terselimuti
oleh lapisan gas CO2. Kalau cuaca siang hari manusia diselimuti
lapisan selimut tebal, maka akan terasa panas. Dalam hal bumi diselimuti gas CO2
, panas yang diterima matahari tidak leluasa dipantulkan atau kembali ke
jagad raya, namun di pantulkan ke selimut CO2 tadi, yang akan dipantulkan kembali ke bumi.
Sebagai akibatnya bumi akan terasa. Analogi ini adalah ketika, cuaca mendung
dengan kelembapan tinggi, maka hawa terasa panas menyesakkan. Istilah Rumah
Kaca adalah sebuah analogi. Kalau kita berada di sebuah ruangan yang memilki
dinding dan atap terbuat dari kaca yang transparan, maka sinar matahari akan
leluasa masuk dan menghangatkan bahkan memanaskan ruangan di dalamnya. Panas yang
timbul tidak bisa dikeluarkan.
Peningkatan suhu
bumi memiliki potensi dampak terhadap kejadian penyakit penduduk di bumi. Dampak tersebut bisa langsung karena
peningkatan suhu bumi atau dampak tidak langsung:
1. Dampak Langsung
Dampak lngsung adalah terjadinya perubahan
iklim, gelombang panas atau heat waves serta musim dingin yang sangat ekstrim
(Mackenbach, 2002; Baum 2002;Bertoloso, 2003) geombang panas dapat membuat
jantung bekerja lebih keras untuk mendinginkan badan (aliran sirkulasi darah
tambah giat ) kalau jantung terbatas bisa fatal. Hal ini lazim dikenal dengan
istilah heat exhaustion. Tahun 1995 gelombang panas telah menyebabkan kematian
700 orang di chicago.
2.
Dampak Tidak Langsung
Salah satu dampak secara tidak langsung dari
pemanasan bumi adalah perubahan penyakit yang ditularkan nyamuk (vektor borne
disease). Hal ini disebabkan oleh perubahan bionomik nyamuk. Seperti diketahui,
nyamuk anopheles penular malaria hanya bisa hidup di atas 15˚C. Dalam suhu yang
meningkat apalagi dengan kelembapan tertentu, perilaku nyamuk akan semakin
beringas dan keinginan untuk melakukan perkawinan sesama nyamuk semakin
meningkat. Biasanya sehabis mengadakan perkawinan, maka perilaku keinginan
menggigit manusia atau binatang semakin meningkat. Secara naluriah, untuk
memproduksi telur nyamuk, nyamuk memerlukan protein manusia atau darah
binatang. Dengan adanya peningkatan suhu, maka diperkirakan nyamuk bisa
merambah ke gnung – gunung yang tinggi serta hidup di negara – negara
subtropis. Suhu 20 – 30 derajat dengan kelembapan di atas 60% merupakan suhu
ideal bagi kehidupan nyamuk. Tentu saja curah hujan. Diperkirakan kejadian
malaria dan penyakit lain yang ditularkan melalui vektor (nyamuk) akan menigakat.
Hal ini diakibatkan oleh makin cepatnya perkembangbiakan nyamuk, serta
pendeknya masa kematangan parasit dalam nyamuk, angka gigitan rata-rata yang
meningkat (biting rate), juga kegiatan reproduksi nyamuk, akibat suhu global
yang semakin panas.
B. Globalisasi dan
Perubahan Lingkungan
1. Makna Globalisasi
dan Kejadian Penyakit
Menurut
asal katanya, kata "GLOBALISASI" diambil dari kata global, yang
maknanya ialah universal. Globalisasi adalah proses penyebaran unsur-unsur baru
khususnya yang menyangkut informasi secara mendunia melalui media cetak maupun
elektronik.
Semakin
berkembangnya zaman menuju era globalisasi dan perdagangan bebas, berefek pada
perdagangan baik itu perdagangan jasa maupun perdagangan barang. Dalam hal ini
sistem kesehatan juga ikut terkena dampaknya yaitu keterlibatan perdagangan
bebas dalam hal perdagangan jasa kesehatan. Dalam perdagangan jasa kesehatan
sendiri secara internasional diatur oleh WTO (World Trade
Organization) karena tenaga kesehatan dalam dianggap sebagai tenaga kesehatan
sehingga regulasinya diatur oleh badan internasional yang mengurusi masalah
ketenagakerjaan ini.
Bagi bangsa
Indonesia, tidak saja menerima globalisasi namun juga memberikan kontribusi
terhadap proses globalisasi itu sendiri. Bahkan sebagian nenek moyang orang
Indonesia ada yang datang dari Vietnam, Negeri Champa, pulau-pulau Pasifik dan
mungkin ada rombongan terdahulu yang menghuni pulau-pulau di Nusantara pada
hakikatnya adalah proses globalisasi secara harfiah. Meski tidak ada catatan
khusus tentang kedatangan orang-orang Indonesia bahwa mereka membawa penyakit, namun buku Island Epidemic karangan Cliff P.Hanget and Smallman Raynor (2000)
menggambarkan bahwa sebuah pulau di Pasific bisa ‘Musnah’ karena ‘kedatangan
penyakit’ yang dibawa para ekspedisi laut
orang-orang Eropa.
Globalisasi
juga bermakna pergerakan manusia. Manusia akan bergerak baik untuk tujuan
leisure, atau bersenang-senang, tujuan bisnis , tujuan migrasi, atau
pedagangan. Seperti kita ketahui banyak mikroba sangat tergantung kepada
manusia. Seperti halnya KTP atau Kartu Identitas lainnya yang selalu menempel
di badan manusia, maka ada sejumlah virus maupun bakteri yang hanya bia hidup
di tubuh manusia. Misalnya Haemopilus Influinzae, Virus Polio, Virus
Eppsteinbarr, dan lainnya. Pergerakan manusia berarti pergerkan sumber
penyakit.
2. Dampak
Globalisasi terhadap Kejadian Penyakit
Dampak globaliasi terhadap kejadian penyakit sangat
kompleks. Tergantung memilah pilahnya. Dampak bisa terjadi secara negatif
maupun positif terhadap kejadian penyakit dan pengendalian. Dampak negatif
misalnya efek terhadap harga obat-obatan, yang pada umumnya menjdaikan harga
obat sesuai ukuran dolar Amerika. Yang pada akhirnya masalah keterjangkauan
pengendalian penyakit terutama penyakit menular.
Dampak lain terhadap penyakit, berkisar kepada
perjalanan dan persebaran penyakit, maupun faktor resiko penyakit menular atau
tidak menular.
Yach and Bettcher (1998) secara sistematik
menguraikan dampak globalisasi baik positif maupun negatif, baik langsung
maupun tidak langsung. Yang diuraikan sebagai berikut :
a.
Kejadian Penyakit dan Pola penyakit
Seperti yang telah diuraikan akibat pergerakan
manusia berbagai penyakit menular bergerak secepat pesawat terbang. Misalnya
saja ketersediaan vektor atau media penular penyakit. Dan sebaliknya penyakit
dari negara maju bisa merambah ke negara berkembang, terutama penyakit menular
langsung.
b.
Dampak terhadap Pelayanan Kesehatan
Akibat perkembangan atau kemajuan teknologi
kedokteran, maka pembiayaan (kesehatan) negara berkembang menjadi mahal.
Semakin makmur Indonesia, Rumah-rumah Sakit yang terkenal di luar negeri akan
membuka cabang di Indonesia. Institusi pelayanan semacam ini akan dinikmati
oleh orang-orang yang memilki pendapatan besar.
c.
Sistem Kesehatan
Indonesia harus memilki sistem deteksi dini
penyakit. Disamping itu, kedudukan supra bodies seperti GATTS WTO berbagai
kesepakatan internasional lain, akan memengaruhi sistem kesehatan serta
pelaksanaannya dalam suatu negara. Sistem kesehatan Indonesia harus
menyesuaikan, terutama hal – hal berkenaan dengan sistem pembiayaan, termasuk
di dalammnya asuransi kesehatan.
d.
Riset dan Profesi
Akan terjadinya Internasionalisasi kegiatan
penelitian serta profesi. Penelitian yang sifatnya transnasional, lintas negara
merupakan salah satu agenda.
3. Pengaruh
Globalisasi terhadap Perubahan Lingkungan
Pengaruh globalisasi memilki beberapa pengaruh, salah
satunya adalah perubahan cuaca dan lautan dapat mengakibatkan munculnya
penyakit-penyakit yang berhubungan dengan panas (heat stroke) dan kematian.
Temperatur yang panas juga dapat menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul
kelaparan danmalnutrisi. Perubahan cuaca yang ekstrem dan peningkatan permukaan
air laut akibat mencairnya es di kutub utara dapat menyebabkan
penyakit-penyakit yang berhubungan dengan bencana alam (banjir, badai dan
kebakaran) dan kematian akibat trauma. Timbulnya bencana alam biasanya disertai
dengan perpindahan penduduk ke tempat-tempat
pengungsian dimana sering muncul penyakit,
seperti: diare, malnutrisi,defisiensi mikronutrien, trauma
psikologis, penyakit kulit, dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Skenario Peningkatan suhu bumi, berhubungan dengan tiga skenario, yaitu:
a. Jumlah populasi
manusia yang semakin banyak
b. Semakin maju
masyarakat disebuah negara atau wilayah
c.
Efek Rumah Kaca
2.
Pengaruh globalisasi terhadap perubahan lingkungan adalah mengakibatkan
munculnya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan panas (heat stroke) dan
kematian. Temperatur yang panas juga dapat menyebabkan gagal panen sehingga
akan muncul kelaparan danmalnutrisi.
B. Saran
1.
Kepada masyarakat agar tetap memelihara
lingkungan sehingga, lingkungan kita tetap hijau dan efek terhadap global
warming dapat di minimalisir.
2.
Kepada institusi kesehatan dan
Pemerintah agar mengadakan kegiatan yang dapat membantu masyarakat untuk
mengurangi global warming, misalnya mengadakan Program kegiatan penghijauan.
DAFTAR PUSTAKA
http://globalisasi-1991.blogspot.com/2011/10/globalisasi-kesehatan.html (diakses pada 20 Desember 2014)
Achmadi,
Umar Fahmi.2011. Dasar-Dasar Penyakit
Berbasis Lingkungan. Jakarta: Rajawali Pers.
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/hasbulah/material/risikokesehatanakibatperubahancuaca07.pdf (diakses pada 21 Desember 2014)
0 komentar:
Posting Komentar