Senin, 05 Oktober 2015

Makalah Perubahan Lingkungan Global dan Pengaruhnya terhadap Kejadian Penyakit



Mata Kuliah        : Penyakit Berbasis Lingkungan
Dosen                 : Djoko Purwoko, SKM.,M.Kes

Makalah Perubahan Lingkungan Global dan Pengaruhnya
 Terhadap Kejadian Penyakit








 Oleh :
EVI NURSYAFITRI
PO.71.4.221.13.2.012

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI D.IV

2014




Kata Pengantar
Bismillahirrahmanirrahim.
              Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Makalah
Penyakit Berbasis Lingkungan dengan judul “Perubahan Lingkungan Global Pengaruhnya Terhadap Kejadian Penyakit ” ini dapat selesai dengan tepat waktu. Terwujudnya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.   Bapak Djoko Purwoko, SKM.,M.Kes selaku dosen pengampu pada mata kuliah Penyakit Berbasis Lingkungan yang telah memberikan ilmu  dan sumbangsinya dalam menyusun makalah ini.
2.   Orang Tuaku tercinta yang telah memberikan motivasi dan dukungan baik moral maupun spiritual.
3.   Teman-teman yang tercinta yang telah sabar untuk meluangkan waktunya untuk berdiskusi dalam menyusun makalah ini.
4.   Dan semua pihak yang telah membantu dalam  menyusun makalah ini.
Dalam makalah ini terdapat beberapa pembahasan materi mengenai “Bagaimana pengaruh globalisasi terhadap perubahan lingkungan. Namun dalam penyusunannya masih terdapat banyak kekurangan oleh karena itu kritik dan saran  yang membangun diharapkan penulis dari semua pihak, agar kedepannya lebih baik lagi dalam menyusun makalah.  
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik itu  penulis terlebih kepada pembacanya.
Wasallam  

Makassar,    Desember  2014




Penulis






DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI  ............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang .............................................................................................. 1
B.    Tujuan ........................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Skenario Peningkatan Suhu Bumi................................................................. 3
B.    Globalisasi dan Perubahan Lingkungan........................................................ 6
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan.................................................................................................... 9
B.    Saran ............................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Dunia berubah dengan cepat dalam suatu dekade terakhir. Bumi mengalami perubahan lingkungan yang amat cepat. Penduduk bertambah, pergerakan barang dan jasa akibat kebijakan dunia yakni globalisasi telah menyebabkan dampak terhadap pergerakan dan persebaran penyakit, perubahan – perubahan duniaa tersebut ditandai pula dengan akselerasi penerapan teknologi genome. Selain itu, bumi juga mengalami perubahan iklim dan pemanasan suhu global atau lazim disebut global warming. Ada tiga tingkat determinan utama penyebab perubahan lingkungan dan/atau bagaimana masyarakat memandang lingkungan yang sedang berlangsung, yakni penerapan teknologi genome di bidang kesehatan, pemanasan suhu bumi, dan globalisasi. Apa dampaknya terhadap kejadian penyakit ?
Dua determinan utama penyebab perubahan lingkungan global adalah pertambahan penduduk dunia dan globalisasi yang memicu lompatan pertumbuhan sosial ekonomi di berbagai belahan dunia. Pertumbuhan sosial ekonomi selama ini menggunakan teknologi yang cenderung tidak ramah lingkungan. Dengan pola konsumsi energi yang sekarang ada, yakni pembakaran karbon, serta pertumbuhan penduduk yang nyaris sulit dikendalikan, maka produksi gas buang karbon dioksida atau CO2 semakin meningkat (Baum, 2002;Last,2002). Di dalam proses yang dianggap alamiah,  CO2 ini seharusnya bisa dievakuasi atau diubah menjadi oksigen dan ikatan karbon lainnya. Hal ini dilakukan oleh tanaman yang berada di kota maupun di hutan – hutan di Kalimantan adalah salah satu paru-paru dunia, yang menghasilkan oksigen yang sangat diperlukan oleh kehidupan, mulai dari bakteri, binatang hingga spesies manusia yang menghuni bumi secara bersama. Sehingga kalau hutan semakin gundul, CO2 semakin terkumpul. Hutan di dunia yang memiliki fungsi dan tugas mengubah CO2 menjadi oksigen yang sangat diperlukan manusia dan makhluk hidup lainnya, diperkirakan semakin tipis, terutama di negara – negara miskin.

Pemanasan global juga menyebabkan musim penyerbukan berlangsung lebih lama sehingga meningkatkan resiko munculnya penyakit yang ditimbulkan oleh kutu di wilayah Eropa Utara. Peyakit lain yang teridentifikasi adalah lyme, yang disebabkan oleh semacam bakteri di Amerika Utara, Eropa, dan Asia. Gejalanya berupa sakit kepala, kejang, dan nyeri sendi. Penyakit itu berpindah melalui gigitan sejenis kutu rusa yang yang telah terinfeksi lyme. Bakteri yang sama juga benyek ditemukan pada tikus. Dampak lain yang terasa adalah nyamuk-nyamuk semakin berkembang biak erutama di Afrika dan Asia. Dua penyakit serius akibat gigitan nyamuk, yaitu   malaria dan demam berdarah dengue, sangat sensitif terhadap perubahan iklim. Di Indonesia kita sudah merasakannya langsung, yakni tingginya angka korban yang menderita demam berdarah.Berbagai penyakit, baik infeksi maupun penyakit menular, berpotensi meningkat akibat pengaruh kenaikan suhu bumi atau pemanasan global. Sebagai negara tropis, Indonesia akan mengalami peningkatan berbagai penyakit seperti malaria, diare, flu burung, sampai penyakit akibat pencemaran lingkungan.

B.  Tujuan
1.   Untuk mengetahui skenario dampak peningkatan suhu bumi
2.   Untuk mengetahui globalisasi dan perubahan lingkungan














BAB II
PEMBAHASAN  
A.  Skenario Peningkatan Suhu Bumi
Suhu bumi yang semakin meningkat setidaknya berhubungan dengan tiga skenario berikut ini :
1.   Jumlah populasi manusia yang semakin banyak
Manusia pada dasarnya adalah industri yang berjalan. Semakin banyak manusia, semakin banyak jumlah industri yang bergerak ke sana ke mari. Manusia sebagimana sebuah industri memerlukan bahan bakar, berupa makanan. Makanan yang dikonsumsi mulai dari nasi, sate, roti, gula, dan lain – lain akan dibakar dengan oksigen yang menghasilkan tenaga atau energi.
Oksigen diperoleh dari udara yang masuk bersama pernafasan. Tenaga manusia digunakan untuk menulis, mencangkul, berpikir, lari pagi, belanja ke pasar, dan lain sebaginya. Semakin banyak jumlah manusia, semakin banyak energi yang dikonsumsi, produksi kentang semakin diperlukan, produksi padi semakin besar.
Limbah pembakaran metabolisme manusia adalah CO2 atau karbon dioksida yang dikeluarkan melalui jalan napas. Semakin banyak manusia semakin banyak CO2 dikeluarkan. Selain itu manusia juga seperti halnya mesin mengeluarkan panas yang diradiasikan ke sekeliling ruangan dan lingkungan. Ibarat mesin, selain energi yang dihasilkan, limbah pun semakin banyak.

2.   Semakin maju masyarakat disebuah negara atau  wilayah
Dua negara raksasa yang sedang menggeliat dan memilki penduduk lebih dari satu miliar, yakni China dan India kini mulai meningkat produksi karbon dioksidanya. Hal tersebut sejalan dengan konsumsi energi per kapita penduduk serta angka kelahiran yang luar biasa. Industri semakin banyak, mobil semakin memenuhi jalanan, semua menghasilkan karbon dioksida(CO2). Semua manusia dengan aneka industri dan kegiatan sosial ekonominya menghasilkan CO2. Seharusnya ini adalah tugas hutan – hutan belantar untuk mengubahnya menjadi oksigen yang dibutuhkan makhluk hidup. Hutan dikonversi menjadi kota dan berbagai keperluan hidup masyrakat modern lainnya. Sebagai akibatnya gas CO2 membumbung tinggi menyelimuti atmosfer bumi dan menimbulkan efek rumah kaca.

3.   Efek Rumah Kaca
Efek Rumah Kaca (Greenhouse gases effect) bukanlah panas yang diakibatkan oleh gedung tinggi di perkotaan yang penuh dengan kaca atau berdinding kaca. Akibat terkumpulnya gas CO2 di atmosfer erta gas – gas lain seperti methane (CH4) dan NO2, seolah – olah bumi terselimuti oleh lapisan gas CO2. Kalau cuaca siang hari manusia diselimuti lapisan selimut tebal, maka akan terasa panas. Dalam hal bumi diselimuti gas CO2 , panas yang diterima matahari tidak leluasa dipantulkan atau kembali ke jagad raya, namun di pantulkan ke selimut CO2  tadi, yang akan dipantulkan kembali ke bumi. Sebagai akibatnya bumi akan terasa. Analogi ini adalah ketika, cuaca mendung dengan kelembapan tinggi, maka hawa terasa panas menyesakkan. Istilah Rumah Kaca adalah sebuah analogi. Kalau kita berada di sebuah ruangan yang memilki dinding dan atap terbuat dari kaca yang transparan, maka sinar matahari akan leluasa masuk dan menghangatkan bahkan memanaskan ruangan di dalamnya. Panas yang timbul tidak bisa dikeluarkan.
 














Peningkatan suhu bumi memiliki potensi dampak terhadap kejadian penyakit penduduk di bumi. Dampak tersebut bisa langsung karena peningkatan suhu bumi atau dampak tidak langsung:
1.   Dampak Langsung
Dampak lngsung adalah terjadinya perubahan iklim, gelombang panas atau heat waves serta musim dingin yang sangat ekstrim (Mackenbach, 2002; Baum 2002;Bertoloso, 2003) geombang panas dapat membuat jantung bekerja lebih keras untuk mendinginkan badan (aliran sirkulasi darah tambah giat ) kalau jantung terbatas bisa fatal. Hal ini lazim dikenal dengan istilah heat exhaustion. Tahun 1995 gelombang panas telah menyebabkan kematian 700 orang di chicago.

2.   Dampak Tidak Langsung
Salah satu dampak secara tidak langsung dari pemanasan bumi adalah perubahan penyakit yang ditularkan nyamuk (vektor borne disease). Hal ini disebabkan oleh perubahan bionomik nyamuk. Seperti diketahui, nyamuk anopheles penular malaria hanya bisa hidup di atas 15˚C. Dalam suhu yang meningkat apalagi dengan kelembapan tertentu, perilaku nyamuk akan semakin beringas dan keinginan untuk melakukan perkawinan sesama nyamuk semakin meningkat. Biasanya sehabis mengadakan perkawinan, maka perilaku keinginan menggigit manusia atau binatang semakin meningkat. Secara naluriah, untuk memproduksi telur nyamuk, nyamuk memerlukan protein manusia atau darah binatang. Dengan adanya peningkatan suhu, maka diperkirakan nyamuk bisa merambah ke gnung – gunung yang tinggi serta hidup di negara – negara subtropis. Suhu 20 – 30 derajat dengan kelembapan di atas 60% merupakan suhu ideal bagi kehidupan nyamuk. Tentu saja curah hujan. Diperkirakan kejadian malaria dan penyakit lain yang ditularkan melalui vektor (nyamuk) akan menigakat. Hal ini diakibatkan oleh makin cepatnya perkembangbiakan nyamuk, serta pendeknya masa kematangan parasit dalam nyamuk, angka gigitan rata-rata yang meningkat (biting rate), juga kegiatan reproduksi nyamuk, akibat suhu global yang semakin panas.

B.  Globalisasi dan Perubahan Lingkungan
1.  Makna Globalisasi dan Kejadian Penyakit
Menurut asal katanya, kata "GLOBALISASI" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Globalisasi adalah proses penyebaran unsur-unsur baru khususnya yang menyangkut informasi secara mendunia melalui media cetak maupun elektronik.
Semakin berkembangnya zaman menuju era globalisasi dan perdagangan bebas, berefek pada perdagangan baik itu perdagangan jasa maupun perdagangan barang. Dalam hal ini sistem kesehatan juga ikut terkena dampaknya yaitu keterlibatan perdagangan bebas dalam hal perdagangan jasa kesehatan. Dalam perdagangan jasa kesehatan sendiri secara internasional diatur oleh WTO (World Trade Organization) karena tenaga kesehatan dalam dianggap sebagai tenaga kesehatan sehingga regulasinya diatur oleh badan internasional yang mengurusi masalah ketenagakerjaan ini.
Bagi bangsa Indonesia, tidak saja menerima globalisasi namun juga memberikan kontribusi terhadap proses globalisasi itu sendiri. Bahkan sebagian nenek moyang orang Indonesia ada yang datang dari Vietnam, Negeri Champa, pulau-pulau Pasifik dan mungkin ada rombongan terdahulu yang menghuni pulau-pulau di Nusantara pada hakikatnya adalah proses globalisasi secara harfiah. Meski tidak ada catatan khusus tentang kedatangan orang-orang Indonesia bahwa mereka membawa  penyakit, namun buku Island Epidemic karangan Cliff P.Hanget and Smallman Raynor (2000) menggambarkan bahwa sebuah pulau di Pasific bisa ‘Musnah’ karena ‘kedatangan penyakit’ yang dibawa para ekspedisi laut  orang-orang Eropa.
Globalisasi juga bermakna pergerakan manusia. Manusia akan bergerak baik untuk tujuan leisure, atau bersenang-senang, tujuan bisnis , tujuan migrasi, atau pedagangan. Seperti kita ketahui banyak mikroba sangat tergantung kepada manusia. Seperti halnya KTP atau Kartu Identitas lainnya yang selalu menempel di badan manusia, maka ada sejumlah virus maupun bakteri yang hanya bia hidup di tubuh manusia. Misalnya Haemopilus Influinzae, Virus Polio, Virus Eppsteinbarr, dan lainnya. Pergerakan manusia berarti pergerkan sumber penyakit.

2.  Dampak Globalisasi terhadap Kejadian Penyakit
Dampak globaliasi terhadap kejadian penyakit sangat kompleks. Tergantung memilah pilahnya. Dampak bisa terjadi secara negatif maupun positif terhadap kejadian penyakit dan pengendalian. Dampak negatif misalnya efek terhadap harga obat-obatan, yang pada umumnya menjdaikan harga obat sesuai ukuran dolar Amerika. Yang pada akhirnya masalah keterjangkauan pengendalian penyakit terutama penyakit menular.
Dampak lain terhadap penyakit, berkisar kepada perjalanan dan persebaran penyakit, maupun faktor resiko penyakit menular atau tidak menular.  
Yach and Bettcher (1998) secara sistematik menguraikan dampak globalisasi baik positif maupun negatif, baik langsung maupun tidak langsung. Yang diuraikan sebagai berikut :
a.   Kejadian Penyakit dan Pola penyakit
Seperti yang telah diuraikan akibat pergerakan manusia berbagai penyakit menular bergerak secepat pesawat terbang. Misalnya saja ketersediaan vektor atau media penular penyakit. Dan sebaliknya penyakit dari negara maju bisa merambah ke negara berkembang, terutama penyakit menular langsung.
b.   Dampak terhadap Pelayanan Kesehatan
Akibat perkembangan atau kemajuan teknologi kedokteran, maka pembiayaan (kesehatan) negara berkembang menjadi mahal. Semakin makmur Indonesia, Rumah-rumah Sakit yang terkenal di luar negeri akan membuka cabang di Indonesia. Institusi pelayanan semacam ini akan dinikmati oleh orang-orang yang memilki pendapatan besar.
c.   Sistem Kesehatan
Indonesia harus memilki sistem deteksi dini penyakit. Disamping itu, kedudukan supra bodies seperti GATTS WTO berbagai kesepakatan internasional lain, akan memengaruhi sistem kesehatan serta pelaksanaannya dalam suatu negara. Sistem kesehatan Indonesia harus menyesuaikan, terutama hal – hal berkenaan dengan sistem pembiayaan, termasuk di dalammnya asuransi kesehatan.
d.   Riset dan Profesi
Akan terjadinya Internasionalisasi kegiatan penelitian serta profesi. Penelitian yang sifatnya transnasional, lintas negara merupakan salah satu agenda.

3.  Pengaruh Globalisasi terhadap Perubahan Lingkungan
Pengaruh globalisasi memilki beberapa pengaruh, salah satunya adalah perubahan cuaca dan lautan dapat mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan panas (heat stroke) dan kematian. Temperatur yang panas juga dapat menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul kelaparan danmalnutrisi. Perubahan cuaca yang ekstrem dan peningkatan permukaan air laut akibat mencairnya es di kutub utara dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan bencana alam (banjir, badai dan kebakaran) dan kematian akibat trauma. Timbulnya bencana alam biasanya disertai dengan perpindahan penduduk ke tempat-tempat pengungsian dimana sering muncul penyakit, seperti: diare, malnutrisi,defisiensi mikronutrien, trauma psikologis, penyakit kulit, dan lain-lain.








BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
1.   Skenario Peningkatan suhu bumi, berhubungan dengan tiga skenario, yaitu:
a.  Jumlah populasi manusia yang semakin banyak
b.  Semakin maju masyarakat disebuah negara atau  wilayah
c.   Efek Rumah Kaca
2.   Pengaruh globalisasi terhadap perubahan lingkungan adalah mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan panas (heat stroke) dan kematian. Temperatur yang panas juga dapat menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul kelaparan danmalnutrisi.

B.  Saran
1.   Kepada masyarakat agar tetap memelihara lingkungan sehingga, lingkungan kita tetap hijau dan efek terhadap global warming dapat di minimalisir.
2.   Kepada institusi kesehatan dan Pemerintah agar mengadakan kegiatan yang dapat membantu masyarakat untuk mengurangi global warming, misalnya  mengadakan Program kegiatan penghijauan.













DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, Umar Fahmi.2011. Dasar-Dasar Penyakit Berbasis Lingkungan. Jakarta: Rajawali Pers.




0 komentar:

Makalah Perubahan Lingkungan Global dan Pengaruhnya terhadap Kejadian Penyakit

Written on 08.38.00 by Unknown



Mata Kuliah        : Penyakit Berbasis Lingkungan
Dosen                 : Djoko Purwoko, SKM.,M.Kes

Makalah Perubahan Lingkungan Global dan Pengaruhnya
 Terhadap Kejadian Penyakit








 Oleh :
EVI NURSYAFITRI
PO.71.4.221.13.2.012

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI D.IV

2014




Kata Pengantar
Bismillahirrahmanirrahim.
              Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Makalah
Penyakit Berbasis Lingkungan dengan judul “Perubahan Lingkungan Global Pengaruhnya Terhadap Kejadian Penyakit ” ini dapat selesai dengan tepat waktu. Terwujudnya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.   Bapak Djoko Purwoko, SKM.,M.Kes selaku dosen pengampu pada mata kuliah Penyakit Berbasis Lingkungan yang telah memberikan ilmu  dan sumbangsinya dalam menyusun makalah ini.
2.   Orang Tuaku tercinta yang telah memberikan motivasi dan dukungan baik moral maupun spiritual.
3.   Teman-teman yang tercinta yang telah sabar untuk meluangkan waktunya untuk berdiskusi dalam menyusun makalah ini.
4.   Dan semua pihak yang telah membantu dalam  menyusun makalah ini.
Dalam makalah ini terdapat beberapa pembahasan materi mengenai “Bagaimana pengaruh globalisasi terhadap perubahan lingkungan. Namun dalam penyusunannya masih terdapat banyak kekurangan oleh karena itu kritik dan saran  yang membangun diharapkan penulis dari semua pihak, agar kedepannya lebih baik lagi dalam menyusun makalah.  
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik itu  penulis terlebih kepada pembacanya.
Wasallam  

Makassar,    Desember  2014




Penulis






DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI  ............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang .............................................................................................. 1
B.    Tujuan ........................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Skenario Peningkatan Suhu Bumi................................................................. 3
B.    Globalisasi dan Perubahan Lingkungan........................................................ 6
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan.................................................................................................... 9
B.    Saran ............................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Dunia berubah dengan cepat dalam suatu dekade terakhir. Bumi mengalami perubahan lingkungan yang amat cepat. Penduduk bertambah, pergerakan barang dan jasa akibat kebijakan dunia yakni globalisasi telah menyebabkan dampak terhadap pergerakan dan persebaran penyakit, perubahan – perubahan duniaa tersebut ditandai pula dengan akselerasi penerapan teknologi genome. Selain itu, bumi juga mengalami perubahan iklim dan pemanasan suhu global atau lazim disebut global warming. Ada tiga tingkat determinan utama penyebab perubahan lingkungan dan/atau bagaimana masyarakat memandang lingkungan yang sedang berlangsung, yakni penerapan teknologi genome di bidang kesehatan, pemanasan suhu bumi, dan globalisasi. Apa dampaknya terhadap kejadian penyakit ?
Dua determinan utama penyebab perubahan lingkungan global adalah pertambahan penduduk dunia dan globalisasi yang memicu lompatan pertumbuhan sosial ekonomi di berbagai belahan dunia. Pertumbuhan sosial ekonomi selama ini menggunakan teknologi yang cenderung tidak ramah lingkungan. Dengan pola konsumsi energi yang sekarang ada, yakni pembakaran karbon, serta pertumbuhan penduduk yang nyaris sulit dikendalikan, maka produksi gas buang karbon dioksida atau CO2 semakin meningkat (Baum, 2002;Last,2002). Di dalam proses yang dianggap alamiah,  CO2 ini seharusnya bisa dievakuasi atau diubah menjadi oksigen dan ikatan karbon lainnya. Hal ini dilakukan oleh tanaman yang berada di kota maupun di hutan – hutan di Kalimantan adalah salah satu paru-paru dunia, yang menghasilkan oksigen yang sangat diperlukan oleh kehidupan, mulai dari bakteri, binatang hingga spesies manusia yang menghuni bumi secara bersama. Sehingga kalau hutan semakin gundul, CO2 semakin terkumpul. Hutan di dunia yang memiliki fungsi dan tugas mengubah CO2 menjadi oksigen yang sangat diperlukan manusia dan makhluk hidup lainnya, diperkirakan semakin tipis, terutama di negara – negara miskin.

Pemanasan global juga menyebabkan musim penyerbukan berlangsung lebih lama sehingga meningkatkan resiko munculnya penyakit yang ditimbulkan oleh kutu di wilayah Eropa Utara. Peyakit lain yang teridentifikasi adalah lyme, yang disebabkan oleh semacam bakteri di Amerika Utara, Eropa, dan Asia. Gejalanya berupa sakit kepala, kejang, dan nyeri sendi. Penyakit itu berpindah melalui gigitan sejenis kutu rusa yang yang telah terinfeksi lyme. Bakteri yang sama juga benyek ditemukan pada tikus. Dampak lain yang terasa adalah nyamuk-nyamuk semakin berkembang biak erutama di Afrika dan Asia. Dua penyakit serius akibat gigitan nyamuk, yaitu   malaria dan demam berdarah dengue, sangat sensitif terhadap perubahan iklim. Di Indonesia kita sudah merasakannya langsung, yakni tingginya angka korban yang menderita demam berdarah.Berbagai penyakit, baik infeksi maupun penyakit menular, berpotensi meningkat akibat pengaruh kenaikan suhu bumi atau pemanasan global. Sebagai negara tropis, Indonesia akan mengalami peningkatan berbagai penyakit seperti malaria, diare, flu burung, sampai penyakit akibat pencemaran lingkungan.

B.  Tujuan
1.   Untuk mengetahui skenario dampak peningkatan suhu bumi
2.   Untuk mengetahui globalisasi dan perubahan lingkungan














BAB II
PEMBAHASAN  
A.  Skenario Peningkatan Suhu Bumi
Suhu bumi yang semakin meningkat setidaknya berhubungan dengan tiga skenario berikut ini :
1.   Jumlah populasi manusia yang semakin banyak
Manusia pada dasarnya adalah industri yang berjalan. Semakin banyak manusia, semakin banyak jumlah industri yang bergerak ke sana ke mari. Manusia sebagimana sebuah industri memerlukan bahan bakar, berupa makanan. Makanan yang dikonsumsi mulai dari nasi, sate, roti, gula, dan lain – lain akan dibakar dengan oksigen yang menghasilkan tenaga atau energi.
Oksigen diperoleh dari udara yang masuk bersama pernafasan. Tenaga manusia digunakan untuk menulis, mencangkul, berpikir, lari pagi, belanja ke pasar, dan lain sebaginya. Semakin banyak jumlah manusia, semakin banyak energi yang dikonsumsi, produksi kentang semakin diperlukan, produksi padi semakin besar.
Limbah pembakaran metabolisme manusia adalah CO2 atau karbon dioksida yang dikeluarkan melalui jalan napas. Semakin banyak manusia semakin banyak CO2 dikeluarkan. Selain itu manusia juga seperti halnya mesin mengeluarkan panas yang diradiasikan ke sekeliling ruangan dan lingkungan. Ibarat mesin, selain energi yang dihasilkan, limbah pun semakin banyak.

2.   Semakin maju masyarakat disebuah negara atau  wilayah
Dua negara raksasa yang sedang menggeliat dan memilki penduduk lebih dari satu miliar, yakni China dan India kini mulai meningkat produksi karbon dioksidanya. Hal tersebut sejalan dengan konsumsi energi per kapita penduduk serta angka kelahiran yang luar biasa. Industri semakin banyak, mobil semakin memenuhi jalanan, semua menghasilkan karbon dioksida(CO2). Semua manusia dengan aneka industri dan kegiatan sosial ekonominya menghasilkan CO2. Seharusnya ini adalah tugas hutan – hutan belantar untuk mengubahnya menjadi oksigen yang dibutuhkan makhluk hidup. Hutan dikonversi menjadi kota dan berbagai keperluan hidup masyrakat modern lainnya. Sebagai akibatnya gas CO2 membumbung tinggi menyelimuti atmosfer bumi dan menimbulkan efek rumah kaca.

3.   Efek Rumah Kaca
Efek Rumah Kaca (Greenhouse gases effect) bukanlah panas yang diakibatkan oleh gedung tinggi di perkotaan yang penuh dengan kaca atau berdinding kaca. Akibat terkumpulnya gas CO2 di atmosfer erta gas – gas lain seperti methane (CH4) dan NO2, seolah – olah bumi terselimuti oleh lapisan gas CO2. Kalau cuaca siang hari manusia diselimuti lapisan selimut tebal, maka akan terasa panas. Dalam hal bumi diselimuti gas CO2 , panas yang diterima matahari tidak leluasa dipantulkan atau kembali ke jagad raya, namun di pantulkan ke selimut CO2  tadi, yang akan dipantulkan kembali ke bumi. Sebagai akibatnya bumi akan terasa. Analogi ini adalah ketika, cuaca mendung dengan kelembapan tinggi, maka hawa terasa panas menyesakkan. Istilah Rumah Kaca adalah sebuah analogi. Kalau kita berada di sebuah ruangan yang memilki dinding dan atap terbuat dari kaca yang transparan, maka sinar matahari akan leluasa masuk dan menghangatkan bahkan memanaskan ruangan di dalamnya. Panas yang timbul tidak bisa dikeluarkan.
 














Peningkatan suhu bumi memiliki potensi dampak terhadap kejadian penyakit penduduk di bumi. Dampak tersebut bisa langsung karena peningkatan suhu bumi atau dampak tidak langsung:
1.   Dampak Langsung
Dampak lngsung adalah terjadinya perubahan iklim, gelombang panas atau heat waves serta musim dingin yang sangat ekstrim (Mackenbach, 2002; Baum 2002;Bertoloso, 2003) geombang panas dapat membuat jantung bekerja lebih keras untuk mendinginkan badan (aliran sirkulasi darah tambah giat ) kalau jantung terbatas bisa fatal. Hal ini lazim dikenal dengan istilah heat exhaustion. Tahun 1995 gelombang panas telah menyebabkan kematian 700 orang di chicago.

2.   Dampak Tidak Langsung
Salah satu dampak secara tidak langsung dari pemanasan bumi adalah perubahan penyakit yang ditularkan nyamuk (vektor borne disease). Hal ini disebabkan oleh perubahan bionomik nyamuk. Seperti diketahui, nyamuk anopheles penular malaria hanya bisa hidup di atas 15˚C. Dalam suhu yang meningkat apalagi dengan kelembapan tertentu, perilaku nyamuk akan semakin beringas dan keinginan untuk melakukan perkawinan sesama nyamuk semakin meningkat. Biasanya sehabis mengadakan perkawinan, maka perilaku keinginan menggigit manusia atau binatang semakin meningkat. Secara naluriah, untuk memproduksi telur nyamuk, nyamuk memerlukan protein manusia atau darah binatang. Dengan adanya peningkatan suhu, maka diperkirakan nyamuk bisa merambah ke gnung – gunung yang tinggi serta hidup di negara – negara subtropis. Suhu 20 – 30 derajat dengan kelembapan di atas 60% merupakan suhu ideal bagi kehidupan nyamuk. Tentu saja curah hujan. Diperkirakan kejadian malaria dan penyakit lain yang ditularkan melalui vektor (nyamuk) akan menigakat. Hal ini diakibatkan oleh makin cepatnya perkembangbiakan nyamuk, serta pendeknya masa kematangan parasit dalam nyamuk, angka gigitan rata-rata yang meningkat (biting rate), juga kegiatan reproduksi nyamuk, akibat suhu global yang semakin panas.

B.  Globalisasi dan Perubahan Lingkungan
1.  Makna Globalisasi dan Kejadian Penyakit
Menurut asal katanya, kata "GLOBALISASI" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Globalisasi adalah proses penyebaran unsur-unsur baru khususnya yang menyangkut informasi secara mendunia melalui media cetak maupun elektronik.
Semakin berkembangnya zaman menuju era globalisasi dan perdagangan bebas, berefek pada perdagangan baik itu perdagangan jasa maupun perdagangan barang. Dalam hal ini sistem kesehatan juga ikut terkena dampaknya yaitu keterlibatan perdagangan bebas dalam hal perdagangan jasa kesehatan. Dalam perdagangan jasa kesehatan sendiri secara internasional diatur oleh WTO (World Trade Organization) karena tenaga kesehatan dalam dianggap sebagai tenaga kesehatan sehingga regulasinya diatur oleh badan internasional yang mengurusi masalah ketenagakerjaan ini.
Bagi bangsa Indonesia, tidak saja menerima globalisasi namun juga memberikan kontribusi terhadap proses globalisasi itu sendiri. Bahkan sebagian nenek moyang orang Indonesia ada yang datang dari Vietnam, Negeri Champa, pulau-pulau Pasifik dan mungkin ada rombongan terdahulu yang menghuni pulau-pulau di Nusantara pada hakikatnya adalah proses globalisasi secara harfiah. Meski tidak ada catatan khusus tentang kedatangan orang-orang Indonesia bahwa mereka membawa  penyakit, namun buku Island Epidemic karangan Cliff P.Hanget and Smallman Raynor (2000) menggambarkan bahwa sebuah pulau di Pasific bisa ‘Musnah’ karena ‘kedatangan penyakit’ yang dibawa para ekspedisi laut  orang-orang Eropa.
Globalisasi juga bermakna pergerakan manusia. Manusia akan bergerak baik untuk tujuan leisure, atau bersenang-senang, tujuan bisnis , tujuan migrasi, atau pedagangan. Seperti kita ketahui banyak mikroba sangat tergantung kepada manusia. Seperti halnya KTP atau Kartu Identitas lainnya yang selalu menempel di badan manusia, maka ada sejumlah virus maupun bakteri yang hanya bia hidup di tubuh manusia. Misalnya Haemopilus Influinzae, Virus Polio, Virus Eppsteinbarr, dan lainnya. Pergerakan manusia berarti pergerkan sumber penyakit.

2.  Dampak Globalisasi terhadap Kejadian Penyakit
Dampak globaliasi terhadap kejadian penyakit sangat kompleks. Tergantung memilah pilahnya. Dampak bisa terjadi secara negatif maupun positif terhadap kejadian penyakit dan pengendalian. Dampak negatif misalnya efek terhadap harga obat-obatan, yang pada umumnya menjdaikan harga obat sesuai ukuran dolar Amerika. Yang pada akhirnya masalah keterjangkauan pengendalian penyakit terutama penyakit menular.
Dampak lain terhadap penyakit, berkisar kepada perjalanan dan persebaran penyakit, maupun faktor resiko penyakit menular atau tidak menular.  
Yach and Bettcher (1998) secara sistematik menguraikan dampak globalisasi baik positif maupun negatif, baik langsung maupun tidak langsung. Yang diuraikan sebagai berikut :
a.   Kejadian Penyakit dan Pola penyakit
Seperti yang telah diuraikan akibat pergerakan manusia berbagai penyakit menular bergerak secepat pesawat terbang. Misalnya saja ketersediaan vektor atau media penular penyakit. Dan sebaliknya penyakit dari negara maju bisa merambah ke negara berkembang, terutama penyakit menular langsung.
b.   Dampak terhadap Pelayanan Kesehatan
Akibat perkembangan atau kemajuan teknologi kedokteran, maka pembiayaan (kesehatan) negara berkembang menjadi mahal. Semakin makmur Indonesia, Rumah-rumah Sakit yang terkenal di luar negeri akan membuka cabang di Indonesia. Institusi pelayanan semacam ini akan dinikmati oleh orang-orang yang memilki pendapatan besar.
c.   Sistem Kesehatan
Indonesia harus memilki sistem deteksi dini penyakit. Disamping itu, kedudukan supra bodies seperti GATTS WTO berbagai kesepakatan internasional lain, akan memengaruhi sistem kesehatan serta pelaksanaannya dalam suatu negara. Sistem kesehatan Indonesia harus menyesuaikan, terutama hal – hal berkenaan dengan sistem pembiayaan, termasuk di dalammnya asuransi kesehatan.
d.   Riset dan Profesi
Akan terjadinya Internasionalisasi kegiatan penelitian serta profesi. Penelitian yang sifatnya transnasional, lintas negara merupakan salah satu agenda.

3.  Pengaruh Globalisasi terhadap Perubahan Lingkungan
Pengaruh globalisasi memilki beberapa pengaruh, salah satunya adalah perubahan cuaca dan lautan dapat mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan panas (heat stroke) dan kematian. Temperatur yang panas juga dapat menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul kelaparan danmalnutrisi. Perubahan cuaca yang ekstrem dan peningkatan permukaan air laut akibat mencairnya es di kutub utara dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan bencana alam (banjir, badai dan kebakaran) dan kematian akibat trauma. Timbulnya bencana alam biasanya disertai dengan perpindahan penduduk ke tempat-tempat pengungsian dimana sering muncul penyakit, seperti: diare, malnutrisi,defisiensi mikronutrien, trauma psikologis, penyakit kulit, dan lain-lain.








BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
1.   Skenario Peningkatan suhu bumi, berhubungan dengan tiga skenario, yaitu:
a.  Jumlah populasi manusia yang semakin banyak
b.  Semakin maju masyarakat disebuah negara atau  wilayah
c.   Efek Rumah Kaca
2.   Pengaruh globalisasi terhadap perubahan lingkungan adalah mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan panas (heat stroke) dan kematian. Temperatur yang panas juga dapat menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul kelaparan danmalnutrisi.

B.  Saran
1.   Kepada masyarakat agar tetap memelihara lingkungan sehingga, lingkungan kita tetap hijau dan efek terhadap global warming dapat di minimalisir.
2.   Kepada institusi kesehatan dan Pemerintah agar mengadakan kegiatan yang dapat membantu masyarakat untuk mengurangi global warming, misalnya  mengadakan Program kegiatan penghijauan.













DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, Umar Fahmi.2011. Dasar-Dasar Penyakit Berbasis Lingkungan. Jakarta: Rajawali Pers.




If you enjoyed this post Subscribe to our feed