Rabu, 25 Maret 2015
Mata
Kuliah : Ilmu Budaya Sehat

MAKALAH
“Proses Perkembangan
Kebudayaan”
Oleh Kelompok 8:
v
Asmila Warni PO.71.4.221.13.2.008
v
Evi Nursyafitri PO.71.4.221.13.2.012
v
Hendrik PO.71.4.221.13.2.018
v
Sirma Mangiri PO.71.4.221.13.2.043
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI D.IV
2013/2014
Kata Pengantar
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Makalah Ilmu Budaya Sehat dengan judul “Proses Perkembangan Kebudayaan” ini dapat selesai dengan tepat waktu. Terwujudnya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada:
Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Makalah Ilmu Budaya Sehat dengan judul “Proses Perkembangan Kebudayaan” ini dapat selesai dengan tepat waktu. Terwujudnya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Ibu Sulasmi, SKM.,M.Kes selaku
dosen pengampu pada mata kuliah Ilmu Budaya Sehat yang telah
memberikan ilmu dan sumbangsinya dalam
menyusun makalah ini.
2.
Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan
motivasi dan dukungan baik moral maupun spiritual.
3.
Teman-teman yang tercinta yang telah sabar untuk
meluangkan waktunya untuk berdiskusi dalam menyusun makalah ini.
4.
Dan semua pihak yang telah membantu dalam menyusun makalah ini.
Dalam makalah ini terdapat beberapa
pembahasan materi mengenai “ Proses-proses perkembangan kebudayaan
yang ada di Indonesia ”. Namun dalam
penyusunannya masih terdapat banyak kekurangan oleh karena itu kritik dan saran
yang membangun
diharapkan penulis dari semua pihak, agar kedepannya lebih baik lagi dalam
menyusun makalah.
Akhir kata semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik itu
penulis terlebih kepada pembacanya.
Wasallam
Makassar, November 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
A.
Latar Belakang ........................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah..................................................................................... 2
C.
Tujuan .......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 3
A.
Proses Perkembangan Kebudayaan di Indonesia .............................. 3
B.
Dampak Perkembangan Kebudayaan di Indonesia ........................... 8
BAB III PENUTUP................................................................................................... 11
A.
Kesimpulan.................................................................................................. 11
B.
Saran ........................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah
bangsa yang majemuk, terkenal dengan keanekaragaman dan
keunikannya. “Kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia merupakan
kebudayaan yang majemuk dan sangat kaya ragamnya. Perbedaan yang terjadi dalam
kebudayaan Indonesia dikarekan proses pertumbuhan yang berbeda dan pengaruh
dari budaya lain yang ikut bercampur di dalamnya”. (Kong Fu Tse,
1970). Di setiap budaya tersebut terdapat nilai-nilai sosial dan seni yang
tinggi. Seiring dengan masuknya era globalisasi saat ini, turut mengiringi
budaya-budaya asing yang masuk ke Indonesia.
Negara Indonesia
mempunyai norma-norma yang harus dipatuhi oleh masyarakatnya. Setiap butir
norma memiliki peranan masing-masing dalam mengatur hidup manusia (Soekamto,
1984). Norma merupakan suatu ketetapan yang ditetapkan oleh manusia dan wajib
dipatuhi oleh masyarakat dan memiliki manfaat positif bagi kelangsungan hidup
khalayak.
Pada kondisi saat
ini, kebudayaan mulai ditinggalkan bahkan sebagian masyarakat Indonesia malu
akan kebudayaannya sebagai jati diri sebuah bangsa. Hal ini mengakibatkan
hilangnya keanekaragaman budaya Indonesia secara perlahan-lahan, yang tidak
terlepas dari pengaruh budaya.
Generasi muda
termasuk mahasiswa di dalamnya, baik disadari atau tidak memegang amanah dalam
menjaga kelestarian keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh Indonesia. Dalam
menjaga kelestarian budaya Indonesia tersebut banyak cara yang dapat dilakukan
sesuai dengan kemampuan dan batasan-batasan yang ada.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana dampak
kebudayaan yang ada di Indonesia baik secara negatif maupun positifnya serta
bagaimana perkembangan kebudayaan di Indonesia.
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui Proses Perkembangan kebudayaan Indonesia
2.
Untuk mengetahui Dampak perkembangan
kebudayaan Indonesia dengan kehidupan masyarakat Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Proses Perkembangan Kebudayaan di Indonesia
Berbicara tentang kebudayaan Indonesia yang ada dibayangan
kita adalah sebuah budaya yang sangat beraneka ragam. Bagaimana tidak,
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, hal inilah yang
menyebabkan Indonesia memiliki kebudayaan yang beraneka ragam. Kebudayaan dapat
didefinisikan sebagai suatu keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk
sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterpretasi lingkungan dan
pengalamannya, serta menjadi pedoman bagi tingkah lakunya. Suatu
kebudayaan merupakan milik bersama anggota suatu masyarakat atau suatu golongan
sosial, yang penyebarannya kepada anggota-anggotanya dan pewarisannya kepada
generasi berikutnya dilakukan melalui proses belajar dan dengan
menggunakan simbol-simbol yang terwujud dalam bentuk yang terucapkan maupun
yang tidak (termasuk juga berbagai peralatan yang dibuat oleh manusia). Dengan
demikian, setiap anggota masyarakat mempunyai suatu pengetahuan mengenai
kebudayaannya tersebut yang dapat tidak sama dengan anggota-anggota lainnya,
disebabkan oleh pengalaman dan proses belajar yang berbeda dan karena
lingkungan-lingkungan yang mereka hadapi tidak selamanya sama.
Kebudayaan yang dimiliki oleh suatu bangsa merupakan keseluruhan hasil
cipta, karsa, dan karya manusia. Indonesia sendiri sebagai Negara kepulauan
dikenal dengan keberagaman budayanya, yang mana keanekaragaman itulah
menunjukkan betapa pentingnya aspek kebudayaan bagi suatu Negara. Karena jelas
bahwa kebudayaan adalah suatu identitas dan jati diri bagi suatu bangsa dan
Negara. Proses perkembangan budaya dapat terjadi melalui penetrasi. penetrasi
kebudayaan adalah masuknya pengaruh suatu kebudayaan ke kebudayaan lainnya.
Penetrasi kebudayaan dapat terjadi dengan dua cara:
Kebudayaan yang
dimiliki oleh suatu bangsa merupakan keseluruhan hasil cipta, karsa, dankarya
manusia. Indonesia sendiri sebagai Negara kepulauan dikenal dengan keberagaman budayanya,
yang mana keanekaragaman itulah menunjukkan betapa pentingnya aspekkebudayaan
bagi suatu Negara. Karena jelas bahwa kebudayaan adalah suatu identitas dan
jati diri bagi suatu bangsa dan Negara.
Proses perkembangan
budaya dapat terjadi melalui penetrasi. penetrasi kebudayaan adalahmasuknya
pengaruh suatu kebudayaan ke kebudayaan lainnya. Penetrasi kebudayaan dapat terjadi
dengan dua cara:
1. Penetrasi Damai
Merupakan proses masuknya sebuah kebudayaan dengan
jalan damai. Misalnya,masuknya pengaruh kebudayaan Hindu dan Islam ke
Indonesia. Contoh lainnya sepertikebudayaan Tionghoa, kebudayaan India dan
kebudayaan Arab. Kebudayaan India masukmelalui proses yang damai yaitu melalui
penyebaran agama Hindu dan Buddha di Nusantarayang jauh sebelum Indonesia
terbentuk.
Kerajaan-kerajaan yang bernafaskan agama Hindu
danBudha sempat mendominasi Nusantara pada abad ke-5 Masehi ditandai dengan
berdirinyakerajaan tertua di Nusantara, Kutai, sampai pada penghujung abad
ke-15 Masehi.
Kebudayaan Tionghoa masuk dan mempengaruhi
kebudayaan Indonesia karena interaksi perdagangan yang intensif antara
pedagang - pedagang Tionghoa dan Nusantara (Sriwijaya).
Selain itu,
banyak pula yang masuk bersama perantau-perantau Tionghoa yang datang
daridaerah selatan Tiongkok dan menetap di Nusantara. Mereka menetap dan
menikahi penduduklokal menghasilkan perpaduan kebudayaan Tionghoa dan lokal
yang unik. Kebudayaan sepertiinilah yang kemudian menjadi salah satu akar
daripada kebudayaan lokal modern di Indonesiasemisal kebudayaan Jawa dan
Betawi.Penerimaan kedua macam kebudayaan tersebut tidak mengakibatkan konflik,
tetapi memperkayakhasanah budaya masyarakat setempat. Pengaruh kedua kebudayaan
ini pun tidakmengakibatkan hilangnya unsur-unsur asli budaya masyarakat. Penyebaran
kebudayaan secara damai akan menghasilkan Akulturasi, Asimilasi,
atau Sintesis.
.Akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan
sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli.
Contohnya, bentuk bangunan Candi Borobudur yang merupakan perpaduan antara
kebudayaan asli Indonesia dan kebudayaan India.
Asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan
sehingga membentuk kebudayaan baru.
Sedangkan Sintesis adalah bercampurnya dua
kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya sebuah kebudayaan baru yang
sangat berbeda dengan kebudayaan asli.
2. Penetrasi
kekerasan (penetration violante)
Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara
memaksa dan merusak. Contohnya, masuknya kebudayaan Barat ke Indonesia pada
zaman penjajahan disertai dengan kekerasan sehingga menimbulkan
goncangan-goncangan yang merusak keseimbangan dalam masyarakat. Wujud
budaya dunia barat antara lain adalah budaya dari Belanda yang menjajah
selama 350 tahun lamanya. Budaya warisan Belanda masih melekat di Indonesia
antara lain pada sistem pemerintahan Indonesia. Secara garis besar
kebudayaan Indonesia dapat kita klasifikasikan dalam dua kelompok besar. Yaitu
Kebudayaan Indonesia Klasik dan Kebudayaan Indonesia Modern. Para ahli
kebudayaan telah mengkaji dengan sangat cermat akan kebudayaan klasik ini.
Mereka memulai dengan pengkajian kebudayaan yang telah ditelurkan oleh
kerajaan-kerajaan di Indonesia. Sebagai layaknya seorang pengkaji yang
obyektif, mereka mengkaji dengan tanpa melihat dimensi-dimensi yang ada dalam
kerajaan tersebut. Mereka mempelajari semua dimensi tanpa ada yang
dikesampingkan. Adapun dimensi yang sering ada adalah seperti agama, tarian,
nyanyian, wayang kulit, lukisan, patung, seni ukir, dan hasil cipta lainnya.
Beberapa pengamat mengatakan bahwa perkembangan kebudayaan Indonesia khususnya
kebudayaan modern dimulai sejak bangsa Indonesia merdeka. Bentuk dari deklarasi
ini menjadikan bangsa Indonesia tidak dalam pengaruh dan tekanan bangsa lain
dengan budayanya. Dari sini bangsa Indonesia mampu menciptakan rasa dan karsa
yang lebih sempurna sehingga mulailah berkembang kebudayaan modern bangsa
Indonesia. Dalam perkembangan kebudayaan bangsa Indonesia ini ada beberapa
faktor yang mempengaruhi berkembangnya sebuah kebudayaan diantaranya
adalah faktor pengaruh budaya dari luar, apabila budaya asli ini tidak
dapat mempertahankan eksistensinya maka budaya asli yang ada akan tergusur dan
tergantikan dengan budaya asing yang baru tersebut. Pada saat ini kita semua
dapat melihat bahwa bangsa Indonesia dalam situasi yang mengkhawatirkan, karena
banyak sekali budaya asing yang masuk dan tidak tersaring sehingga mempengaruhi
kebudayaan asli bangsa Indonesia. Kondisi sosial budaya Indonesia saat ini
adalah sebagai berikut :
a. Bahasa
Dapat kita ketahui bahwa sampai saat Indonesia
masih konsisten dan tetap berpegang teguh dalam satu bahasa yaitu bahasa
Indonesia. Sedangkan bahasa-bahasa daerah merupakan kekayaan plural yang
dimiliki bangsa Indonesia sejak jaman nenek moyang kita. Bahasa merupakan salah
satu unsur budaya yang terbentuk karena adanya komunikasi antara manusia
Indonesia. Bahasa asing (Inggris, mandarin, dan lan sebagainya) belum terlihat
begitu dinminati dalam penggunaan sehari-hari, hanya mungkin pada acara saat
seminar, atau kegiatan ceramah formal diselingi dengan bahasa Inggris sekedar
untuk menyampaikan kepada penonton kalau penceramah mengerti akan bahasa
Inggris.
b. Sistem
teknologi
Tidak bisa kita pungkiri bahwa perkembangan
teknologi menjadi salah satu factor yang mempengaruhi perkembangan kebudayaan
Indonesia. Perkembangan yang sangat terlihat adalah teknologi informatika.
Dengan perkembangan teknologi ini tidak ada lagi batas waktu dan negara pada
saat ini, apapun kejadiannya di satu negara dapat langsung dilihat di negara
lain melalui televisi, internet atau sarana lain dalam bidang informatika.
Sehingga, budaya-budaya luar mampu menyusup kedalam budaya asli Indonesia itu
sendiri.
c.
Sistem mata pencarian
Hidup masyarakat atau ekonomi masyarakat. Kondisi
perekonomian Indonesia saat ini masih dalam situasi krisis, yang diakibatkan
oleh tidak kuatnya fundamental ekonomi pada era orde baru. Kemajuan
perekonomian pada waktu itu hanya merupakan fatamorgana, karena adanya utang
jangka pendek dari investor asing yang menopang perekonomian Indonesia.
d. Organisasi
Sosial.
Bermunculannya
organisasi sosial yang berkedok pada agama (FPI, JI, MMI, Organisasi Aliran
Islam/Mahdi), Etnis (FBR, Laskar Melayu) dan Ras.
e. Sistem Pengetahuan.
Dengan adanya LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia) diharapkan perkembangan pengetahuan Indonesia akan terus
berkembang sejalan dengan era globalisasi.
f.
Kesenian.
Dominasi kesenian saat ini adalah seni suara dan
seni akting (film, sinetron). Seni tari yang dulu hampir setiap hari dapat kita
saksikan sekarang sudah mulai pudar, apalagi seni yang berbau kedaerahan.
Kejayaan kembali wayang kulit pada tahun 1995 – 1996 yang dapat kita
nikmati setiap malam minggu, sekarang sudah tidak ada lagi. Seni lawak model
Srimulat sudah tergeser dengan model Overa Van Java, Pesbuker, dan lain-lain.
Untuk kesenian nampaknya paling dinamis perkembangannya. Namun akibat
perkembangan budaya yang sangat pesat menyebabkan banyak masyarakat Indonesia
yang mulai melupakan kesenian asli bangsa Indonesia dan akhirnya banyak
kesenian Indonesia yang diakui oleh pihak lain.
g. Sedang
menghadapi suatu pergeseran-pergeseran budaya.
Hal ini mungkin dapat dipahami mengingat derasnya
arus globalisasi yang membawa berbagai budaya baru serta ketidakmampuan kita
dalam membendung serangan itu dan mempertahankan budaya dasar kita.
B. Dampak Perkembangan Kebudayaan di Indonesia
Ada
beberapa dampak yang didapatkan dari perkembangan kebudayaan yang ada di
Indonesia, yaitu:
1. Dampak positif
:
a. Peningkatan
dalam bidang sistem teknologi, Ilmu Pengetahuan, dan ekonomi.
b. Terjadinya
pergeseran struktur kekuasaan dari otokrasi menjadi oligarki.
c.
Mempercepat terwujudnya pemerintahan yang demokratis dan masyarakat madani
dalam skala global.
d. Tidak
mengurangi ruang gerak pemerintah dalam kebijakan ekonomi guna mendukung
pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
e. Tidak
berseberangan dengan desentralisasi.
f.
Bukan penyebab krisis ekonomi.
Contoh :
Mudah
memperoleh informasi ataupun ilmu pengetahuan, Anda akan dengan mudah
mendapatkan informasi melalui media elektronik (internet). Hanya dengan
mengetikan apa yang akan anda cari dan hanya beberapa detik, file yang anda
cari akan keluar.
Mudah
melakukan komunikasi, di jaman modern ini sangatlah mudah untuk anda melakukan
komunikasi. Bukan hanya berkomunikasi dengan orang yang berada dekat dengan
anda, namun dengan mudahnya anda dapat berkomunikasi dengan orang yang jaraknya
jauh. Banyak orang akan memilih jejaring sosial untuk berkomunikasi (facebook,
twitter, yahoo, skype, kik, dsb) dikarenakan lebih mudah, dan juga tidak
berbayar. Bayangkan dengan orang orang di era tahun 2000 kebawah, mereka harus
menulis surat, berjalan jauh untuk mencari kantor pos terdekat, mengirim, dan
menunggu lama surat balasan. Kalaupun ada handphone, mereka harus mengeluarkan
uang yang tidak sedikit untuk membeli pulsa dan handphone.
2. Dampak Negatif
:
a. Menimbulkan
perubahan dalam gaya hidup, yang mengarah kepada masyarakat yang konsumtif
komersial.
b. Terjadinya
kesenjangan budaya. Dengan munculnya dua kecenderungan yang kontradiktif.
Kelompok yang mempertahankan tradisi dan sejarah sebagai sesuatu yang sakral
dan penting (romantisme tradisi). Dan kelompok ke dua, yang melihat tradisi
sebagai produk masa lalu yang hanya layak disimpan dalam etalase sejarah untuk
dikenang (dekonstruksi tradisi/disconecting of culture).
c.
Sebagai sarana kompetisi yang menghancurkan. Proses globalisasi tidak hanya
memperlemah posisi negara melainka juga akan mengakibatkan kompetisi yang
saling menghancurkan.
d. Sebagai
pembunuh pekerjaan. Sebagai akibat kemajuan teknologi dan pengurangan biaya per
unit produksi, maka output mengalami peningkatan drastis sedangkan jumlah
pekerjaan berkurang secara tajam.
e. Sebagai
imperialisme budaya. Proses globalisasi membawa serta budaya barat, serta
kecenderungan melecehkan nilai-nilai budaya tradisional.
f.
Globalisasi merupakan kompor bagi munculnya gerakan-gerakan neo-nasionalis
dan fundamentalis.. Proses globalisasi yang ganas telah melahirkan sedikit
pemenang dan banyak pecundang, baik pada level individu, perusahaan maupun
negara. Negara-negara yang harga dirinya diinjak-injak oleh negara-negara adi
kuasa maka proses globalisasi yang merugikan ini merupakan atmosfer yang subur
bagi tumbuhnya gerakan-gerakan populisme, nasionalisme dan fundamentalisme.
Contoh :
Seseorang yang
minder karena melihat temannya memakai iPhone 5, memiliki barang branded,
sedangkan ia tidak punya.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Proses Perkembangan Kebudayaan di
Indonesia melalui dua cara, yaitu:
a. Penetrasi Damai
Merupakan proses masuknya sebuah kebudayaan dengan jalan damai.
Misalnya,masuknya pengaruh kebudayaan Hindu dan Islam ke Indonesia.
b. Penetrasi Kekerasan
Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara memaksa dan merusak. Contohnya,
masuknya kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman penjajahan disertai dengan
kekerasan sehingga menimbulkan goncangan-goncangan yang merusak keseimbangan
dalam masyarakat. Wujud budaya dunia barat antara lain adalah budaya dari
Belanda yang menjajah selama 350 tahun lamanya.
2.
Ada beberapa dampak yang didapatkan dari perkembangan kebudayaan yang ada
di Indonesia, yaitu:
1. Dampak Positif
Salah satunya adalah Peningkatan dalam bidang
sistem teknologi, Ilmu Pengetahuan, dan ekonomi.
2. Dampak Negatif
Menimbulkan
perubahan dalam gaya hidup, yang mengarah kepada masyarakat yang konsumtif
komersial.
B. Saran
Kebudayaan bangsa
Indonesia merupakan kebudayaan yang terbentuk dari berbagai macam kebudayaan
suku dan agama sehingga banyak tantangan yang selalu merongrong keutuhan budaya
itu tapi dengan semangat kebhinekaan sampai sekarang masih eksis dalam terpaan zaman.
Kewajiban kita sebagai anak bangsa untuk tetap mempertahankannya budaya itu
menuju bangsa yang abadi, luhur, makmur dan bermartabat.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.academia.edu/6172521/Makalah_perkembangan_budaya (diakses pada 05 November 2014, pukul 13.50)
http://joanatalumewo.blogspot.com/2013/05/perkembangan-budaya-di-indonesia-dan.html
(diakses pada 09 November 2014, pukul 08.30)
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&ved=0CDMQFjAE&url=https%3A%2F%2Fsyair79.files.wordpress.com%2F2009%2F04%2Fmakalah- kebudayaan.doc&ei=pX1hVLL0HMKvuQSX34KADQ&usg=AFQjCNG12FYlfVGzeFNmt90YKkdhIG1D5g&sig2=wIxE5AEKM4rU9w-Bq95bwg&bvm=bv.79189006,d.c2E
(diakses pada 09 November 2014, pukul 09.00)
Mata Kuliah : Parasitologi
Dosen : Sulasmi,
SKM.,M.Kes.
Trypanosoma Rhodesiense
DI
SUSUN OLEH :
KELOMPOK
14 :
ASMILA WARNI PO.71.3.221.13.1.008
MUH. ASHAR PO.71.3.221.13.1.028
SYAMSINAR N. PO.71.3.221.13.1.049
KEMENTRIAN
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK
KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN
KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI D-IV
2014
KATA
PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmatnya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini yang berjudul “Trypanosoma rhodesiense” dengan baik walaupun dalam bentuk yang sederhana.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan banyak
terima kasih kepada dosen yang mengajarkan mata kuliah Parasitologi yang telah
memberikan bimbingan kepada saya dalam menyelesaikan tugas ini, selanjutnya
ucapan terima kasih kepada semua orang yang telah membantu saya dalam
mengerjakan tugas ini sampai selesai.
Saya mengharapkan adanya saran dan kritik
yang sifatnya membangun dari semua pihak, sebagai masukan bagi saya dan jadikan
tambahan pengetahuan dan pengalaman untuk pembuatan makalah berikutnya.
Mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Terima
kasih.
Makassar, 14
April 2014
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR ...................................................................................... i
DAFTAR
ISI ..................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar
Belakang ...................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN .................................................................................. 2
A. Sejarah .................................................................................................. 2
B. Penyebaran ............................................................................................ 3
C. Taksonomi ............................................................................................ 3
D. Morfologi .............................................................................................. 4
E. Habitat ................................................................................................... 4
F. Siklus
Hidup ......................................................................................... 5
G. Penyebab
Penyakit ................................................................................ 6
H. Pencegahan ............................................................................................ 8
BAB
III PENUTUP .......................................................................................... 10
A. Kesimpulan ........................................................................................... 10
B. Saran ...................................................................................................... 10
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anggota dari genus
Trypanosoma dengan satu perkecualian heteroksenosa dan ditularkan oleh
invertebrate penghisap darah. Mereka dapat berbentuk amastigophora,
Promastigophora, Epimastigophora dan Tripomastigophora dalam siklus hidupnya.
Mereka terdapat pada semua kelas vertebrata. Mereka merupakan parasit dari
system sirkulasi dan cairan jaringan, tetapi beberapa dapat menginfeksi sel.
Sekitar 200 jenis telah diberi nama. Sebagian besar tidak pathogen, tetapi
parasit yang terdapat pada ternak dan juga manusia. Genus Trypanosoma terdapat
didaerah tropis, menyebabkan penyakit tidur di daerah Afrika Tengah, nagana
pada ternak di Afrika, Surra pada ternak di Asia dan Afrika dan sejumlah
penyakit lainnya pada ternak. Trypanosoma telah menghambat peningkatan ternak
pada daratan seluas kurang lebih 4,5 juta acre di Afrika tengah dan merupakan
penyebab utama dari Kwashiorkor yang disebabkan tidak cukupnya protein dalam
makanan dari berjuta-juta anak di Afrika. Famili Trypanosomomatiadae hanya
memiliki dua dari Sembilan genus.Anggota dari familia ini memiliki bentuk
seperti daun atau kadang-kadang berbentuk bulat berisi satu inti. Mereka juga
memiliki Golgi apparatus, lisosom, Retikulum Endoplasmik, Ribosom serta
memiliki vesikula. Trypanosoma brucei rhodiensis, parasit
ini lebih agresif dan memiliki kemampuan berkembang biak lebih cepat
dibandingkan Trypanosoma brucei gabiensis. Penyakit ini dapat mengakibatkan
fatal setelah 9 sampai 12 bulan terinfeksi. Efeknya pada sistem syaraf berupa
penurunan nafsu makan, dan gangguan mental. Penyakit ini jarang dalam bentuk
kronis (dalam jangka waktu lama)' karena menyerang ginjal, dan otot-otot
jantung yang dampaknya sangat fatal bagi kelangsungan hidup penderita.
B.
Tujuan
1.
Dapat mengetahui sejarah dan penyebaran
dari Trypanosoma rhodesiense.
2.
Dapat mengetahui taksonomi, morfologi,
serta habitat Trypanosoma rhodesiense.
3.
Dapat mengetahu siklus hidup, penyebab
penyakit dan cara mencegah Trypanosoma
rhodesiense.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Sejarah
Trypanosoma rhodesiense erat hubungannya dengan Trypanosoma gambiense,
morfologinya sulit dibedakan. Stephans dan fantham pada tahun 1910
menemukan Trypanosoma rhodesiense dalam darah seorang pasien
penyakit tidur. Mereka membedakannya dari Trypanosoma gambiense berdasarkan
vektor penularnya, virulensinya dalam tikus, dan ditemukannya varian morfologi
yang belum ada pada Trypanosoma gambiense.
Trypanosoma
rhodesiense atau penyakit tidur Afrika Timur distribusinya
lebih terbatas daripada Trypanosoma gambiense, yaitu ditemukan di
Afrika Timur bagian tengah. Infeksinya lebih cepat fatal daripada infeksi Trypanosoma
gambiense, dan binatang buruan seperti rusa semak (bushbuck) merupakan
hospes reservoar alamiahnya.
Gambar 1. Lalat tsetse.
Menurut perkiraan
baru-baru ini, tahun-tahun kehidupan cacat disesuaikan (9 sampai 10 tahun)
(DALYs) hilang karena penyakit tidur adalah 2,0 juta.
Perkiraan terakhir
menunjukkan bahwa lebih dari 60 juta orang yang tinggal di sekitar 250 lokasi
beresiko tertular penyakit, dan ada sekitar 300.000 kasus baru setiap tahun.
Penyakit ini telah
dicatat sebagai terjadi di 36 negara, semua di sub-Sahara Afrika. Hal ini
endemik di tenggara barat Uganda dan Kenya dan membunuh lebih dari 40.000
Afrika tahun.
Menurut
penelitian, penyakit unik ini berasal dari Afrika dan sudah menjadi wabah
mematikan di beberapa negara di Afrika. Hingga saat ini tercatat 50.000 sampai
70.000 orang di Sub-Sahara Afrika terserang penyakit tidur atau Human
african trypanosomiasis, yang menyebar melalui gigitan lalat tsetse. Setiap
tahunnya juga dilaporkan sekitar 300.000 orang meninggal akibat penyakit ini di
Afrika.
B. Penyebaran
Penyakit
ini menyebar didaerah tropis benua Afrika antara 150LU dan 200LS,
sesuai dengan daerah penyebaran lalat tsetse.
Di daerah endemis 0,1% - 2% penduduk terineksi. Pada saat terjadi KB prevalensi
penyakit ini bisa mencapai 70%. KLB dapat terjadi apabila karena sesuatu hal
terjadi peningkatan intensitas kontak antara manusia dan lalat tsetse atau
strain tripanosoma yang virulen masuk kedaerah dimana densitas lalat tsetse sangat padat. Masuknya strain virulen
dimungkinkan oleh karena adanya pergerakan hospes manusia atau lalat tsetse yang terinfeksi ke suatu daerah. Lalat Glossina palpalis merupakan vector utama, dibagian
barat dan bagian tengah Afrika. Infeksi biasanya terjadi disepanjang aliran
sungai atau anak sungai yang berbatasan dengan daerah yang berhutan.
Di
Afrika bagian timur dan danau victoria vector utamanya adalah kelompok G. Morsitans, infeksi terjadi
didaerah savana yang kering.
G. fuscipes yang termasuk dalam kelompok palpalis
merupakan vector penular penyakit pada saat KLB penyakit tidur jenis rhodiense
yang terjadi di Kenya dan Zaire dan vector ini juga sejak tahun 1976 diketahui
sebagai vector pada penularan peridomestik di Uganda.
C.
Taksonomi
Taksonomi
lalat tsetse yang menyebabkan Trypanosoma rhodesiense :
Kingdom : animalia
Filum : arthropoda
Kelas : insecta
Ordo : diptera
Famili : glossinidae (theoblad, 1903)
Genus : wiedemann, 1830)
Spesies : Trypanosoma rhodesiense
D.
Morfologi
Morfologi
Trypanosoma mempunyai ukuran 14-33 x 1,5-3,5 µm (rata-rata 15-20 µm) Membran
bergelombang terdapat pada seluruh tubuh, mempunyai 1 flagella pada ujung
anterior, kinetoplas letaknya lebih ke posterior dekat axonema, letak nukleus
di tengah-tengah atau sentral. Bentuk ini terdapat di dalam tuan rumah
perantara maupun sebenarnya. Trypanosoma masuk didalam tuan rumah perantara
pada waktu mengisap darah sebagai makanannya. Di dalam tubuh manusia
Trypanosoma hidup ekstra sellul¬er di dalam darah, limfe dan cairan otak. Terdapat
granula spesifik, tidak berwarna, bergerak aktif, berkembang biak membe¬lah
memanjang, bila diwarnai dengan Giemsa atau Wright, inti akan ber¬warna merah
udang, dan sitoplasma berwarna biru. Bentuk kritidia berukuran 15-20 µm
(rata-rata 15 µm). Membran bergelombang terdapat pada bagian tubuh kean¬terior,
kinetoplas letaknya lebih ketengah dengan axonema, letak nukleus di
tengah-tengah, terdapat granula spesifik (seperti trypanosoma). Terdapat
sebagai stadium sementara pada lalat Genus glossina untuk T.gambiense,
T.rhodesiense, sedangkan untuk T.cruzi adalah serangga Genus triatoma.
Berkembang biak membelah dua dan memanjang, dan di dalam kelenjar ludah lalat
glossina tadi, kritidia tersebut mengalami metamorfose menjadi trypanosoma yang
siap ditularkan.
E.
Habitat
T.b. gambiense, manusia
merupakan reservoir utama, sedangkan peranan binatang peliharaan dan binatang
buas sebagai reservoir tidak jelas. Binatang buas terutama babi hutan dan sapi
peliharaan merupakan reservoir utamaT.b. rhodiense. Adapun habitatnya berada dalam darah.
F.
Siklus Hidup
Gambar 2. Siklus hidup lalat tsetse.
Lalat tsetse menjalani metamorfosis sempurna yang
terdiri 4 fase :Fase telur, larva belatung ( maggot ), kepompong, dan lalat
dewasa. Jika diamati secara seksama dan kemudian dibandingkan dengan siklus
hidup lalat lain, siklus hidup dari lalat tsetse biasa dikatakan unik. Contoh
keunikan dari siklus hidup lalat tsetse adalah saat sudah wktunya bertelur,
induk lalat tsetse akan tetap menyimpan telur tersebut di dalam tubuhnya
sehingga menetas menjadi larva yang baru menetas tersebut tetap berada di dalam
tubuh induknya dan hidup dengan mengkomsumsi senyawa mirip cairan susu yang
dihasilkan oleh kelenjar induknya.
Jika larva sudah memasuki ukuran tertentu, barulah
larva lalat tsetse keluar dari tubuh induknya dan “lahir” ke dunia. Masa hidup
larva di dunia relatif singkat karena hanyya dalam waktu beberapa jam usai
keluar dari tubuh induknya, larva lalat tsetse segera mencari tempat yang
terlindung untuk berubah menjadi pupa. Masa pupa atau kepompong berlangsung
selama beberapa hari dan sesudah itu lalat tsetse dewasa akan keluar. Di fase
dewasa ini, lalat tsetse hanya hidup dari mengisap darah mamalia dan bisahidup
hingga usia 4 bulan.
G. Penyebab
Penyakit
Tidur adalah keadaan dimana kita merelaksasikan semua organ tubuh
yang lelah. Hampir semua manusia menghabiskan sepertiga dari waktu
hidupnya dengan tidur. Tidur bukan saja karena kelelahan tetapi juga karena
kebiasaan dan pola hidup.
Penyebab
penyakit adalah Trypanosoma
brucei gambiense dan T.b. rhodesiense,flagelata
darah. Kriteria untuk diferensiasi spesies tidaklah mutlak; isolat yang diambil
dari kasus virulen dengan perjalanan penyakit yang sangat progresif dianggap
sebagai T. B rhodesiense,
terutama apabila infeksi terjadi di Afrika bagian timur. Sedangkan jika infeksi
didapatkan di Afrika bagian barat dan tengah, biasanya perjalanan penyakit
lebih kronis biasanya disebabkan oleh T.b.
gambiense.
Penyakit ini disebut African trypanosomiasisatau nama
lainnya penyakit tidur. Penyakit ini adalah penyakit yang menyerang sistem
syaraf dan disebabkan oleh protozoatrypanosoma yang masuk ke dalam tubuh melalui
gigitan lalat tsetse. Lalat tsetse adalah salah satu spesies lalat yang
menghisap darah mamalia.
Gambar 3. Penyebaran penyakit. Gambar 4. Orang yang terkena
penyakit trypanosomiasis.
Menurut penelitian, penyakit unik ini
berasal dari Afrika dan sudah menjadi wabah mematikan di beberapa negara di
Afrika. Hingga saat ini tercatat 50.000 sampai 70.000 orang di Sub-Sahara
Afrika terserang penyakit tidur atau Human
african trypanosomiasis, yang menyebar melalui gigitan lalat tsetse. Setiap
tahunnya juga dilaporkan sekitar 300.000 orang meninggal akibat penyakit ini di
Afrika.
Gigitan lalat ini menyebabkan rasa sakit
dan bengkak merah di bekas gigitan. Infeksi ini akan menyebar melalui darah dan
mengakibatkan gejala awal demam, sakit kepala, sakit sendi, gatal-gatal pada
kulit, dan lemas. Kemudian bakteri ini menyerang otak dan menyebabkan
penyakit-penyakit serius lainnya seperi pembengkakan kelenjar limfa, anemia,
dan penyakit ginjal.
Orang yang terjangkit akan mengalami
kejang-kejang dan sulit berpikir. Serta pola tidur yang lebih lama dari
biasanya. Penyakit ini sangat sulit dideteksi karena memiliki gejala awal
seperti penyakit malaria.
Apabila seseorang terjangkit, penderita
akan merasakan kantuk yang sangat hebat disiang hari. Tetapi penderita akan
menjadi insomnia atau susah tidur pada malam hari. Apabila pola tidur semakin
sulit dikendalikan, penderita bisa mengalami koma bahkan hingga kematian.
Penyakit ini tidak hanya menyerang
manusia tetapi juga mamalia lainnya. Hewan yang terserang penyakit ini akan
mengalami penurunan produktifitas dan akhirnya mati.
Metode penyebaran penyakit ini mirip
dengan penyebaran penyakit lain yang membutuhkan perantara. Ketika lalat tsetse
menghisap darah penderita penyakit tidur, mikroba trypanosoma akan ikut terhisap. Mikroba yang
terhisap akan tinggal dan tidak mati di dalam tubuh lalat.
Ketika lalat yang sama menghisap darah
orang yang sehat, mikroba trypanosomatanpa
sengaja masuk kedalam tubuh orang yang dihisap darahnya. Selain melalui lalat
tsetse, penyakit ini juga bisa ditularkan melalui transfusi darah.
Gambar 5. Bakteri trypanosoma dalam
darah.
Sebelumnya, menurut penelitian untuk
menyembuhkan penyakit ini harus melakukan terapi. Selain itu, penderita juga di
harapkan meminum obat untuk menyembuhkan penyakit ini. Namu cara yang kedua ini
sangat beresiko karena 5%-20% penderita meninggal akibat komplikasi dari obat
yang digunakan.
Pada akhir Maret 2010 lalu, ilmuwan asal
Kanada dan Inggris berhasil menemukan obat yang bisa menyerang enzim parasit
tersebut yang diharapkan bisa mempertahankan hidup seseorang. Obat itu sudah di
uji klinis (percobaan pada manusia) dalam 18 bulan.
Ilmuan asal Belgia juga menemukan cara
untuk menyembuhkan penyakit yang disebabkan lalat tsetse ini. Para ilmuwan
menjelaskan bahwa ada sebuah bakteri yang disebut Sodalis Glossinidius yang hidup pada lalat tsetse yang
dapat menyembuhkan penyakit tersebut. Gen bakteri akan diubah untuk mendapatkan
antibodi yang dapat melawan parasit yang menyebar di tubuh manusia. Dr David
Horn dari London School of Hygiene and Tropical Medicine mengatakan, “Ini
adalah konsep yang menjanjikan, dan sekarang sedang diupayakan untuk membuat
anti-trypanosomal.”
Karena penyakit yang berbahaya ini,
manusia berusaha menekan keberadaan lalat tsetse yang menjadi perantara ini.
Beberapa metode dilakukan seperti melakukan penyemprotan memakai insektisida, pemasangan
jebakan, dan melepaskan lalat jantan steril (mandul) ke alam liar agar telur
hasil perkawinan tidak dapat menetas.
H. Pencegahan
1.
Cara-cara Pencegahan
Memilih
cara pencegahan yang tepat harus di dasari pada pengetahuan dan pengenalan
ekologi dari vektor dan penyebab penyakit disuatu wilayah. Dengan pengetahuan
tersebut, maka suatu
daerah dengan keadaan
geografis tertentu, dapat dilakukan satu atau beberapa langkah berikut sebagai
langkah prioritas dalam upaya pencegahan :
a.
Berikan Penyuluhan kepada masyarakat tentang cara-cara perlindungan diri
terhadap gigitan lalat tsetse.
b.
Menurunkan populasi parasit melalui survei masyarakat untuk menemukan mereka
yang terinfeksi, obati mereka yang terinfeksi.
c.
Bila perlu hancurkan habitat lalat tsetse,
namun tidak dianjurkan untuk
menghancurkan vegetasi secara tidak merata. Membersihkan semak-semak dan
memotong rumput disekitar desa sangat bermanfaat pada saat terjadi penularan
peridomestik. Apabila pada wilayah yang telah dibersihkan dari vegetasi liar
dilakukan reklamasi dan dimanfaatkan untuk lahan pertanian maka masalah vektor
teratasi untuk selamanya.
d.
Mengurangi kepadatan lalat dengan menggunakan perangkap dan kelambu yang sudah
dicelup dengan deltametrin serta dengan penyemprotan insektisida
residual (perythroid sintetik
5%, DDT, dan dieldrin 3% merupakan insektidida yang
efektif). Dalam situasi darurat gunakan insektisida aerosol yang disemprotkan
dari udara.
e.
Melarang orang-orang yang pernah tinggal atau pernah mengunjungi daerah endemis
di Afrika untuk menjadi donor darah.
2. Penanggulangan
Wabah
Dalam
keadaan KLB lakukkan survei massal yang terorganisasikan dengan baik dan
berikan pengobatan bagi penderita yang ditemukan serta lakukan pengendalian
lalat tsetse.
Bila
terjadi lagi KLB di daerah yang sama walaupun sudah melaksanakan upaya-upaya
pemberantasan, maka upaya-upaya yang tercantum pada butir 9A harus dilakukan
dengan lebih giat.
3. Penanganan Internasional
Meningkatkan
upaya kerjasama lintas sektor di daerah endemis. Penyebar luasan informasi dan
meningkatkan tersedianya bahan dan alat diagnosa sederhana untuk skrining dan
upaya sederhana pengendalian vektor.
Kembangkan sistem yang efektif
pendistribusian reagen dan obat-obatan. Kembangkan sistem pelatihan pada
tingkat nasional dan internasional. Manfaatkan pusat-pusat kerjasama WHO.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Trypanosoma brucei rhodiensis, parasit
ini lebih agresif dan memiliki kemampuan berkembang biak lebih cepat
dibandingkan Trypanosoma brucei gabiensis. Penyakit ini dapat mengakibatkan
fatal setelah 9 sampai 12 bulan terinfeksi. Efeknya pada sistem syaraf berupa
penurunan nafsu makan, dan gangguan mental. Penyakit ini jarang dalam bentuk
kronis (dalam jangka waktu lama)' karena menyerang ginjal, dan otot-otot jantung
yang dampaknya sangat fatal bagi kelangsungan hidup penderita.
B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini,
mahasiswa dapat mengetahui trypanosoma rhodesiense serta agar
pembaca dapat mengetahui cara-cara yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit
tersebut. Kritik dan saran penulis tetap harapkan demi perbaikan selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
http://kesehatan.bandungkab.go.id/index.php?option=com_mtree&task=rate&link_id=14&Itemid=109(diakses:
5 april 2014).
http://lutfhieekaseptian.blogspot.com/2012/02/penyakit-tidur.html(diakses:
5 april 2014).
http://republik-tawon.blogspot.com/2012/05/lalat-tsetse-sang-penyebar-penyakit.html(diakses:
5 april 2014).
http://internetuniversityid.blogspot.com/2012/01/penyakit-tidur-afrika-barat.html(diakses:
5 april 2014).
http://putrinspiration.blogspot.com/2012/06/trypanosoma.html(diakses:
5 april 2014).
http://www.pantonanews.com/1871-lalat-tsetse-dan-penyakit-tidur(diakses:
5 april 2014).
http://ceriffeta.blogspot.com/2011/10/penyakit-tidur-yang-mematikan.html(diakses:
5 april 2014).
Langganan:
Postingan (Atom)
Makalah Proses Perkembangan Kebudayaan
Written on 13.49.00 by Unknown
Mata
Kuliah : Ilmu Budaya Sehat

MAKALAH
“Proses Perkembangan
Kebudayaan”
Oleh Kelompok 8:
v
Asmila Warni PO.71.4.221.13.2.008
v
Evi Nursyafitri PO.71.4.221.13.2.012
v
Hendrik PO.71.4.221.13.2.018
v
Sirma Mangiri PO.71.4.221.13.2.043
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI D.IV
2013/2014
Kata Pengantar
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Makalah Ilmu Budaya Sehat dengan judul “Proses Perkembangan Kebudayaan” ini dapat selesai dengan tepat waktu. Terwujudnya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada:
Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Makalah Ilmu Budaya Sehat dengan judul “Proses Perkembangan Kebudayaan” ini dapat selesai dengan tepat waktu. Terwujudnya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Ibu Sulasmi, SKM.,M.Kes selaku
dosen pengampu pada mata kuliah Ilmu Budaya Sehat yang telah
memberikan ilmu dan sumbangsinya dalam
menyusun makalah ini.
2.
Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan
motivasi dan dukungan baik moral maupun spiritual.
3.
Teman-teman yang tercinta yang telah sabar untuk
meluangkan waktunya untuk berdiskusi dalam menyusun makalah ini.
4.
Dan semua pihak yang telah membantu dalam menyusun makalah ini.
Dalam makalah ini terdapat beberapa
pembahasan materi mengenai “ Proses-proses perkembangan kebudayaan
yang ada di Indonesia ”. Namun dalam
penyusunannya masih terdapat banyak kekurangan oleh karena itu kritik dan saran
yang membangun
diharapkan penulis dari semua pihak, agar kedepannya lebih baik lagi dalam
menyusun makalah.
Akhir kata semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik itu
penulis terlebih kepada pembacanya.
Wasallam
Makassar, November 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
A.
Latar Belakang ........................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah..................................................................................... 2
C.
Tujuan .......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 3
A.
Proses Perkembangan Kebudayaan di Indonesia .............................. 3
B.
Dampak Perkembangan Kebudayaan di Indonesia ........................... 8
BAB III PENUTUP................................................................................................... 11
A.
Kesimpulan.................................................................................................. 11
B.
Saran ........................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah
bangsa yang majemuk, terkenal dengan keanekaragaman dan
keunikannya. “Kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia merupakan
kebudayaan yang majemuk dan sangat kaya ragamnya. Perbedaan yang terjadi dalam
kebudayaan Indonesia dikarekan proses pertumbuhan yang berbeda dan pengaruh
dari budaya lain yang ikut bercampur di dalamnya”. (Kong Fu Tse,
1970). Di setiap budaya tersebut terdapat nilai-nilai sosial dan seni yang
tinggi. Seiring dengan masuknya era globalisasi saat ini, turut mengiringi
budaya-budaya asing yang masuk ke Indonesia.
Negara Indonesia
mempunyai norma-norma yang harus dipatuhi oleh masyarakatnya. Setiap butir
norma memiliki peranan masing-masing dalam mengatur hidup manusia (Soekamto,
1984). Norma merupakan suatu ketetapan yang ditetapkan oleh manusia dan wajib
dipatuhi oleh masyarakat dan memiliki manfaat positif bagi kelangsungan hidup
khalayak.
Pada kondisi saat
ini, kebudayaan mulai ditinggalkan bahkan sebagian masyarakat Indonesia malu
akan kebudayaannya sebagai jati diri sebuah bangsa. Hal ini mengakibatkan
hilangnya keanekaragaman budaya Indonesia secara perlahan-lahan, yang tidak
terlepas dari pengaruh budaya.
Generasi muda
termasuk mahasiswa di dalamnya, baik disadari atau tidak memegang amanah dalam
menjaga kelestarian keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh Indonesia. Dalam
menjaga kelestarian budaya Indonesia tersebut banyak cara yang dapat dilakukan
sesuai dengan kemampuan dan batasan-batasan yang ada.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana dampak
kebudayaan yang ada di Indonesia baik secara negatif maupun positifnya serta
bagaimana perkembangan kebudayaan di Indonesia.
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui Proses Perkembangan kebudayaan Indonesia
2.
Untuk mengetahui Dampak perkembangan
kebudayaan Indonesia dengan kehidupan masyarakat Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Proses Perkembangan Kebudayaan di Indonesia
Berbicara tentang kebudayaan Indonesia yang ada dibayangan
kita adalah sebuah budaya yang sangat beraneka ragam. Bagaimana tidak,
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, hal inilah yang
menyebabkan Indonesia memiliki kebudayaan yang beraneka ragam. Kebudayaan dapat
didefinisikan sebagai suatu keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk
sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterpretasi lingkungan dan
pengalamannya, serta menjadi pedoman bagi tingkah lakunya. Suatu
kebudayaan merupakan milik bersama anggota suatu masyarakat atau suatu golongan
sosial, yang penyebarannya kepada anggota-anggotanya dan pewarisannya kepada
generasi berikutnya dilakukan melalui proses belajar dan dengan
menggunakan simbol-simbol yang terwujud dalam bentuk yang terucapkan maupun
yang tidak (termasuk juga berbagai peralatan yang dibuat oleh manusia). Dengan
demikian, setiap anggota masyarakat mempunyai suatu pengetahuan mengenai
kebudayaannya tersebut yang dapat tidak sama dengan anggota-anggota lainnya,
disebabkan oleh pengalaman dan proses belajar yang berbeda dan karena
lingkungan-lingkungan yang mereka hadapi tidak selamanya sama.
Kebudayaan yang dimiliki oleh suatu bangsa merupakan keseluruhan hasil
cipta, karsa, dan karya manusia. Indonesia sendiri sebagai Negara kepulauan
dikenal dengan keberagaman budayanya, yang mana keanekaragaman itulah
menunjukkan betapa pentingnya aspek kebudayaan bagi suatu Negara. Karena jelas
bahwa kebudayaan adalah suatu identitas dan jati diri bagi suatu bangsa dan
Negara. Proses perkembangan budaya dapat terjadi melalui penetrasi. penetrasi
kebudayaan adalah masuknya pengaruh suatu kebudayaan ke kebudayaan lainnya.
Penetrasi kebudayaan dapat terjadi dengan dua cara:
Kebudayaan yang
dimiliki oleh suatu bangsa merupakan keseluruhan hasil cipta, karsa, dankarya
manusia. Indonesia sendiri sebagai Negara kepulauan dikenal dengan keberagaman budayanya,
yang mana keanekaragaman itulah menunjukkan betapa pentingnya aspekkebudayaan
bagi suatu Negara. Karena jelas bahwa kebudayaan adalah suatu identitas dan
jati diri bagi suatu bangsa dan Negara.
Proses perkembangan
budaya dapat terjadi melalui penetrasi. penetrasi kebudayaan adalahmasuknya
pengaruh suatu kebudayaan ke kebudayaan lainnya. Penetrasi kebudayaan dapat terjadi
dengan dua cara:
1. Penetrasi Damai
Merupakan proses masuknya sebuah kebudayaan dengan
jalan damai. Misalnya,masuknya pengaruh kebudayaan Hindu dan Islam ke
Indonesia. Contoh lainnya sepertikebudayaan Tionghoa, kebudayaan India dan
kebudayaan Arab. Kebudayaan India masukmelalui proses yang damai yaitu melalui
penyebaran agama Hindu dan Buddha di Nusantarayang jauh sebelum Indonesia
terbentuk.
Kerajaan-kerajaan yang bernafaskan agama Hindu
danBudha sempat mendominasi Nusantara pada abad ke-5 Masehi ditandai dengan
berdirinyakerajaan tertua di Nusantara, Kutai, sampai pada penghujung abad
ke-15 Masehi.
Kebudayaan Tionghoa masuk dan mempengaruhi
kebudayaan Indonesia karena interaksi perdagangan yang intensif antara
pedagang - pedagang Tionghoa dan Nusantara (Sriwijaya).
Selain itu,
banyak pula yang masuk bersama perantau-perantau Tionghoa yang datang
daridaerah selatan Tiongkok dan menetap di Nusantara. Mereka menetap dan
menikahi penduduklokal menghasilkan perpaduan kebudayaan Tionghoa dan lokal
yang unik. Kebudayaan sepertiinilah yang kemudian menjadi salah satu akar
daripada kebudayaan lokal modern di Indonesiasemisal kebudayaan Jawa dan
Betawi.Penerimaan kedua macam kebudayaan tersebut tidak mengakibatkan konflik,
tetapi memperkayakhasanah budaya masyarakat setempat. Pengaruh kedua kebudayaan
ini pun tidakmengakibatkan hilangnya unsur-unsur asli budaya masyarakat. Penyebaran
kebudayaan secara damai akan menghasilkan Akulturasi, Asimilasi,
atau Sintesis.
.Akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan
sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli.
Contohnya, bentuk bangunan Candi Borobudur yang merupakan perpaduan antara
kebudayaan asli Indonesia dan kebudayaan India.
Asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan
sehingga membentuk kebudayaan baru.
Sedangkan Sintesis adalah bercampurnya dua
kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya sebuah kebudayaan baru yang
sangat berbeda dengan kebudayaan asli.
2. Penetrasi
kekerasan (penetration violante)
Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara
memaksa dan merusak. Contohnya, masuknya kebudayaan Barat ke Indonesia pada
zaman penjajahan disertai dengan kekerasan sehingga menimbulkan
goncangan-goncangan yang merusak keseimbangan dalam masyarakat. Wujud
budaya dunia barat antara lain adalah budaya dari Belanda yang menjajah
selama 350 tahun lamanya. Budaya warisan Belanda masih melekat di Indonesia
antara lain pada sistem pemerintahan Indonesia. Secara garis besar
kebudayaan Indonesia dapat kita klasifikasikan dalam dua kelompok besar. Yaitu
Kebudayaan Indonesia Klasik dan Kebudayaan Indonesia Modern. Para ahli
kebudayaan telah mengkaji dengan sangat cermat akan kebudayaan klasik ini.
Mereka memulai dengan pengkajian kebudayaan yang telah ditelurkan oleh
kerajaan-kerajaan di Indonesia. Sebagai layaknya seorang pengkaji yang
obyektif, mereka mengkaji dengan tanpa melihat dimensi-dimensi yang ada dalam
kerajaan tersebut. Mereka mempelajari semua dimensi tanpa ada yang
dikesampingkan. Adapun dimensi yang sering ada adalah seperti agama, tarian,
nyanyian, wayang kulit, lukisan, patung, seni ukir, dan hasil cipta lainnya.
Beberapa pengamat mengatakan bahwa perkembangan kebudayaan Indonesia khususnya
kebudayaan modern dimulai sejak bangsa Indonesia merdeka. Bentuk dari deklarasi
ini menjadikan bangsa Indonesia tidak dalam pengaruh dan tekanan bangsa lain
dengan budayanya. Dari sini bangsa Indonesia mampu menciptakan rasa dan karsa
yang lebih sempurna sehingga mulailah berkembang kebudayaan modern bangsa
Indonesia. Dalam perkembangan kebudayaan bangsa Indonesia ini ada beberapa
faktor yang mempengaruhi berkembangnya sebuah kebudayaan diantaranya
adalah faktor pengaruh budaya dari luar, apabila budaya asli ini tidak
dapat mempertahankan eksistensinya maka budaya asli yang ada akan tergusur dan
tergantikan dengan budaya asing yang baru tersebut. Pada saat ini kita semua
dapat melihat bahwa bangsa Indonesia dalam situasi yang mengkhawatirkan, karena
banyak sekali budaya asing yang masuk dan tidak tersaring sehingga mempengaruhi
kebudayaan asli bangsa Indonesia. Kondisi sosial budaya Indonesia saat ini
adalah sebagai berikut :
a. Bahasa
Dapat kita ketahui bahwa sampai saat Indonesia
masih konsisten dan tetap berpegang teguh dalam satu bahasa yaitu bahasa
Indonesia. Sedangkan bahasa-bahasa daerah merupakan kekayaan plural yang
dimiliki bangsa Indonesia sejak jaman nenek moyang kita. Bahasa merupakan salah
satu unsur budaya yang terbentuk karena adanya komunikasi antara manusia
Indonesia. Bahasa asing (Inggris, mandarin, dan lan sebagainya) belum terlihat
begitu dinminati dalam penggunaan sehari-hari, hanya mungkin pada acara saat
seminar, atau kegiatan ceramah formal diselingi dengan bahasa Inggris sekedar
untuk menyampaikan kepada penonton kalau penceramah mengerti akan bahasa
Inggris.
b. Sistem
teknologi
Tidak bisa kita pungkiri bahwa perkembangan
teknologi menjadi salah satu factor yang mempengaruhi perkembangan kebudayaan
Indonesia. Perkembangan yang sangat terlihat adalah teknologi informatika.
Dengan perkembangan teknologi ini tidak ada lagi batas waktu dan negara pada
saat ini, apapun kejadiannya di satu negara dapat langsung dilihat di negara
lain melalui televisi, internet atau sarana lain dalam bidang informatika.
Sehingga, budaya-budaya luar mampu menyusup kedalam budaya asli Indonesia itu
sendiri.
c.
Sistem mata pencarian
Hidup masyarakat atau ekonomi masyarakat. Kondisi
perekonomian Indonesia saat ini masih dalam situasi krisis, yang diakibatkan
oleh tidak kuatnya fundamental ekonomi pada era orde baru. Kemajuan
perekonomian pada waktu itu hanya merupakan fatamorgana, karena adanya utang
jangka pendek dari investor asing yang menopang perekonomian Indonesia.
d. Organisasi
Sosial.
Bermunculannya
organisasi sosial yang berkedok pada agama (FPI, JI, MMI, Organisasi Aliran
Islam/Mahdi), Etnis (FBR, Laskar Melayu) dan Ras.
e. Sistem Pengetahuan.
Dengan adanya LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia) diharapkan perkembangan pengetahuan Indonesia akan terus
berkembang sejalan dengan era globalisasi.
f.
Kesenian.
Dominasi kesenian saat ini adalah seni suara dan
seni akting (film, sinetron). Seni tari yang dulu hampir setiap hari dapat kita
saksikan sekarang sudah mulai pudar, apalagi seni yang berbau kedaerahan.
Kejayaan kembali wayang kulit pada tahun 1995 – 1996 yang dapat kita
nikmati setiap malam minggu, sekarang sudah tidak ada lagi. Seni lawak model
Srimulat sudah tergeser dengan model Overa Van Java, Pesbuker, dan lain-lain.
Untuk kesenian nampaknya paling dinamis perkembangannya. Namun akibat
perkembangan budaya yang sangat pesat menyebabkan banyak masyarakat Indonesia
yang mulai melupakan kesenian asli bangsa Indonesia dan akhirnya banyak
kesenian Indonesia yang diakui oleh pihak lain.
g. Sedang
menghadapi suatu pergeseran-pergeseran budaya.
Hal ini mungkin dapat dipahami mengingat derasnya
arus globalisasi yang membawa berbagai budaya baru serta ketidakmampuan kita
dalam membendung serangan itu dan mempertahankan budaya dasar kita.
B. Dampak Perkembangan Kebudayaan di Indonesia
Ada
beberapa dampak yang didapatkan dari perkembangan kebudayaan yang ada di
Indonesia, yaitu:
1. Dampak positif
:
a. Peningkatan
dalam bidang sistem teknologi, Ilmu Pengetahuan, dan ekonomi.
b. Terjadinya
pergeseran struktur kekuasaan dari otokrasi menjadi oligarki.
c.
Mempercepat terwujudnya pemerintahan yang demokratis dan masyarakat madani
dalam skala global.
d. Tidak
mengurangi ruang gerak pemerintah dalam kebijakan ekonomi guna mendukung
pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
e. Tidak
berseberangan dengan desentralisasi.
f.
Bukan penyebab krisis ekonomi.
Contoh :
Mudah
memperoleh informasi ataupun ilmu pengetahuan, Anda akan dengan mudah
mendapatkan informasi melalui media elektronik (internet). Hanya dengan
mengetikan apa yang akan anda cari dan hanya beberapa detik, file yang anda
cari akan keluar.
Mudah
melakukan komunikasi, di jaman modern ini sangatlah mudah untuk anda melakukan
komunikasi. Bukan hanya berkomunikasi dengan orang yang berada dekat dengan
anda, namun dengan mudahnya anda dapat berkomunikasi dengan orang yang jaraknya
jauh. Banyak orang akan memilih jejaring sosial untuk berkomunikasi (facebook,
twitter, yahoo, skype, kik, dsb) dikarenakan lebih mudah, dan juga tidak
berbayar. Bayangkan dengan orang orang di era tahun 2000 kebawah, mereka harus
menulis surat, berjalan jauh untuk mencari kantor pos terdekat, mengirim, dan
menunggu lama surat balasan. Kalaupun ada handphone, mereka harus mengeluarkan
uang yang tidak sedikit untuk membeli pulsa dan handphone.
2. Dampak Negatif
:
a. Menimbulkan
perubahan dalam gaya hidup, yang mengarah kepada masyarakat yang konsumtif
komersial.
b. Terjadinya
kesenjangan budaya. Dengan munculnya dua kecenderungan yang kontradiktif.
Kelompok yang mempertahankan tradisi dan sejarah sebagai sesuatu yang sakral
dan penting (romantisme tradisi). Dan kelompok ke dua, yang melihat tradisi
sebagai produk masa lalu yang hanya layak disimpan dalam etalase sejarah untuk
dikenang (dekonstruksi tradisi/disconecting of culture).
c.
Sebagai sarana kompetisi yang menghancurkan. Proses globalisasi tidak hanya
memperlemah posisi negara melainka juga akan mengakibatkan kompetisi yang
saling menghancurkan.
d. Sebagai
pembunuh pekerjaan. Sebagai akibat kemajuan teknologi dan pengurangan biaya per
unit produksi, maka output mengalami peningkatan drastis sedangkan jumlah
pekerjaan berkurang secara tajam.
e. Sebagai
imperialisme budaya. Proses globalisasi membawa serta budaya barat, serta
kecenderungan melecehkan nilai-nilai budaya tradisional.
f.
Globalisasi merupakan kompor bagi munculnya gerakan-gerakan neo-nasionalis
dan fundamentalis.. Proses globalisasi yang ganas telah melahirkan sedikit
pemenang dan banyak pecundang, baik pada level individu, perusahaan maupun
negara. Negara-negara yang harga dirinya diinjak-injak oleh negara-negara adi
kuasa maka proses globalisasi yang merugikan ini merupakan atmosfer yang subur
bagi tumbuhnya gerakan-gerakan populisme, nasionalisme dan fundamentalisme.
Contoh :
Seseorang yang
minder karena melihat temannya memakai iPhone 5, memiliki barang branded,
sedangkan ia tidak punya.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Proses Perkembangan Kebudayaan di
Indonesia melalui dua cara, yaitu:
a. Penetrasi Damai
Merupakan proses masuknya sebuah kebudayaan dengan jalan damai.
Misalnya,masuknya pengaruh kebudayaan Hindu dan Islam ke Indonesia.
b. Penetrasi Kekerasan
Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara memaksa dan merusak. Contohnya,
masuknya kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman penjajahan disertai dengan
kekerasan sehingga menimbulkan goncangan-goncangan yang merusak keseimbangan
dalam masyarakat. Wujud budaya dunia barat antara lain adalah budaya dari
Belanda yang menjajah selama 350 tahun lamanya.
2.
Ada beberapa dampak yang didapatkan dari perkembangan kebudayaan yang ada
di Indonesia, yaitu:
1. Dampak Positif
Salah satunya adalah Peningkatan dalam bidang
sistem teknologi, Ilmu Pengetahuan, dan ekonomi.
2. Dampak Negatif
Menimbulkan
perubahan dalam gaya hidup, yang mengarah kepada masyarakat yang konsumtif
komersial.
B. Saran
Kebudayaan bangsa
Indonesia merupakan kebudayaan yang terbentuk dari berbagai macam kebudayaan
suku dan agama sehingga banyak tantangan yang selalu merongrong keutuhan budaya
itu tapi dengan semangat kebhinekaan sampai sekarang masih eksis dalam terpaan zaman.
Kewajiban kita sebagai anak bangsa untuk tetap mempertahankannya budaya itu
menuju bangsa yang abadi, luhur, makmur dan bermartabat.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.academia.edu/6172521/Makalah_perkembangan_budaya (diakses pada 05 November 2014, pukul 13.50)
http://joanatalumewo.blogspot.com/2013/05/perkembangan-budaya-di-indonesia-dan.html
(diakses pada 09 November 2014, pukul 08.30)
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&ved=0CDMQFjAE&url=https%3A%2F%2Fsyair79.files.wordpress.com%2F2009%2F04%2Fmakalah- kebudayaan.doc&ei=pX1hVLL0HMKvuQSX34KADQ&usg=AFQjCNG12FYlfVGzeFNmt90YKkdhIG1D5g&sig2=wIxE5AEKM4rU9w-Bq95bwg&bvm=bv.79189006,d.c2E
(diakses pada 09 November 2014, pukul 09.00)

Makalah Trypanosoma Rhodesiense
Written on 13.44.00 by Unknown
Mata Kuliah : Parasitologi
Dosen : Sulasmi,
SKM.,M.Kes.
Trypanosoma Rhodesiense
DI
SUSUN OLEH :
KELOMPOK
14 :
ASMILA WARNI PO.71.3.221.13.1.008
MUH. ASHAR PO.71.3.221.13.1.028
SYAMSINAR N. PO.71.3.221.13.1.049
KEMENTRIAN
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK
KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN
KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI D-IV
2014
KATA
PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmatnya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini yang berjudul “Trypanosoma rhodesiense” dengan baik walaupun dalam bentuk yang sederhana.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan banyak
terima kasih kepada dosen yang mengajarkan mata kuliah Parasitologi yang telah
memberikan bimbingan kepada saya dalam menyelesaikan tugas ini, selanjutnya
ucapan terima kasih kepada semua orang yang telah membantu saya dalam
mengerjakan tugas ini sampai selesai.
Saya mengharapkan adanya saran dan kritik
yang sifatnya membangun dari semua pihak, sebagai masukan bagi saya dan jadikan
tambahan pengetahuan dan pengalaman untuk pembuatan makalah berikutnya.
Mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Terima
kasih.
Makassar, 14
April 2014
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR ...................................................................................... i
DAFTAR
ISI ..................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar
Belakang ...................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN .................................................................................. 2
A. Sejarah .................................................................................................. 2
B. Penyebaran ............................................................................................ 3
C. Taksonomi ............................................................................................ 3
D. Morfologi .............................................................................................. 4
E. Habitat ................................................................................................... 4
F. Siklus
Hidup ......................................................................................... 5
G. Penyebab
Penyakit ................................................................................ 6
H. Pencegahan ............................................................................................ 8
BAB
III PENUTUP .......................................................................................... 10
A. Kesimpulan ........................................................................................... 10
B. Saran ...................................................................................................... 10
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anggota dari genus
Trypanosoma dengan satu perkecualian heteroksenosa dan ditularkan oleh
invertebrate penghisap darah. Mereka dapat berbentuk amastigophora,
Promastigophora, Epimastigophora dan Tripomastigophora dalam siklus hidupnya.
Mereka terdapat pada semua kelas vertebrata. Mereka merupakan parasit dari
system sirkulasi dan cairan jaringan, tetapi beberapa dapat menginfeksi sel.
Sekitar 200 jenis telah diberi nama. Sebagian besar tidak pathogen, tetapi
parasit yang terdapat pada ternak dan juga manusia. Genus Trypanosoma terdapat
didaerah tropis, menyebabkan penyakit tidur di daerah Afrika Tengah, nagana
pada ternak di Afrika, Surra pada ternak di Asia dan Afrika dan sejumlah
penyakit lainnya pada ternak. Trypanosoma telah menghambat peningkatan ternak
pada daratan seluas kurang lebih 4,5 juta acre di Afrika tengah dan merupakan
penyebab utama dari Kwashiorkor yang disebabkan tidak cukupnya protein dalam
makanan dari berjuta-juta anak di Afrika. Famili Trypanosomomatiadae hanya
memiliki dua dari Sembilan genus.Anggota dari familia ini memiliki bentuk
seperti daun atau kadang-kadang berbentuk bulat berisi satu inti. Mereka juga
memiliki Golgi apparatus, lisosom, Retikulum Endoplasmik, Ribosom serta
memiliki vesikula. Trypanosoma brucei rhodiensis, parasit
ini lebih agresif dan memiliki kemampuan berkembang biak lebih cepat
dibandingkan Trypanosoma brucei gabiensis. Penyakit ini dapat mengakibatkan
fatal setelah 9 sampai 12 bulan terinfeksi. Efeknya pada sistem syaraf berupa
penurunan nafsu makan, dan gangguan mental. Penyakit ini jarang dalam bentuk
kronis (dalam jangka waktu lama)' karena menyerang ginjal, dan otot-otot
jantung yang dampaknya sangat fatal bagi kelangsungan hidup penderita.
B.
Tujuan
1.
Dapat mengetahui sejarah dan penyebaran
dari Trypanosoma rhodesiense.
2.
Dapat mengetahui taksonomi, morfologi,
serta habitat Trypanosoma rhodesiense.
3.
Dapat mengetahu siklus hidup, penyebab
penyakit dan cara mencegah Trypanosoma
rhodesiense.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Sejarah
Trypanosoma rhodesiense erat hubungannya dengan Trypanosoma gambiense,
morfologinya sulit dibedakan. Stephans dan fantham pada tahun 1910
menemukan Trypanosoma rhodesiense dalam darah seorang pasien
penyakit tidur. Mereka membedakannya dari Trypanosoma gambiense berdasarkan
vektor penularnya, virulensinya dalam tikus, dan ditemukannya varian morfologi
yang belum ada pada Trypanosoma gambiense.
Trypanosoma
rhodesiense atau penyakit tidur Afrika Timur distribusinya
lebih terbatas daripada Trypanosoma gambiense, yaitu ditemukan di
Afrika Timur bagian tengah. Infeksinya lebih cepat fatal daripada infeksi Trypanosoma
gambiense, dan binatang buruan seperti rusa semak (bushbuck) merupakan
hospes reservoar alamiahnya.
Gambar 1. Lalat tsetse.
Menurut perkiraan
baru-baru ini, tahun-tahun kehidupan cacat disesuaikan (9 sampai 10 tahun)
(DALYs) hilang karena penyakit tidur adalah 2,0 juta.
Perkiraan terakhir
menunjukkan bahwa lebih dari 60 juta orang yang tinggal di sekitar 250 lokasi
beresiko tertular penyakit, dan ada sekitar 300.000 kasus baru setiap tahun.
Penyakit ini telah
dicatat sebagai terjadi di 36 negara, semua di sub-Sahara Afrika. Hal ini
endemik di tenggara barat Uganda dan Kenya dan membunuh lebih dari 40.000
Afrika tahun.
Menurut
penelitian, penyakit unik ini berasal dari Afrika dan sudah menjadi wabah
mematikan di beberapa negara di Afrika. Hingga saat ini tercatat 50.000 sampai
70.000 orang di Sub-Sahara Afrika terserang penyakit tidur atau Human
african trypanosomiasis, yang menyebar melalui gigitan lalat tsetse. Setiap
tahunnya juga dilaporkan sekitar 300.000 orang meninggal akibat penyakit ini di
Afrika.
B. Penyebaran
Penyakit
ini menyebar didaerah tropis benua Afrika antara 150LU dan 200LS,
sesuai dengan daerah penyebaran lalat tsetse.
Di daerah endemis 0,1% - 2% penduduk terineksi. Pada saat terjadi KB prevalensi
penyakit ini bisa mencapai 70%. KLB dapat terjadi apabila karena sesuatu hal
terjadi peningkatan intensitas kontak antara manusia dan lalat tsetse atau
strain tripanosoma yang virulen masuk kedaerah dimana densitas lalat tsetse sangat padat. Masuknya strain virulen
dimungkinkan oleh karena adanya pergerakan hospes manusia atau lalat tsetse yang terinfeksi ke suatu daerah. Lalat Glossina palpalis merupakan vector utama, dibagian
barat dan bagian tengah Afrika. Infeksi biasanya terjadi disepanjang aliran
sungai atau anak sungai yang berbatasan dengan daerah yang berhutan.
Di
Afrika bagian timur dan danau victoria vector utamanya adalah kelompok G. Morsitans, infeksi terjadi
didaerah savana yang kering.
G. fuscipes yang termasuk dalam kelompok palpalis
merupakan vector penular penyakit pada saat KLB penyakit tidur jenis rhodiense
yang terjadi di Kenya dan Zaire dan vector ini juga sejak tahun 1976 diketahui
sebagai vector pada penularan peridomestik di Uganda.
C.
Taksonomi
Taksonomi
lalat tsetse yang menyebabkan Trypanosoma rhodesiense :
Kingdom : animalia
Filum : arthropoda
Kelas : insecta
Ordo : diptera
Famili : glossinidae (theoblad, 1903)
Genus : wiedemann, 1830)
Spesies : Trypanosoma rhodesiense
D.
Morfologi
Morfologi
Trypanosoma mempunyai ukuran 14-33 x 1,5-3,5 µm (rata-rata 15-20 µm) Membran
bergelombang terdapat pada seluruh tubuh, mempunyai 1 flagella pada ujung
anterior, kinetoplas letaknya lebih ke posterior dekat axonema, letak nukleus
di tengah-tengah atau sentral. Bentuk ini terdapat di dalam tuan rumah
perantara maupun sebenarnya. Trypanosoma masuk didalam tuan rumah perantara
pada waktu mengisap darah sebagai makanannya. Di dalam tubuh manusia
Trypanosoma hidup ekstra sellul¬er di dalam darah, limfe dan cairan otak. Terdapat
granula spesifik, tidak berwarna, bergerak aktif, berkembang biak membe¬lah
memanjang, bila diwarnai dengan Giemsa atau Wright, inti akan ber¬warna merah
udang, dan sitoplasma berwarna biru. Bentuk kritidia berukuran 15-20 µm
(rata-rata 15 µm). Membran bergelombang terdapat pada bagian tubuh kean¬terior,
kinetoplas letaknya lebih ketengah dengan axonema, letak nukleus di
tengah-tengah, terdapat granula spesifik (seperti trypanosoma). Terdapat
sebagai stadium sementara pada lalat Genus glossina untuk T.gambiense,
T.rhodesiense, sedangkan untuk T.cruzi adalah serangga Genus triatoma.
Berkembang biak membelah dua dan memanjang, dan di dalam kelenjar ludah lalat
glossina tadi, kritidia tersebut mengalami metamorfose menjadi trypanosoma yang
siap ditularkan.
E.
Habitat
T.b. gambiense, manusia
merupakan reservoir utama, sedangkan peranan binatang peliharaan dan binatang
buas sebagai reservoir tidak jelas. Binatang buas terutama babi hutan dan sapi
peliharaan merupakan reservoir utamaT.b. rhodiense. Adapun habitatnya berada dalam darah.
F.
Siklus Hidup
Gambar 2. Siklus hidup lalat tsetse.
Lalat tsetse menjalani metamorfosis sempurna yang
terdiri 4 fase :Fase telur, larva belatung ( maggot ), kepompong, dan lalat
dewasa. Jika diamati secara seksama dan kemudian dibandingkan dengan siklus
hidup lalat lain, siklus hidup dari lalat tsetse biasa dikatakan unik. Contoh
keunikan dari siklus hidup lalat tsetse adalah saat sudah wktunya bertelur,
induk lalat tsetse akan tetap menyimpan telur tersebut di dalam tubuhnya
sehingga menetas menjadi larva yang baru menetas tersebut tetap berada di dalam
tubuh induknya dan hidup dengan mengkomsumsi senyawa mirip cairan susu yang
dihasilkan oleh kelenjar induknya.
Jika larva sudah memasuki ukuran tertentu, barulah
larva lalat tsetse keluar dari tubuh induknya dan “lahir” ke dunia. Masa hidup
larva di dunia relatif singkat karena hanyya dalam waktu beberapa jam usai
keluar dari tubuh induknya, larva lalat tsetse segera mencari tempat yang
terlindung untuk berubah menjadi pupa. Masa pupa atau kepompong berlangsung
selama beberapa hari dan sesudah itu lalat tsetse dewasa akan keluar. Di fase
dewasa ini, lalat tsetse hanya hidup dari mengisap darah mamalia dan bisahidup
hingga usia 4 bulan.
G. Penyebab
Penyakit
Tidur adalah keadaan dimana kita merelaksasikan semua organ tubuh
yang lelah. Hampir semua manusia menghabiskan sepertiga dari waktu
hidupnya dengan tidur. Tidur bukan saja karena kelelahan tetapi juga karena
kebiasaan dan pola hidup.
Penyebab
penyakit adalah Trypanosoma
brucei gambiense dan T.b. rhodesiense,flagelata
darah. Kriteria untuk diferensiasi spesies tidaklah mutlak; isolat yang diambil
dari kasus virulen dengan perjalanan penyakit yang sangat progresif dianggap
sebagai T. B rhodesiense,
terutama apabila infeksi terjadi di Afrika bagian timur. Sedangkan jika infeksi
didapatkan di Afrika bagian barat dan tengah, biasanya perjalanan penyakit
lebih kronis biasanya disebabkan oleh T.b.
gambiense.
Penyakit ini disebut African trypanosomiasisatau nama
lainnya penyakit tidur. Penyakit ini adalah penyakit yang menyerang sistem
syaraf dan disebabkan oleh protozoatrypanosoma yang masuk ke dalam tubuh melalui
gigitan lalat tsetse. Lalat tsetse adalah salah satu spesies lalat yang
menghisap darah mamalia.
Gambar 3. Penyebaran penyakit. Gambar 4. Orang yang terkena
penyakit trypanosomiasis.
Menurut penelitian, penyakit unik ini
berasal dari Afrika dan sudah menjadi wabah mematikan di beberapa negara di
Afrika. Hingga saat ini tercatat 50.000 sampai 70.000 orang di Sub-Sahara
Afrika terserang penyakit tidur atau Human
african trypanosomiasis, yang menyebar melalui gigitan lalat tsetse. Setiap
tahunnya juga dilaporkan sekitar 300.000 orang meninggal akibat penyakit ini di
Afrika.
Gigitan lalat ini menyebabkan rasa sakit
dan bengkak merah di bekas gigitan. Infeksi ini akan menyebar melalui darah dan
mengakibatkan gejala awal demam, sakit kepala, sakit sendi, gatal-gatal pada
kulit, dan lemas. Kemudian bakteri ini menyerang otak dan menyebabkan
penyakit-penyakit serius lainnya seperi pembengkakan kelenjar limfa, anemia,
dan penyakit ginjal.
Orang yang terjangkit akan mengalami
kejang-kejang dan sulit berpikir. Serta pola tidur yang lebih lama dari
biasanya. Penyakit ini sangat sulit dideteksi karena memiliki gejala awal
seperti penyakit malaria.
Apabila seseorang terjangkit, penderita
akan merasakan kantuk yang sangat hebat disiang hari. Tetapi penderita akan
menjadi insomnia atau susah tidur pada malam hari. Apabila pola tidur semakin
sulit dikendalikan, penderita bisa mengalami koma bahkan hingga kematian.
Penyakit ini tidak hanya menyerang
manusia tetapi juga mamalia lainnya. Hewan yang terserang penyakit ini akan
mengalami penurunan produktifitas dan akhirnya mati.
Metode penyebaran penyakit ini mirip
dengan penyebaran penyakit lain yang membutuhkan perantara. Ketika lalat tsetse
menghisap darah penderita penyakit tidur, mikroba trypanosoma akan ikut terhisap. Mikroba yang
terhisap akan tinggal dan tidak mati di dalam tubuh lalat.
Ketika lalat yang sama menghisap darah
orang yang sehat, mikroba trypanosomatanpa
sengaja masuk kedalam tubuh orang yang dihisap darahnya. Selain melalui lalat
tsetse, penyakit ini juga bisa ditularkan melalui transfusi darah.
Gambar 5. Bakteri trypanosoma dalam
darah.
Sebelumnya, menurut penelitian untuk
menyembuhkan penyakit ini harus melakukan terapi. Selain itu, penderita juga di
harapkan meminum obat untuk menyembuhkan penyakit ini. Namu cara yang kedua ini
sangat beresiko karena 5%-20% penderita meninggal akibat komplikasi dari obat
yang digunakan.
Pada akhir Maret 2010 lalu, ilmuwan asal
Kanada dan Inggris berhasil menemukan obat yang bisa menyerang enzim parasit
tersebut yang diharapkan bisa mempertahankan hidup seseorang. Obat itu sudah di
uji klinis (percobaan pada manusia) dalam 18 bulan.
Ilmuan asal Belgia juga menemukan cara
untuk menyembuhkan penyakit yang disebabkan lalat tsetse ini. Para ilmuwan
menjelaskan bahwa ada sebuah bakteri yang disebut Sodalis Glossinidius yang hidup pada lalat tsetse yang
dapat menyembuhkan penyakit tersebut. Gen bakteri akan diubah untuk mendapatkan
antibodi yang dapat melawan parasit yang menyebar di tubuh manusia. Dr David
Horn dari London School of Hygiene and Tropical Medicine mengatakan, “Ini
adalah konsep yang menjanjikan, dan sekarang sedang diupayakan untuk membuat
anti-trypanosomal.”
Karena penyakit yang berbahaya ini,
manusia berusaha menekan keberadaan lalat tsetse yang menjadi perantara ini.
Beberapa metode dilakukan seperti melakukan penyemprotan memakai insektisida, pemasangan
jebakan, dan melepaskan lalat jantan steril (mandul) ke alam liar agar telur
hasil perkawinan tidak dapat menetas.
H. Pencegahan
1.
Cara-cara Pencegahan
Memilih
cara pencegahan yang tepat harus di dasari pada pengetahuan dan pengenalan
ekologi dari vektor dan penyebab penyakit disuatu wilayah. Dengan pengetahuan
tersebut, maka suatu
daerah dengan keadaan
geografis tertentu, dapat dilakukan satu atau beberapa langkah berikut sebagai
langkah prioritas dalam upaya pencegahan :
a.
Berikan Penyuluhan kepada masyarakat tentang cara-cara perlindungan diri
terhadap gigitan lalat tsetse.
b.
Menurunkan populasi parasit melalui survei masyarakat untuk menemukan mereka
yang terinfeksi, obati mereka yang terinfeksi.
c.
Bila perlu hancurkan habitat lalat tsetse,
namun tidak dianjurkan untuk
menghancurkan vegetasi secara tidak merata. Membersihkan semak-semak dan
memotong rumput disekitar desa sangat bermanfaat pada saat terjadi penularan
peridomestik. Apabila pada wilayah yang telah dibersihkan dari vegetasi liar
dilakukan reklamasi dan dimanfaatkan untuk lahan pertanian maka masalah vektor
teratasi untuk selamanya.
d.
Mengurangi kepadatan lalat dengan menggunakan perangkap dan kelambu yang sudah
dicelup dengan deltametrin serta dengan penyemprotan insektisida
residual (perythroid sintetik
5%, DDT, dan dieldrin 3% merupakan insektidida yang
efektif). Dalam situasi darurat gunakan insektisida aerosol yang disemprotkan
dari udara.
e.
Melarang orang-orang yang pernah tinggal atau pernah mengunjungi daerah endemis
di Afrika untuk menjadi donor darah.
2. Penanggulangan
Wabah
Dalam
keadaan KLB lakukkan survei massal yang terorganisasikan dengan baik dan
berikan pengobatan bagi penderita yang ditemukan serta lakukan pengendalian
lalat tsetse.
Bila
terjadi lagi KLB di daerah yang sama walaupun sudah melaksanakan upaya-upaya
pemberantasan, maka upaya-upaya yang tercantum pada butir 9A harus dilakukan
dengan lebih giat.
3. Penanganan Internasional
Meningkatkan
upaya kerjasama lintas sektor di daerah endemis. Penyebar luasan informasi dan
meningkatkan tersedianya bahan dan alat diagnosa sederhana untuk skrining dan
upaya sederhana pengendalian vektor.
Kembangkan sistem yang efektif
pendistribusian reagen dan obat-obatan. Kembangkan sistem pelatihan pada
tingkat nasional dan internasional. Manfaatkan pusat-pusat kerjasama WHO.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Trypanosoma brucei rhodiensis, parasit
ini lebih agresif dan memiliki kemampuan berkembang biak lebih cepat
dibandingkan Trypanosoma brucei gabiensis. Penyakit ini dapat mengakibatkan
fatal setelah 9 sampai 12 bulan terinfeksi. Efeknya pada sistem syaraf berupa
penurunan nafsu makan, dan gangguan mental. Penyakit ini jarang dalam bentuk
kronis (dalam jangka waktu lama)' karena menyerang ginjal, dan otot-otot jantung
yang dampaknya sangat fatal bagi kelangsungan hidup penderita.
B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini,
mahasiswa dapat mengetahui trypanosoma rhodesiense serta agar
pembaca dapat mengetahui cara-cara yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit
tersebut. Kritik dan saran penulis tetap harapkan demi perbaikan selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
http://kesehatan.bandungkab.go.id/index.php?option=com_mtree&task=rate&link_id=14&Itemid=109(diakses:
5 april 2014).
http://lutfhieekaseptian.blogspot.com/2012/02/penyakit-tidur.html(diakses:
5 april 2014).
http://republik-tawon.blogspot.com/2012/05/lalat-tsetse-sang-penyebar-penyakit.html(diakses:
5 april 2014).
http://internetuniversityid.blogspot.com/2012/01/penyakit-tidur-afrika-barat.html(diakses:
5 april 2014).
http://putrinspiration.blogspot.com/2012/06/trypanosoma.html(diakses:
5 april 2014).
http://www.pantonanews.com/1871-lalat-tsetse-dan-penyakit-tidur(diakses:
5 april 2014).
http://ceriffeta.blogspot.com/2011/10/penyakit-tidur-yang-mematikan.html(diakses:
5 april 2014).
