Rabu, 25 Maret 2015

Makalah Proses Perkembangan Kebudayaan

Mata Kuliah     : Ilmu Budaya Sehat
Dosen              : Sulasmi, SKM.,M.Kes


MAKALAH
Proses Perkembangan Kebudayaan



  



Oleh Kelompok 8:
v Asmila Warni                                                  PO.71.4.221.13.2.008
v Evi Nursyafitri                                             PO.71.4.221.13.2.012
v Hendrik                                                        PO.71.4.221.13.2.018
v Sirma Mangiri                                              PO.71.4.221.13.2.043

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI D.IV

2013/2014


Kata Pengantar
Bismillahirrahmanirrahim.
              Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Makalah
Ilmu Budaya Sehat dengan judul “Proses Perkembangan Kebudayaan” ini dapat selesai dengan tepat waktu. Terwujudnya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.  Ibu Sulasmi, SKM.,M.Kes selaku dosen pengampu pada mata kuliah Ilmu Budaya Sehat yang telah memberikan ilmu  dan sumbangsinya dalam menyusun makalah ini.
2.  Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan motivasi dan dukungan baik moral maupun spiritual.
3.  Teman-teman yang tercinta yang telah sabar untuk meluangkan waktunya untuk berdiskusi dalam menyusun makalah ini.
4.  Dan semua pihak yang telah membantu dalam  menyusun makalah ini.
Dalam makalah ini terdapat beberapa pembahasan materi mengenai “ Proses-proses perkembangan kebudayaan yang ada di Indonesia . Namun dalam penyusunannya masih terdapat banyak kekurangan oleh karena itu kritik dan saran  yang membangun diharapkan penulis dari semua pihak, agar kedepannya lebih baik lagi dalam menyusun makalah.  
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik itu  penulis terlebih kepada pembacanya.
Wasallam  
Makassar,    November  2014

Penulis



DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................... i
DAFTAR ISI  ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
A.   Latar Belakang ........................................................................................... 1
B.   Rumusan Masalah..................................................................................... 2
C.   Tujuan .......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 3
A.    Proses Perkembangan Kebudayaan di Indonesia .............................. 3
B.    Dampak Perkembangan Kebudayaan di Indonesia ........................... 8
BAB III PENUTUP................................................................................................... 11
A.   Kesimpulan.................................................................................................. 11
B.   Saran ........................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 12

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Indonesia adalah bangsa yang majemuk, terkenal dengan keanekaragaman dan keunikannya. “Kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia merupakan kebudayaan yang majemuk dan sangat kaya ragamnya. Perbedaan yang terjadi dalam kebudayaan Indonesia dikarekan proses pertumbuhan yang berbeda dan pengaruh dari budaya lain yang ikut bercampur di dalamnya”. (Kong Fu Tse, 1970). Di setiap budaya tersebut terdapat nilai-nilai sosial dan seni yang tinggi. Seiring dengan masuknya era globalisasi saat ini, turut mengiringi budaya-budaya asing yang masuk ke Indonesia.
Negara Indonesia mempunyai norma-norma yang harus dipatuhi oleh masyarakatnya. Setiap butir norma memiliki peranan masing-masing dalam mengatur hidup manusia (Soekamto, 1984). Norma merupakan suatu ketetapan yang ditetapkan oleh manusia dan wajib dipatuhi oleh masyarakat dan memiliki manfaat positif bagi kelangsungan hidup khalayak.
Pada kondisi saat ini, kebudayaan mulai ditinggalkan bahkan sebagian masyarakat Indonesia malu akan kebudayaannya sebagai jati diri sebuah bangsa. Hal ini mengakibatkan hilangnya keanekaragaman budaya Indonesia secara perlahan-lahan, yang tidak terlepas dari pengaruh budaya.
Generasi muda termasuk mahasiswa di dalamnya, baik disadari atau tidak memegang amanah dalam menjaga kelestarian keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh Indonesia. Dalam menjaga kelestarian budaya Indonesia tersebut banyak cara yang dapat dilakukan sesuai dengan kemampuan dan batasan-batasan yang ada.


B. Rumusan Masalah
Bagaimana dampak kebudayaan yang ada di Indonesia baik secara negatif maupun positifnya serta bagaimana perkembangan kebudayaan di Indonesia.

C. Tujuan
1.  Untuk mengetahui Proses Perkembangan kebudayaan Indonesia
2.  Untuk mengetahui Dampak perkembangan kebudayaan Indonesia dengan kehidupan masyarakat Indonesia


BAB II
PEMBAHASAN
A.  Proses Perkembangan Kebudayaan di Indonesia
Berbicara tentang kebudayaan Indonesia yang ada dibayangan kita adalah sebuah budaya yang sangat beraneka ragam. Bagaimana tidak, Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, hal inilah yang menyebabkan Indonesia memiliki kebudayaan yang beraneka ragam. Kebudayaan dapat didefinisikan sebagai suatu keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterpretasi lingkungan dan  pengalamannya, serta menjadi pedoman bagi tingkah lakunya. Suatu kebudayaan merupakan milik bersama anggota suatu masyarakat atau suatu golongan sosial, yang penyebarannya kepada anggota-anggotanya dan pewarisannya kepada generasi berikutnya dilakukan melalui proses  belajar dan dengan menggunakan simbol-simbol yang terwujud dalam bentuk yang terucapkan maupun yang tidak (termasuk juga berbagai peralatan yang dibuat oleh manusia). Dengan demikian, setiap anggota masyarakat mempunyai suatu pengetahuan mengenai kebudayaannya tersebut yang dapat tidak sama dengan anggota-anggota lainnya, disebabkan oleh pengalaman dan proses belajar yang berbeda dan karena lingkungan-lingkungan yang mereka hadapi tidak selamanya sama.
Kebudayaan yang dimiliki oleh suatu bangsa merupakan keseluruhan hasil cipta, karsa, dan karya manusia. Indonesia sendiri sebagai Negara kepulauan dikenal dengan keberagaman  budayanya, yang mana keanekaragaman itulah menunjukkan betapa pentingnya aspek kebudayaan bagi suatu Negara. Karena jelas bahwa kebudayaan adalah suatu identitas dan jati diri bagi suatu bangsa dan Negara. Proses perkembangan budaya dapat terjadi melalui penetrasi. penetrasi kebudayaan adalah masuknya pengaruh suatu kebudayaan ke kebudayaan lainnya. Penetrasi kebudayaan dapat terjadi dengan dua cara:
Kebudayaan yang dimiliki oleh suatu bangsa merupakan keseluruhan hasil cipta, karsa, dankarya manusia. Indonesia sendiri sebagai Negara kepulauan dikenal dengan keberagaman  budayanya,  yang mana keanekaragaman itulah menunjukkan betapa pentingnya aspekkebudayaan bagi suatu Negara. Karena jelas bahwa kebudayaan adalah suatu identitas dan jati diri bagi suatu bangsa dan Negara.
Proses perkembangan budaya dapat terjadi melalui penetrasi. penetrasi kebudayaan adalahmasuknya pengaruh suatu kebudayaan ke kebudayaan lainnya. Penetrasi kebudayaan dapat terjadi dengan dua cara:
1.  Penetrasi Damai
Merupakan proses masuknya sebuah kebudayaan dengan jalan damai. Misalnya,masuknya pengaruh kebudayaan Hindu dan Islam ke Indonesia. Contoh lainnya sepertikebudayaan Tionghoa, kebudayaan India dan kebudayaan Arab. Kebudayaan India masukmelalui proses yang damai yaitu melalui penyebaran agama Hindu dan Buddha di Nusantarayang jauh sebelum Indonesia terbentuk.
Kerajaan-kerajaan yang bernafaskan agama Hindu danBudha sempat mendominasi Nusantara pada abad ke-5 Masehi ditandai dengan berdirinyakerajaan tertua di Nusantara, Kutai, sampai pada penghujung abad ke-15 Masehi.
Kebudayaan Tionghoa masuk dan mempengaruhi kebudayaan Indonesia karena interaksi perdagangan yang intensif antara  pedagang - pedagang Tionghoa dan Nusantara (Sriwijaya).
 Selain itu, banyak pula yang masuk bersama perantau-perantau Tionghoa yang datang daridaerah selatan Tiongkok dan menetap di Nusantara. Mereka menetap dan menikahi penduduklokal menghasilkan perpaduan kebudayaan Tionghoa dan lokal yang unik. Kebudayaan sepertiinilah yang kemudian menjadi salah satu akar daripada kebudayaan lokal modern di Indonesiasemisal kebudayaan Jawa dan Betawi.Penerimaan kedua macam kebudayaan tersebut tidak mengakibatkan konflik, tetapi memperkayakhasanah budaya masyarakat setempat. Pengaruh kedua kebudayaan ini pun tidakmengakibatkan hilangnya unsur-unsur asli budaya masyarakat. Penyebaran kebudayaan secara damai akan menghasilkan Akulturasi, Asimilasi, atau Sintesis.
.Akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli. Contohnya, bentuk bangunan Candi Borobudur yang merupakan perpaduan antara kebudayaan asli Indonesia dan kebudayaan India.
Asimilasi adalah  bercampurnya  dua  kebudayaan  sehingga  membentuk  kebudayaan  baru. 
Sedangkan Sintesis adalah bercampurnya dua kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya sebuah kebudayaan baru yang sangat berbeda dengan kebudayaan asli.
  
2.  Penetrasi kekerasan (penetration violante) 
 Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara memaksa dan merusak. Contohnya, masuknya kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman penjajahan disertai dengan kekerasan sehingga menimbulkan goncangan-goncangan yang merusak keseimbangan dalam masyarakat. Wujud  budaya dunia barat antara lain adalah budaya dari Belanda yang menjajah selama 350 tahun lamanya. Budaya warisan Belanda masih melekat di Indonesia antara lain pada sistem  pemerintahan Indonesia. Secara garis besar kebudayaan Indonesia dapat kita klasifikasikan dalam dua kelompok besar. Yaitu Kebudayaan Indonesia Klasik dan Kebudayaan Indonesia Modern. Para ahli kebudayaan telah mengkaji dengan sangat cermat akan kebudayaan klasik ini. Mereka memulai dengan  pengkajian kebudayaan yang telah ditelurkan oleh kerajaan-kerajaan di Indonesia. Sebagai layaknya seorang pengkaji yang obyektif, mereka mengkaji dengan tanpa melihat dimensi-dimensi yang ada dalam kerajaan tersebut. Mereka mempelajari semua dimensi tanpa ada yang dikesampingkan. Adapun dimensi yang sering ada adalah seperti agama, tarian, nyanyian, wayang kulit, lukisan, patung, seni ukir, dan hasil cipta lainnya. Beberapa pengamat mengatakan bahwa perkembangan kebudayaan Indonesia khususnya kebudayaan modern dimulai sejak bangsa Indonesia merdeka. Bentuk dari deklarasi ini menjadikan bangsa Indonesia tidak dalam pengaruh dan tekanan bangsa lain dengan budayanya. Dari sini bangsa Indonesia mampu menciptakan rasa dan karsa yang lebih sempurna sehingga mulailah berkembang kebudayaan modern bangsa Indonesia. Dalam perkembangan kebudayaan bangsa Indonesia ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi  berkembangnya sebuah kebudayaan diantaranya adalah faktor pengaruh budaya dari luar, apabila  budaya asli ini tidak dapat mempertahankan eksistensinya maka budaya asli yang ada akan tergusur dan tergantikan dengan budaya asing yang baru tersebut. Pada saat ini kita semua dapat melihat bahwa bangsa Indonesia dalam situasi yang mengkhawatirkan, karena banyak sekali  budaya asing yang masuk dan tidak tersaring sehingga mempengaruhi kebudayaan asli bangsa Indonesia. Kondisi sosial budaya Indonesia saat ini adalah sebagai berikut :
a.  Bahasa
Dapat kita ketahui bahwa sampai saat Indonesia masih konsisten dan tetap berpegang teguh dalam satu bahasa yaitu bahasa Indonesia. Sedangkan bahasa-bahasa daerah merupakan kekayaan plural yang dimiliki bangsa Indonesia sejak jaman nenek moyang kita. Bahasa merupakan salah satu unsur budaya yang terbentuk karena adanya komunikasi antara manusia Indonesia. Bahasa asing (Inggris, mandarin, dan lan sebagainya) belum terlihat begitu dinminati dalam penggunaan sehari-hari, hanya mungkin pada acara saat seminar, atau kegiatan ceramah formal diselingi dengan bahasa Inggris sekedar untuk menyampaikan kepada penonton kalau  penceramah mengerti akan bahasa Inggris.

b.  Sistem teknologi
Tidak bisa kita pungkiri bahwa perkembangan teknologi menjadi salah satu factor yang mempengaruhi perkembangan kebudayaan Indonesia. Perkembangan yang sangat terlihat adalah teknologi informatika. Dengan perkembangan teknologi ini tidak ada lagi batas waktu dan negara pada saat ini, apapun kejadiannya di satu negara dapat langsung dilihat di negara lain melalui televisi, internet atau sarana lain dalam bidang informatika. Sehingga, budaya-budaya luar mampu menyusup kedalam budaya asli Indonesia itu sendiri.

c.   Sistem mata pencarian
Hidup masyarakat atau ekonomi masyarakat. Kondisi perekonomian Indonesia saat ini masih dalam situasi krisis, yang diakibatkan oleh tidak kuatnya fundamental ekonomi pada era orde baru. Kemajuan perekonomian pada waktu itu hanya merupakan fatamorgana, karena adanya utang jangka pendek dari investor asing yang menopang perekonomian Indonesia.

d.  Organisasi Sosial.
Bermunculannya organisasi sosial yang berkedok pada agama (FPI, JI, MMI, Organisasi Aliran Islam/Mahdi), Etnis (FBR, Laskar Melayu) dan Ras.
e.  Sistem Pengetahuan.
Dengan adanya LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) diharapkan perkembangan  pengetahuan Indonesia akan terus berkembang sejalan dengan era globalisasi.

f.    Kesenian.
Dominasi kesenian saat ini adalah seni suara dan seni akting (film, sinetron). Seni tari yang dulu hampir setiap hari dapat kita saksikan sekarang sudah mulai pudar, apalagi seni yang berbau kedaerahan. Kejayaan kembali wayang kulit pada tahun 1995 – 1996 yang dapat kita nikmati setiap malam minggu, sekarang sudah tidak ada lagi. Seni lawak model Srimulat sudah tergeser dengan model Overa Van Java, Pesbuker, dan lain-lain. Untuk kesenian nampaknya paling dinamis perkembangannya. Namun akibat perkembangan budaya yang sangat pesat menyebabkan banyak masyarakat Indonesia yang mulai melupakan kesenian asli bangsa Indonesia dan akhirnya banyak kesenian Indonesia yang diakui oleh pihak lain.

g.  Sedang menghadapi suatu pergeseran-pergeseran budaya.
Hal ini mungkin dapat dipahami mengingat derasnya arus globalisasi yang membawa berbagai budaya baru serta ketidakmampuan kita dalam membendung serangan itu dan mempertahankan budaya dasar kita.

B. Dampak Perkembangan Kebudayaan di Indonesia
Ada beberapa dampak yang didapatkan dari perkembangan kebudayaan yang ada di Indonesia, yaitu:
1.  Dampak positif :
a.  Peningkatan dalam bidang sistem teknologi, Ilmu Pengetahuan, dan ekonomi.
b.  Terjadinya pergeseran struktur kekuasaan dari otokrasi menjadi oligarki.
c.   Mempercepat terwujudnya pemerintahan yang demokratis dan masyarakat madani dalam skala global.
d.  Tidak mengurangi ruang gerak pemerintah dalam kebijakan ekonomi guna mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
e.  Tidak berseberangan dengan desentralisasi.
f.    Bukan penyebab krisis ekonomi.
Contoh :
Mudah memperoleh informasi ataupun ilmu pengetahuan, Anda akan dengan mudah mendapatkan informasi melalui media elektronik (internet). Hanya dengan mengetikan apa yang akan anda cari dan hanya beberapa detik, file yang anda cari akan keluar.
Mudah melakukan komunikasi, di jaman modern ini sangatlah mudah untuk anda melakukan komunikasi. Bukan hanya berkomunikasi dengan orang yang berada dekat dengan anda, namun dengan mudahnya anda dapat berkomunikasi dengan orang yang jaraknya jauh. Banyak orang akan memilih jejaring sosial untuk berkomunikasi (facebook, twitter, yahoo, skype, kik, dsb) dikarenakan lebih mudah, dan juga tidak berbayar. Bayangkan dengan orang orang di era tahun 2000 kebawah, mereka harus menulis surat, berjalan jauh untuk mencari kantor pos terdekat, mengirim, dan menunggu lama surat balasan. Kalaupun ada handphone, mereka harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk membeli pulsa dan handphone.

2. Dampak Negatif :
a.  Menimbulkan perubahan dalam gaya hidup, yang mengarah kepada masyarakat yang konsumtif komersial.
b.  Terjadinya kesenjangan budaya. Dengan munculnya dua kecenderungan yang kontradiktif. Kelompok yang mempertahankan tradisi dan sejarah sebagai sesuatu yang sakral dan penting (romantisme tradisi). Dan kelompok ke dua, yang melihat tradisi sebagai produk masa lalu yang hanya layak disimpan dalam etalase sejarah untuk dikenang (dekonstruksi tradisi/disconecting of culture). 
c.   Sebagai sarana kompetisi yang menghancurkan. Proses globalisasi tidak hanya memperlemah posisi negara melainka juga akan mengakibatkan kompetisi yang saling menghancurkan. 
d.  Sebagai pembunuh pekerjaan. Sebagai akibat kemajuan teknologi dan pengurangan biaya per unit produksi, maka output mengalami peningkatan drastis sedangkan jumlah pekerjaan berkurang secara tajam.
e.  Sebagai imperialisme budaya. Proses globalisasi membawa serta budaya barat, serta kecenderungan melecehkan nilai-nilai budaya tradisional. 
f.    Globalisasi merupakan kompor bagi munculnya gerakan-gerakan neo-nasionalis dan fundamentalis.. Proses globalisasi yang ganas telah melahirkan sedikit pemenang dan banyak pecundang, baik pada level individu, perusahaan maupun negara. Negara-negara yang harga dirinya diinjak-injak oleh negara-negara adi kuasa maka proses globalisasi yang merugikan ini merupakan atmosfer yang subur bagi tumbuhnya gerakan-gerakan populisme, nasionalisme dan fundamentalisme.
Contoh :
Seseorang yang minder karena melihat temannya memakai iPhone 5, memiliki barang branded, sedangkan ia tidak punya.

BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
1.    Proses Perkembangan Kebudayaan di Indonesia melalui dua cara, yaitu:
a.    Penetrasi Damai
Merupakan proses masuknya sebuah kebudayaan dengan jalan damai. Misalnya,masuknya pengaruh kebudayaan Hindu dan Islam ke Indonesia.
b.    Penetrasi Kekerasan
Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara memaksa dan merusak. Contohnya, masuknya kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman penjajahan disertai dengan kekerasan sehingga menimbulkan goncangan-goncangan yang merusak keseimbangan dalam masyarakat. Wujud  budaya dunia barat antara lain adalah budaya dari Belanda yang menjajah selama 350 tahun lamanya.
2.    Ada beberapa dampak yang didapatkan dari perkembangan kebudayaan yang ada di Indonesia, yaitu:
1. Dampak Positif
Salah satunya adalah Peningkatan dalam bidang sistem teknologi, Ilmu Pengetahuan, dan ekonomi.
2. Dampak Negatif
Menimbulkan perubahan dalam gaya hidup, yang mengarah kepada masyarakat yang konsumtif komersial.

B. Saran
Kebudayaan bangsa Indonesia merupakan kebudayaan yang terbentuk dari berbagai macam kebudayaan suku dan agama sehingga banyak tantangan yang selalu merongrong keutuhan budaya itu tapi dengan semangat kebhinekaan sampai sekarang masih eksis dalam terpaan zaman. Kewajiban kita sebagai anak bangsa untuk tetap mempertahankannya budaya itu menuju bangsa yang abadi, luhur, makmur dan bermartabat.


DAFTAR PUSTAKA
http://www.academia.edu/6172521/Makalah_perkembangan_budaya (diakses pada 05 November 2014, pukul 13.50)

http://joanatalumewo.blogspot.com/2013/05/perkembangan-budaya-di-indonesia-dan.html (diakses pada 09 November 2014, pukul 08.30)  

https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&ved=0CDMQFjAE&url=https%3A%2F%2Fsyair79.files.wordpress.com%2F2009%2F04%2Fmakalah- kebudayaan.doc&ei=pX1hVLL0HMKvuQSX34KADQ&usg=AFQjCNG12FYlfVGzeFNmt90YKkdhIG1D5g&sig2=wIxE5AEKM4rU9w-Bq95bwg&bvm=bv.79189006,d.c2E (diakses pada 09 November 2014, pukul 09.00)



Makalah Trypanosoma Rhodesiense

Mata Kuliah       :        Parasitologi
Dosen                 :        Sulasmi, SKM.,M.Kes.
Trypanosoma Rhodesiense



DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 14 :

ASMILA WARNI                         PO.71.3.221.13.1.008
MUH. ASHAR                              PO.71.3.221.13.1.028
SYAMSINAR N.                          PO.71.3.221.13.1.049


KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI D-IV
2014


KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Trypanosoma rhodesiense” dengan baik walaupun dalam bentuk yang sederhana.  
Pada kesempatan ini saya mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen yang mengajarkan mata kuliah Parasitologi yang telah memberikan bimbingan kepada saya dalam menyelesaikan tugas ini, selanjutnya ucapan terima kasih kepada semua orang yang telah membantu saya dalam mengerjakan tugas ini sampai selesai.
Saya mengharapkan adanya saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak, sebagai masukan bagi saya dan jadikan tambahan pengetahuan dan pengalaman untuk pembuatan makalah berikutnya. Mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Terima kasih.

Makassar, 14 April 2014


Penyusun




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................     i
DAFTAR ISI .....................................................................................................    ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................   1
A.    Latar Belakang ......................................................................................     1
B.     Tujuan ...................................................................................................     1
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................    2
A.    Sejarah ..................................................................................................     2
B.     Penyebaran ............................................................................................     3
C.     Taksonomi ............................................................................................     3
D.    Morfologi ..............................................................................................     4
E.     Habitat ...................................................................................................     4
F.      Siklus Hidup .........................................................................................     5
G.    Penyebab Penyakit ................................................................................     6
H.    Pencegahan ............................................................................................     8
BAB III PENUTUP ..........................................................................................    10
A.    Kesimpulan ...........................................................................................     10
B.     Saran ......................................................................................................     10
DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang

            Anggota dari genus Trypanosoma dengan satu perkecualian heteroksenosa dan ditularkan oleh invertebrate penghisap darah. Mereka dapat berbentuk amastigophora, Promastigophora, Epimastigophora dan Tripomastigophora dalam siklus hidupnya. Mereka terdapat pada semua kelas vertebrata. Mereka merupakan parasit dari system sirkulasi dan cairan jaringan, tetapi beberapa dapat menginfeksi sel. Sekitar 200 jenis telah diberi nama. Sebagian besar tidak pathogen, tetapi parasit yang terdapat pada ternak dan juga manusia. Genus Trypanosoma terdapat didaerah tropis, menyebabkan penyakit tidur di daerah Afrika Tengah, nagana pada ternak di Afrika, Surra pada ternak di Asia dan Afrika dan sejumlah penyakit lainnya pada ternak. Trypanosoma telah menghambat peningkatan ternak pada daratan seluas kurang lebih 4,5 juta acre di Afrika tengah dan merupakan penyebab utama dari Kwashiorkor yang disebabkan tidak cukupnya protein dalam makanan dari berjuta-juta anak di Afrika. Famili Trypanosomomatiadae hanya memiliki dua dari Sembilan genus.Anggota dari familia ini memiliki bentuk seperti daun atau kadang-kadang berbentuk bulat berisi satu inti. Mereka juga memiliki Golgi apparatus, lisosom, Retikulum Endoplasmik, Ribosom serta memiliki vesikula. Trypanosoma brucei rhodiensis, parasit ini lebih agresif dan memiliki kemampuan berkembang biak lebih cepat dibandingkan Trypanosoma brucei gabiensis. Penyakit ini dapat mengakibatkan fatal setelah 9 sampai 12 bulan terinfeksi. Efeknya pada sistem syaraf berupa penurunan nafsu makan, dan gangguan mental. Penyakit ini jarang dalam bentuk kronis (dalam jangka waktu lama)' karena menyerang ginjal, dan otot-otot jantung yang dampaknya sangat fatal bagi kelangsungan hidup penderita. 

B.       Tujuan

1.      Dapat mengetahui sejarah dan penyebaran dari Trypanosoma rhodesiense.
2.      Dapat mengetahui taksonomi, morfologi, serta habitat Trypanosoma rhodesiense.
3.      Dapat mengetahu siklus hidup, penyebab penyakit dan cara mencegah Trypanosoma rhodesiense.


BAB II
PEMBAHASAN
A.  Sejarah
Trypanosoma rhodesiense erat hubungannya dengan Trypanosoma  gambiense, morfologinya sulit dibedakan. Stephans dan fantham pada tahun 1910 menemukan Trypanosoma rhodesiense dalam darah seorang pasien penyakit tidur. Mereka membedakannya dari Trypanosoma gambiense berdasarkan vektor penularnya, virulensinya dalam tikus, dan ditemukannya varian morfologi yang belum ada pada Trypanosoma gambiense.
Trypanosoma rhodesiense atau penyakit tidur Afrika Timur distribusinya lebih terbatas daripada Trypanosoma gambiense, yaitu ditemukan di Afrika Timur bagian tengah. Infeksinya lebih cepat fatal daripada infeksi Trypanosoma gambiense, dan binatang buruan seperti rusa semak (bushbuck) merupakan hospes reservoar alamiahnya.
Gambar 1. Lalat tsetse.
Menurut perkiraan baru-baru ini, tahun-tahun kehidupan cacat disesuaikan (9 sampai 10 tahun) (DALYs) hilang karena penyakit tidur adalah 2,0 juta.
Perkiraan terakhir menunjukkan bahwa lebih dari 60 juta orang yang tinggal di sekitar 250 lokasi beresiko tertular penyakit, dan ada sekitar 300.000 kasus baru setiap tahun.
Penyakit ini telah dicatat sebagai terjadi di 36 negara, semua di sub-Sahara Afrika. Hal ini endemik di tenggara barat Uganda dan Kenya dan membunuh lebih dari 40.000 Afrika tahun.
Menurut penelitian, penyakit unik ini berasal dari Afrika dan sudah menjadi wabah mematikan di beberapa negara di Afrika. Hingga saat ini tercatat 50.000 sampai 70.000 orang di Sub-Sahara Afrika terserang penyakit tidur atau Human african trypanosomiasis, yang menyebar melalui gigitan lalat tsetse. Setiap tahunnya juga dilaporkan sekitar 300.000 orang meninggal akibat penyakit ini di Afrika.
B.  Penyebaran

Penyakit ini menyebar didaerah tropis benua Afrika antara 150LU dan 200LS, sesuai dengan daerah penyebaran lalat tsetse. Di daerah endemis 0,1% - 2% penduduk terineksi. Pada saat terjadi KB prevalensi penyakit ini bisa mencapai 70%. KLB dapat terjadi apabila karena sesuatu hal terjadi peningkatan intensitas kontak antara manusia dan lalat tsetse atau strain tripanosoma yang virulen masuk kedaerah dimana densitas lalat tsetse sangat padat. Masuknya strain virulen dimungkinkan oleh karena adanya pergerakan hospes manusia atau lalat tsetse yang terinfeksi ke suatu daerah. Lalat Glossina palpalis merupakan vector utama, dibagian barat dan bagian tengah Afrika. Infeksi biasanya terjadi disepanjang aliran sungai atau anak sungai yang berbatasan dengan daerah yang berhutan.
Di Afrika bagian timur dan danau victoria vector utamanya adalah kelompok G. Morsitans, infeksi terjadi didaerah savana yang kering.
G. fuscipes yang termasuk dalam kelompok palpalis merupakan vector penular penyakit pada saat KLB penyakit tidur jenis rhodiense yang terjadi di Kenya dan Zaire dan vector ini juga sejak tahun 1976 diketahui sebagai vector pada penularan peridomestik di Uganda.



C.      Taksonomi
Taksonomi lalat tsetse yang menyebabkan Trypanosoma rhodesiense :   
Kingdom  : animalia
Filum        : arthropoda
Kelas        : insecta
Ordo         : diptera
Famili       : glossinidae (theoblad, 1903)
Genus       : wiedemann, 1830)
Spesies     : Trypanosoma rhodesiense
D.      Morfologi
 Morfologi Trypanosoma mempunyai ukuran 14-33 x 1,5-3,5 µm (rata-rata 15-20 µm) Membran bergelombang terdapat pada seluruh tubuh, mempunyai 1 flagella pada ujung anterior, kinetoplas letaknya lebih ke posterior dekat axonema, letak nukleus di tengah-tengah atau sentral. Bentuk ini terdapat di dalam tuan rumah perantara maupun sebenarnya. Trypanosoma masuk didalam tuan rumah perantara pada waktu mengisap darah sebagai makanannya. Di dalam tubuh manusia Trypanosoma hidup ekstra sellul¬er di dalam darah, limfe dan cairan otak. Terdapat granula spesifik, tidak berwarna, bergerak aktif, berkembang biak membe¬lah memanjang, bila diwarnai dengan Giemsa atau Wright, inti akan ber¬warna merah udang, dan sitoplasma berwarna biru. Bentuk kritidia berukuran 15-20 µm (rata-rata 15 µm). Membran bergelombang terdapat pada bagian tubuh kean¬terior, kinetoplas letaknya lebih ketengah dengan axonema, letak nukleus di tengah-tengah, terdapat granula spesifik (seperti trypanosoma). Terdapat sebagai stadium sementara pada lalat Genus glossina untuk T.gambiense, T.rhodesiense, sedangkan untuk T.cruzi adalah serangga Genus triatoma. Berkembang biak membelah dua dan memanjang, dan di dalam kelenjar ludah lalat glossina tadi, kritidia tersebut mengalami metamorfose menjadi trypanosoma yang siap ditularkan.


E. Habitat
T.b. gambiense, manusia merupakan reservoir utama, sedangkan peranan binatang peliharaan dan binatang buas sebagai reservoir tidak jelas. Binatang buas terutama babi hutan dan sapi peliharaan merupakan reservoir utamaT.b. rhodiense. Adapun habitatnya berada dalam darah.

F.   Siklus Hidup
 
Gambar 2. Siklus hidup lalat tsetse.

Lalat tsetse menjalani metamorfosis sempurna yang terdiri 4 fase :Fase telur, larva belatung ( maggot ), kepompong, dan lalat dewasa. Jika diamati secara seksama dan kemudian dibandingkan dengan siklus hidup lalat lain, siklus hidup dari lalat tsetse biasa dikatakan unik. Contoh keunikan dari siklus hidup lalat tsetse adalah saat sudah wktunya bertelur, induk lalat tsetse akan tetap menyimpan telur tersebut di dalam tubuhnya sehingga menetas menjadi larva yang baru menetas tersebut tetap berada di dalam tubuh induknya dan hidup dengan mengkomsumsi senyawa mirip cairan susu yang dihasilkan oleh kelenjar induknya.
Jika larva sudah memasuki ukuran tertentu, barulah larva lalat tsetse keluar dari tubuh induknya dan “lahir” ke dunia. Masa hidup larva di dunia relatif singkat karena hanyya dalam waktu beberapa jam usai keluar dari tubuh induknya, larva lalat tsetse segera mencari tempat yang terlindung untuk berubah menjadi pupa. Masa pupa atau kepompong berlangsung selama beberapa hari dan sesudah itu lalat tsetse dewasa akan keluar. Di fase dewasa ini, lalat tsetse hanya hidup dari mengisap darah mamalia dan bisahidup hingga usia 4 bulan.

G. Penyebab Penyakit
  Tidur adalah keadaan dimana kita merelaksasikan semua organ tubuh yang lelah. Hampir semua manusia menghabiskan sepertiga dari waktu hidupnya dengan tidur. Tidur bukan saja karena kelelahan tetapi juga karena kebiasaan dan pola hidup.
Penyebab penyakit adalah Trypanosoma brucei gambiense dan T.b. rhodesiense,flagelata darah. Kriteria untuk diferensiasi spesies tidaklah mutlak; isolat yang diambil dari kasus virulen dengan perjalanan penyakit yang sangat progresif dianggap sebagai  T. B rhodesiense, terutama apabila infeksi terjadi di Afrika bagian timur. Sedangkan jika infeksi didapatkan di Afrika bagian barat dan tengah, biasanya perjalanan penyakit lebih kronis biasanya disebabkan oleh T.b. gambiense.
Penyakit ini disebut African trypanosomiasisatau nama lainnya penyakit tidur. Penyakit ini adalah penyakit yang menyerang sistem syaraf dan disebabkan oleh protozoatrypanosoma yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan lalat tsetse. Lalat tsetse adalah salah satu spesies lalat yang menghisap darah mamalia.
                   
Gambar 3. Penyebaran penyakit.                    Gambar 4. Orang yang terkena penyakit trypanosomiasis.
Menurut penelitian, penyakit unik ini berasal dari Afrika dan sudah menjadi wabah mematikan di beberapa negara di Afrika. Hingga saat ini tercatat 50.000 sampai 70.000 orang di Sub-Sahara Afrika terserang penyakit tidur atau Human african trypanosomiasis, yang menyebar melalui gigitan lalat tsetse. Setiap tahunnya juga dilaporkan sekitar 300.000 orang meninggal akibat penyakit ini di Afrika.
Gigitan lalat ini menyebabkan rasa sakit dan bengkak merah di bekas gigitan. Infeksi ini akan menyebar melalui darah dan mengakibatkan gejala awal demam, sakit kepala, sakit sendi, gatal-gatal pada kulit, dan lemas. Kemudian bakteri ini menyerang otak dan menyebabkan penyakit-penyakit serius lainnya seperi pembengkakan kelenjar limfa, anemia, dan penyakit ginjal.
Orang yang terjangkit akan mengalami kejang-kejang dan sulit berpikir. Serta pola tidur yang lebih lama dari biasanya. Penyakit ini sangat sulit dideteksi karena memiliki gejala awal seperti penyakit malaria.
Apabila seseorang terjangkit, penderita akan merasakan kantuk yang sangat hebat disiang hari. Tetapi penderita akan menjadi insomnia atau susah tidur pada malam hari. Apabila pola tidur semakin sulit dikendalikan, penderita bisa mengalami koma bahkan hingga kematian.
Penyakit ini tidak hanya menyerang manusia tetapi juga mamalia lainnya. Hewan yang terserang penyakit ini akan mengalami penurunan produktifitas dan akhirnya mati.
Metode penyebaran penyakit ini mirip dengan penyebaran penyakit lain yang membutuhkan perantara. Ketika lalat tsetse menghisap darah penderita penyakit tidur, mikroba trypanosoma akan ikut terhisap. Mikroba yang terhisap akan tinggal dan tidak mati di dalam tubuh lalat.
Ketika lalat yang sama menghisap darah orang yang sehat, mikroba trypanosomatanpa sengaja masuk kedalam tubuh orang yang dihisap darahnya. Selain melalui lalat tsetse, penyakit ini juga bisa ditularkan melalui transfusi darah.
Gambar 5. Bakteri trypanosoma dalam darah.
Sebelumnya, menurut penelitian untuk menyembuhkan penyakit ini harus melakukan terapi. Selain itu, penderita juga di harapkan meminum obat untuk menyembuhkan penyakit ini. Namu cara yang kedua ini sangat beresiko karena 5%-20% penderita meninggal akibat komplikasi dari obat yang digunakan.
Pada akhir Maret 2010 lalu, ilmuwan asal Kanada dan Inggris berhasil menemukan obat yang bisa menyerang enzim parasit tersebut yang diharapkan bisa mempertahankan hidup seseorang. Obat itu sudah di uji klinis (percobaan pada manusia) dalam 18 bulan.
Ilmuan asal Belgia juga menemukan cara untuk menyembuhkan penyakit yang disebabkan lalat tsetse ini. Para ilmuwan menjelaskan bahwa ada sebuah bakteri yang disebut Sodalis Glossinidius yang hidup pada lalat tsetse yang dapat menyembuhkan penyakit tersebut. Gen bakteri akan diubah untuk mendapatkan antibodi yang dapat melawan parasit yang menyebar di tubuh manusia. Dr David Horn dari London School of Hygiene and Tropical Medicine mengatakan, “Ini adalah konsep yang menjanjikan, dan sekarang sedang diupayakan untuk membuat anti-trypanosomal.”
Karena penyakit yang berbahaya ini, manusia berusaha menekan keberadaan lalat tsetse yang menjadi perantara ini. Beberapa metode dilakukan seperti melakukan penyemprotan memakai insektisida, pemasangan jebakan, dan melepaskan lalat jantan steril (mandul) ke alam liar agar telur hasil perkawinan tidak dapat menetas.


H.  Pencegahan
1.      Cara-cara Pencegahan
Memilih cara pencegahan yang tepat harus di dasari pada pengetahuan dan pengenalan ekologi dari vektor dan penyebab penyakit disuatu wilayah. Dengan pengetahuan tersebut,  maka suatu daerah  dengan keadaan geografis tertentu, dapat dilakukan satu atau beberapa langkah berikut sebagai langkah prioritas dalam upaya pencegahan :
a. Berikan Penyuluhan kepada masyarakat tentang cara-cara perlindungan diri terhadap gigitan lalat tsetse.
b. Menurunkan populasi parasit melalui survei masyarakat untuk menemukan mereka yang terinfeksi, obati mereka yang terinfeksi.
c. Bila perlu hancurkan habitat lalat tsetse, namun tidak dianjurkan  untuk menghancurkan vegetasi secara tidak merata. Membersihkan semak-semak dan memotong rumput disekitar desa sangat bermanfaat pada saat terjadi penularan peridomestik. Apabila pada wilayah yang telah dibersihkan dari vegetasi liar dilakukan reklamasi dan dimanfaatkan untuk lahan pertanian maka masalah vektor teratasi untuk selamanya.
d. Mengurangi kepadatan lalat dengan menggunakan perangkap dan kelambu yang sudah dicelup dengan deltametrin serta dengan penyemprotan insektisida residual (perythroid sintetik 5%, DDT, dan dieldrin 3% merupakan insektidida yang efektif). Dalam situasi darurat gunakan insektisida aerosol yang disemprotkan dari udara.
e. Melarang orang-orang yang pernah tinggal atau pernah mengunjungi daerah endemis di Afrika untuk menjadi donor darah.
2.      Penanggulangan Wabah
Dalam keadaan KLB lakukkan survei massal yang terorganisasikan dengan baik dan berikan pengobatan bagi penderita yang ditemukan serta lakukan pengendalian lalat tsetse.
Bila terjadi lagi KLB di daerah yang sama walaupun sudah melaksanakan upaya-upaya pemberantasan, maka upaya-upaya yang tercantum pada butir 9A harus dilakukan dengan lebih giat.

3.    Penanganan Internasional
Meningkatkan upaya kerjasama lintas sektor di daerah endemis. Penyebar luasan informasi dan meningkatkan tersedianya bahan dan alat diagnosa sederhana untuk skrining dan upaya sederhana pengendalian vektor.
Kembangkan sistem yang efektif pendistribusian reagen dan obat-obatan. Kembangkan sistem pelatihan pada tingkat nasional dan internasional. Manfaatkan pusat-pusat kerjasama WHO.

BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
 Trypanosoma brucei rhodiensis, parasit ini lebih agresif dan memiliki kemampuan berkembang biak lebih cepat dibandingkan Trypanosoma brucei gabiensis. Penyakit ini dapat mengakibatkan fatal setelah 9 sampai 12 bulan terinfeksi. Efeknya pada sistem syaraf berupa penurunan nafsu makan, dan gangguan mental. Penyakit ini jarang dalam bentuk kronis (dalam jangka waktu lama)' karena menyerang ginjal, dan otot-otot jantung yang dampaknya sangat fatal bagi kelangsungan hidup penderita. 
B.  Saran
 Semoga dengan adanya makalah ini, mahasiswa dapat mengetahui  trypanosoma rhodesiense serta agar pembaca dapat mengetahui cara-cara yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit tersebut. Kritik dan saran penulis tetap harapkan demi perbaikan selanjutnya.


DAFTAR PUSTAKA

http://kesehatan.bandungkab.go.id/index.php?option=com_mtree&task=rate&link_id=14&Itemid=109(diakses: 5 april 2014).



Makalah Proses Perkembangan Kebudayaan

Written on 13.49.00 by Unknown

Mata Kuliah     : Ilmu Budaya Sehat
Dosen              : Sulasmi, SKM.,M.Kes


MAKALAH
Proses Perkembangan Kebudayaan



  



Oleh Kelompok 8:
v Asmila Warni                                                  PO.71.4.221.13.2.008
v Evi Nursyafitri                                             PO.71.4.221.13.2.012
v Hendrik                                                        PO.71.4.221.13.2.018
v Sirma Mangiri                                              PO.71.4.221.13.2.043

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI D.IV

2013/2014


Kata Pengantar
Bismillahirrahmanirrahim.
              Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Makalah
Ilmu Budaya Sehat dengan judul “Proses Perkembangan Kebudayaan” ini dapat selesai dengan tepat waktu. Terwujudnya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.  Ibu Sulasmi, SKM.,M.Kes selaku dosen pengampu pada mata kuliah Ilmu Budaya Sehat yang telah memberikan ilmu  dan sumbangsinya dalam menyusun makalah ini.
2.  Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan motivasi dan dukungan baik moral maupun spiritual.
3.  Teman-teman yang tercinta yang telah sabar untuk meluangkan waktunya untuk berdiskusi dalam menyusun makalah ini.
4.  Dan semua pihak yang telah membantu dalam  menyusun makalah ini.
Dalam makalah ini terdapat beberapa pembahasan materi mengenai “ Proses-proses perkembangan kebudayaan yang ada di Indonesia . Namun dalam penyusunannya masih terdapat banyak kekurangan oleh karena itu kritik dan saran  yang membangun diharapkan penulis dari semua pihak, agar kedepannya lebih baik lagi dalam menyusun makalah.  
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik itu  penulis terlebih kepada pembacanya.
Wasallam  
Makassar,    November  2014

Penulis



DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................... i
DAFTAR ISI  ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
A.   Latar Belakang ........................................................................................... 1
B.   Rumusan Masalah..................................................................................... 2
C.   Tujuan .......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 3
A.    Proses Perkembangan Kebudayaan di Indonesia .............................. 3
B.    Dampak Perkembangan Kebudayaan di Indonesia ........................... 8
BAB III PENUTUP................................................................................................... 11
A.   Kesimpulan.................................................................................................. 11
B.   Saran ........................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 12

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Indonesia adalah bangsa yang majemuk, terkenal dengan keanekaragaman dan keunikannya. “Kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia merupakan kebudayaan yang majemuk dan sangat kaya ragamnya. Perbedaan yang terjadi dalam kebudayaan Indonesia dikarekan proses pertumbuhan yang berbeda dan pengaruh dari budaya lain yang ikut bercampur di dalamnya”. (Kong Fu Tse, 1970). Di setiap budaya tersebut terdapat nilai-nilai sosial dan seni yang tinggi. Seiring dengan masuknya era globalisasi saat ini, turut mengiringi budaya-budaya asing yang masuk ke Indonesia.
Negara Indonesia mempunyai norma-norma yang harus dipatuhi oleh masyarakatnya. Setiap butir norma memiliki peranan masing-masing dalam mengatur hidup manusia (Soekamto, 1984). Norma merupakan suatu ketetapan yang ditetapkan oleh manusia dan wajib dipatuhi oleh masyarakat dan memiliki manfaat positif bagi kelangsungan hidup khalayak.
Pada kondisi saat ini, kebudayaan mulai ditinggalkan bahkan sebagian masyarakat Indonesia malu akan kebudayaannya sebagai jati diri sebuah bangsa. Hal ini mengakibatkan hilangnya keanekaragaman budaya Indonesia secara perlahan-lahan, yang tidak terlepas dari pengaruh budaya.
Generasi muda termasuk mahasiswa di dalamnya, baik disadari atau tidak memegang amanah dalam menjaga kelestarian keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh Indonesia. Dalam menjaga kelestarian budaya Indonesia tersebut banyak cara yang dapat dilakukan sesuai dengan kemampuan dan batasan-batasan yang ada.


B. Rumusan Masalah
Bagaimana dampak kebudayaan yang ada di Indonesia baik secara negatif maupun positifnya serta bagaimana perkembangan kebudayaan di Indonesia.

C. Tujuan
1.  Untuk mengetahui Proses Perkembangan kebudayaan Indonesia
2.  Untuk mengetahui Dampak perkembangan kebudayaan Indonesia dengan kehidupan masyarakat Indonesia


BAB II
PEMBAHASAN
A.  Proses Perkembangan Kebudayaan di Indonesia
Berbicara tentang kebudayaan Indonesia yang ada dibayangan kita adalah sebuah budaya yang sangat beraneka ragam. Bagaimana tidak, Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, hal inilah yang menyebabkan Indonesia memiliki kebudayaan yang beraneka ragam. Kebudayaan dapat didefinisikan sebagai suatu keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterpretasi lingkungan dan  pengalamannya, serta menjadi pedoman bagi tingkah lakunya. Suatu kebudayaan merupakan milik bersama anggota suatu masyarakat atau suatu golongan sosial, yang penyebarannya kepada anggota-anggotanya dan pewarisannya kepada generasi berikutnya dilakukan melalui proses  belajar dan dengan menggunakan simbol-simbol yang terwujud dalam bentuk yang terucapkan maupun yang tidak (termasuk juga berbagai peralatan yang dibuat oleh manusia). Dengan demikian, setiap anggota masyarakat mempunyai suatu pengetahuan mengenai kebudayaannya tersebut yang dapat tidak sama dengan anggota-anggota lainnya, disebabkan oleh pengalaman dan proses belajar yang berbeda dan karena lingkungan-lingkungan yang mereka hadapi tidak selamanya sama.
Kebudayaan yang dimiliki oleh suatu bangsa merupakan keseluruhan hasil cipta, karsa, dan karya manusia. Indonesia sendiri sebagai Negara kepulauan dikenal dengan keberagaman  budayanya, yang mana keanekaragaman itulah menunjukkan betapa pentingnya aspek kebudayaan bagi suatu Negara. Karena jelas bahwa kebudayaan adalah suatu identitas dan jati diri bagi suatu bangsa dan Negara. Proses perkembangan budaya dapat terjadi melalui penetrasi. penetrasi kebudayaan adalah masuknya pengaruh suatu kebudayaan ke kebudayaan lainnya. Penetrasi kebudayaan dapat terjadi dengan dua cara:
Kebudayaan yang dimiliki oleh suatu bangsa merupakan keseluruhan hasil cipta, karsa, dankarya manusia. Indonesia sendiri sebagai Negara kepulauan dikenal dengan keberagaman  budayanya,  yang mana keanekaragaman itulah menunjukkan betapa pentingnya aspekkebudayaan bagi suatu Negara. Karena jelas bahwa kebudayaan adalah suatu identitas dan jati diri bagi suatu bangsa dan Negara.
Proses perkembangan budaya dapat terjadi melalui penetrasi. penetrasi kebudayaan adalahmasuknya pengaruh suatu kebudayaan ke kebudayaan lainnya. Penetrasi kebudayaan dapat terjadi dengan dua cara:
1.  Penetrasi Damai
Merupakan proses masuknya sebuah kebudayaan dengan jalan damai. Misalnya,masuknya pengaruh kebudayaan Hindu dan Islam ke Indonesia. Contoh lainnya sepertikebudayaan Tionghoa, kebudayaan India dan kebudayaan Arab. Kebudayaan India masukmelalui proses yang damai yaitu melalui penyebaran agama Hindu dan Buddha di Nusantarayang jauh sebelum Indonesia terbentuk.
Kerajaan-kerajaan yang bernafaskan agama Hindu danBudha sempat mendominasi Nusantara pada abad ke-5 Masehi ditandai dengan berdirinyakerajaan tertua di Nusantara, Kutai, sampai pada penghujung abad ke-15 Masehi.
Kebudayaan Tionghoa masuk dan mempengaruhi kebudayaan Indonesia karena interaksi perdagangan yang intensif antara  pedagang - pedagang Tionghoa dan Nusantara (Sriwijaya).
 Selain itu, banyak pula yang masuk bersama perantau-perantau Tionghoa yang datang daridaerah selatan Tiongkok dan menetap di Nusantara. Mereka menetap dan menikahi penduduklokal menghasilkan perpaduan kebudayaan Tionghoa dan lokal yang unik. Kebudayaan sepertiinilah yang kemudian menjadi salah satu akar daripada kebudayaan lokal modern di Indonesiasemisal kebudayaan Jawa dan Betawi.Penerimaan kedua macam kebudayaan tersebut tidak mengakibatkan konflik, tetapi memperkayakhasanah budaya masyarakat setempat. Pengaruh kedua kebudayaan ini pun tidakmengakibatkan hilangnya unsur-unsur asli budaya masyarakat. Penyebaran kebudayaan secara damai akan menghasilkan Akulturasi, Asimilasi, atau Sintesis.
.Akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli. Contohnya, bentuk bangunan Candi Borobudur yang merupakan perpaduan antara kebudayaan asli Indonesia dan kebudayaan India.
Asimilasi adalah  bercampurnya  dua  kebudayaan  sehingga  membentuk  kebudayaan  baru. 
Sedangkan Sintesis adalah bercampurnya dua kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya sebuah kebudayaan baru yang sangat berbeda dengan kebudayaan asli.
  
2.  Penetrasi kekerasan (penetration violante) 
 Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara memaksa dan merusak. Contohnya, masuknya kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman penjajahan disertai dengan kekerasan sehingga menimbulkan goncangan-goncangan yang merusak keseimbangan dalam masyarakat. Wujud  budaya dunia barat antara lain adalah budaya dari Belanda yang menjajah selama 350 tahun lamanya. Budaya warisan Belanda masih melekat di Indonesia antara lain pada sistem  pemerintahan Indonesia. Secara garis besar kebudayaan Indonesia dapat kita klasifikasikan dalam dua kelompok besar. Yaitu Kebudayaan Indonesia Klasik dan Kebudayaan Indonesia Modern. Para ahli kebudayaan telah mengkaji dengan sangat cermat akan kebudayaan klasik ini. Mereka memulai dengan  pengkajian kebudayaan yang telah ditelurkan oleh kerajaan-kerajaan di Indonesia. Sebagai layaknya seorang pengkaji yang obyektif, mereka mengkaji dengan tanpa melihat dimensi-dimensi yang ada dalam kerajaan tersebut. Mereka mempelajari semua dimensi tanpa ada yang dikesampingkan. Adapun dimensi yang sering ada adalah seperti agama, tarian, nyanyian, wayang kulit, lukisan, patung, seni ukir, dan hasil cipta lainnya. Beberapa pengamat mengatakan bahwa perkembangan kebudayaan Indonesia khususnya kebudayaan modern dimulai sejak bangsa Indonesia merdeka. Bentuk dari deklarasi ini menjadikan bangsa Indonesia tidak dalam pengaruh dan tekanan bangsa lain dengan budayanya. Dari sini bangsa Indonesia mampu menciptakan rasa dan karsa yang lebih sempurna sehingga mulailah berkembang kebudayaan modern bangsa Indonesia. Dalam perkembangan kebudayaan bangsa Indonesia ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi  berkembangnya sebuah kebudayaan diantaranya adalah faktor pengaruh budaya dari luar, apabila  budaya asli ini tidak dapat mempertahankan eksistensinya maka budaya asli yang ada akan tergusur dan tergantikan dengan budaya asing yang baru tersebut. Pada saat ini kita semua dapat melihat bahwa bangsa Indonesia dalam situasi yang mengkhawatirkan, karena banyak sekali  budaya asing yang masuk dan tidak tersaring sehingga mempengaruhi kebudayaan asli bangsa Indonesia. Kondisi sosial budaya Indonesia saat ini adalah sebagai berikut :
a.  Bahasa
Dapat kita ketahui bahwa sampai saat Indonesia masih konsisten dan tetap berpegang teguh dalam satu bahasa yaitu bahasa Indonesia. Sedangkan bahasa-bahasa daerah merupakan kekayaan plural yang dimiliki bangsa Indonesia sejak jaman nenek moyang kita. Bahasa merupakan salah satu unsur budaya yang terbentuk karena adanya komunikasi antara manusia Indonesia. Bahasa asing (Inggris, mandarin, dan lan sebagainya) belum terlihat begitu dinminati dalam penggunaan sehari-hari, hanya mungkin pada acara saat seminar, atau kegiatan ceramah formal diselingi dengan bahasa Inggris sekedar untuk menyampaikan kepada penonton kalau  penceramah mengerti akan bahasa Inggris.

b.  Sistem teknologi
Tidak bisa kita pungkiri bahwa perkembangan teknologi menjadi salah satu factor yang mempengaruhi perkembangan kebudayaan Indonesia. Perkembangan yang sangat terlihat adalah teknologi informatika. Dengan perkembangan teknologi ini tidak ada lagi batas waktu dan negara pada saat ini, apapun kejadiannya di satu negara dapat langsung dilihat di negara lain melalui televisi, internet atau sarana lain dalam bidang informatika. Sehingga, budaya-budaya luar mampu menyusup kedalam budaya asli Indonesia itu sendiri.

c.   Sistem mata pencarian
Hidup masyarakat atau ekonomi masyarakat. Kondisi perekonomian Indonesia saat ini masih dalam situasi krisis, yang diakibatkan oleh tidak kuatnya fundamental ekonomi pada era orde baru. Kemajuan perekonomian pada waktu itu hanya merupakan fatamorgana, karena adanya utang jangka pendek dari investor asing yang menopang perekonomian Indonesia.

d.  Organisasi Sosial.
Bermunculannya organisasi sosial yang berkedok pada agama (FPI, JI, MMI, Organisasi Aliran Islam/Mahdi), Etnis (FBR, Laskar Melayu) dan Ras.
e.  Sistem Pengetahuan.
Dengan adanya LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) diharapkan perkembangan  pengetahuan Indonesia akan terus berkembang sejalan dengan era globalisasi.

f.    Kesenian.
Dominasi kesenian saat ini adalah seni suara dan seni akting (film, sinetron). Seni tari yang dulu hampir setiap hari dapat kita saksikan sekarang sudah mulai pudar, apalagi seni yang berbau kedaerahan. Kejayaan kembali wayang kulit pada tahun 1995 – 1996 yang dapat kita nikmati setiap malam minggu, sekarang sudah tidak ada lagi. Seni lawak model Srimulat sudah tergeser dengan model Overa Van Java, Pesbuker, dan lain-lain. Untuk kesenian nampaknya paling dinamis perkembangannya. Namun akibat perkembangan budaya yang sangat pesat menyebabkan banyak masyarakat Indonesia yang mulai melupakan kesenian asli bangsa Indonesia dan akhirnya banyak kesenian Indonesia yang diakui oleh pihak lain.

g.  Sedang menghadapi suatu pergeseran-pergeseran budaya.
Hal ini mungkin dapat dipahami mengingat derasnya arus globalisasi yang membawa berbagai budaya baru serta ketidakmampuan kita dalam membendung serangan itu dan mempertahankan budaya dasar kita.

B. Dampak Perkembangan Kebudayaan di Indonesia
Ada beberapa dampak yang didapatkan dari perkembangan kebudayaan yang ada di Indonesia, yaitu:
1.  Dampak positif :
a.  Peningkatan dalam bidang sistem teknologi, Ilmu Pengetahuan, dan ekonomi.
b.  Terjadinya pergeseran struktur kekuasaan dari otokrasi menjadi oligarki.
c.   Mempercepat terwujudnya pemerintahan yang demokratis dan masyarakat madani dalam skala global.
d.  Tidak mengurangi ruang gerak pemerintah dalam kebijakan ekonomi guna mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
e.  Tidak berseberangan dengan desentralisasi.
f.    Bukan penyebab krisis ekonomi.
Contoh :
Mudah memperoleh informasi ataupun ilmu pengetahuan, Anda akan dengan mudah mendapatkan informasi melalui media elektronik (internet). Hanya dengan mengetikan apa yang akan anda cari dan hanya beberapa detik, file yang anda cari akan keluar.
Mudah melakukan komunikasi, di jaman modern ini sangatlah mudah untuk anda melakukan komunikasi. Bukan hanya berkomunikasi dengan orang yang berada dekat dengan anda, namun dengan mudahnya anda dapat berkomunikasi dengan orang yang jaraknya jauh. Banyak orang akan memilih jejaring sosial untuk berkomunikasi (facebook, twitter, yahoo, skype, kik, dsb) dikarenakan lebih mudah, dan juga tidak berbayar. Bayangkan dengan orang orang di era tahun 2000 kebawah, mereka harus menulis surat, berjalan jauh untuk mencari kantor pos terdekat, mengirim, dan menunggu lama surat balasan. Kalaupun ada handphone, mereka harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk membeli pulsa dan handphone.

2. Dampak Negatif :
a.  Menimbulkan perubahan dalam gaya hidup, yang mengarah kepada masyarakat yang konsumtif komersial.
b.  Terjadinya kesenjangan budaya. Dengan munculnya dua kecenderungan yang kontradiktif. Kelompok yang mempertahankan tradisi dan sejarah sebagai sesuatu yang sakral dan penting (romantisme tradisi). Dan kelompok ke dua, yang melihat tradisi sebagai produk masa lalu yang hanya layak disimpan dalam etalase sejarah untuk dikenang (dekonstruksi tradisi/disconecting of culture). 
c.   Sebagai sarana kompetisi yang menghancurkan. Proses globalisasi tidak hanya memperlemah posisi negara melainka juga akan mengakibatkan kompetisi yang saling menghancurkan. 
d.  Sebagai pembunuh pekerjaan. Sebagai akibat kemajuan teknologi dan pengurangan biaya per unit produksi, maka output mengalami peningkatan drastis sedangkan jumlah pekerjaan berkurang secara tajam.
e.  Sebagai imperialisme budaya. Proses globalisasi membawa serta budaya barat, serta kecenderungan melecehkan nilai-nilai budaya tradisional. 
f.    Globalisasi merupakan kompor bagi munculnya gerakan-gerakan neo-nasionalis dan fundamentalis.. Proses globalisasi yang ganas telah melahirkan sedikit pemenang dan banyak pecundang, baik pada level individu, perusahaan maupun negara. Negara-negara yang harga dirinya diinjak-injak oleh negara-negara adi kuasa maka proses globalisasi yang merugikan ini merupakan atmosfer yang subur bagi tumbuhnya gerakan-gerakan populisme, nasionalisme dan fundamentalisme.
Contoh :
Seseorang yang minder karena melihat temannya memakai iPhone 5, memiliki barang branded, sedangkan ia tidak punya.

BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
1.    Proses Perkembangan Kebudayaan di Indonesia melalui dua cara, yaitu:
a.    Penetrasi Damai
Merupakan proses masuknya sebuah kebudayaan dengan jalan damai. Misalnya,masuknya pengaruh kebudayaan Hindu dan Islam ke Indonesia.
b.    Penetrasi Kekerasan
Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara memaksa dan merusak. Contohnya, masuknya kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman penjajahan disertai dengan kekerasan sehingga menimbulkan goncangan-goncangan yang merusak keseimbangan dalam masyarakat. Wujud  budaya dunia barat antara lain adalah budaya dari Belanda yang menjajah selama 350 tahun lamanya.
2.    Ada beberapa dampak yang didapatkan dari perkembangan kebudayaan yang ada di Indonesia, yaitu:
1. Dampak Positif
Salah satunya adalah Peningkatan dalam bidang sistem teknologi, Ilmu Pengetahuan, dan ekonomi.
2. Dampak Negatif
Menimbulkan perubahan dalam gaya hidup, yang mengarah kepada masyarakat yang konsumtif komersial.

B. Saran
Kebudayaan bangsa Indonesia merupakan kebudayaan yang terbentuk dari berbagai macam kebudayaan suku dan agama sehingga banyak tantangan yang selalu merongrong keutuhan budaya itu tapi dengan semangat kebhinekaan sampai sekarang masih eksis dalam terpaan zaman. Kewajiban kita sebagai anak bangsa untuk tetap mempertahankannya budaya itu menuju bangsa yang abadi, luhur, makmur dan bermartabat.


DAFTAR PUSTAKA
http://www.academia.edu/6172521/Makalah_perkembangan_budaya (diakses pada 05 November 2014, pukul 13.50)

http://joanatalumewo.blogspot.com/2013/05/perkembangan-budaya-di-indonesia-dan.html (diakses pada 09 November 2014, pukul 08.30)  

https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&ved=0CDMQFjAE&url=https%3A%2F%2Fsyair79.files.wordpress.com%2F2009%2F04%2Fmakalah- kebudayaan.doc&ei=pX1hVLL0HMKvuQSX34KADQ&usg=AFQjCNG12FYlfVGzeFNmt90YKkdhIG1D5g&sig2=wIxE5AEKM4rU9w-Bq95bwg&bvm=bv.79189006,d.c2E (diakses pada 09 November 2014, pukul 09.00)



Makalah Trypanosoma Rhodesiense

Written on 13.44.00 by Unknown

Mata Kuliah       :        Parasitologi
Dosen                 :        Sulasmi, SKM.,M.Kes.
Trypanosoma Rhodesiense



DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 14 :

ASMILA WARNI                         PO.71.3.221.13.1.008
MUH. ASHAR                              PO.71.3.221.13.1.028
SYAMSINAR N.                          PO.71.3.221.13.1.049


KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI D-IV
2014


KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Trypanosoma rhodesiense” dengan baik walaupun dalam bentuk yang sederhana.  
Pada kesempatan ini saya mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen yang mengajarkan mata kuliah Parasitologi yang telah memberikan bimbingan kepada saya dalam menyelesaikan tugas ini, selanjutnya ucapan terima kasih kepada semua orang yang telah membantu saya dalam mengerjakan tugas ini sampai selesai.
Saya mengharapkan adanya saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak, sebagai masukan bagi saya dan jadikan tambahan pengetahuan dan pengalaman untuk pembuatan makalah berikutnya. Mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Terima kasih.

Makassar, 14 April 2014


Penyusun




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................     i
DAFTAR ISI .....................................................................................................    ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................   1
A.    Latar Belakang ......................................................................................     1
B.     Tujuan ...................................................................................................     1
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................    2
A.    Sejarah ..................................................................................................     2
B.     Penyebaran ............................................................................................     3
C.     Taksonomi ............................................................................................     3
D.    Morfologi ..............................................................................................     4
E.     Habitat ...................................................................................................     4
F.      Siklus Hidup .........................................................................................     5
G.    Penyebab Penyakit ................................................................................     6
H.    Pencegahan ............................................................................................     8
BAB III PENUTUP ..........................................................................................    10
A.    Kesimpulan ...........................................................................................     10
B.     Saran ......................................................................................................     10
DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang

            Anggota dari genus Trypanosoma dengan satu perkecualian heteroksenosa dan ditularkan oleh invertebrate penghisap darah. Mereka dapat berbentuk amastigophora, Promastigophora, Epimastigophora dan Tripomastigophora dalam siklus hidupnya. Mereka terdapat pada semua kelas vertebrata. Mereka merupakan parasit dari system sirkulasi dan cairan jaringan, tetapi beberapa dapat menginfeksi sel. Sekitar 200 jenis telah diberi nama. Sebagian besar tidak pathogen, tetapi parasit yang terdapat pada ternak dan juga manusia. Genus Trypanosoma terdapat didaerah tropis, menyebabkan penyakit tidur di daerah Afrika Tengah, nagana pada ternak di Afrika, Surra pada ternak di Asia dan Afrika dan sejumlah penyakit lainnya pada ternak. Trypanosoma telah menghambat peningkatan ternak pada daratan seluas kurang lebih 4,5 juta acre di Afrika tengah dan merupakan penyebab utama dari Kwashiorkor yang disebabkan tidak cukupnya protein dalam makanan dari berjuta-juta anak di Afrika. Famili Trypanosomomatiadae hanya memiliki dua dari Sembilan genus.Anggota dari familia ini memiliki bentuk seperti daun atau kadang-kadang berbentuk bulat berisi satu inti. Mereka juga memiliki Golgi apparatus, lisosom, Retikulum Endoplasmik, Ribosom serta memiliki vesikula. Trypanosoma brucei rhodiensis, parasit ini lebih agresif dan memiliki kemampuan berkembang biak lebih cepat dibandingkan Trypanosoma brucei gabiensis. Penyakit ini dapat mengakibatkan fatal setelah 9 sampai 12 bulan terinfeksi. Efeknya pada sistem syaraf berupa penurunan nafsu makan, dan gangguan mental. Penyakit ini jarang dalam bentuk kronis (dalam jangka waktu lama)' karena menyerang ginjal, dan otot-otot jantung yang dampaknya sangat fatal bagi kelangsungan hidup penderita. 

B.       Tujuan

1.      Dapat mengetahui sejarah dan penyebaran dari Trypanosoma rhodesiense.
2.      Dapat mengetahui taksonomi, morfologi, serta habitat Trypanosoma rhodesiense.
3.      Dapat mengetahu siklus hidup, penyebab penyakit dan cara mencegah Trypanosoma rhodesiense.


BAB II
PEMBAHASAN
A.  Sejarah
Trypanosoma rhodesiense erat hubungannya dengan Trypanosoma  gambiense, morfologinya sulit dibedakan. Stephans dan fantham pada tahun 1910 menemukan Trypanosoma rhodesiense dalam darah seorang pasien penyakit tidur. Mereka membedakannya dari Trypanosoma gambiense berdasarkan vektor penularnya, virulensinya dalam tikus, dan ditemukannya varian morfologi yang belum ada pada Trypanosoma gambiense.
Trypanosoma rhodesiense atau penyakit tidur Afrika Timur distribusinya lebih terbatas daripada Trypanosoma gambiense, yaitu ditemukan di Afrika Timur bagian tengah. Infeksinya lebih cepat fatal daripada infeksi Trypanosoma gambiense, dan binatang buruan seperti rusa semak (bushbuck) merupakan hospes reservoar alamiahnya.
Gambar 1. Lalat tsetse.
Menurut perkiraan baru-baru ini, tahun-tahun kehidupan cacat disesuaikan (9 sampai 10 tahun) (DALYs) hilang karena penyakit tidur adalah 2,0 juta.
Perkiraan terakhir menunjukkan bahwa lebih dari 60 juta orang yang tinggal di sekitar 250 lokasi beresiko tertular penyakit, dan ada sekitar 300.000 kasus baru setiap tahun.
Penyakit ini telah dicatat sebagai terjadi di 36 negara, semua di sub-Sahara Afrika. Hal ini endemik di tenggara barat Uganda dan Kenya dan membunuh lebih dari 40.000 Afrika tahun.
Menurut penelitian, penyakit unik ini berasal dari Afrika dan sudah menjadi wabah mematikan di beberapa negara di Afrika. Hingga saat ini tercatat 50.000 sampai 70.000 orang di Sub-Sahara Afrika terserang penyakit tidur atau Human african trypanosomiasis, yang menyebar melalui gigitan lalat tsetse. Setiap tahunnya juga dilaporkan sekitar 300.000 orang meninggal akibat penyakit ini di Afrika.
B.  Penyebaran

Penyakit ini menyebar didaerah tropis benua Afrika antara 150LU dan 200LS, sesuai dengan daerah penyebaran lalat tsetse. Di daerah endemis 0,1% - 2% penduduk terineksi. Pada saat terjadi KB prevalensi penyakit ini bisa mencapai 70%. KLB dapat terjadi apabila karena sesuatu hal terjadi peningkatan intensitas kontak antara manusia dan lalat tsetse atau strain tripanosoma yang virulen masuk kedaerah dimana densitas lalat tsetse sangat padat. Masuknya strain virulen dimungkinkan oleh karena adanya pergerakan hospes manusia atau lalat tsetse yang terinfeksi ke suatu daerah. Lalat Glossina palpalis merupakan vector utama, dibagian barat dan bagian tengah Afrika. Infeksi biasanya terjadi disepanjang aliran sungai atau anak sungai yang berbatasan dengan daerah yang berhutan.
Di Afrika bagian timur dan danau victoria vector utamanya adalah kelompok G. Morsitans, infeksi terjadi didaerah savana yang kering.
G. fuscipes yang termasuk dalam kelompok palpalis merupakan vector penular penyakit pada saat KLB penyakit tidur jenis rhodiense yang terjadi di Kenya dan Zaire dan vector ini juga sejak tahun 1976 diketahui sebagai vector pada penularan peridomestik di Uganda.



C.      Taksonomi
Taksonomi lalat tsetse yang menyebabkan Trypanosoma rhodesiense :   
Kingdom  : animalia
Filum        : arthropoda
Kelas        : insecta
Ordo         : diptera
Famili       : glossinidae (theoblad, 1903)
Genus       : wiedemann, 1830)
Spesies     : Trypanosoma rhodesiense
D.      Morfologi
 Morfologi Trypanosoma mempunyai ukuran 14-33 x 1,5-3,5 µm (rata-rata 15-20 µm) Membran bergelombang terdapat pada seluruh tubuh, mempunyai 1 flagella pada ujung anterior, kinetoplas letaknya lebih ke posterior dekat axonema, letak nukleus di tengah-tengah atau sentral. Bentuk ini terdapat di dalam tuan rumah perantara maupun sebenarnya. Trypanosoma masuk didalam tuan rumah perantara pada waktu mengisap darah sebagai makanannya. Di dalam tubuh manusia Trypanosoma hidup ekstra sellul¬er di dalam darah, limfe dan cairan otak. Terdapat granula spesifik, tidak berwarna, bergerak aktif, berkembang biak membe¬lah memanjang, bila diwarnai dengan Giemsa atau Wright, inti akan ber¬warna merah udang, dan sitoplasma berwarna biru. Bentuk kritidia berukuran 15-20 µm (rata-rata 15 µm). Membran bergelombang terdapat pada bagian tubuh kean¬terior, kinetoplas letaknya lebih ketengah dengan axonema, letak nukleus di tengah-tengah, terdapat granula spesifik (seperti trypanosoma). Terdapat sebagai stadium sementara pada lalat Genus glossina untuk T.gambiense, T.rhodesiense, sedangkan untuk T.cruzi adalah serangga Genus triatoma. Berkembang biak membelah dua dan memanjang, dan di dalam kelenjar ludah lalat glossina tadi, kritidia tersebut mengalami metamorfose menjadi trypanosoma yang siap ditularkan.


E. Habitat
T.b. gambiense, manusia merupakan reservoir utama, sedangkan peranan binatang peliharaan dan binatang buas sebagai reservoir tidak jelas. Binatang buas terutama babi hutan dan sapi peliharaan merupakan reservoir utamaT.b. rhodiense. Adapun habitatnya berada dalam darah.

F.   Siklus Hidup
 
Gambar 2. Siklus hidup lalat tsetse.

Lalat tsetse menjalani metamorfosis sempurna yang terdiri 4 fase :Fase telur, larva belatung ( maggot ), kepompong, dan lalat dewasa. Jika diamati secara seksama dan kemudian dibandingkan dengan siklus hidup lalat lain, siklus hidup dari lalat tsetse biasa dikatakan unik. Contoh keunikan dari siklus hidup lalat tsetse adalah saat sudah wktunya bertelur, induk lalat tsetse akan tetap menyimpan telur tersebut di dalam tubuhnya sehingga menetas menjadi larva yang baru menetas tersebut tetap berada di dalam tubuh induknya dan hidup dengan mengkomsumsi senyawa mirip cairan susu yang dihasilkan oleh kelenjar induknya.
Jika larva sudah memasuki ukuran tertentu, barulah larva lalat tsetse keluar dari tubuh induknya dan “lahir” ke dunia. Masa hidup larva di dunia relatif singkat karena hanyya dalam waktu beberapa jam usai keluar dari tubuh induknya, larva lalat tsetse segera mencari tempat yang terlindung untuk berubah menjadi pupa. Masa pupa atau kepompong berlangsung selama beberapa hari dan sesudah itu lalat tsetse dewasa akan keluar. Di fase dewasa ini, lalat tsetse hanya hidup dari mengisap darah mamalia dan bisahidup hingga usia 4 bulan.

G. Penyebab Penyakit
  Tidur adalah keadaan dimana kita merelaksasikan semua organ tubuh yang lelah. Hampir semua manusia menghabiskan sepertiga dari waktu hidupnya dengan tidur. Tidur bukan saja karena kelelahan tetapi juga karena kebiasaan dan pola hidup.
Penyebab penyakit adalah Trypanosoma brucei gambiense dan T.b. rhodesiense,flagelata darah. Kriteria untuk diferensiasi spesies tidaklah mutlak; isolat yang diambil dari kasus virulen dengan perjalanan penyakit yang sangat progresif dianggap sebagai  T. B rhodesiense, terutama apabila infeksi terjadi di Afrika bagian timur. Sedangkan jika infeksi didapatkan di Afrika bagian barat dan tengah, biasanya perjalanan penyakit lebih kronis biasanya disebabkan oleh T.b. gambiense.
Penyakit ini disebut African trypanosomiasisatau nama lainnya penyakit tidur. Penyakit ini adalah penyakit yang menyerang sistem syaraf dan disebabkan oleh protozoatrypanosoma yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan lalat tsetse. Lalat tsetse adalah salah satu spesies lalat yang menghisap darah mamalia.
                   
Gambar 3. Penyebaran penyakit.                    Gambar 4. Orang yang terkena penyakit trypanosomiasis.
Menurut penelitian, penyakit unik ini berasal dari Afrika dan sudah menjadi wabah mematikan di beberapa negara di Afrika. Hingga saat ini tercatat 50.000 sampai 70.000 orang di Sub-Sahara Afrika terserang penyakit tidur atau Human african trypanosomiasis, yang menyebar melalui gigitan lalat tsetse. Setiap tahunnya juga dilaporkan sekitar 300.000 orang meninggal akibat penyakit ini di Afrika.
Gigitan lalat ini menyebabkan rasa sakit dan bengkak merah di bekas gigitan. Infeksi ini akan menyebar melalui darah dan mengakibatkan gejala awal demam, sakit kepala, sakit sendi, gatal-gatal pada kulit, dan lemas. Kemudian bakteri ini menyerang otak dan menyebabkan penyakit-penyakit serius lainnya seperi pembengkakan kelenjar limfa, anemia, dan penyakit ginjal.
Orang yang terjangkit akan mengalami kejang-kejang dan sulit berpikir. Serta pola tidur yang lebih lama dari biasanya. Penyakit ini sangat sulit dideteksi karena memiliki gejala awal seperti penyakit malaria.
Apabila seseorang terjangkit, penderita akan merasakan kantuk yang sangat hebat disiang hari. Tetapi penderita akan menjadi insomnia atau susah tidur pada malam hari. Apabila pola tidur semakin sulit dikendalikan, penderita bisa mengalami koma bahkan hingga kematian.
Penyakit ini tidak hanya menyerang manusia tetapi juga mamalia lainnya. Hewan yang terserang penyakit ini akan mengalami penurunan produktifitas dan akhirnya mati.
Metode penyebaran penyakit ini mirip dengan penyebaran penyakit lain yang membutuhkan perantara. Ketika lalat tsetse menghisap darah penderita penyakit tidur, mikroba trypanosoma akan ikut terhisap. Mikroba yang terhisap akan tinggal dan tidak mati di dalam tubuh lalat.
Ketika lalat yang sama menghisap darah orang yang sehat, mikroba trypanosomatanpa sengaja masuk kedalam tubuh orang yang dihisap darahnya. Selain melalui lalat tsetse, penyakit ini juga bisa ditularkan melalui transfusi darah.
Gambar 5. Bakteri trypanosoma dalam darah.
Sebelumnya, menurut penelitian untuk menyembuhkan penyakit ini harus melakukan terapi. Selain itu, penderita juga di harapkan meminum obat untuk menyembuhkan penyakit ini. Namu cara yang kedua ini sangat beresiko karena 5%-20% penderita meninggal akibat komplikasi dari obat yang digunakan.
Pada akhir Maret 2010 lalu, ilmuwan asal Kanada dan Inggris berhasil menemukan obat yang bisa menyerang enzim parasit tersebut yang diharapkan bisa mempertahankan hidup seseorang. Obat itu sudah di uji klinis (percobaan pada manusia) dalam 18 bulan.
Ilmuan asal Belgia juga menemukan cara untuk menyembuhkan penyakit yang disebabkan lalat tsetse ini. Para ilmuwan menjelaskan bahwa ada sebuah bakteri yang disebut Sodalis Glossinidius yang hidup pada lalat tsetse yang dapat menyembuhkan penyakit tersebut. Gen bakteri akan diubah untuk mendapatkan antibodi yang dapat melawan parasit yang menyebar di tubuh manusia. Dr David Horn dari London School of Hygiene and Tropical Medicine mengatakan, “Ini adalah konsep yang menjanjikan, dan sekarang sedang diupayakan untuk membuat anti-trypanosomal.”
Karena penyakit yang berbahaya ini, manusia berusaha menekan keberadaan lalat tsetse yang menjadi perantara ini. Beberapa metode dilakukan seperti melakukan penyemprotan memakai insektisida, pemasangan jebakan, dan melepaskan lalat jantan steril (mandul) ke alam liar agar telur hasil perkawinan tidak dapat menetas.


H.  Pencegahan
1.      Cara-cara Pencegahan
Memilih cara pencegahan yang tepat harus di dasari pada pengetahuan dan pengenalan ekologi dari vektor dan penyebab penyakit disuatu wilayah. Dengan pengetahuan tersebut,  maka suatu daerah  dengan keadaan geografis tertentu, dapat dilakukan satu atau beberapa langkah berikut sebagai langkah prioritas dalam upaya pencegahan :
a. Berikan Penyuluhan kepada masyarakat tentang cara-cara perlindungan diri terhadap gigitan lalat tsetse.
b. Menurunkan populasi parasit melalui survei masyarakat untuk menemukan mereka yang terinfeksi, obati mereka yang terinfeksi.
c. Bila perlu hancurkan habitat lalat tsetse, namun tidak dianjurkan  untuk menghancurkan vegetasi secara tidak merata. Membersihkan semak-semak dan memotong rumput disekitar desa sangat bermanfaat pada saat terjadi penularan peridomestik. Apabila pada wilayah yang telah dibersihkan dari vegetasi liar dilakukan reklamasi dan dimanfaatkan untuk lahan pertanian maka masalah vektor teratasi untuk selamanya.
d. Mengurangi kepadatan lalat dengan menggunakan perangkap dan kelambu yang sudah dicelup dengan deltametrin serta dengan penyemprotan insektisida residual (perythroid sintetik 5%, DDT, dan dieldrin 3% merupakan insektidida yang efektif). Dalam situasi darurat gunakan insektisida aerosol yang disemprotkan dari udara.
e. Melarang orang-orang yang pernah tinggal atau pernah mengunjungi daerah endemis di Afrika untuk menjadi donor darah.
2.      Penanggulangan Wabah
Dalam keadaan KLB lakukkan survei massal yang terorganisasikan dengan baik dan berikan pengobatan bagi penderita yang ditemukan serta lakukan pengendalian lalat tsetse.
Bila terjadi lagi KLB di daerah yang sama walaupun sudah melaksanakan upaya-upaya pemberantasan, maka upaya-upaya yang tercantum pada butir 9A harus dilakukan dengan lebih giat.

3.    Penanganan Internasional
Meningkatkan upaya kerjasama lintas sektor di daerah endemis. Penyebar luasan informasi dan meningkatkan tersedianya bahan dan alat diagnosa sederhana untuk skrining dan upaya sederhana pengendalian vektor.
Kembangkan sistem yang efektif pendistribusian reagen dan obat-obatan. Kembangkan sistem pelatihan pada tingkat nasional dan internasional. Manfaatkan pusat-pusat kerjasama WHO.

BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
 Trypanosoma brucei rhodiensis, parasit ini lebih agresif dan memiliki kemampuan berkembang biak lebih cepat dibandingkan Trypanosoma brucei gabiensis. Penyakit ini dapat mengakibatkan fatal setelah 9 sampai 12 bulan terinfeksi. Efeknya pada sistem syaraf berupa penurunan nafsu makan, dan gangguan mental. Penyakit ini jarang dalam bentuk kronis (dalam jangka waktu lama)' karena menyerang ginjal, dan otot-otot jantung yang dampaknya sangat fatal bagi kelangsungan hidup penderita. 
B.  Saran
 Semoga dengan adanya makalah ini, mahasiswa dapat mengetahui  trypanosoma rhodesiense serta agar pembaca dapat mengetahui cara-cara yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit tersebut. Kritik dan saran penulis tetap harapkan demi perbaikan selanjutnya.


DAFTAR PUSTAKA

http://kesehatan.bandungkab.go.id/index.php?option=com_mtree&task=rate&link_id=14&Itemid=109(diakses: 5 april 2014).