Jumat, 25 April 2014
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A.
Latar
Belakang ....................................................................................... 1
B.
Rumusan
Masalah ................................................................................. 1
C.
Tujuan
.................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 3
A.Sejarah ................................................................................................... 3
B. Penyebaran ........................................................................................... 3
C. Tingkatan Taksonomi.............................................................................. 4
D.Morfologi................................................................................................ 4
E. Habitat.................................................................................................... 5
F. Siklus Hidup........................................................................................... 5
G.Penyebaran Penyakit............................................................................... 7
H.Pencegahan ............................................................................................ 7
I. Upaya yang dilakukan Pemerintah dalam mencegah Penyakit ini.......... 8
BAB
III PENUTUP.................................................................................................. 9
A.
Kesimpulan............................................................................................. 9
B.
Saran
...................................................................................................... 9
DAFTAR
PUSTAKA .............................................................................................. 10
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Parasit adalah Organisme yang hidup pada permukaan tubuh atau di dalam organisme lain
dan untuk kelangsungan hidupnya mengambil sebagian atau seluruh makanan serta
mendapat perlindungan dari organisme lain tersebut.
Atau parasit adalah organisme
yang hidup sementara/menetap dan pada permukaan/di
dalam. Dengan maksud mengambil sebagian/seluruh
kebutuhan makanan dan mendapat perlindungan. Ilmu yang khusus
menangani mengenai parasit adalah Parasitologi. Hubungan timbal balik antara parasit dengan hospes yang berguna
untuk kelangsungan hidup parasit tersebut disebut parasitisme.
Dalam makalah ini parasit yang
yang menjadi pembicaraan adalah Isospora Belli, dimana parasit ini termasuk kelas sporozoa. Parasit yang termasuk dalam kelas sporozoa ini berkembang biak bergantian secara seksual dan aseksual. Perkembangbiakan ini dapat
terjadi dalam satu hospes yang ditemukan pada coccidia, sedang pada
Haeosporidia di perlukan dua macam hospes yang berlainan jenis.
Perkembangbiakan secara aseksual disebut Schizogoni dan berkembangbiakan secara
seksual disebut Sporogoni.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa itu
Isospora Belli dan bagaimana sejarah dari parasit Isospora belli ?
2.
Bagaimana
penyebaran dari parasit Isospora Belli ?
3.
Bagaimana
tingkatan Taksonomi dari parasit Isospora Belli ?
4.
Bagaimana
morfologi dari parasit Isospora Belli ?
5.
Di mana
habitat dari parasit Isospora Belli ?
6.
Bagaimana
siklus hidup dari parasit Isospora Belli ?
7.
Bagaimana
penyebaran penyakit yang disebabkan oleh parasit Isospora Belli ?
8.
Bagaimana
upaya pencegahan agar terhindar dari penyakit penyebab parasit Isospora Belli ?
C.
Tujuan
Tujuannya adalah untuk
mengetahui tentang parasit Isospora belli, yakni mengenai sejarah, penyebaran,
taksonomi, morfologi, habitat, siklus hidup, penyebaran penyakit, dan
pencegahannya.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Sejarah
Kjelberg pertama
kali melihat Isospora Belli pada
tahun 1860 dalam vili dari usus kecil manusia, dan Eimer mengkonfirmasi
hal ini pada tahun 1870. Pada
tahun 1890 Raillet dan Lucet menemukan ookista
dalam tinja, dan Wenyon
menggambarkan ookista dan spora pada tahun
1915. Ada kebingungan antara dua
spesies Isospora pada manusia, Isospora Belli dan
Isospora Hominis, sampai saat Wenyon (1923-1926) mampu
membedakan dua spesies mikroskopis:
ookista yang lebih kecil diklasifikasikan sebagai Isospora Hominis, dan
ookista berukuran lebih besar ditetapkan sebagai Isospora Belli. Ada perbedaan lain:
biasanya, ketika gudang
dalam tinja ookista dari Isospora Hominis yang
matang dan mengandung sporocysts, sedangkan pada tinja segar Isospora ookista Belli belum
matang. Deskripsi Wenyon tentang Isospora Hominis dan
Isospora Belli sebagai
spesies terpisah menginfeksi manusia
berlangsung hingga tahun 1972, tetapi ketika siklus hidup Isospora Hominis ditemukan
mirip dengan Sarcocystis spp, parasit ini dipindahkan
ke genus ini (Isospora).
B. Penyebaran
Isospora belli
memiliki distribusi cosmopolitan atau
termasuk parasit yang kosmopolit yang terjadi di seluruh dunia, tapi lebih umum dan sering ditemukan terjadi di daerah
tropis dan subtropis. Distribusi geografik: penyebarannya luas,
walaupun jarang ditemukan. Daerah endemi ditemukan
di Afrika Selatan, Amerika Selatan, RRC, India, Jepang, Filipina, Indonesia
& pulau2 di Pasifik .
C. Tingkatan
Taksonomi
Ø Kerajaan (Kingdom) : Protista
Ø Subkingdom : Biciliata
Ø Infrakingdom : Alveolata
Ø Filum : Apicomplexa
Ø Kelas : Conoidasida
Ø Subkelas : Coccidiasina
Ø Ordo : Eucoccidiorida
Ø Subordo : Eimeriorina
Ø Famili : Eimeriidae
Ø Genus : Isospora
Ø Spesies : Belli
D. Morfologi
1.
Berbentuk
oval
2.
Ookista Isospora. Belli berukuran
25-33 mikron
3.
Dinding
lapis dua, rata & tidak berwarna, sitoplasma bergranula & mempunyai satu inti.
4.
Ookista menjadi
matang dalam
wkt 1-5 hr. Sporokista menghasilkan 4
sporozoit yang bentuknya memanjang & mempunyai satu inti
5.
Infeksi
terjadi bila tertelan ookista / sporokista matang
E. Habitat
Hospes dari parasit ini adalah manusia dan
binatang lainnya. Di dalam tubuh manusia habitat dari parasit ini adalah di
Vili Usus Halus manusia.
F. Siklus
Hidup
1.
Ookista
yang belum matang keluar bersama tinja orang yang terinfeksi, yang mengandung
sporoblas
2. Kemudian dalam pematangan
lebih lanjut setelah ekskresi, sporoblast membagi dalam dua ( ookista sekarang
berisi dua sporoblasts ).
3. Sporoblasts mensekresikan dinding kista , sehingga menjadi
sporocysts ; dan sporocysts membagi dua kali untuk menghasilkan empat sporozoit. Yang mana fase ini, ookista atau sporokista sudah matang.
4. Infeksi terjadi jika Ookista atau sporokista yang sudah matang tertelan.
5. Kemudian sporokista masuk ke dalam usus, khususnya di bagian Vili Usus
manusia dan setelah itu sporokista melepaskan spozoit.
G. Penyebaran
Penyakit
Nama penyakit yang disebabkan oleh parasit
ini adalah Isosporiasis. Sama dengan penyebaran parasit ini, penyebaran
penyakitnya juga dapat ditemui di seluruh dunia (kosmopolit), terutama di
daerah tropis dan subtropis. Modus penularan dari penyakit Isosporiasis adalah
fecal-oral, yaitu melalui makanan atau air yang terkontaminasi/tercemar dengan
kotoran manusia.
Penyebaran penyakit ini mudah ditemukan di
daerah endemi karena sanitasi lingkungan dari daerah yang endemi belum bisa
dikatakan baik/memenuhi standar.
H. Pencegahan
·
Pendidikan kesehatan, untuk mencegah penyebaran penyakit parasit Isospora belli,
terutama daerah yang endemi dengan penyakit ini. Yakni dengan memberi penyuluhan kepada masyarakat di
daerah endemis tentang cara-cara penularan dan cara pemberantasan penyakit ini.
·
Persediaan air minum, air untuk mandi dan mencuci pakaian hendaknya
diambil dari sumber yang bebas ookista atau sporokista
·
Mengurangi kebiasaan masyarakat membuang tinja di
sembarang tempat.
· Pengawasan higiene dan sanitasi yakni dengan
menjaga kebersihan perorangan dan kebersihan lingkungan untuk menghindari
kontak dengan tinja penderita yang mengandung ookista.
I. Upaya yang dilakukan Pemerintah dalam mencegah
penyakit ini,
yaitu:
·
Pemerintah berupaya menyadiakan jamban sehat bagi
masyarakat awam yang belum mengerti mengenai jamban sehat, yang dikenal dengan
program Jambanisasi.
·
Pemerintah menyediakan air bersih yakni dengan
menyediakan air PDAM.
·
Memberikan stimulan kepada masyarakat berupa
sumbangan uang, agar masyarakat dapat membuat jamban sehat sendiri.
·
Menyalurkan tenaga sanitasi di masyarakat agar dapat
memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai jamban sehat, mengenai
PHBS(Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), seperti mengupayakan agar jamban dengan
tempat penampungan air memiliki jarak sehingga kontaminasi dengan parasit
berkurang.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Parasitologi adalah bidang ilmu yang sangat
berhuhungan dengan fenomena-fenomena ketergantungan dari satu organisme
terhadap yang lainnya. makanannya serta mendapat perlindungan dari organisme
lain tersebut. Organisme yang mengambil makanan serta mendapat perlindungan
dari Organisme lain tersebut disebut parasit. Isospora merupakan bagian dari
tatanan coccidia parasit intraseluler yang melewati tahap-tahap perkembangan di
dalam hewan inang serta dalam lingkungan eksternal. Parasit ini menargetkan
usus kecil, di mana ia berkembang dalam jaringan mukosa. Berbagai tahap
pembangunan pada akhirnya menghasilkan telur mikroskopis, atau ookista, yang
diekskresikan dengan kotoran. Dalam kondisi yang tepat, ookista akan
mengembangkan untuk membentuk ookista sporulated dalam 1 sampai 3 hari. Setelah
dimakan, ookista melepaskan empat sporozoit terkandung dalam setiap sporocyst
dalam lumen usus.
B.
Saran
Kebersihan lingkungan merupakan salah satu
faktor dalam mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat, serta dapat
mengurangi terjadinya berbagi pencemaran. Sehingga diharapkan warga harus proaktip dan mendukung kebijakan
pemerintah dalam mewujudkan Indonesia, sehingga tercipta lingkungan yang bersih
dan sehat. Sehingga mereka dapat bekerja dan berkarya lebih maksimal
menuju masyarakat yang makmur dan sejahtera.
DAFTAR
PUSTAKA
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.html# (diakses pada tanggal
9 April 2014)
http://kesehatan-tips.blogspot.com/2012_05_01_archive.html (diakses pada tanggal 10 April
2014)
http://herdianaakhyar.blogspot.com/2012/10/teknik-pemeriksaan-protozoa-usus.html (diakses pada tanggal 10 April 2014)
http://id.wikipedia.org/wiki/Isosporiasis (diakses pada tanggal 11 April
2014)
http://dna.kdna.ucla.edu/parasite_course-old/isospora_files/subchapters/historical.html
(dikses pada tanggal 11 April 2014)
http://www.stanford.edu/class/humbio103/ParaSites2006/Isosporiasis/index.html (diakses pada tanggal 11 April 2014)
Langganan:
Postingan (Atom)
Makalah Parasitologi "Isospora Belli"
Written on 06.34.00 by Unknown
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A.
Latar
Belakang ....................................................................................... 1
B.
Rumusan
Masalah ................................................................................. 1
C.
Tujuan
.................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 3
A.Sejarah ................................................................................................... 3
B. Penyebaran ........................................................................................... 3
C. Tingkatan Taksonomi.............................................................................. 4
D.Morfologi................................................................................................ 4
E. Habitat.................................................................................................... 5
F. Siklus Hidup........................................................................................... 5
G.Penyebaran Penyakit............................................................................... 7
H.Pencegahan ............................................................................................ 7
I. Upaya yang dilakukan Pemerintah dalam mencegah Penyakit ini.......... 8
BAB
III PENUTUP.................................................................................................. 9
A.
Kesimpulan............................................................................................. 9
B.
Saran
...................................................................................................... 9
DAFTAR
PUSTAKA .............................................................................................. 10
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Parasit adalah Organisme yang hidup pada permukaan tubuh atau di dalam organisme lain
dan untuk kelangsungan hidupnya mengambil sebagian atau seluruh makanan serta
mendapat perlindungan dari organisme lain tersebut.
Atau parasit adalah organisme
yang hidup sementara/menetap dan pada permukaan/di
dalam. Dengan maksud mengambil sebagian/seluruh
kebutuhan makanan dan mendapat perlindungan. Ilmu yang khusus
menangani mengenai parasit adalah Parasitologi. Hubungan timbal balik antara parasit dengan hospes yang berguna
untuk kelangsungan hidup parasit tersebut disebut parasitisme.
Dalam makalah ini parasit yang
yang menjadi pembicaraan adalah Isospora Belli, dimana parasit ini termasuk kelas sporozoa. Parasit yang termasuk dalam kelas sporozoa ini berkembang biak bergantian secara seksual dan aseksual. Perkembangbiakan ini dapat
terjadi dalam satu hospes yang ditemukan pada coccidia, sedang pada
Haeosporidia di perlukan dua macam hospes yang berlainan jenis.
Perkembangbiakan secara aseksual disebut Schizogoni dan berkembangbiakan secara
seksual disebut Sporogoni.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa itu
Isospora Belli dan bagaimana sejarah dari parasit Isospora belli ?
2.
Bagaimana
penyebaran dari parasit Isospora Belli ?
3.
Bagaimana
tingkatan Taksonomi dari parasit Isospora Belli ?
4.
Bagaimana
morfologi dari parasit Isospora Belli ?
5.
Di mana
habitat dari parasit Isospora Belli ?
6.
Bagaimana
siklus hidup dari parasit Isospora Belli ?
7.
Bagaimana
penyebaran penyakit yang disebabkan oleh parasit Isospora Belli ?
8.
Bagaimana
upaya pencegahan agar terhindar dari penyakit penyebab parasit Isospora Belli ?
C.
Tujuan
Tujuannya adalah untuk
mengetahui tentang parasit Isospora belli, yakni mengenai sejarah, penyebaran,
taksonomi, morfologi, habitat, siklus hidup, penyebaran penyakit, dan
pencegahannya.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Sejarah
Kjelberg pertama
kali melihat Isospora Belli pada
tahun 1860 dalam vili dari usus kecil manusia, dan Eimer mengkonfirmasi
hal ini pada tahun 1870. Pada
tahun 1890 Raillet dan Lucet menemukan ookista
dalam tinja, dan Wenyon
menggambarkan ookista dan spora pada tahun
1915. Ada kebingungan antara dua
spesies Isospora pada manusia, Isospora Belli dan
Isospora Hominis, sampai saat Wenyon (1923-1926) mampu
membedakan dua spesies mikroskopis:
ookista yang lebih kecil diklasifikasikan sebagai Isospora Hominis, dan
ookista berukuran lebih besar ditetapkan sebagai Isospora Belli. Ada perbedaan lain:
biasanya, ketika gudang
dalam tinja ookista dari Isospora Hominis yang
matang dan mengandung sporocysts, sedangkan pada tinja segar Isospora ookista Belli belum
matang. Deskripsi Wenyon tentang Isospora Hominis dan
Isospora Belli sebagai
spesies terpisah menginfeksi manusia
berlangsung hingga tahun 1972, tetapi ketika siklus hidup Isospora Hominis ditemukan
mirip dengan Sarcocystis spp, parasit ini dipindahkan
ke genus ini (Isospora).
B. Penyebaran
Isospora belli
memiliki distribusi cosmopolitan atau
termasuk parasit yang kosmopolit yang terjadi di seluruh dunia, tapi lebih umum dan sering ditemukan terjadi di daerah
tropis dan subtropis. Distribusi geografik: penyebarannya luas,
walaupun jarang ditemukan. Daerah endemi ditemukan
di Afrika Selatan, Amerika Selatan, RRC, India, Jepang, Filipina, Indonesia
& pulau2 di Pasifik .
C. Tingkatan
Taksonomi
Ø Kerajaan (Kingdom) : Protista
Ø Subkingdom : Biciliata
Ø Infrakingdom : Alveolata
Ø Filum : Apicomplexa
Ø Kelas : Conoidasida
Ø Subkelas : Coccidiasina
Ø Ordo : Eucoccidiorida
Ø Subordo : Eimeriorina
Ø Famili : Eimeriidae
Ø Genus : Isospora
Ø Spesies : Belli
D. Morfologi
1.
Berbentuk
oval
2.
Ookista Isospora. Belli berukuran
25-33 mikron
3.
Dinding
lapis dua, rata & tidak berwarna, sitoplasma bergranula & mempunyai satu inti.
4.
Ookista menjadi
matang dalam
wkt 1-5 hr. Sporokista menghasilkan 4
sporozoit yang bentuknya memanjang & mempunyai satu inti
5.
Infeksi
terjadi bila tertelan ookista / sporokista matang
E. Habitat
Hospes dari parasit ini adalah manusia dan
binatang lainnya. Di dalam tubuh manusia habitat dari parasit ini adalah di
Vili Usus Halus manusia.
F. Siklus
Hidup
1.
Ookista
yang belum matang keluar bersama tinja orang yang terinfeksi, yang mengandung
sporoblas
2. Kemudian dalam pematangan
lebih lanjut setelah ekskresi, sporoblast membagi dalam dua ( ookista sekarang
berisi dua sporoblasts ).
3. Sporoblasts mensekresikan dinding kista , sehingga menjadi
sporocysts ; dan sporocysts membagi dua kali untuk menghasilkan empat sporozoit. Yang mana fase ini, ookista atau sporokista sudah matang.
4. Infeksi terjadi jika Ookista atau sporokista yang sudah matang tertelan.
5. Kemudian sporokista masuk ke dalam usus, khususnya di bagian Vili Usus
manusia dan setelah itu sporokista melepaskan spozoit.
G. Penyebaran
Penyakit
Nama penyakit yang disebabkan oleh parasit
ini adalah Isosporiasis. Sama dengan penyebaran parasit ini, penyebaran
penyakitnya juga dapat ditemui di seluruh dunia (kosmopolit), terutama di
daerah tropis dan subtropis. Modus penularan dari penyakit Isosporiasis adalah
fecal-oral, yaitu melalui makanan atau air yang terkontaminasi/tercemar dengan
kotoran manusia.
Penyebaran penyakit ini mudah ditemukan di
daerah endemi karena sanitasi lingkungan dari daerah yang endemi belum bisa
dikatakan baik/memenuhi standar.
H. Pencegahan
·
Pendidikan kesehatan, untuk mencegah penyebaran penyakit parasit Isospora belli,
terutama daerah yang endemi dengan penyakit ini. Yakni dengan memberi penyuluhan kepada masyarakat di
daerah endemis tentang cara-cara penularan dan cara pemberantasan penyakit ini.
·
Persediaan air minum, air untuk mandi dan mencuci pakaian hendaknya
diambil dari sumber yang bebas ookista atau sporokista
·
Mengurangi kebiasaan masyarakat membuang tinja di
sembarang tempat.
· Pengawasan higiene dan sanitasi yakni dengan
menjaga kebersihan perorangan dan kebersihan lingkungan untuk menghindari
kontak dengan tinja penderita yang mengandung ookista.
I. Upaya yang dilakukan Pemerintah dalam mencegah
penyakit ini,
yaitu:
·
Pemerintah berupaya menyadiakan jamban sehat bagi
masyarakat awam yang belum mengerti mengenai jamban sehat, yang dikenal dengan
program Jambanisasi.
·
Pemerintah menyediakan air bersih yakni dengan
menyediakan air PDAM.
·
Memberikan stimulan kepada masyarakat berupa
sumbangan uang, agar masyarakat dapat membuat jamban sehat sendiri.
·
Menyalurkan tenaga sanitasi di masyarakat agar dapat
memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai jamban sehat, mengenai
PHBS(Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), seperti mengupayakan agar jamban dengan
tempat penampungan air memiliki jarak sehingga kontaminasi dengan parasit
berkurang.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Parasitologi adalah bidang ilmu yang sangat
berhuhungan dengan fenomena-fenomena ketergantungan dari satu organisme
terhadap yang lainnya. makanannya serta mendapat perlindungan dari organisme
lain tersebut. Organisme yang mengambil makanan serta mendapat perlindungan
dari Organisme lain tersebut disebut parasit. Isospora merupakan bagian dari
tatanan coccidia parasit intraseluler yang melewati tahap-tahap perkembangan di
dalam hewan inang serta dalam lingkungan eksternal. Parasit ini menargetkan
usus kecil, di mana ia berkembang dalam jaringan mukosa. Berbagai tahap
pembangunan pada akhirnya menghasilkan telur mikroskopis, atau ookista, yang
diekskresikan dengan kotoran. Dalam kondisi yang tepat, ookista akan
mengembangkan untuk membentuk ookista sporulated dalam 1 sampai 3 hari. Setelah
dimakan, ookista melepaskan empat sporozoit terkandung dalam setiap sporocyst
dalam lumen usus.
B.
Saran
Kebersihan lingkungan merupakan salah satu
faktor dalam mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat, serta dapat
mengurangi terjadinya berbagi pencemaran. Sehingga diharapkan warga harus proaktip dan mendukung kebijakan
pemerintah dalam mewujudkan Indonesia, sehingga tercipta lingkungan yang bersih
dan sehat. Sehingga mereka dapat bekerja dan berkarya lebih maksimal
menuju masyarakat yang makmur dan sejahtera.
DAFTAR
PUSTAKA
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.html# (diakses pada tanggal
9 April 2014)
http://kesehatan-tips.blogspot.com/2012_05_01_archive.html (diakses pada tanggal 10 April
2014)
http://herdianaakhyar.blogspot.com/2012/10/teknik-pemeriksaan-protozoa-usus.html (diakses pada tanggal 10 April 2014)
http://id.wikipedia.org/wiki/Isosporiasis (diakses pada tanggal 11 April
2014)
http://dna.kdna.ucla.edu/parasite_course-old/isospora_files/subchapters/historical.html
(dikses pada tanggal 11 April 2014)
http://www.stanford.edu/class/humbio103/ParaSites2006/Isosporiasis/index.html (diakses pada tanggal 11 April 2014)